Anda di halaman 1dari 20

Kelompok 4 Filsafat Pendidikan:

Rekonstruksionisme
Disusun Oleh:
Nurul Fajri F. F. 1102419049
Alfian Surya K. P. 1102419050
Rio Rifaat 1102419051
Bayu Aji Prakoso 1102419052
Moh. Ariq Kasyfil Azis 1102419053
Roy Budi P. 1102419054
5 Aliran Filsafat
• Filsafat Pendidikan Eksistensialisme
• Filsafat Pendidikan Progresivisme
• Filsafat Pendidikan Perenialisme
• Filsafat Pendidikan Esensialisme
• Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme
Filsafat Pendidikan Eksistensialisme

• Menurut Callahan, 1983 (dalam Pidarta, 2007:93-94)


filsafat pendidikan eksistensialis berpendapat bahwa
kenyataan atau kebenaran adalah eksistensi atau
adanya individu manusia itu sendiri. Adanya manusia
di dunia ini tidak punya tujuan dan kehidupan
menjadi terserap karena ada manusia. Manusia adalah
bebas. Akan menjadi apa orang itu ditentukan oleh
keputusan dan komitmennya sendiri.
Filsafat Pendidikan Eksistensialisme
• Menurut Eksistensinya, manusia dibagi
menjadi beberapa sifat,diantaranya:
1. Manusia Sebagai Makhluk Tuhan
2. Manusia sebagai kesatuan badan dan roh
3. Manusia sebagai makhluk individu
4. Manusia sebagai makhluk sosial
5. Manusia sebagai makhluk berpendidikan
Filsafat Pendidikan Eksistensialisme
• Ada beberapa pandangan penganut filsafat ini sehubungan
dengan eksistensi, yakni:
• Eksistensi adalah cara manusia berada. Hanya manusialah
yang bereksistensi, manusialah sebagai pusat perhatian,
sehingga bersifat humanistis.
• Bereksistensi tidak statis tetapi dinamis, yang berarti
menciptakan dirinya secara aktif, merencanakan,berbuat
dan menjadi.
• Manusia dipandang selalu dalam proses menjadi belum
selesai dan terbuka serta realistis. Namun demikian
manusia terikat dengan dunia sekitarnya terutama sesama
manusia (Edward dan Yusnadi, 2015: 28 ).
Filsafat Pendidikan Progresivisme
• Filsafat pendidikan progresiv lahir di Amerika Serikat.
Filsafat ini sejalan dengan jiwa bangsa Amerika pada waktu
itu, sebagai bangsa yang dinamis berjuang mencari hidup
baru di negeri seberang. Bagi mereka tidak da hidup yang
tetap, apalagi nilai-nilai yang abadi. Yang ada adalah
perubahan. Mereka sangat menekankan kehidupan sehari-
hari, maka segala tindakan mereka diukur dari kegunaan
praktisnya.
• Karena tujuan tidak pasti, maka cara atau alat untuk
mencapai tujuan itu pun tidak pasti pula. Tujuan dan alat
bagi mereka adalah satu, artinya bila tujuan berubah maka
alat pun berubah pula. Tokoh filsafat pendidikan
progresivisme ini adalah John Dewey (Pidarta, 2007:92).
Filsafat Pendidikan Progresivisme
• Prinsip-prinsip pendidikan menurut pandangan progresivisme menurut Kneller (dalam Uyoh
Sadullah, 2010:148) meliputi:
1. Pendidikan adalah hidup itu sendiri, bukan persiapan untuk hidup.
2. Pendidikan harus berhubungan secara langsung dengan minat anak, minat
3. individu yang dijadikan sebagai motivasi belajar.
4. Belajar melalui pemecahan masalah akan menjadi presenden terhadap pemberian subject
matter. Jadi, belajar harus dapat memecahkan masalah yang penting dan bermanfaat bagi
kehidupan anak. Dalam memecahkan suatu masalah, anak dibawa berpikir melewati
beberapa tahapan yang disebut metode berpikir ilmiah, sebagai berikut:
5. Anak menghadapi keraguan, merasakan adanya masalah
6. Menganalisis masalh tersebut dan menduga atau menyusun hipotesis-hipotesis yang
mungkin
7. Mengumpulkan data yang akan membatasi dan memperjelas masalah
8. Memilih dan menganalisis hipotesis
9. Mencoba, menguji, dan membuktikan
10. Peranan guru tidak langsung, melainkan memberi petunjuk kepada siswa
11. Sekolah harus memberi semangat bekerja sama, bukan mengembangkan persaingan.
12. Kehidupan yang demokratis merupakan kondisi yang diperlukan bagi pertumbuhan.
Filsafat Pendidikan Progresivisme
• Contoh penerapan aliran filsafat progresivisme dapat
terlihat dari perubahan sistem mengajar di sekolah. Dulu
sekolah-sekolah di Indonesia menerapkan pembelajaran
Teacher Learning Centre (TLC), dimana guru menjadi pusat
pembelajaran. Namun karena perkembangan zaman dan
kesadaran akan perlunya mempersiapkan peserta didik
yang mampu mengatasi masalah-masalah baru yang muncu
di kehidupan yang akan datang maka diterapkanlah Student
Learning Centre (SLC), diman peserta didik memiliki
kesempatan luas untuk bereksplorasi, menemukan hal-hal
baru, serta mengembangkan pendapat dan pikiran mereka.
Pada pembelajaran SLC, guru hanya berperan sebagai
pembimbing dan fasilitator untuk peserta didik.
Filsafat Pendidikan Perenialisme
• Filsafat ini muncul pada abad pertengahan pada
zaman keemasan agama Katolik-Kristen. Pada
zaman itu tokoh-tokoh agam menguasai hamper
semua bidang kemasyarakatan. Sehingga sangat
logis kalau sekolah-sekolah yang berintikan ajaran
agama muncul di sana-sini. Ajaran agama itulah
merupakan suatu kebenaran yang patut dipelajari
dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Tokoh filsafat ini ialah Agustinus dan Thomas
Aquino.
Filsafat Pendidikan Perenialisme
Berikut ini ada beberapa prinsip pendidikan perenialisme, sebagai berikut:
1. Pada hakekatnya manusia adalah sama dimanapun dan kapanpun ia berada, yang walau
lingkungannya berbeda. Tujuan pendidikan adalah
2. sama dengan tujuan hidup, yaitu untuk mencapai kebijakan dan kebajikan, untuk
memperbaiki manusia sebagai manusia atau dengan kata lain pemuliaan manusia. Oleh
karena itu maka pendidikan harus sama bagi semua orang kapanpun dan dimanapun.
3. Bagi manusia, pikiran adalah kemampuan yag paling tinggi. Karena itu manusia harus
menggunakan pikirannya untuk mengembangkan bawaannya sesuai dengan
tujuannya.manusia memiliki kebebasan namun harus belajar untuk mempertajam pikiran
dan dapat mengintrol hawa nafsunya. Kegagalan yang dialami peserta didik jangan dengan
cepat menyalahkan lingkungan yang kurang menguntungkan atau nuansa psikologis yang
kurang menyenangkan, namun guru hendaknya dapat mengatasinya dengan pendekatan
intelektual yang sama bagi semua peserta didik.
4. Fungsi utama pendidikan adalah memberikan pengetahuan tentang kebenaran yang pasti
dan abadi. Pengetahuan yang penting diberikan kepada peserta didik adalah mata
pelajaran pendidikan umum atau general education, bukan mata pelajaran yang hanya
penting sesaat atau menarik minat pada saat tertentu saja atau seketika. Mata pelajaran
yang esensi adalah pelajaran bahasa, sejarah, matematika, IPA, filsafat dan seni, dan 3 R’s;
membaca, menulis, dan menghitung.
5. Pendidikan adalah persiapan untuk hidup bukan peniruan untuk hidup.
6. Peserta didik harus mempelajari karya-karya besar dalam literature yang menyangkut
sejarah, filsafat, seni, kehidupan sosial terutama politik dan ekonomi (Edward dan Yusnadi,
2015:30).
Filsafat Pendidikan Perenialisme
• Contoh aliran perenialisme pada pendidikan di
Indonesia yaitu berdirinya sekolah-sekolah yang
berbasis agama seperti Muhammdiyah, Nahdatul
Ulama, sekolah-sekolah Kristen, dan Pondok
Pesantren. Sekolah-sekolah seperti ini biasanya
memiliki kurikulum yang sedikit berbeda dan
lebih mengedepankan ilmu agama karena agama
dianggap sebagai sesuatu yang memiliki nilai-nilai
atau prinsip-prinsip umum yang telah menjadi
pandangan hidup.
Filsafat Pendidikan Esensialisme
• Esensialisme bukan merupakan suatu aliran filsafat
tersendiri, yang mendirikan suatu bangunan filsafat
tersendiri, melainkan sutu gerakan dalam pendidikan yang
memprotes pendidikan progresivisme. Penganut faham ini
berpendapat bahwa betul-betul ada yang esensial dari
pengalaman peserta didik yang memiliki nilai esensial dan
perlu dipertahankan. Esensi (essence) ialah hakikat barang
sesuatu yang khusus sebagai sifat terdalam dari sesuatu
sebagai satuan yang konseptual dan akali. Esensi adalah
apa yang membuat sesuatu menjadi apa adanya. Esensi
mengacu pada aspek-aspek yang lebih permanen dan
mantap dari sesuatu yang berlawanan dengan yang
berubah-ubah, parsial, atau fenomenal (Edward dan
Yusnadi, 2015: 30-31).
Filsafat Pendidikan Esensialisme
• Ciri-ciri filsafat pendidikan esensialisme yang disarikan oleh William
C. Bagley adalah sebagai berikut :
1. Minat-minat yang kuat dan tahan lama sering tumbuh dari upaya-
upaya belajar awal yang memikat atau menarik perhatian bukan
karena dorongan dari dalam diri siswa.
2. Pengawasan, pengarahan, dan bimbingan orang yang dewasa
adalah melekat dalam masa balita yang panjang atau keharusan
ketergantungan yang khusus pada spsies manusia.
3. Oleh karena kemampuan untuk mendisiplin diri harus menjadi
tujuan pendidikan, maka menegakan disiplin adalah suatu cara
yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
4. Esensialisme menawarkan sebuah teori yang kokoh, kuat tentang
pendidikan, sedangkan sekolah-sekolah pesaingnya
(progresivisme) memberikan sebuah teori yang lemah.
Filsafat Pendidikan Esensialisme
• Bagi penganut Esensialisme pendidikan
merupakan upaya untuk memelihara
kebudayaan, “Edukation as Cultural
Conservation”. Mereka percaya bahwa
pendidikan harus didasarkan kepada nilai-nilai
kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban
umat manusia. Sebab kebudayaan tersebut telah
teruji dalam segala zaman, kondisi dan sejarah.
Kebudayaan adalah esensial yang mempu
mengemban hari kini dan masa depan umat
manusia.
Filsafat Pendidikan
Rekonstruksionisme
• Filsafat pendidikan Rekonstruksionisme merupakan
variasi dari progresivisme, yang menginginkan kondisi
manusia pada umunya harus diperbaiki. Mereka
bercita-cita mengkonstruksi kembali kehidupan
manusia secara total. Semua bidang kehidupan harus
diubah dan dibuat baru aliran yang ekstrim ini
berupaya merombak tata susunan masyarakat lama
dan membangun tata susunan hidup yang baru sama
sekali, melalui lembaga dan protes pendidikan. Proses
belajar dan segala sesuatu bertalian dengan pendidikan
tidak banyak berbeda dengan aliran progresivisme
(Pidarta, 2007:93).
Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme
Brameld mengemukakan teori pendidikan rekonstruksionisme terdiri dari enam tesis, yakni:
1. Pendidikan berlangsung saat ini untuk menciptakan tata sosial baru yang akan mengisi
nilai-nilai dasar budaya masa kini, selaras dengan yang mendasari kekuatan-kekuatan
ekonomi, dan sosial masyarakat modern.
2. Demokrasi sejati merupakan dasar dari kehidupan masyarakat baru. Lembaga utama di
masyarakat ditentukan dan dikontrol oleh masyarakat itu sendiri. Segala harapan dan
kepentingan/kebutuhan masyarakat menjadi tanggung jawab rakyat melalui wakil-wakil
yang dipilih.
3. Anak, sekolah dan pendidikan diatur oleh kekuatan dan budaya sosial.
Rekonstruksionisme memandang kehidupan beradab adalah hidup berkelompok,
sehingga sekolah harus berlangsung dalam kelompok yang berarti bahwa kelompok
memegang peran yang sangat penting di sekolah. Sekolah adalah realisasi dari sosial
(social self realization); melalui sekolah akan dikembangkan bukan hanya sifat sosialnya
akan tetapi kemampuan untuk melibatkan diri dalam perencanaan sosial.
4. Guru memegang peran penting dalam pendidikan di sekolah akan tetapi dalam
pelaksanaan tugasnya harus selalu memperhatikan prosedur demokratis.
5. Tujuan pendidikan adalah untuk menemukan kebutuhan-kebutuhan yang berhubungan
dengan krisis budaya, dan untuk menyesuaikan kebutuhan dengan sains sosial yaitu
nilai-nilai yang universal.
6. Penyusunan kurikulum, isi pelajaran, metode yang dipakai, struktur administrasi, dan
cara bagaimana guru dilatih, sebaiknya harus ditinjau kembali dan disesuaikan dengan
teori kebutuhan tentang sifat dasar manusia secara rasional dan ilmiah (Edward dan
Yusnadi, 2015:32-33).
Filsafat Pendidikan
Rekonstruksionisme
• Contoh penerapan aliran rekonstruksionisme yaitu
pemberian tugas mandiri kepada peserta didik secara
berkelompok maupun individu. Seperti pembuatan
karya ilmiah yang dapat memberikan kesempatan
untuk membangun pengetahuan dan pengalaman
masing-masing peserta didik. Dari tugas ini peserta
didik dapat bersosialisasi dan berinteraksi langsung
dengan masyarakat di luar lingkungan sekolahnya,
dapat mengetahui masalah-masalah dan perkembagan
apa saja yang terjadi di masyarakat saat ini, serta dapat
memberikan ide, pendapat, atau solusi-solusi atas
permasalahan sosial yang ada.
Diantara Kelima Aliran Tersebut, Mana Aliran
Filsafat Pendidikan yang Paling Benar?
• Jawaban kelompok kami, adalah teori
Rekonstruksionisme.
• Kita mengacu pada contoh yang sudah kami
berikan pada Slide ke 17. Hal yang paling penting
dalam pendidikan adalah memberi kesempatan
untuk membangun pengetahuan dan
pengalaman masing-masing peserta didik.
• Hal ini memicu peserta didik menjadi lebih aktif
dan efek yang ditimbulkan, membuat anak
menjadi cepat tanggap, karena terbiasa dilatih
berpikir secara aktif.
Mana aliran filsafat pendidikan yang paling
tepat diterapkan di Indonesia sekarang ini?
• Anggota kelompok kami sepakat bahwa
semua aliran tersebut harus saling melengkapi
dan harus menyesuaikan dengan ideologi di
Indonesia, yakni Pancasila.
• Sehingga, pada pertanyaan ini kita dapat
menarik kesimpulan bahwa aliran filsafat
pendidikan yang paling tepat diterapkan di
Indonesia sekarang ini adalah Aliran Pancasila.
Daftar Pustaka
Ramdhani,Febrina.2015. Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan.Medan:UNIMED

Anda mungkin juga menyukai