Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PERTEMUAN 1

PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI SD

Dosen Pengampu : Drs. Abd. Hafid, S.Pd., M.Pd.

Oleh:

Resti Melinda
200407560022
30A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021
PETA KONSEP

Teori Belajar Bahasa

Fungsi Teori Prinsip


Prinsip Belajar
Belajar Sudut Sudut Pandang
Pandang Pemerolehan
Filosofis Bahasa

Tahapan Proses Belajar


Bahasa Teori Teori
Humanisme Behaviorisme

Teori Natavisme
Asimilasi Teori
Progresuvisme

Akomodasi Teori Fungsional

Teori
Disquilibrasi Rekonstruksionisme Teori Kognitivisme

Equilibrasi Teori Interaksionisme


RESUME TEORI BELAJAR BAHASA

A. TEORI BELAJAR BAHASA


 Sudut Pandang Filosofis :
1) Teori Humanisme
Teori humanistik berasumsi bahwa teori belajar apapun baik dan dapat
dimanfaatkan, asal tujuannya untuk memanusiakan manusia yaitu pemcapaian
aktualisasi diri, pemahaman diri, serta realisasi diri orang belajar secara optimal
(Assegaf, 2011). Penuturan Knight tentang humanistic ialah “Central to the
humanistic movement in education has been a desire to create learning
environment where children would be free from intense competition, harsh
discipline, and the fear of filure”. Hal mendasar dalam pendidikan humanistik
adalah keinginan untuk mewujudkan lingkungan belajar yang menjadikan peserta
didik terbebas dari kompetisi yang hebat, kedisiplinan yang tinggi, dan ketakutan
gagal. Freire mengatakan; “Tidak ada dimensi humanistik dalam penindasan, juga
tidak ada proses humanisasi dalam liberalisme yang kaku” (Freire, 2002).
Menurut Teori humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan
manusia. proses belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami
lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha
agar lambatlaun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya.
Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang
pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya (Arbayah, 2013).
2) Teori Progresivisme
Progresivisme secara bahasa dapat diartikan sebagai aliran yang menginginkan
kemajuan-kemajuan secara cepat. Dalam konteks filsafat pendidikan,
progresivisme merupakan suatu aliran yang menekankan bahwa pendidikan
bukanlah sekedar upaya pemberian sekumpulan pengetahuan kepada subjek
didik, tetapi hendaklah berisi ragam aktivitas yang mengarah pada pelatihan
kemampuan berpikir mereka secara menyeluruh, sehingga mereka dapat berpikir
secara sistematis melalui cara-cara ilmiah seperti penyediaan ragam data empiris
dan informasi teoritis, memberikan analisis, pertimbangan, dan pembuatan
kesimpulan menuju pemilihan alternatif yang paling memungkinkan untuk
pemecahan masalah yang tengah dihadapi. Dengan pemilikan kemampuan
berpikir yang baik, subjek-subjek didik akan terampil membuat keputusan-
keputusan terbaik pula untuk dirinya dan masyarakatnya serta dengan mudah pula
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Menurut Redja Mudyaharjo, Progresivisme adalah gerakan pendidikan yang
mengutamakan penyelenggaraan pendidikan disekolah berpusat pada anak (child
centered), sebagai reaksi terhadap pelaksanaan pendidikan yang berpusat pada
guru (teacher-centered) atau bahan pelajaran (subject-centered). Para progresivis
berkeyakinan, bahwa manusia secara alamiah memiliki kemampuan-kemampuan
yang wajar dan dapat menghadapi dan atau mengatasi berbagai problem
kehidupannya menuju suatu perkembangan yang lebih baik, yang mengarah pada
suatu progres.
3) Teori Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme berasal dari bahasa inggris Reconstruct yang berarti
menyusun kembali. Dalam konteks filsafat pendidikan aliran rekonstruksionisme
adalah suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dan membangun
tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern.
Rekontruksionalisme dipelopori oleh George Count dan Rugg pada tahun
1930, ingin membangun masyarakat baru, masyarakat yang pantas dan adil.
Beberapa tokoh dalam aliran ini yaitu : Carroline Pratt, Georg Count, dan Harold
Rugg. Caroline Patt menyatakan bahwa nilai terbesar suatu sekolah harus
menghasilkan manusia-manusia yang dapat berfikir secara efektif dan bekerja
secara konstruktif , yang saat bersamaan dapat membuat suatu dunia yang lebih
baik dibandingkan dengan sekarang ini untuk hidup didalamnya. Teori
pendidikan rekonstruksionisme yang dikemukakan oleh brameld terdiri dari
Enam tesis,yaitu;
1. Pendidikan harus dilaksanakan disini dan sekarang dalam rangka
menciptakan tata sosial baru yang akan mengisi nilai- nilai dasar budaya kita,
dan selaras dengan yang mendasari kekuatan–kekuatan ekonomi, dan sosial
masyarakat modern. sekarang peradaban menghadapi kemungkinan
penghancuran diri.
2. Masyarakat baru harus berada dalam kehidupan demokrasi sejati, dimana
sumber dan lembaga utama dalam masyarakat dikontrol oleh warganya
sendiri.semua yang mempengaruhi harapan dan hajat masyarakat seperti,
sandang, pangan, papan, kesehatan, industri dan sebagainya.
3. Anak, sekolah, dan pendidikan itu sendiri dikondisikan oleh kekuatan budaya
dan sosial. Menurut rekonstruksionisme, hidup beradap adalah hidup
berkelompok, sehingga kelompok akan memainkan peran yang penting
disekolah.
4. Guru harus meyakini terhadap validitas dan urgensi dirinya dengan cara
bijaksana yaitu dengan memperhatikan prosedur yang demokratis.
5. Cara dan tujuan pendidikan harus diubah kembali seluruhnya dengan tujuan
untuk menemukan kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan krisis
budaya dewasa ini, dan untuk menyesuaikan kebutuhan dengan sains sosial.
6. Kita harus meninjau kembali penyusunan kurikulum, isi pelajaran, metode
yang dipakai,struktur administrasi, dan cara bagaimana guru dilatih.semua itu
harus dibangun kembali bersesuaian dengan teori kebutuhan tentang sifat
dasar manusia secara rasional dan ilmiah.
Oleh karena itu, pada aliran rekonstruuksionisme ini, peradaban manusia masa
depan sangat ditekankan. Disarming itu aliran rekonstruksionisme lebih jauh
menekankan tentang pemecahan masalah, berfikir kritis dan sebagainya. Dalam aliran
rekonstuksionisme ini akan membahas tentang tujuan pendidikan, kurikulum, metode,
siswa dan pendidik..
 Sudut Pandang Pemerolehan Bahasa :
1) Teori Behaviorisme
Menurut teori ini, semua perilaku, termasuk tindak balas (respons)
ditimbulkan oleh adanya rangsangan (stimulus). Jika rangsangan telah diamati
dan diketahui maka gerak balas pun dapat diprediksikan. Watson juga dengan
tegas menolak pengaruh naluri (instinct) dan kesadaran terhadap perilaku. Jadi
setiap perilaku dapat dipelajari menurut hubungan stimulus - respons. Menurut
Skinner, perilaku verbal adalah perilaku yang dikendalikan oleh akibatnya. Bila
akibatnya itu hadiah, perilaku itu akan terus dipertahankan. Kekuatan serta
frekuensinya akan terus dikembangkan. Bila akibatnya hukuman, atau bila
kurang adanya penguatan, perilaku itu akan diperlemah atau pelan-pelan akan
disingkirkan.
Implikasi teori ini ialah bahwa guru harus berhati-hati dalam menentukan jenis
hadiah dan hukuman. Guru harus mengetahui benar kesenangan siswanya.
Hukuman harus benar-benar sesuatu yang tidak disukai anak, dan sebaliknya
hadiah merupakan hal yang sangat disukai anak. Jangan sampai anak diberi
hadiah menganggapnya sebagai hukuman atau sebaliknya, apa yang menurut
guru adalah hukuman bagi siswa dianggap sebagai hadiah.
2) Teori Natavisme
Istilah nativisme dihasilkan dari pernyataan mendasar bahwa pembelajaran
bahasa ditentukan oleh bakat. Bahwa setiap manusia dilahirkan sudah memiliki
bakat untuk memperoleh dan belajar bahasa. Teori tentang bakat bahasa itu
memperoleh dukungan dari berbagai sisi. Eric Lenneberg (1967) membuat
proposisi bahwa bahasa itu merupakan perilaku khusus manusia bahwa cara
pemahaman tertentu, pengkategorian kemampuan, dan mekanisme bahasa yang
lain yang berhubungan ditentukan secara biologis. Chomsky dalam Hadley
(1993:50) mengemukakan bahwa belajar bahasa merupakan kompetensi khusus
bukan sekedar subset belajar secara umum. Cara berbahasa jauh lebih rumit dari
sekedar penetapan Stimulus- Respon. Chomsky dalam Hadley (1993: 48)
mengatakan bahwa eksistensi bakat bermanfaat untuk menjelaskan rahasia
penguasaan bahasa pertama anak dalam waktu singkat, karena adanya LAD. Mc.
Neil (Brown, 1980:22) mendeskripsikan LAD itu terdiri atas empat bakat
bahasa, yakni:
a. Kemampuan untuk membedakan bunyi bahasa dengan bunyi-bunyi yang
lain.
b. Kemampuan mengorganisasikan peristiwa bahasa ke dalam variasi yang
beragam.
c. Pengetahuan adanya sistem bahasa tertentu yang mungkin dan sistem yang
lain yang tidak mungkin.
d. Kemampuan untuk mengevaluasi sistem perkembangan bahasa yang
membentuk sistem yang mungkin dengan cara yang paling sederhana dari
data kebahasaan yang diperoleh. Chomsky dalam Hadley (1993: 49)
mengemukakan bahwa bahasa anak adalah sistem yang sah dari sistem
mereka.
3) Teori Fungsional
Teori fungsional melakukan revolusi penelitian dalam pembelajaran dan
pemerolehan bahasa, di mana mereka melihat bahwa bahasa adalah hasil
manifestasi kemampuan kognitif dan afektif yang bermanfaat bagi manusia itu
sendiri, manusia dan lingkungan sekitar untuk berhubungan dengan mereka
ataupun dalam rangka menjelajah dunia (Harras dan Andika, 2009: 99). Teori ini
juga untuk memperjelas teori nativisme yang masih general, bersifat abstrak,
formal, eksplisit, dan logis. Teori Fungsional lebih menekankan bahasa pada
fungsi komunikatifnya.
4) Teori Kognitivisme
Menurut teori ini perkembangan bahasa harus berlandaskan pada atau
diturunkan dari perkembangan dan perubahan yang lebih mendasar dan lebih
umum di dalam kognisi manusia. Dengan demikian urutan-urutan perkembangan
kognisi seorang anak akan menentukan urutan-urutan perkembangan bahasa
dirinya. Menurut aliran ini kita belajar disebabkan oleh kemampuan kita
menafsirkan peristiwa atau kejadian yang terjadi di dalam lingkungan.
Titik awal teori kognitif adalah anggapan terhadap kapasitas kognitif anak
dalam menemukan struktur dalam bahasa yang didengar di sekelilingnya.
Pemahaman, produksi, komprehensi bahasa pada anak dipandang sebagai hasil
dari proses kognitif anak yang secara terus menerus berubah dan berkembang.
Jadi stimulus merupakan masukan bagi anak yang berproses dalam otak. Pada
otak terjadi mekanisme mental internal yang diatur oleh pengatur kognitif,
kemudian keluar sebagai hasil pengolahan kognitif tadi. Dapat dikemukakan
bahwa pendekatan kognitif menjelaskan bahwa: Dalam belajar bahasa,
bagaimana kita berpikir. Belajar terjadi dan kegiatan mental internal dalam diri
kita. Belajar bahasa merupakan proses berpikir yang kompleks.
5) Teori Interaksionisme
Menurut teori ini, pemerolehan bahasa adalah hasil interaksi antara
kemampuan psikologis siswa dan lingkungan bahasa. Bahasa yang diperoleh
siswa erat kaitannya dengan kemampuan internal siswa dan input dari
lingkungannya. Teori ini juga meyakini bahwa setiap anak sudah memiliki LAD
sejak lahir, hanya saja kemampuan anak dalam menguasai bahasa berbanding
lurus dengan kualitas input dari lingkungan bahasa anak tersebut. Teori ini juga
diperkuat dengan pendapat Howard Gardner yang mengatakan bahwa semenjak
lahir anak sudah memiliki kecerdasan jamak (multiple intelligences) salah
satunya adalah kecerdasan bahasa (Muhammad Yaumi, 2015, 190).
Hanya saja kecerdasan bahasa bukan satu-satuya penopang yang menjadikan
anak memiliki kemampuan bahasa yang baik, harus ada faktor eksternal yang
mendukung dia mendapat input bahasa yang baik juga.
DAFTAR PUSTAKA

Zuchdi, Darmiyati dan Badiasih. 1997. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas
Rendah. Jakarta: Depdikbud.
H.Douglas Brown. 2007. Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa. Pearson Education,
Inc.
Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Renika Cipta.
Tirharahardja, Umar dan La Sula. 1996. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
LEMBAR KEGIATAN MAHASISWA (LKM 1)
MK:PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
TOPIK: TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN BAHASA
PERTEMUAN 1
A. IDENTITAS
1. NAMA : Resti Melinda
2. KELAS : 30A
3. HARI & TANGGAL : Kamis, 26 Agustus 2021
B. PETUNJUK
1. Setiap mahasiswa mendownlod ppt yang sudah disiapkan, lalu mengembangkan
pemahaman dengan membacarefrensisesuaitopik pertemuan ke-1 sebelum kuliah
dimulai sesuai jadwal masing-masing kelas.
2. Setiap mahasiswa sudah membaca refrensi & membuat ringkasan referensi yang
dibaca sesuai pointer PPT minimal 2 halaman dua refrensi yang berbeda.
3. Pada hari/tanggal kuliah pertemuan ke-1, isilah isi LKM 1 secara individu (redaksi
kalimat bukian kopy paste dari mahasiswa lainnya) Hasil diskusi LKM diunggah
bagian forum diskusi sesuai batas waktu yang ditentukan!
C. BAHAN DAN HASIL DISKUSI
LKM 1 TEORI BAHASA
No. SUBTOPIK MATERI BAHAN DISKUSI HASIL DISKUSI
1. Teori belajar & a. Tulislah 3 teori 1. TEORI HUMANISME
pembelajaran belajar bahasa 2. TEORI PROGRESIVISME
bahasa ditinjau dan pembelajaran 3. TEORI REKONSTRUKSIONISME
segi pilosofis bahasa ditinjau
dari segi pilosofis
b. Tulislah makna 1. Teori Humanisme
masing-masing 3 Teori humanisme berasumsi bahwa
teori yang anda teori belajar apapun baik dan dapat
sudah tulis di dimanfaatkan, asal tujuannya untuk
point (a) memanusiakan manusia yaitu
pemcapaian aktualisasi diri,
pemahaman diri, serta realisasi diri
orang belajar secara optimal (Assegaf,
2011).
2. Teori Progressivisme
Teori Progressivisme berasumsi
bahwa penguasaan pengetahuan dan
keterampilan tidak bersifat mekanis,
tetapi memerlukan daya kreasi.
3. Teori Rekonstruksionisme
Teori Rekonstruksionisme berasumsi
bahwa proses belajar disikapi
sebagai kreativitas menata serta
menghubungkan pengalaman dan
pengetahuan hingga membentuk
keutuhan.
c. Bagaimana Menurut saya jika teori humanisme
pendapat Anda diterapkan oleh guru dalam pembelajaran
jika teori bahasa Indonesia adalah hal yang baik
humanisme mengapa demikian teori humanisme ini
diterapkan oleh dapat menunjang proses pembelajaran
guru dalam bahasa Indonesia menjadi baik dan lebih
pembelajaran kreatif karena dalam teori ini guru hanya
bahasa sebagai fasilitator bukan penyampai
Indonesia? pengetahuan sehingga siswa dapat
berkembang dengan mengasah dan
mencari tahu sendiri pembelajaran
bahasa.
d. Bagaimana Menurut saya ini adalah hal yang baik,
pendapat Anda mengapa demikian karean teori
jika teori progressivisme aktivitasnya mengarah
progresivisme pada pelatihan kemampuan berpikir siswa
diterapkan oleh secara menyeluruh, sehingga mereka
guru dalam dapat berpikir secara sistematis melalui
pembelajaran cara-cara ilmiah seperti penyediaan
bahasa ragam data empiris dan informasi teoritis,
Indonesia? memberikan analisis, pertimbangan, dan
pembuatan kesimpulan menuju pemilihan
alternatif yang paling memungkinkan
untuk pemecahan masalah yang tengah
dihadapi sehingga siswa dapat berpikir
kritis dan kreatif..
e. Bagaimana Menurut saya ini juga merupakan salah
pendapat Anda satu hal yang baik, mengapa demikian
jika teori karena teori ini mengajarkan siswa dalam
rekontruksionism proses belajar bersikap kreatif serta
e diterapkan oleh menghubungkan pengalaman dsn
guru dalam pengetahuan hingga membentuk
pembelajaran keutuhan. Disarming itu aliran
bahasa rekonstruksionisme lebih jauh
Indonesia? menekankan tentang pemecahan masalah,
berfikir kritis dan sebagainya dan cocok
untuk pembelajaran bahasa Indonesia.
2. Teori belajar & a. Tulislah 5 teori 1. TEORI BEHAVIORISME
pembelajaran belajar bahasa 2. TEORI NATIVISME
3. TEORI FUNGSIONAL
bahasa dilihat dilihat dari segi 4. TEORI KOGNITIVISME
dari segi pemrolehan 5. TEORI INTERAKSIONISME
pemrolehan bahasa
bahasa. 2 b. Tulislah Dampak keberhasilan belajar bahasa
pendapat Anda siswa jika penggunaan 5 teori tersebut
dampak adalah proses belajar menjadi sistematis
keberhasilan dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar bahasa belajar untuk mencapai tujuan belajar
siswa, jika tertentu. Dengan penggunaan 5 teori
penggunaan 5 belajar tersebut aktivitas belajar benar-
teori belajar benar tertata secara sistematis dan
bahasa tersebut. menciptakan pengalaman belajar yang
baik dan lancar.
Kesimpulan Hasil Diskusi :
Berdasarkan uraian diatas, dapat kita simpulkan bahwa dalam proses belajar bahasa dapat
ditinjau dari berbagai teori yang kesemuanya masuk akal. Yang terpenting bagi kita
dengan adanya teori-teori tersebut dapat membantu kesulitan bagi mereka yang sedang
belajar bahasa sehingga dapat memaksimalkan kemampuan mereka seperti yang kita
harapkan.

Anda mungkin juga menyukai