Anda di halaman 1dari 5

Logical Fallacy

A. Pengertian Fallacy
Kata Fallacy berasal dari kata fallacia bahasa Yunani dan Latin yang berarti 'sesat pikir.
Adapun Fallacy dalam bahasa Inggris (false reasoning or argument) artinya kesalahan
berargumentasi. Yang dimaksud nem dengan kesalahan adalah pemikiran yang menyesatkan.
Menyesatkan karena nampaknya benar, tetapi sebenarnya tidak.
Kesalahan dalam berpikir (sesat pikir) ialah kekeliruan penalaran yang disebabkan oleh.
pengambilan kesimpulan yang tidak sahih dengan melanggar ketentuan-ketentuan logika atau
susunan dan penggunaan bahasa serta penekanan kata-kata yang secara sengaja atau tidak. telah
menyebabkan pertautan atau asosiasi gagasan tidak tepat.
Perkataan fallacy dalam bahasa Inggris secara umum berarti gagasan atau keyakinan yang
salah (palsu), dalam arti teknis yang sempit itu perkataan fallacy kita terjemahkan dengan istilah
"Kerancuan berfikir" atau "Berfikir rancu" yang semuanya menunjuk pada jalan pikiran yang
tidak tepat atau keliru.
Jadi, kekeliruan berfikir adalah bentuk-bentuk atau jenis-jenis argument yang tidak tepat
atau yang salah (incorrect argument) yang diakibatkan oleh ketidakdisiplinan pelaku nalar dalam
menyusun data dan konsep, secara sengaja maupun tidak sengaja.

B. Macam-macam Logical Fallacy


Logical Fallacy dapat dibedakan menjadi tiga kategori,yaitu fallacy penggunaan
bahasa,fallacy formal dan fallacy material.
1. Fallacy Penggunaan Bahasa
Fallacy dalam penggunaan bahasa disebut juga dengan Ambiguitas Penalaran
yaitu argumen keliru, kesalahan dalam penalaran karena kecerobohan dan rasa
kurang perhatian orang terhadap pokok persoalan yang terkait.Kesesatan ini terjadi
karena kurang tepatnya kata-kata, frase-frase,mengekspresikan pikiran. Kekeliruan
ini terbagi menjadi empat macam yaitu:
a) Falasi Ekuivokasi
Kesalahan berpikir karena menggunakan sebuah kata atau kata kata yang
punya beberapa arti istilah ekuivokal adalah istilah yang memiliki makna
ganda, Falasi ini terdapat dua macam yaitu ekuivokasi verbal, misalnya jarak
dapat berarti ruang sela antara benda atau tempat, tetapi dapat berarti juga
pohon yang sering ditanam sedemikian rupa dan berfungsi sebagai pagar. dan
ekuivokasi non verbal, misalnya Menggelengkan kepala (berarti tidak setuju),
namun di India menggelengkan kepala dari satu sisi ke sisi yang lain
menunjukkan kejujuran.
b) Falasi Amfibholy (Gramatikal)
Kesalahan berfikir karena susunan kalimat yang dapat ditfsirkan berbeda
beda sehingga menimbulkan salah pengertian.
Contoh: Irfan mencintai kekasihnya, dan demikian pula saya! kalimat itu bisa
berarti: Irfan mencintai kekasihnya, dan saya mencintai kekasihnya si Irfan.
Atau bisa juga berarti: Irfan mencintai kekasihnya, dan saya mencintai
kekasih.
c) Falasi Komposisi
Kesalahan berfikir yang terjadi karena beranggapan bahwa hal-hal yang benar
pada keseluruhan juga benar pada bagian-bagiannya.
Contoh: Suatu perkumpulan mahasiswa yang bertujuan meningkatkan mutu
belajar mahasiswa, lalu dianggap bahwa setiap anggota perkumpulan tersebut
juga bermutu tanpa kecuali. Sebaliknya ada anggota perkumpulan tersebut
yang kebetulan berkelakuan tidak baik lalu dikatakan bahwa perkumpulan
mahasiswa itu tidak baik.
d) Falasi Accent
Cara menggunakan yang membedakan arti suatu kata atau kesalahan tekanan
Ada kata-kata yang apabila aksennya diubah akan memiliki arti yang
berbeda. Misalnya. Apel: jika tekanan terletak pada huruf "a", artinya ialah
pohon atau buah apel, tetapi terjadi pada suku kata "pel" artinya ialah apel
bendera dan sebagainya.
2. Fallacy Formal
Fallacy formal adalah bentuk-bentuk jalan pikiran yang keliru yang
memperlihatkan bentuk bentuk luar yang sama dengan bentuk-bentuk argument yang
valid. Terdapat beberapa contoh kekeliruan formal yaitu:
a. Fallacy of four terms
Kekeliruan berpikir karena menggunakan empat term dalam silogisme. Ini
terjadi karena term penengah diartikan ganda. Contoh: Orang yang
berpenyakit menular harus diasingkan. Orang yang berpenyakit panu
dapat menularkan penyakitnya, jadi orang yang panuan harus diasingkan.
b. Fallacy of undistributed middle
Kekeliruan berpikir karena tidak satu pun dari kedua term penengah
mencakup. Contoh: Orang yang terlalu banyak masalah kurus. Dia kurus
sekali, karena itu tentulah ia banyak masalah. Orang yang suka berjemur
kulitnya hitam. Gadis itu berkulit hitam, karena itu tentulah ia suka
berjemur.
c. Fallacy of illcit process (kekeliruan karena proses tidak benar)
Kekeliruan berpikir karenaTerm premis tidak mencakup (undistributed)
tetapi dalam konklusi mencakup. Contoh: Gajah adalah binatang. Ular
bukanlah gajah, karena itu ular bukanlah binatang.
3. Falasi Material/Informal
Kesalahan formal atau falasi material adalah kesalahan yang terjadi karena
pelanggaran terhadap kaidah-kaidah logika.
Falasi material disebut juga kekeliruan relevansi yang mana terjadi karena ruang
lingkup argumen menunjukkan bahwa premis-premisnya secara logis tidak memiliki
relevansi dengan kesimpulan yang hendak dicapai.
Falasi material adalah Argumen keliru, namun tetap diterima umum dan tak
merasa bahwa mereka tertipu. Terdapat tiga belas jenis kesalahan yang terjadi karena
pelanggaran terhadap kaidah-kaidah logika atau kekeliruan relevansi. Berikut
dibawah ini adalah beberapa kekeliruan informal,antara lain:
a. Argumentum ad Baculum (Argumen ancaman)
Baculum artinya 'tongkat'.Maksudnya, kesesatan ini timbul kalau penerimaan atau
penolakan suatu penalaran didasarkan atas adanya ancaman hukuman. Jika, kita
tidak menyetujui sesuatu maka dampaknya kita akan kena sanksi.kita menerima
sesuatu itu karena terpaksa, karena takut bukan karena logis. Contoh: Seorang
anak yang belajar bukan karena ia ingin lebih pintar tapi karena kalau ia tidak
terlihat sedang belajar, ibunya akan datang dan mencubitnya.
b. Argumentum ad Hominem

Kesesatan ini terjadi karena menyerang orang yang menyampaikan pendapatnya,


bukan pendapat dari orang itu sendiri. Ad hominem dibagi menjadi dua, abusive
ad hominem (menyerang pribadi yang menyampaikan argumen) dan ad hominem
circumstancial (menyerang karena kelompok atau lingkungan asal orang yang
menyampaikan argument). Pembenaran dari abusive ad hominem biasanya
melibatkan gender, fisik, sifat dan psikologis. Contoh abusive ad hominem: 1)
Ani baru belajar menyetir mobil, 2) Mesin mobil Bambang rusak lalu Ani
memberi pendapat mengenai mobil tersebut, 3) Pendapat Ani tidak dipedulikan
oleh Bambang. Disebut sesat karena bisa saja Ani baru mahir menyetir namun
mengerti betul tentang mesin.
c.Argumentum ad Ignorantiam (Argumen dari ketidaktahuan)

Kesalahan terjadi ketika berargumen bahwa proposisi adalah benar hanya atas
dasar bahwa belum terbukti salah, atau bahwa itu adalah salah karena belum
terbukti benar atau juga Argumentum ad ignorantum adalah penalaran yang
menyimpulkan suatu konklusi atas dasar bahwa negasinya tidak terbukti salah,
atau yang menyimpulkan bahwa sesuatu konklusi itu salah karena negasinya tidak
terbukti benar. Istilah lain falasi ini adalah falasi bukti negatif yaitu kesesatan atau
kesalahan falasi ini ialah alasan "tidak ada bukti" bukanlah "bukti".
Contohnya, Jika kita menyimpulkan bahwa mahluk "berbadan halus" itu tidak ada
karena tidak dapat kita lihat. 2) Karena tidak ada yang berdemonstrasi, saya
anggap semua masyarakat setuju kenaikan BBM.
d. Argumentum ad Misericordiam
Yakni suatu argumentasi yang bertujuan menimbulkan belas kasihan. Kita
melakukan falasi jenis ini apabila kita ingin supaya orang menerima pendapat kita
dengan cara memperalat emosi orang tersebut, bukan dengan cara kita
mengemukakan bukti-bukti yang dapat menyakinkan dia bahwa pendapat kita
adalah baik dan benar. Contoh Argumentum ad misericordiam, adalah sebagai
berikut:" saya menikah lagi karena jika saya tidak menjadikannya sebagai isteri,
tidak ada seorang pun yang akan sudi membela nasibnya".
e. False Cause
Falasi jenis ini dilakukan karena penarikan penyimpulan sebab-akibat dari apa
yang terjadi sebelumnya adalah penyebab sesungguhnya suatu kejadian
berdasarkan dua peristiwa yang terjadi secara berurutan. Orang lalu cenderung
berkesimpulan bahwa peristiwa pertama merupakan penyebab bagi peristiwa
kedua, atau peristiwa kedua adalah akiat dari peristiwa pertama padahal urutan
waktu saja tidak dengan sendirinya menunjukkan hubungan sebab akibat. Istilah
falasi ini disebut juga dengan Post Hoc Ergo Propter hoc.Struktur jenis falasi jenis
ini adalah : X terjadi sebelum Y, oleh karena itu X menyebabkan Y. Contoh:
pacarnya, esoknya sakit. Tetangganya menyimpulkan 1) Seorang pemuda setelah
diketahui baru putus cinta dengan bahwa sang pemuda sakit karena baru putus
cinta. Kesesatan: Padahal diagnosa dokter adalah si pemuda terkena radang paru
paru karena kebiasaannya merokok tanpa henti sejak sepuluh tahun yang lalu.
2)Ayam berkokok, kemudian matahari terbit. Matahari terbit karena ayam
berkokok. 3) Wanita memakai celana pendek, kemudian gempa. Gempa terjadi
karena wanita memakai celana
f. Ignoratio Elenchi
Ignoratio elenchi adalah falasi yang terjadi saat seseorang menarik kesimpulan
yang tidak relevan dengan premisnya. Loncatan dari premis ke kesimpulan
semacam ini umum dilatarbelakangi prasangka, emosi, dan perasaan subyektif.
Istilah lain falasi ini adalah falasi kesimpulan yang salah, kesimpulan tersebut
seolah-olah benar karena ia menyebutkan bukti tetapi bukti yang disebutkan itu
tidak ada yang kesimpulan,
Contoh: 1) Kasus pembunuhan umat minoritas difokuskan pada agamanya, bukan
pada tindak kekerasannya. 2) Seorang pejabat berbuat dermawan; sudah pasti dia
tidak tulus/mencari muka. 3) Saya tidak percaya aktivis mahasiswa yang naik
mobil pribadi ke kampus. 4) Sia-sia bicara politik kalau mengurus keluarga saja
tidak becus.
g. Fallacy of Circular
Argument Falasi ini adalah kekeliruan Karena Menggunakan Argumen yang
Berputar, Kekeliruan berfikir karena menarik konklusi dari satu premis kemudian
konklusi tersebut dijadikan premis sedangkan premis semula dijadikan konklusi
pada argumen berikutnya, falasi ini disebut juga Petitio Principii,
Contoh; 1) Sarjana-sarjana lulusan perguruan tinggi Omega kurang bermutu
Karen organisasinya kurang baik. Mengapa organisasi perguruan tinggi itu kurang
baik? Dijawab karean lulusan perguruan tinggi itu kurang bermutu. 2) Ekonomi
Negara X tidak baik karena banyak pegawai yang korupsi. Mengapa banyak
pegawai yang korupsi? Jawabnya karena ekonimi Negara kurang baik.
h. Fallacy if Irrelevent
Argument Falasi ini adalah kekeliruan berfikir karena mengajukan argument yang
tidak ada hubungannya dengan masalah yang menjadi pokok pembicaraan,
Contoh: 1) Pisau silet itu berbahaya daripada peluru, karena tangan kita seringkali
teriris oleh pisau silet dan tidak pernah oleh peluru. 2) Kau tidak mau
mengenakan baju yang aku belikan. Apakah engkai mau telanjang berangkat ke
perjamuan itu?

Anda mungkin juga menyukai