A. Pengertian Fallacy
Kata Fallacy berasal dari kata fallacia bahasa Yunani dan Latin yang berarti 'sesat pikir.
Adapun Fallacy dalam bahasa Inggris (false reasoning or argument) artinya kesalahan
berargumentasi. Yang dimaksud nem dengan kesalahan adalah pemikiran yang menyesatkan.
Menyesatkan karena nampaknya benar, tetapi sebenarnya tidak.
Kesalahan dalam berpikir (sesat pikir) ialah kekeliruan penalaran yang disebabkan oleh.
pengambilan kesimpulan yang tidak sahih dengan melanggar ketentuan-ketentuan logika atau
susunan dan penggunaan bahasa serta penekanan kata-kata yang secara sengaja atau tidak. telah
menyebabkan pertautan atau asosiasi gagasan tidak tepat.
Perkataan fallacy dalam bahasa Inggris secara umum berarti gagasan atau keyakinan yang
salah (palsu), dalam arti teknis yang sempit itu perkataan fallacy kita terjemahkan dengan istilah
"Kerancuan berfikir" atau "Berfikir rancu" yang semuanya menunjuk pada jalan pikiran yang
tidak tepat atau keliru.
Jadi, kekeliruan berfikir adalah bentuk-bentuk atau jenis-jenis argument yang tidak tepat
atau yang salah (incorrect argument) yang diakibatkan oleh ketidakdisiplinan pelaku nalar dalam
menyusun data dan konsep, secara sengaja maupun tidak sengaja.
Kesalahan terjadi ketika berargumen bahwa proposisi adalah benar hanya atas
dasar bahwa belum terbukti salah, atau bahwa itu adalah salah karena belum
terbukti benar atau juga Argumentum ad ignorantum adalah penalaran yang
menyimpulkan suatu konklusi atas dasar bahwa negasinya tidak terbukti salah,
atau yang menyimpulkan bahwa sesuatu konklusi itu salah karena negasinya tidak
terbukti benar. Istilah lain falasi ini adalah falasi bukti negatif yaitu kesesatan atau
kesalahan falasi ini ialah alasan "tidak ada bukti" bukanlah "bukti".
Contohnya, Jika kita menyimpulkan bahwa mahluk "berbadan halus" itu tidak ada
karena tidak dapat kita lihat. 2) Karena tidak ada yang berdemonstrasi, saya
anggap semua masyarakat setuju kenaikan BBM.
d. Argumentum ad Misericordiam
Yakni suatu argumentasi yang bertujuan menimbulkan belas kasihan. Kita
melakukan falasi jenis ini apabila kita ingin supaya orang menerima pendapat kita
dengan cara memperalat emosi orang tersebut, bukan dengan cara kita
mengemukakan bukti-bukti yang dapat menyakinkan dia bahwa pendapat kita
adalah baik dan benar. Contoh Argumentum ad misericordiam, adalah sebagai
berikut:" saya menikah lagi karena jika saya tidak menjadikannya sebagai isteri,
tidak ada seorang pun yang akan sudi membela nasibnya".
e. False Cause
Falasi jenis ini dilakukan karena penarikan penyimpulan sebab-akibat dari apa
yang terjadi sebelumnya adalah penyebab sesungguhnya suatu kejadian
berdasarkan dua peristiwa yang terjadi secara berurutan. Orang lalu cenderung
berkesimpulan bahwa peristiwa pertama merupakan penyebab bagi peristiwa
kedua, atau peristiwa kedua adalah akiat dari peristiwa pertama padahal urutan
waktu saja tidak dengan sendirinya menunjukkan hubungan sebab akibat. Istilah
falasi ini disebut juga dengan Post Hoc Ergo Propter hoc.Struktur jenis falasi jenis
ini adalah : X terjadi sebelum Y, oleh karena itu X menyebabkan Y. Contoh:
pacarnya, esoknya sakit. Tetangganya menyimpulkan 1) Seorang pemuda setelah
diketahui baru putus cinta dengan bahwa sang pemuda sakit karena baru putus
cinta. Kesesatan: Padahal diagnosa dokter adalah si pemuda terkena radang paru
paru karena kebiasaannya merokok tanpa henti sejak sepuluh tahun yang lalu.
2)Ayam berkokok, kemudian matahari terbit. Matahari terbit karena ayam
berkokok. 3) Wanita memakai celana pendek, kemudian gempa. Gempa terjadi
karena wanita memakai celana
f. Ignoratio Elenchi
Ignoratio elenchi adalah falasi yang terjadi saat seseorang menarik kesimpulan
yang tidak relevan dengan premisnya. Loncatan dari premis ke kesimpulan
semacam ini umum dilatarbelakangi prasangka, emosi, dan perasaan subyektif.
Istilah lain falasi ini adalah falasi kesimpulan yang salah, kesimpulan tersebut
seolah-olah benar karena ia menyebutkan bukti tetapi bukti yang disebutkan itu
tidak ada yang kesimpulan,
Contoh: 1) Kasus pembunuhan umat minoritas difokuskan pada agamanya, bukan
pada tindak kekerasannya. 2) Seorang pejabat berbuat dermawan; sudah pasti dia
tidak tulus/mencari muka. 3) Saya tidak percaya aktivis mahasiswa yang naik
mobil pribadi ke kampus. 4) Sia-sia bicara politik kalau mengurus keluarga saja
tidak becus.
g. Fallacy of Circular
Argument Falasi ini adalah kekeliruan Karena Menggunakan Argumen yang
Berputar, Kekeliruan berfikir karena menarik konklusi dari satu premis kemudian
konklusi tersebut dijadikan premis sedangkan premis semula dijadikan konklusi
pada argumen berikutnya, falasi ini disebut juga Petitio Principii,
Contoh; 1) Sarjana-sarjana lulusan perguruan tinggi Omega kurang bermutu
Karen organisasinya kurang baik. Mengapa organisasi perguruan tinggi itu kurang
baik? Dijawab karean lulusan perguruan tinggi itu kurang bermutu. 2) Ekonomi
Negara X tidak baik karena banyak pegawai yang korupsi. Mengapa banyak
pegawai yang korupsi? Jawabnya karena ekonimi Negara kurang baik.
h. Fallacy if Irrelevent
Argument Falasi ini adalah kekeliruan berfikir karena mengajukan argument yang
tidak ada hubungannya dengan masalah yang menjadi pokok pembicaraan,
Contoh: 1) Pisau silet itu berbahaya daripada peluru, karena tangan kita seringkali
teriris oleh pisau silet dan tidak pernah oleh peluru. 2) Kau tidak mau
mengenakan baju yang aku belikan. Apakah engkai mau telanjang berangkat ke
perjamuan itu?