Anda di halaman 1dari 3

Hujjah

Pengertian Hujjah
Hujjah adalah istilah yang banyak digunakan di dalam Al-Qur’an dan literatur Islam yang
bermakna tanda, bukti, dalil, alasan atau argumentasi. Sehingga kata kerja “berhujjah” diartikan
sebagai “memberikan alasan-alasan”. Kadangkala kata hujjah disinonimkan dengan kata burhan
yaitu argumentasi yang valid, sehingga dihasilkan kesimpulan yang dapat diyakini dan
dipertanggung jawabkan akan kebenarannya. Hujjah dalam bahasa artinya keterangan, alasan,
bukti, tanda, dalil, alasan atau argumentasi.
Hujjah secara garis besar terbagi menjadi 2 macam, di antaranya :
1. Naqliyah
2. Aqliyah (Argumentasi Rasional)
Naqliyah
Adalah suatu keterangan, bukti, alasan, atau argumentasi yang diambil (dinukil) dari firman
Allah (al-Qur’an) dan sunnah rosul-Nya (al-Hadits) serta sunnah para sahabatnya (khulafa al-
Rosyidin) dan ijma’ mereka. Sedang penggabungan sunnah Khulafa al-Rosyidin ke dalan hujjah
naqliyyah itu berdasarkan pada sabda nabi Muhammad ‫ﷺ‬:
Contoh:Perintah solat lima waktu
Perintah puasa bulan Ramadhan
‘AQLIYAH (Argumentasi RAsional)
‘Aqliyyah maksudnya keterangan, alasan, bukti atau argumentasi yang berdasarkan
pada hasil pemikiran manusia secara logis dan sistematis.Hujjah ini terbagi menjadi lima
macam;yaitu:
1. Khitabiyyah atau argumentasi retoris, yaitu hujjah yang terdiri dari muqodimah
(premis), yang dikaitkan atau mewakili mereka yang dianggap dapat dipercaya.
Contoh: Pembahasan tentang ilmu apa yang harus dipelajari terlebih dahulu
untuk memudahkan dalam mempelajari ilmu-ilmu berikutnya.
2. Syi'riyah (Puisi-Argumentasi) adalah bukti yang terdiri dari muqodimah (premis)
yang menyenangkan hati. Contoh: Meskipun obat ini pahit, tetapi dapat
menyembuhkan penyakit. Kalimat ini biasanya diucapkan oleh seorang ayah
kepada anaknya yang terlalu malas untuk minum obat.
3. Jadaliyyah (Argumentasi Topikal) adalah bukti yang terdiri dari muqodimah
(premis) yang dikenal dan diterima sebagai kebenaran oleh banyak orang, atau
sering digunakan untuk mematahkan argumen yang dibuat oleh lawan diskusi
atau bahkan membuat orang biasa bertekuk lutut kepada mereka.
Contoh bentuk qiyas:
- Musso anti Pancasila
- Setiap orang yang anti Pancasila adalah anti ideologi negara
- Setiap orang yang anti ideologi negara adalah pengkhianat negara
- Setiap pengkhianat adalah pengkhianat bangsa
- Pengkhianat setiap bangsa harus dihukum
Jadi: Musso harus dihukum
4. Safsatiyah (Argumentasi Sufi) adalah bukti yang terdiri dari muqodimah (premis)
yang tampak benar tetapi sebenarnya salah. Contoh: Penjual memberi tahu
pembeli bahwa barang tersebut asli, sehingga harganya mahal meskipun palsu.
5. Burhaniyah (Argumentasi-Demonstratif) adalah hujjah yang terdiri dari
muqodimah yaqiniyat (premis disertai fakta yang meyakinkan) yang juga dapat
mengarah pada kesimpulan yang meyakinkan.
Dari kelima argumentasi rasional logis tersebut, satu-satunya yang secara ilmiah dapat
membuktikan keabsahan kebenaran adalah hujjah 'aqliyyah burhaniyyah, karena argumentasi
yang digunakannya terdiri dari premis-premis dengan bobot validitas yang sangat meyakinkan.
Sementara itu, premis yang valid dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu: burhan dloruriy
dan burhan nadloriy.
A. Burhan Dloruriy (Nacessarium-Demonratif
Dloruriy berarti sesuatu yang sangat perlu atau perlu dalam bahasa tersebut. Para ahli
manthiq kemudian mengartikannya sebagai kata badihiy yang artinya terang, jelas atau pasti,
tanpa penjelasan yang artinya mudah dipahami dan diyakini tanpa berpikir panjang. Sementara
itu, menurut ahli manthiq, burhan dloruriy berarti anggapan bahwa keabsahannya yang benar
dapat dengan mudah dipercaya dan dipercaya, tentu tanpa banyak pertimbangan.
Contoh: 1 + 1 = 2
1 adalah setengah dari 2.
2+2=4
2 adalah setengah dari 4.
B. Burhan Nadloriy (Kontemplasi)
Nadlori dalam bahasa berarti melihat, menalar, berpikir atau mempertimbangkan.
Artinya keabsahan muqoddimah yang sebenarnya dapat diyakini dengan berpikir panjang,
karena premisnya tidak mudah dipahami.

Burhan Nadloriy adalah qodliyah atau muqoddimah-muqoddimah dari segi manthiq,


yang kebenarannya dapat diyakini melalui pemikiran jangka panjang dan berbagai
pertimbangan. Contoh: Rumah baru dibangun
Dan untuk memercayai contoh di atas benar, juga butuh waktu lama untuk berpikir
dengan menulis dua qiyas atau lebih, sehingga bisa dipastikan kesimpulannya.
Contoh:
- rumah dibangun
- Rumah telah berubah
- Segala sesuatu yang berubah dibangun
Jadi: rumah itu dibangun

Anda mungkin juga menyukai