Anda di halaman 1dari 4

Nama : Randi Julyana

NIM : 043230341

Mata Kuliah : Logika

TUGAS 1.

LOGICAL FALLACY ( SESATPIKIR )

Sesat pikir ( fallacy ) merupakan kekeliruan dalam penarikan kesimpulan yang dilakukan
dengan langkah-langkah yang tidak sah atau tidak sesuai kaidah aturan logika, bisa juga
suatu pikiran yang dapat menipu baik secara sengaja atau tidak di sengaja sehingga
kesimpulan menjadi tidak sah dan bisa mengaburkan fakta/kebenaran.

Berdasarkan bentuknya fallacy dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu sesat pikir yang
berbentuk dan sesat pikir yang tidak berbentuk.

1. Sesat pikir bentuk, sesat pikir bentuk di bagi menjadi dua jenis, yaitu yang bersifat
deduksi dan bersifat induksi.
a. Sesat pikir bersifat deduksi atau biasa dikenal dengan istilah silogisme. Ada
beberapa macam sesat pikir dalam bentuk atau silogisme.
 Silogisme 4 term, sesat pikir ini terjadi karena susuan silogisme
menggunakan 4 term atau lebih. Silogisme yang sah hanya boleh
menggunakan 3 term yaitu, subjek (s), predikat (p), dan term tengah
(m) yang menghubungkan subjek dan predikat menjadi sebuah
kesimpulan. Contohnya : kursi ini mempunyai kaki.
Kursi ini adalah orang.

Kata ‘kaki’ dalam silogisme tersebut adalah sebagai penghubung,


kata tersebut bermakna ganda, yang membuat silogisme tersebut
menjadi 4 term, yaitu orang, mempunyai kaki (organ tubuh manusia),
kursi, dan kaki (bagian dari benda mati). Dalam bahasa latin sesat
pikir ini disebut quaternia terminorum.

 Term tengah tidak tertunjuk semua cakupannya, yaitu term tengah


tidak dapat menghubungkan subjek dengan predikat untuk
menyatakan kesimpulan. Contohnya : semua jus adalah minuman,
semua susu adalah minuman, jadi susu adalah jus.
 Sesat pikir perubahan yang tidak sah, yaitu silogisme suatu subjek
atau predikatnya yang cakupannya tidak tertunjuk semua dalam
premis yang berubah menjadi tertunjuk semua dalam kesimpulan.
Contohnya : semua sapi adalah makhluk yang berkaki empat, semua
sapi adalah binatang, jadi semua binatang adalah yang berkaki
empat.
 Premis-premis yang mengiyakan dan kesimpulan yang menidakkan.
Sesat pikir ini terjadi karena melanggar aturan pembuatan silogisme,
yang menyatakan dari premis-premis yang mengiyakan harus menarik
kesimpulan yang mengiyakan pula. Contohnya : semua dokter adalah
manusia, ahli bedah adalah dokter, jadi beberapa ahli bedah bukan
manusia.
 Dua premis meniadakan, sesat pikir yang terjadi karena melanggar
ketentuan sah silogisme yang menyatakan bahwa dua premis yang
meniadakan tidak dapat ditarik kesimpulan yang sah. Contohnya :
semua anggora bukan ikan, kucing bukan ikan, jadi kucing bukanlah
anggora.
 Sesat pikir mengiyakan akibat, sesat pikir ini terjadi karena
membenarkan akibat dan menarik kesimpulan kebenaran dari syarat
awalnya. Contohnya : kalau Tutul sakit maka ia akan mati, nah Tutul
mati, jadi Tutul sakit.
 Sesat pikir mengingkari syarat awal, sesat pikir ini bisa terjadi dalam
silogisme bersyarat, yaitu mengingkari syarat awalnya kemudian
disimpulkan sebagai hal yang tidak benar. Contohnya : kalau hujan
turun maka jalan basah, tidak hujan, maka jalan tidak basah. Dalam
hal ini hujan bukanlah penentu basahnya jalan, bisa saja jalan basah
karena hal yang lain.
 Sesat pikir mengiyakan suatu pilihan dalam suatu silogisme secara
langsung. Contohnya : Ali kerja atau melanjutkan kuliah, Ali kerja,
berarti Ali tidak kuliah.
b. Sesat pikir bersifat induksi, ada beberapa sesat pikir induksi
 Sesat pikir kewibawaan, yaitu sesat pikir yang menyangkutkan
seseorang ahli dalam suatu bidang pada hal keahliannya dan tidak
ada hubungannya sama sekali dengan persoalan yang dibicarakan.
 Sesat pikir dengan perumpamaan yang tergesa-gesa.
 Sesat pikir analogi yang salah, yaitu adanya ketidakmiripan yang
hakiki di antara dua hal yang menjadi pangkal.
 Sesat pikir yang berdasarkan pada sebab yang salah.
2. Sesat pikir yang bersifat tidak berbentuk ( common logical fallacy ).
a) Ad Hominem, sesat pikir yang terjadi ketika dua pihak sedang beradu
argumen, di mana satu pihak akan menyerang pribadi pihak lain yang tidak
ada hubungannya dengan pembahasan. Contohnya : Seorang pemabuk
yang berbicara bahwa alkohol itu berbahaya, maka lawan bicaranya akan
menanggapi atau melawan dengan menyerang keadaan si pembicara, tidak
melihat apa yang di bicarakan.
b) Red herring, sesat pikir yang terjadi dengan cara mengalihkan topik
pembicaraan, atau mengalihkan ke topik yang tidak relavan. Contohnya “
Saya tahu salah nyontek bu, tapi apa yang harus saya lakukan orang tua
saya akan menghukum saya”.
c) Straw men, sesat pikir dengan cara mengubah argumen lawan bicara
menjadi argumen baru, yang di anggap argumen orang tersebut, kemudian
dai serang. Contohnya : ketika kita unfollow teman kita di sosial media, lalu
dia bertanya “kenapa unfollow, sudah gak mau berteman ya ?”, padahal
alasan kita unfollow bukan itu.
d) Slippery slope, sesat pikir yang salah mengambil kesimpulan dari argumen
yang membutuhkan banyak pernyataan. Contohnya “kalau kita belajar, maka
akan lelah, kalau kita lelah maka tubuh menjadi drop, kalau kita drop maka
tubuh menjadi sakit, kalau kita sakit maka akan masuk rumah sakit” jadi
kesimpulan dari slipper slop di atas yaitu : kalau kita belajar, kita akan masuk
rumah sakit.
e) Hasty generalization, sesat pikir ini yaitu mengambil kesimpulan dengan cara
menggenalisir sesuatu. Contohnya ketika seorang perempuan yang di
putuskan pacarnya, kemudian berargumen bahwa semua cowok sama saja.
f) False dicotomy, sesat pikir dalam sebuah argumen yang berpikir bahwa
hanya ada dua pilihan dalam argumen itu. Contohnya pada saat pemilu 2019
ketika kita tidak setuju dengan salah satu kandidat maka kita pendukung
kandidat yang satunya, padahal bukan seperti itu.
g) Banwegon fallacy, sesat pikir yang menganggap benar suatu pernyataan
karena banyak orang merasa seperti itu. Contohnya : ketika ada seorang
pengendara yang tidak memakai helm dan kena tilang, lalu dia menyakal
dengan cara menunjuk orang lain yang tidak pakai helm juga.
h) Appeal to emotional, sesat pikir yang berdasarkan pada kondisi emosional
kita, yang membenarkan argumen yang salah, hanya karena kita merasa
bahwa itu benar.
i) Appeal to authority, sesat pikir ini berdasarkan jabatan seseorang yang
membuat kita takut kalau membantah, padahal argumennya salah.
Contohnya : seorang murid yang merasa kelasnya paling hebat, hanya
karena kepala sekolah bilang seperti itu.
Cara untuk meminimalisir terjadinya sesat pikir ( logical fallacy ) yaitu dengan selalu
memerhatikan apa argumen yang akan kita buat, perhatikan langkah-langkah Anda
dan pastikan bahwa argumen Anda dapat didukung dengan fakta-fakta yang tidak
bertentangan dengan pernyataan orang lain.

Sumber Referensi :
Logical Fallacies.(2022, 23 Oktober), di akses pada Oktober 23, 2022, dari
https://www.logicalfallacies.org
Kramer, L.(2022, Oktober 23).15 Logical Fallacies to Know with Definition and Example.
[Unggahan Blog].di akses dari https://www.grammarly.com/blog/logical-fallacies
Haryanata.(2022, 23 Oktober). Sistematika Macam-macam Sesat Pikir (Fallacy) Dalam
Penyimpulan.[Halaman Web]. Di akses dari https://repository.ugm.ac.id/275855/

Anda mungkin juga menyukai