NIM : 041928323 SESAT PIKIR A. Pengertian Sesat Pikir What is logical fallacy? Fallacy berasal dari kata fallacia yang berarti deception atau “menipu”. Kata Irving M Copi et al (2014), sesat pikir atau logical fallacy adalah tipe argumen yang terlihat benar, namun sebenarnya mengandung kesalahan dalam penalarannya. Sesat pikir adalah kekeliruan dalam penalaran berupa pembuatan kesimpulan dengan langkah- langkah yang tidak sah karena melanggar kaidah-kaidah logika maupun berupa perbincangan yang bercorak menyesatkan karena sengaja atau tidak sengaja memasukkan hal-hal yang membuat kesimpulannya tidak sah. Sesat pikir dibedakan menjadi dua kelompok besar yaitu sesat pikir formal (formal fallacies) dan sesat pikir informal (informal fallacies). Sesat pikir informal ada dua macam kelompok ialah sesat pikir pertalian dan sesat pikir kemaknagandaan. B. Jenis sesat pikir Menurut para ahli logika umumnya dibedakan tiga jenis sesat pikir yaitu: 1. Sesat pikir formal (formal fallacies) Sesat pikir formal adalah kekeliruan penalaran berdasarkan bentuk atau sering disebut sesat pikir menurut logika (logika fallacies). Sesat pikir ini banyak ragamnya, susunan pikir pengetahuan dapat merangkum yang disebut silogisme disjungsi inklusif. Pangkal pikirnya berupa pernyataan pengetahuan yang dapat merangkum yang dirumuskan dalam bentuk p atau q, yang kemudian disusun dalam susunan pikir. 2. Sesat pikir verbal (verbal fallacies) Sesat pikir verbal adalah kekeliruan penalaran berdasarkan kata-kata, yakni bertalian dengan penggunaan yang salah atau kemaknagandaan dari sesuatu kata, dan dikenal juga sebagai sesat pikir arti kata (sematic fallacies). 3. Sesat pikir material (logical fallacies) Sesat pikir material adalah kekeliruan penalaran berdasarkan isi yaitu menyangkut kenyataan-kenyataan yang sengaja atau tidak sengaja disesatkan. Ada beragam jenis sesat berpikir yang umumnya terjadi. Berikut jenis-jenisnya: - Hasty Generalization (Overgeneralization) Jenis sesat berpikir yang pertama ini berkaitan dengan menyamaratakan suatu hal berdasarkan kejadian yang pernah dialami. Biasanya kejadian tersebut terjadi atau ditemui secara berulang-ulang, sehingga membentuk stereotip atau lekat pada suatu kesan. Contohnya, pada tahun ini kamu sudah tiga kali putus cinta. Kebetulan permasalahannya sama, kamu menilai ketiga pasanganmu sebelumnya adalah perempuan yang materialistik. Dampak dari kejadian tersebut, kamu membuat kesimpulan bahwa semua perempuan itu materialistik. - Slippery Slope Sesat berpikir tipe ini menghubungkan proses yang panjang antara satu ha ke satu hal yang lain. Proses yang panjang tersebut adalah suatu hal yang runtut namun pada akhirnya menimbulkan kesimpulan yang kurang tepat atau cenderung ngawur. - False Dichotomy Istilah jenis sesat berpikir ini adalah “hitam ya hitam, putih ya putih, tidak ada abu- abu”. Biasanya orang yang berpikir dengan cara ini adalah orang yang wawasannya sempit atau cenderung close minded. Contohnya, si A mendukung penuh kebijakan pemerintah terkait dengan kartu prakerja. Berbeda dengan si B yang menolak kebijakan tersebut dikarenakan suatu hal. Si B menilai si A adalah buzzer, sedangkan si A menilai si B orang yang rebel alias anarki. Walaupun si A mendukung kebijakan pemerintah, bukan berarti si A adalah buzzer pemerintah. Begitupula si B, walaupun menolak kebijakan tersebut tidak membuat si B adalah anti pemerintah sepenuhnya. - Strawmam Pemikiran ini biasanya terjadi pada dua orang yang saling berdebat dalam suatu forum. Ketika masuk pada sesi argumentasi, argumen lawan bicara seolah-olah direspon dengan argumen baru yang tidak nyambung sama sekali. Contohnya, Pada forum diskusi pemilihan ketua BEM Amir berargumen bahwa BEM perlu memangkas biaya operasional kantin untuk dialokasikan pada kegiatan sosial BEM. Budi merespon argumen Amir dan menilai Amir tidak ingin memajukan kantin kampus. Padahal belum tentu begitu maksud dari Amir. Argumen Budi seolah-olah membuat Amir menjadi orang yang tidak peduli dengan kemajuan kantin, padahal Amir tidak berargumen demikian. - Ad Hominem Jujur, ini sering sekali kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Tipe sesat berpikir yang ini tidak fokus pada topik yang dibicarakan. Orang tipe ini biasanya lebih memerhatikan orang yang berbicara ketimbang apa yang dibicarakan. Contohnya, Reza sedang menyampaikan ide tentang memajukan pendidikan Indonesia lewat pendidikan karakter dengan Ahmad. Si Ahmad malah meresponnya dengan kalimat “Ahlah kamu kan cuma pengangguran, tau apa tentang pendidikan Indonesia?” Sikap ini betul-betul harus kita hilangkan dalam diri. Cobalah memahami dan mendengar argumen orang lain tanpa menyerang urusan pribadi atau karakter orang yang diajak berbicara. - Circular Reasoning Pernahkah kamu terjebak dalam suatu pemikiran yang berulang-ulang dan tidak akan pernah selesai? Seperti menyelesaikan pertanyaan A dengan B, lalu menyelesaikan permasalahan B dengan A namun ini benar-benar tidak membantu. Contohnya, kamu bertanya pada seseorang dimana rumah Pak Budi. Orang tersebut menjawab disamping masjid nurul ikhlas. Lalu kamu bertanya, dimana letak masjid nurul ikhlas? Orang tersebut menjawab disamping rumah pak Budi.
Sumber referensi BMP ISIP4211 LOGIKA https://cariilmu.co.id/sesat-berpikir-yang-harus-segera-kamu-hindari/ https://www.ruangguru.com/blog/sesat-pikir