Beberapa tahun lalu saya sempat berpolemik dengan beberapa orang di sosial
media. Sebabnya adalah reproduksi hoax PKI yang kerap muncul setiap tahun.
Banyak dari mereka yang memberi bantahan tetapi dengan argumen keliru. “sosok
tolol sepertimu tak dapat kupercaya?”, “Udah banyak ulama yang mengingatkan,
berarti ini bukan hoax”, dan masih banyak lagi sesat pikir lainnya.
Lalu apa itu sesat pikir? Menurut Irving M Copi (2014), sesat pikir adalah tipe
argumen yang tampaknya benar, namun mengandung kesalahan dalam
penalarannya. Begitu pentingnya penalaran ini sehingga ia menjadi dasar dalam
berlogika. Logika adalah cabang filsafat yang bersifat praktis berpangkal pada
penalaran. Lalu apa saja bentuk-bentuk sesat pikir yang sering dilakukan orang?
Ad hominem
Logical fallacy atau sesat pikir yang seringkali dilakukan seseorang ketika
berargumen yaitu dengan menyerang pribadi (ad hominem) lawan debat yang tidak
ada kaitannya dengan pembahasan. Ad hominem adalah upaya membantah
kebenaran suatu klaim dengan menyerang karakter orang yang mendukung klaim
tersebut. Biasanya itu terjadi saat seseorang telah kehabisan argumen dan
kehabisan sabar.
Namun, menurut Doug Walton, akademisi asal Kanada, ad hominem dalam
beberapa kasus dapat dibenarkan. Mempertanyakan perilaku, karakter, atau motif
adalah sah dan relevan dalam menunjukkan tindakan yang bertentangan dengan
apa yang dikatakan si subjek.