LOGICAL FALLACY
KESALAHAN LOGIKA
UST. DR. FAHRUDDIN FAIZ
MASJID JENDRAL SUDIRMAN
YOGYAKARTA
Golongan Sofis: golongan yang secara sengaja
melakukan kesalahan dalam berfikir, dengan
tujuan untuk mengubah opini demi mencapai
tujuan tertentu di luar kebenaran.
Golongan Paralogi: golongan yang melakukan
kesalahan berfikir namun tidak menyadari
kekeliruan dan akibat dari pemikirannya karena
selalu menganggap dirinya benar.
Istilah ini berasal dari bahasa latin, Post = sesudah, Hoc = Demikian, Ergo = karena itu;
Propter = disebabkan; hoc = demikian
Akibat yang dihasilkan tidak sesuai dengan sebabnya, akan tetapi dipercaya bahwa
penyebab yang tidak sesuai itulah yang benar.
Kesesatan terjadi karena salah menyimpulkan penyebab hanya karena terjadinya dua
peristiwa yang terjadi secara berurutan.
Misalnya ada orang tua lebih menyayangi anak keduanya dibandingkan anak yang pertama
hanya karena orang tua itu keadaan ekonominya lebih baik setelah mempunyai anak kedua
itu.
- Si Jono awalnya sakit flu, kemudian setelah meminum air minum yang telah diludahi oleh
Ponari, besoknya Jono sembuh. Berarti ludah Ponari bisa menyembuhkan penyakit Jono!
- Dian Sastrowardoyo cantik sekali. Di sebuah iklan L’oreal, dia mengaku memakai produk
L’oreal. Berarti produk L’oreal itu yang membuatnya cantik!
- Si Bejo semalam merokok dengan rokok Djarum. Pagi ini dia meninggal, diduga kena
serangan jantung. Pasti rokok Djarum yang menyebabkan dia terkena serangan jantung!
FALLACY OF MISPLACED CONCRETNESS
Tu Quoue: seseorang berusaha untuk membela diri dari kritik yang ditujukan
kepadanya dengan cara membalikkan kritik yang sama ke arah Sang
pengkritik.
Tu quoque ini bisa digunakan sebagai taktik yang efektif untuk membuat
orang yang mengkritik kita dari posisi menyerang, menjadi posisi diserang.
Dari posisi menuduh, menjadi tertuduh. Dari posisi bertanya, menjadi posisi
ditanya.
CONTOH:
Fritz : “Toyib, mengapa Muhammad melanggar perintah Allah-nya dengan kawin 9,
sedangkan Allah sendiri mengatakan kawin hanya boleh maksimal 4″
Toyib : “Lha, Yesus, Tuhan Kamu itu, dahulu juga pernah memperbolehkan muridnya
melanggar perintah taurat,..”
ARGUMENTUM AD BACULUM
Jika banyak yang percaya X adalah benar, maka x itu adalah benar;
Atau Jika banyak orang yang menerima x, maka X dapat diterima.
Contoh: Karena 75% masyarakat percaya bahwa UFO itu ada, maka
kesimpulannya, UFO itu memang benar-benar ada
ARGUMENTUM AD NOVITAM
Perfect Solution Fallacy adalah sesat-pikir yang terjadi ketika suatu argumen
berasumsi bahwa sebuah solusi sempurna itu ada, dan sebuah solusi harus
ditolak karena sebagian dari masalah yang ditangani akan tetap ada setelah
solusi tersebut diterapkan. Asumsinya, jika tidak ada solusi sempurna, tidak
akan ada solusi yang bertahan lama secara politik setelah diimplementasi.
Tetap saja, banyak orang tergiur oleh ide solusi sempurna, mungkin karena
itu sangat mudah untuk dibayangkan.
Contoh:
Penerapan UU Pornografi ini tidak akan berjalan dengan baik. Pemerkosaan
akan tetap terjadi.
(argumen yang tidak memperhatikan penurunan tingkat kriminalitas asusila)
CONFIRMATION BIAS/SELECTIVE THINKING
PERHATIKAN... 1
Pilihan kata dan analogi sering memunculkan pemahaman yang
berbeda. Ada kata-kata tertentu yang membangkitkan emosi.
Kalau kita tak dapat membantah sebuah pernyataan, bukan berarti
berarti pernyataan itu benar.
Banyak orang menggunakan logika “Kalau tidak ini, pasti itu”
Banyak orang menyimpulkan sesuatu secara absurd; misalnya, makan
es krim bisa membuat orang gemuk. Kegemukan adalah penyebab
utama orang sakit jantung. Sakit jantung adalah penyebab kematian
yang utama. Maka kesimpulannya: makan es krim bisa menyebabkan
kematian.
Banyak orang lebih suka mencari jalan yang mudah. Namun, kenyataan
di lapangan tidak selalu sederhana.
PERHATIKAN…2
MENGHAKIMI ORANG LAIN
TIDAK PEDULI DENGAN KESALAHAN SENDIRI
TAKUT SALAH SEHINGGA PASIF
CUEK DENGAN KESALAHAN (“BEGITULAH HIDUP”)
TAKUT MENGAKU SALAH
MELAKUKAN KRITIK DESTRUKTIF
TERBURU-BURU MENILAI
GAGAL BELAJAR DARI KESALAHAN ORANG LAIN
BERPIKIR KRITIS
BERPIKIR POSITIF
BERPIKIR KREATIF
BERPIKIR LATERAL