ABSTRAK
1. Analisa Univariat
Tabel 5.5
Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Mobilisasi di RS Islam Faisal
Makassar Tahun 2013
Tindakan Mobilisasi Jumlah (n) Persentase (%)
Positif 6 46.2
Negatif 7 53.8
Total 13 100
Sumber : Data Primer Agustus 2013
Berdasarkan tabel 5.5, maka diketahui bahwa tindakan mobilisasi kategori positif
berjumlah 6 orang responden (46.2%) sedangkan tindakan mobilisasi kategori negatif
berjumlah 7 orang responden (53.8%)
Tabel 5.6
Distribusi Responden Berdasarkan Penyembuhan Luka di RS Islam Faisal
Makassar Tahun 2013
Penyembuhan Luka Jumlah (n) Persentase (%)
Cepat 11 84.6
Lambat 2 15.4
Total 13 100
Sumber : Data Primer Agustus 2013
Berdasarkan tabel 5.6, maka diketahui bahwa penyembuhan luka operasi
appendicitis kategori cepat berjumlah 11 orang responden (84.6%) sedangkan
penyembuhan luka operasi appendicitis kategori lambat berjumlah 2 orang responden
(15.4%).
2. Analisa Bivariat
Tabel 5.7
Penyembuhan Luka Operasi Apendicitis Post Intervensi Tindakan Mobilisasi di RS
Islam Faisal Makassar Tahun 2013
Penyembuhan Luka
Tindakan Total p
Cepat Lambat
Mobilisasi
n % n % n %
Positif 6 46.2 0 0 6 46.2 0.018
Negatif 5 38.5 2 15.4 7 53.8
Total 11 84.6 2 15.4 13 100
Sumber : Data Primer Agustus 2013
Berdasarkan tabel 5.7, maka diketahui bahwa dari total 6 orang responden
(46.2%) yang dapat melakukan tindakan mobilisasi atau dalam kategori positif,
keseluruhan responden mengalami penyembuhan luka yang cepat. Sedangkan dari total
7 orang responden (53.8%) yang tidak dapat melakukan tindakan mobilisasi atau dalam
kategori negative, didapatkan 5 orang responden (38.5%) mengalami penyembuhan luka
yang cepat dan 2 orang lainnya (14.4%) mengalami penyembuhan luka yang lambat.
Tabel 5.8
Pengaruh Tindakan Mobilisasi Terhadap Penyembuhan Luka Operasi Appendicitis
Penyembuhan Sig (2-
t n Mean df
Luka tailed)
Tindakan Cepat 11
2.739 0.385 12 0.018
Mobilisasi Lambat 2
Sumber : Data Primer Agustus 2013
Hasil penelitian akan menunjukkan pengaruh pemberian tindakan mobilisasi
terhadap penyembuhan luka operasi Appendicitis di RS. Islam Faisal Makassar. Setelah
dilakukan pengujian dengan menggunakan analisis Paired Sample t-Test, maka
didapatkan nilai dari derajat penyembuhan luka operasi Appendicitis dengan munculnya
nilai p = 0.018 dimana p < α 0.05.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan dengan membandingkan teori
serta penelitian yang sejalan, maka dapat dikemukakan bahwa berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan, maka didapatkan 13 orang responden yang menjalani operasi
Appendicitis di RS Islam Faisal Makassar. Dari total 13 orang responden, diketahui bahwa
kelompok umur paling banyak adalah 20 s/d 29 tahun dengan jumlah responden 8 orang
(61.5%), jenis kelamin yang paling banyak adalah perempuan dengan jumlah 9 orang
(69.2%), pekerjaan paling banyak adalah swasta dengan jumlah responden 5 orang (38.5%)
dan pendidikan terakhir paling banyak adalah D3/ Sarjana dengan jumlah responden 7 orang
(53.8%).
Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa tindakan mobilisasi kategori positif
berjumlah 6 orang responden (46.2%) sedangkan tindakan mobilisasi kategori negatif
berjumlah 7 orang responden (53.8%) serta penyembuhan luka operasi appendicitis kategori
cepat berjumlah 11 orang responden (84.6%) sedangkan penyembuhan luka operasi
appendicitis kategori lambat berjumlah 2 orang responden (15.4%).
Dari hasil analisis menggunakan uji Paired Sample t-Test, maka diketahui bahwa
Confidence Interval atau derajat kemaknaan adalah 5%. Dalam analisis menggunakan uji t,
variable diasumsikan tidak sama. Jika probabilitas < 0.05, maka syarat yang berlaku adalah
Ha diterima dan Ho ditolak, namun apabila probabilitas > 0.05, maka syarat yang berlaku
adalah Ho Diterima dan Ha ditolak. Terlihat bahwa t hitung dalam asumsi ketidaksamaan
variabel adalah 2.739 dengan Probabilitas 0.006. Oleh karena Probabilitas 0.006 < α 0.05,
maka Ho dalam penelitian ini ditolak dan Ha diterima sehingga dapat ditarik kesimpulan
bahwa ada ada pengaruh tindakan mobilisasi terhadap penyembuhan luka post operasi
appendicitis di RS Islam Faisal Makassar.
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti berasumsi bahwa responden yang dalam
kategori dapat melakukan mobilisasi atau dalam kategori positif berpeluang mempunyai
kesembuhan luka operasi appendicitis yang lebih cepat jika dibandingkan dengan responden
yang dalam kategori tidak dapat melakukan mobilisasi atau dalam kategori negatif.
Sebagian besar rumah sakit menunjukkan palayanan yang tidak efisien sebagai
salah satu sumber peningkatan biaya, sementara kualitas pelayanan kesehatan di rumah
sakit menjadi sebuah hak yang sama untuk seluruh klien. Untuk menghadapi penghematan
biaya dan sumber yang lebih sedikit, maka kualitas pelayanan keperawatan tidak dapat
ditawar lagi. Ditempat – tempat perawatan akut, perhatianutama berfokus pada bagaimana
carauntuk memulangkan klien secepat mungkin dengan waktu rawat yang dipersingkat.
Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat yang dikemukakan oleh Dewi Nuryanti
(2012) yang menyatakan bahwa mobilisasi dini dilakukan untuk meningkatkan ventilasi dan
mengurangi statis sekresi bronchial pada paru, mengurangi kemungkinan distensi abdomen
pasca operatif dan membantu meningkatkan tonus saluran gastrointestinal dan dinding
abdomen serta menstimulasi peristaltik, disamping itu mobilisasi dini mencegah statis darah
dengan meningkatkan kecepatan sirkulasi pada ekstremitas sehingga mencegah terjadinya
tromboflebitis atau flebotrombosis. Selain itu mobilisasi dini mempercepat pemulihan pada
luka abdomen, mengurangi nyeri, vital sign kembali normal dengan cepat dan meningkatkan
kekuatan serta massa otot. Jenis mobilisasi dini yang akan diberikan pada pasien pasca
operasi adalah berupa range of motion (ROM) exercise, yang mulai dilakukan 8-12 jam
setelah operasi dan setelah efek anestesi seperti mual dan muntah, kesulitan bernafas,
pusing dan sakit kepala telah hilang. Dengan diberikan secara berkala dan semakin hari
makin ditingkatkan baik pergerakan maupun lamanya dilakukan mobilisasi.
Carpenito (2008) menyatakan bahwa Salah satu faktor yang mempengaruhi proses
penyembuhan luka akibat operasi pembuangan apendiks (apendektomi) adalah kurangnya/
tidak melakukan mobilisasi dini. Mobilisasi merupakan faktor yang utama dalam
mempercepat pemulihan dan mencegah terjadinya komplikasi pasca bedah. Mobilisasi
sangat penting dalam percepatan hari rawat dan mengurangi resiko karena tirah baring lama
seperti terjadinya dekubitus, kekakuan atau penegangan otot-otot di seluruh tubuh,
gangguan sirkulasi darah, gangguan pernapasan dan gangguan peristaltik maupun
berkemih.
Roper (2008) menyatakan bahwa bila terlalu dini dilakukan dengan teknik yang
salah, mobilisasi dapat mengakibatkan proses penyembuhan luka menjadi tidak efektif. Oleh
karena itulah, mobilisasi harus dilakukan secara teratur dan bertahap, diikuti dengan latihan
Range of Motion (ROM) aktif dan pasif.
Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Inayati (2006)
dengan judul penelitiannya “Pengaruh mobilisasi dini terhadap waktu kesembuhan luka fase
proliferasi post operasi“ diperoleh hasil penelitian ada pengaruh mobilisasi dini terhadap
waktu kesembuhan luka fase proliferasi dengan p value sebesar 0,009. Keberhasilan
mobilisasi dini tidak hanya mempercepat proses pemulihan luka pasca pembedahan namun
juga mempercepat pemulihan peristaltik usus pada pasien pasca pembedahan.
Hal ini telah dibuktikan oleh Wiyono dalam dalam Akhrita (2011) dalam penelitiannya
terhadap pemulihan peristaltik usus pada pasien pasca pembedahan”. Hasil penelitiannya
mengatakan bahwa mobilisasi diperlukan bagi pasien pasca pembedahan untuk membantu
mempercepat pemulihan usus dan mempercepat penyembuhan luka pasien.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan tujuan penelitian tentang pengaruh tindakan
mobilisasi terhadap penyembuhan luka post operasi usus buntu (appendicitis) di RS Islam
Faisal Makassar, maka dapat ditarik kesimpulan antara lain sebagai berikut :
1. Tindakan mobilisasi sebagian besar dalam kategori negatif sedangkan penyembuhan
luka sebagian besar dalam kategori cepat.
2. Ada pengaruh tindakan mobilisasi terhadap penyembuhan luka post operasi usu buntu
(appendicitis) di RS Islam Faisal Makassar.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian, maka peneliti memberikan
saran antara lain sebagai berikut :
1. Disarankan kepada seluruh pasien post operasi khususnya operasi appendicitis untuk
sesegera mungkin melakukan mobilisasi setelah operasi sesuai dengan arahan dari
petugas kesehatan karena telah terbukti bahwa mobilisasi dini mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap penyembuhan luka.
2. Disarankan kepada petugas kesehatan seperti perawat, dokter, bidan dan semua
petugas kesehatan lainnya khususnya yang berada di RS Islam Faisal Makassar agar
membantu dan mengarahkan pasien post operasi untuk melakukan mobilisasi dini
secara baik dan benar agar penyembuhan luka operasi dapat sembuh dengan cepat.
3. Kepada peneliti selanjutnya agar meneliti lebih dalam lagi tentang pengaruh mobilisasi
dini terhadap penyembuhan luka guna kemajuan ilmu pengetahuan yang lebih baik lagi
di masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA