Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan gizi rumah sakit adalah pelayanan gizi yang disesuaikan
dengan keadaan pasien dan berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status
metabolisme tubuhnya. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses
penyembuhan penyakit, sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat
berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien (Depkes, 2003). Kegiatan
pelayanan gizi di rumah sakit adalahuntuk memenuhi kebutuhan gizi
masyarakat rumah sakit rawat inap dan rawat jalan, untuk keperluan
metabolisme tubuh, peningkatan kesehatan, mengoreksi kelainan
metabolisme dalam upaya preventif, kuratif, rehabilitatif dan promotif.
Pelayanan gizi rumah sakit merupakan salah satu pelayanan penunjang
medik dalam pelayanan kesehatan paripurna rumah sakit yang terintegrasi
dengan kegiatan lainnya, mempunyai peranan penting dalam mempercepat
pencapaian tingkat kesehatan baik bersifat promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif. Kegiatan pokok pelayanan gizi di rumah sakit meliputi :
pengadaan dan pengolahan/produksi makanan, pelayanan gizi di ruang rawat
inap, konsultasi dan penyuluhan gizi serta penelitian dan pengembangan
bidang terapan (Depkes, 1992).
Kegiatan pelayanan gizi di ruang rawat inap merupakan salah satu
kegiatan yang dimulai dari upaya perencanaan penyusunan diit pasien hingga
pelaksanaan evaluasi di ruang perawatan. Tujuan kegiatan pelayanan gizi
tersebut adalah untuk memberi terapi diit yang sesuai dengan perubahan sikap
pasien. Pelayanan gizi untuk pasien rawat jalan dilakukan apabila pasien
tersebut masih ataupun sedang memerlukan terapi diit tertentu. Pelayanan gizi
penderita rawat jalan juga dilakukan melalui penyuluhan gizi di poliklinik
gizi (Depkes RI, 1992). Sasaran penyelenggaraan makanan dirumah sakit
adalah pasien. Sesuai dengan kondisi Rumah Sakit dapat juga dilakukan
penyelenggaraan bagi pengunjung (pasien rawat jalan atau keluarga pasien).
Pemberian makanan yang memenuhi gizi seimbang serta habis termakan

1
merupakan salah satu cara untuk mempercepat penyembuhan dan
memperpendek hari rawat inap (Depkes, 2006).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pelayanan Gizi Rumah Sakit ?
2. Apa Visi, Misi dan Tujuan Pelayanan Gizi Rumah Sakit ?
3. Bagaimana mekanisme Pelayanan Gizi Rumah Sakit ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Makalah ini bertujuan agar pembaca mampu memahami tentang
Pelayanan Gizi Rumah Sakit
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai pengertian
Pelayanan Gizi Rumah Sakit.
b. Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai Visi, Misi dan
Tujuan Pelayanan Gizi Rumah Sakit.
c. Pembaca dapat menambah kompetensi terkait dengan mekanisme
Pelayanan Gizi Rumah Sakit.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Pelayanan gizi di rumah sakit adalah pelayanan yang diberikan dan
disesuaikan dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status gizi,
dan status metabolisme tubuh. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada
proses penyembuhan penyakit, sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat
berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien. Sering terjadi kondisi pasien yang
semakin buruk karena tidak tercukupinya kebutuhan zat gizi untuk perbaikan
organ tubuh. Fungsi organ yang terganggu akan lebih memburuk dengan
adanya penyakit dan kekurangan gizi. Selain itu masalah gizi lebih dan
obesitas erat hubungannya dengan penyakit degeneratif, seperti diabetes
melitus, penyakit jantung koroner, hipertensi, dan penyakit kanker,
memerlukan terapi gizi untuk membantu penyembuhannya. Terapi gizi atau
terapi diet adalah bagian dari perawatan penyakit atau kondisi klinis yang
harus diperhatikan agar pemberiannya tidak melebihi kemampuan organ
tubuh untuk melaksanakan fungsi metabolisme. Terapi gizi harus selalu
disesuaikan dengan perubahan fungsi organ. Pemberian diet pasien harus
dievaluasi dan diperbaiki sesuai dengan perubahan keadaan klinis dan hasil
pemeriksaan laboratorium, baik pasien rawat inap maupun rawat jalan. Upaya
peningkatan status gizi dan kesehatan masyarakat baik di dalam maupun di
luar rumah sakit, merupakan tugas dan tanggung jawab tenaga kesehatan,
terutama tenaga gizi.
B. Visi, Misi dan Tujuan Pelayanan Gizi Rumah Sakit
1. Visi
Pelayanan gizi yang bermutu dan paripurna.
2. Misi
a. Menyelenggarakan pelayanan gizi yang berorientasi pada kebutuhan
dan kepuasan klien/pasien dalam aspek promotif, preventif, kuratif,
rehabilitatif untuk meningkatkan kualitas hidup.
b. Meningkatkan profesionalisme sumber daya kesehatan.

3
c. Mengembangkan penelitian sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
3. Tujuan
a. Tujuan umum :
Terciptanya sistem pelayanan gizi yang bermutu dan paripurna
sebagai bagian dari pelayanan kesehatan di rumah sakit.
b. Tujuan khusus :
Tujuan khusus meningkatkan:
1) Menyelenggarakan Asuhan Gizi terstandar pada pelayanan gizi
rawat jalan dan rawat inap
2) Menyelenggarakan Makanan sesuai standar kebutuhan gizi dan
aman dikonsumsi
3) Menyelenggarakan penyuluhan dan konseling gizi pada
klien/pasien dan keluarganya
4) Menyelenggarakan penelitian aplikasi di bidang gizi dan dietetik
sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Tujuan tersebut dapat dicapai bila tersedia tenaga pelayanan gizi yang
mempunyai kompetensi dan kemampuan sebagai berikut:
1) Melakukan pengkajian gizi, faktor yang berpengaruh terhadap
gangguan gizi dan status gizi dengan cara anamnesis diet
2) Menegakkan diagnosis gizi berdasarkan hasil pemeriksaan yang
dilakukan.
3) Menentukan tujuan dan merencanakan intervensi gizi dengan
menghitung kebutuhan zat gizi, bentuk makanan, jumlah serta
pemberian makanan yang sesuai dengan keadaan pasien.
4) Merancang dan mengubah preskripsi diet, dan menerapkannya
mulai dari perencanaan menu sampai menyajikan makanan.
5) Memberikan pelayanan dan penyuluhan gizi dan konseling gizi
pada pasien dan keluarganya.
6) Mengelola sumberdaya dalam pelayanan penyelenggaraan
makanan bagi konsumen di rumah sakit.

4
7) Melakukan penelitian dan pengembangan gizi sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
8) Menyelenggarakan administrasi pelayanan gizi.
C. Mekanisme Pelayanan Gizi Rumah Sakit
Pengorganisasian Pelayanan Gizi Rumah Sakit mengacu pada SK
Menkes Nomor 983 Tahun 1998 tentang Organisasi Rumah Sakit dan
Peraturan Menkes Nomor 1045/MENKES /PER/XI/2006 tentang Pedoman
Organisasi Rumah Sakit di lingkungan Departemen Kesehatan.

Gambar. 1
Mekanisme Pelayanan Gizi di Rumah Sakit

Klien/pasien rumah sakit dibedakan dalam 2 kategori, yaitu :


1. Pasien Rawat Inap
Pada tahap penapisan dan pengkajian berdasarkan hasil pemeriksaan
fisik, antropometri, laboratorium dan pemeriksaan lainnya, dokter akan
menetapkan apakah pasien memerlukan terapi diet atau tidak.
Pada tahap intervensi/Implementasi :

5
a. Bila tidak memerlukan terapi diet :
 Pasien dipesankan makanan biasa ke tempat pengiolahan
makanan.
 Dari tempat pengolahan makanan didistribusikan ke ruang
perawatan. Diruang perawatan makanan disajikan ke pasien.
 Selama dirawat, pasien yang berminat mendapatkan penyuluhan
mengenai gizi umum tentang makanan seimbang untuk
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan dan
lingkunganya.
 Pasien diamati dan dievaluasi secara fisik, antropometri,
laboratorium, dan lain-lain. Pengamatan juga dilakukan untuk
menilai nafsu makan dan asupan makananya. Hasil penilaian
tersebut membuka kemungkinan bahwa ia memerlukan
penyesuaian diet atau tidak.
 Bila tidak, tetap memperoleh makanan biasa sampai
diperbolehkan pulang.
 Bila memerlukan terapi diet, prosesnya sama dengan bila ia dari
semula memerlukan terapi diet.
b. Bila memerlukan terapi diet :
 Bagi pasien yang direncanakan dengan makanan khusus/diet
yang sesuai dengan fisik, psikis, penyakit, kebiasaan makana
dan nafsu makan.
 Selama dirawat pasien memperoleh penyuluhan atau konseling
gizi agar diperoleh persesuaian paham tentang dietnya, dan
pasien dapat menerima serta menjalankan diet.
 Makanan khusus dipesan ke tempat pengolahan makanan
(dapur). Dari tempat pengolahan makanan diet didistribusikan
ke ruang perawatan. Di ruang perawatan makanan khusus
disajikan ke pasien.
 Pasien diamati dan dievaluasi secara fisik, antropometri,
laboratorium dan lain-lain. Pengamatan juga dilakukan untuk
menilai nafsu makan dan asupan makanannya. Hasil penilaian

6
tersebut membuka kemungkinan apakah ia memerlukan
penyesuaian diet atau tidak.
 Bila pasien ternyata tidak memerlukan penyesuaian diet, maka
saat akan pulang pasien memperoleh penyuluhan / konseling
gizi tentang penerapan diet pasien.
 Bila memerlukan tindak lanjut, pasien diminta mengikuti proses
pelayanan gizi rawat jalan.
 Bila tidak, kegiatan pelayanan gizi berakhir, dan pasien dapat
dirujuk ke puskesmas atau institusi kesehatan lain untuk
pembinaan selanjutnya.
2. Pasien Rawat Jalan
Dari hasil pemeriksaan fisik, antropometri, laboratorium dan
pemeriksaan dokter lainnya, kemudian dokter menentukan apakah pasien
perlu terapi diet.
 Bila tidak memerlukan terapi diet, pasien hanya akan mendapat
penyuluhan gizi umumnya dan makanan sehat untuk diri dan
keluarganya dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan
keadaan kesehatan dirinya dan lingkungannya.
 Bila memerlukan terapi diet, pasien akan dikirim ke klinik untuk
memperoleh penyuluhan/konseling tentang diet/terapi yang
ditetapkan dokter. Proses selanjutnya mengikuti proses dari klinik
tersebut.
Kegiatan Pelayanan Gizi Rumah Sakit, meliputi:
1. Asuhan Gizi Rawat Jalan
Pelayanan gizi rawat jalan adalah serangkaian proses kegiatan asuhan
gizi yang berkesinambungan dimulai dari asesmen/pengkajian,
pemberian diagnosis, intervensi gizi dan monitoring evaluasi kepada
klien/pasien di rawat jalan. Asuhan gizi rawat jalan pada umumnya
disebut kegiatan konseling gizi dan dietetik atau edukasi/ penyuluhan
gizi.

7
2. Asuhan Gizi Rawat Inap
Pelayanan gizi rawat inap merupakan pelayanan gizi yang dimulai dari
proses pengkajian gizi, diagnosis gizi, intervensi gizi meliputi
perencanaan, penyediaan makanan, penyuluhan/edukasi, dan konseling
gizi, serta monitoring dan evaluasi gizi.
3. Penyelenggaraan Makanan
Penyelenggaraan makanan Rumah Sakit merupakan rangkaian kegiatan
mulai dari perencanaan menu, perencanaan kebutuhan bahan makanan,
perencanaan anggaran belanja, pengadaan bahan makanan, penerimaan
dan penyimpanan, pemasakan bahan makanan, distribusi dan pencatatan,
pelaporan serta evaluasi.
4. Penelitian dan Pengembangan
Penelitian dan pengembangan gizi terapan dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan guna menghadapi tantangan dan masalah gizi
terapan yang kompleks. Ciri suatu penelitian adalah proses yang berjalan
terus menerus dan selalu mencari, sehingga hasilnya selalu mutakhir.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelayanan gizi di rumah sakit adalah pelayanan yang diberikan dan
disesuaikan dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status gizi,
dan status metabolisme tubuh. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada
proses penyembuhan penyakit, sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat
berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien.
B. Saran
1. Sebagai perawat kita harus mampu memahami bagaimana pelayanan gizi
rumah sakit sebagai pelayan kesehatan
2. Sebaiknya segera koordinasi dengan nutrisionist selaku penanggung jawab
terhadap pemenuhan kebutuhan gizi klien.

9
DAFTAR PUSTAKA

Kementirian Kesehatan RI, 2013. Pedoman PGRS Pelayanan Gizi Rumah Sakit.
http://ch1za.blogspot.com/2013/06/konsep-dan-aplikasi-pelayanangizi_2264.html

10

Anda mungkin juga menyukai