Anda di halaman 1dari 3

Maura 102011108

Fallacy berasal dari bahasa Yunani dan Latin yang berarti sesat pikir. Fallacy didefinisikan secara akademis sebagai kerancuan pikir yang diakibatkan oleh ketidakdisiplinan pelaku nalar dalam menyusun data dan konsep, secara sengaja maupun tidak sengaja. Ia juga bisa diterjemahkan dalam bahasa sederhana dengan ngawur. Ada dua pelaku fallacy, yaitu Sofisme dan Paralogisme Sofisme, adalah sesat pikir yang sengaja dilakukan untuk menyesatkan orang lain, padahal si pemuka pendapat sendiri tidak sesat. Paralogisme, adalah pelaku sesat pikir yang tidak menyadari akan sesat pikir yang dilakukannya.

1. Fallacy of dramatic instance, yaitu kecenderungan untuk melakukan analisa masalah sosial dengan penggunaan satu dua kasus untuk mendukung argumen yang bersifat general atau umum (over generalisation). Contoh : Mahasiswa beriman tadi yang mengatakan bahwa HMI itu organisasi yang sesat, kiri, liberal karena melihat beberapa kadernya yang menurut pandangannya sebagai orang sesat, kiri, dan liberal. 2. Argumentum ad hominem, adalah argumentasi yang diajukan tidak tertuju pada persoalan yang sesungguhnya, tetapi terarah kepada pribadi yang menjadi lawan bicara atau dalam bahasa kerennya dikenal dengan istilah Personal Attack. Contoh : Saya tidak ingin berdiskusi dengan Anda, karena Anda seorang anak kecil yang gak tahu apa-apa. 3. Argumentum ad verecundiam, adalah kesalahan berpikir akibat argumen dengan menggunakan argumen yang bersifat otoritas meskipun otoritas itu tidak relevan Contoh : A sedang berdiskusi dengan B. Lalu A berkata kepada B, pendapat Anda bertentangan dengan Al-Quran dan Sunnah. Ini bentuk kesalahan berpikirnya. Bahwa, sebenarnya B tidak bertentangan dengan dengan Al-Quran dan Sunnah, tetapi bertentangan dengan Al-Quran dan Sunnah sepanjang yang A pahami.

4. Argumentum Auctoritatis, adalah sesat pikir dimana nilai penalaran ditentukan oleh keahlian atau kewibawaan orang yang mengemukakannya. Jadi suatu gagasan diterima sebagai gagasan yang benar hanya karena gagasan tersebut dikemukakan oleh seorang yang sudah terkenal karena keahliannya Contoh : Saya meyakini bahwa pendapat dosen itu benar karena ia seorang guru besar. 5. Kesesatan non causa pro causa (post hoc ergo propter hoc), adalah kesesatan yang dilakukan karena penarikan penyimpulan sebab-akibat dari apa yang terjadi sebelumnya adalah penyebab sesungguhnya suatu kejadian berdasarkan dua peristiwa yang terjadi secara berurutan. Orang lalu cenderung berkesimpulan bahwa peristiwa pertama merupakan penyebab bagi peristiwa kedua, atau peristiwa kedua adalah akibat dari peristiwa pertama padahal urutan waktu saja tidak dengan sendirinya menunjukkan hubungan sebab-akibat. Contoh : Anda membuat surat untuk seseorang yang anda cintai dengan menggunakan pulpen A, dan ternyata cinta Anda diterima. Kemudian pulpen A itu anda gunakan untuk ujian, dan Anda lulus. Tak lama kemudian ortu Anda mengirimkan uang pada Anda, Anda kemudian sangat mencintai pulpen itu. ini bukan sembarang pulpen! kata anda. Pulpen ini mengandung keberuntungan 6. Argumentum ad baculum, adalah argumen yang diajukan berupa ancaman dan desakan lawan bicara agar menerima suatu konklusi tertentu, dengan alasan bahwa jika menolak akan berdampak negatif terhadap dirinya Contoh : Jika Anda tidak mengakui kebenaran apa yang saya katakan, Anda akan terkena adzab Tuhan. 7. Argumentum ad misericordiam, adalah sesat pikir yang sengaja diarahkan untuk membangkitkan rasa belas kasihan lawan bicara dengan tujuan untuk memperoleh pengampunan / keinginan. Contoh : Saya mencuri karena saya miskin dan tidak bisa membeli sandang dan pangan. 8. argumentum ad ignorantiam, adalah Apabila kita memastikan bahwa sesuatu itu tidak ada karena kita tidak mengetahui apa pun juga mengenai sesuatu itu atau karena belum menemukannya, maka itulah sesat pikir. Contoh : Menerbangkan manusia di bulan itu sulit. Maka manusia tidak bisa

diterbangkan

ke

bulan.

9. Argumentum ad auctoritatis, adalah argumentasi yang diajukan berdasarkan kewibawaan atau pengaruh besar seseorang, bukan berdasarkan penalaran. contoh : Saya yakin apa yang dikatakannya, karena ia pemimpin partai besar. 1. Scare Tactic If you suppose that terrorizing your opponent is giving him a reason for believing that you are correct, then you are using a scare tactic and reasoning fallaciously. 2. Straw Man You commit the straw man fallacy whenever you attribute an easily refuted position to your opponent, one that the opponent wouldnt endorse, and then proceed to attack the easily refuted position (the straw man) believing you have undermined the opponents actual position. If the misrepresentation is on purpose, then the straw man fallacy is caused by lying. 3. Group Think A reasoner commits the group think fallacy if he or she substitutes pride of membership in the group for reasons to support the groups policy. If thats what our group thinks, then thats good enough for me. Its what I think, too. Blind patriotism is a rather nasty version of the fallacy. 4. Wishful Thinking A reasoner who suggests that a claim is true, or false, merely because he or she strongly hopes it is, is committing the fallacy of wishful thinking. Wishing something is true is not a relevant reason for claiming that it is actually true. 5. Red Herring adalah argumen yang tak ada sangkut-pautnya dengan argumen lawan, yang digunakan untuk mengalihkan perhatian orang dari perkara yang sedang dibahas, serta menggiring menuju kesimpulan yang berbeda. Sesat-pikir ini biasanya akan keluar jika seseorang tengah terdesak. Ia akan langsung melemparkan umpannya ke topik lain, di mana topik lain ini sukar dihindari untuk tidak dibahas. Itu karena biasanya pemilihan topik lain itu baunya cukup kuat seperti perumpamaan ikan merah (red herring) antara lain topik yang aktual atau isu yang cukup dengan lawan debat

Anda mungkin juga menyukai