PENDAHULUAN
Tumor ginjal merupakan tumor urogenitalia nomor tiga terbanyak setelah
tumor prostat dan tumor kandung kemih. Semakin meluasnya penggunaan
ultrasonografi abdomen sebagai salah satu pemeriksaan screening (penyaring) di
klinik-klinik rawat jalan, makin banyak diketemukan kasus-kasus tumor ginjal yang
masih dalam stadium awal.1
Karsinoma sel renal adalah jenis kanker ginjal yang banyak ditemukan pada
orang dewasa. Wilms tumor atau nephroblastoma adalah jenis tumor yang sering
terjadi pada anak-anak di bawah umur 10 tahun, jarang ditemukan pada orang
dewasa. Kira-kira 500 kasus terdiagnosa tiap tahun di Amerika Serikat. 75%
ditemukan pada anak-anak yang normal ; 25% nya terjadi dengan kelainan
pertumbuhan pada anak.1
Tumor ini responsive dalam terapinya, 90% pasien bertahan hidup hingga 5
tahun. Di Amerika Serikat kanker ginjal meliputi 3% dari semua kanker, dengan ratarata kematian 12.000 akibat kanker ginjal pertahun. Kanker ginjal sedikit lebih
banyak terjadi pada laki-laki dibanding wanita (2:1) dan umumnya terdiagnosa pada
usia antara 50 70 tahun, tapi dapat terjadi pada usia berapa saja juga. Tumor Wilms
merupakan sekitar 10% keganasan pada anak. Paling sering dijumpai pada usia 3
tahun dan 10% nya merupakan lesi bilateral.1
TUMOR GINJAL
2.1 ANATOMI DAN FISIOLOGI GINJAL
Ginjal terletak di belakang peritoneum pada bagian belakang rongga
abdomen, mulai dari vertebra torakalis keduabelas (T12) sampai vertebra lumbalis
ketigas (L3). Ginjal kanan lebih rendah daripada ginjal kiri karena adanya hati. Saat
inspirasi, kedua ginjak tertekan kebawah karena kontraksi diafragma.1
Setiap ginjal dilapisi oleh kapsul jaringan ikat padat tidak teratur. Irisan sagital
ginjal menunjukkan korteks yang lebih gelap dibagian luar, dan medula yang lebih
terang dibagian dalam, yang terdiri atas banyak piramida renalis bentuk kerucut.
Basis setiap piramida membentuk batas kortikomedularis. Apeks setiap piramida
meluas ke arah pelvis renalis membentuk papila renalis. Sebagian korteks juga
meluas ke masing-masing sisi piramida membentuk kolumna renalis.1
Secara anatomis ginjal terbagi menjadi 2 bagian yaitu korteks dan medula. Di
dalam korteks terdapat berjuta-juta nefron, sedangkan di dalam medula banyak
terdapat duktuli ginjal. Nefron adalah unit fungsional terkecil dari ginjal yang terdiri
atas tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distal, dan duktus koligentes.1
Ginjal menerima sekitar 20% dari aliran darah jantung atau sekitar 1 liter
darah per menit. Penyaringan terjadi ditubular ginjal dengan lebih dari 99% diserap
kembali, meninggalkan pengeluaran urin terakhir 1-1,5 per hari.1
Ginjal mendapatkan aliran darah dari arteri renalis yang merupakan cabang
langsung dari aorta abdominalis, sedangkan darah vena dialirkan melalui vena renalis
yang bermuara ke vena kava inferior. Sistem arteri ginjal disebut End Arteries, yaitu
arteri yang tidak mempunyai anastomosis dengan cabang arteri lain, sehingga jika
terdapat kerusakan pada cabang arteri ini, menimbulkan iskemia/nekrosis pada bagian
yang diperdarahinya.1
Fungsi utama ginjal adalah sebagai organ pengatur dalam mengekskresi
bahan-bahan kimia asing tertentu (misalnya obat-obatan) hormon dan metabolit lain,
tetapi fungsi yang paling utama adalah mempertahankan volume dan komposisi
cairan ekstraselular dalam batas normal. Tentu saja ini dapat terlaksana dengan
mengubah ekskresi air dan zat terlarut, kecepatan filtrasi yang tinggi memungkinkan
pelaksanaan fungsi ini dengan ketepatan tinggi. Pembentukan renin dan eritropoietin
serta metabolisme vitamin D merupakan fungsi nonekskretor yang penting. Sekresi
renin berlebihan yang mungkin penting pada etiologi beberapa bentuk hipertensi.
Defisiensi eritropoietin dan pengaktifan vitamin D yang dianggap penting sebagai
penyebab anemia dan penyakit tulang pada uremia.2
Ginjal juga berperan penting dalam degradasi insulin dan pembentukan
sekelompok senyawa yang mempunyai makna endokrin yang berarti, yaitu
prostaglandin. Sekitar 20% insulin yang dibentuk oleh pankreas didegradasi oleh selsel tubulus ginjal. Akibatnya penderita diabetes yang menderita payah ginjal
membutuhkan insulin yang jumlahnya lebih sedikit. Prostaglandin merupakan
hormon asam lemak tidak jenuh yang terdapat dalam banyak jaringan tubuh. Medula
ginjal membentuk PGI dan PGE2 yang merupakan vasodilator potensial.
Prostaglandin mungkin berperan penting dalam pengaturan aliran darah ke ginjal,
pegeluaran renin dan reabsorpsi Na+. Kekurangan prostagladin mungkin juga turut
berperan dalam beberapa bentuk hipertensi ginjal sekunder, meskipun bukti-bukti
yang ada sekarang ini masih kurang memadai.2
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Bedah
RSUD Ciawi
Periode 9 November 2015 16 Januari 2016
renalis
epitel
berdinding
ganda
yang
dalam
dari
kapsula Bowman disebut lapisan visceral, bagian luar disebut lapisan parietal, dan
diantara kedua ruangan tersebut terdapat ruang urinarius.3
Tiap korpuskel ginjal memiliki kutub vaskular, yakni tempat masuknya
arteriol afferent dan keluarnya arteriol efferent, sedangkan daerah persambungan
antara kapsula Bowman dengan tubulus kontortus proksimal disabut polus urinarius. 3
Kapsula Bowman pars parietalis terdiri atas epitel selapis gepeng yang
terletak di atas lamina basalis, sedangkan kapsula Bowman pars visceralis dilapisi
oleh sel-sel podosit. Sel podosit merupakan epitel bercabang yang berbentuk pedikel
dan berfungsi sebagai penyaring. Sel podosit bersama dengan endotel kapiler
berfungsi sebagai glomerular filtration barrier. Pada kutub urinarius, epitelnya
berubah menjadi epitel selapis kuboid. 3
Apparatus juxtaglomerularis
Apparatus juxtaglomerularis berfungsi mengatur sekresi renin dan terletak di polus
vaskularis. Terdiri dari : 3
a. Macula densa : sel dinding
tubulus distal yang berada
dekat
dengan
glomerulus
Leiomyoma
Haemangioma
Lymphangioma
Juxtaglomerular cell tumour
Renomedullary interstitial cell tumour
Schwannoma
Solitary fibrous tumour
Mixed messenchymal and epithelial tumours
Cystic nephroma
Mixed epithelial and stromal tumour
Synovial sarcoma
Neuroendocrine tumours
Carcinoid
Neuroendocrine carcinoma
Primitive neuroectodermal tumour
Neuroblastoma
Phaeochromocytoma
Haematopoietic and lymphoid tumour
Lymphoma
Leukemua
Plasmacytoma
Germ cell tumour
Teratoma
Choriocarcinoma
Metastatic tumour
A. Tumor Jinak Ginjal
Tumor mulai pada sel-sel, blok-blok bangunan yang membentuk jaringanjaringan. Jaringan-jaringan membentuk organ-organ tubuh. Secara normal, sel-sel
tumbuh dan membelah untuk membentuk sel-sel baru ketika tubuh memerlukan
mereka. Ketika sel-sel tumbuh menua, mereka mati, dan sel-sel baru mengambil
tempat mereka. Adakalanya proses yang teratur ini berjalan salah. Sel-sel baru
terbentuk ketika tubuh tidak memerlukan mereka, dan sel-sel tua tidak mati ketika
mereka seharusnya mati. Sel-sel ekstra ini dapat membentuk suatu massa dari
jaringan yang disebut suatu pertumbuhan atau tumor.5
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Bedah
RSUD Ciawi
Periode 9 November 2015 16 Januari 2016
a. Hamartoma Ginjal
Hamartoma atau angiomiolipoma ginjal adalah tumor ginjal yang terdiri
atas komponen lemak, pembuluh darah dan otot polos. Lesi ini bukan merupakan
tumor sejati, tetapi paling cocok disebut sebagai hamartoma. Tumor jinak ini
biasanya bulat atau lonjong dan menyebabkan terangkatnya simpai ginjal. Kadang
tumor ini ditemukan juga pada lokasi ektrarenal karena pertumbuhan yang
multisentrik . Lima puluh persen dari hamartoma ginjal adalah pasien Tuberous
sklerosis atau penyakit Bournville yaitu suatu kelainan bawaan yang ditandai
dengan retardasi mental, epilepsi, adenoma seseum dan terdapat hamartoma di
retina, hepar, tulang, pankreas dan ginjal. Tumor ini lebih banyak menyerang
wanita daripada pria dengan perbandingan 4 : 1.4
Hamartoma ginjal sering tanpa menunjukkan gejala dan kadang-kadang
didapatkan secara kebetulan pada saat pemeriksaan rutin dengan ultrasonografi
abdomen(Basuki, .Gejala klinis yang mungkin dikeluhkan adalah : nyeri
pinggang, hematuria, gejala obstruksi saluran kemih bagian atas dan kadang kala
terdapat gejala perdarahan rongga retroperitonial.5
b. Fibroma Renalis
Tumor jinak ginjal yang paling sering ditemukan ialah fibroma renalis
atau tumor sel interstisial reno-medulari. Tumor ini biasanya ditemukan secara
tidak sengaja sewaktu melakukan autopsi, tanpa adanya tanda ataupun gejala
klinis yang signifikan. Fibroma renalis berupa benjolan massa yang kenyal keras,
dengan diameter kurang dari 10 mm yang terletak dalam medula atau papilla.
Tumor tersusun atas sel spindel dengan kecenderungan mengelilingi tubulus di
dekatnya.4
c. Adenoma Korteks Benigna
Adenoma koreteks benigna merupakan tumor berbentuk nodulus berwarna
kuning kelabu dengan diameter biasanya kurang dari 20 mm, yang terletak dalam
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Bedah
RSUD Ciawi
Periode 9 November 2015 16 Januari 2016
korteks ginjal. Tumor ini jarang ditemukan, pada autopsi didapat sekitar 20% dari
seluruh autopsi yang dilakukan. Secara histologis tidak jelas perbedaannya
dengan karsinoma tubulus renalis ; keduanya tersusun atas sel besar jernih dengan
inti kecil. Perbedaannya ditentukan hanya berdasarkan ukurannya ; tumor yang
berdiameter kurang dari 30 mm ditentukan sebagai tumor jinak. Perbedaan ini
sepenuhnya tidak dapat dipegang sebab karsinoma stadium awal juga mempunyai
diameter kurang dari 30 mm. Proses ganas dapat terjadi pada adenoma korteks.4
d. Onkositoma
Onkositoma
merupakan
subtipe
dari
adenoma
yang
sitoplasma
Stadium II
10
The National Wilms Tumor Study Group (NWTSG) membagi 5 stadium tumor
Wilms, yaitu :7
a. Stadium I
Tumor terbatas di dalam jaringan ginjal tanpa menembus kapsul. Tumor ini
dapat di reseksi dengan lengkap.
b. Stadium II
Tumor menembus kapsul dan meluas masuk ke dalam jaringan ginjal dan
sekitar ginjal yaitu jaringan perirenal, hilus renalis, vena renalis dan kelenjar limfe
para-aortal. Tumor masih dapat direseksi dengan lengkap.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Bedah
RSUD Ciawi
Periode 9 November 2015 16 Januari 2016
11
c. Stadium III
Tumor menyebar ke rongga abdomen (perkontinuitatum), misalnya ke
hepar, peritoneum dan lain-lain.
d. Stadium IV
Tumor menyebar secara hematogen ke rongga abdomen, paru-paru,otak dan
tulang.
Gambaran trifasik pada tumor Wilms, adanya epithel, blastema dan stroma.
12
13
USG
umumnya
dapat
membedakan
karsinoma
renal,
14
15
Sel ginjal karsinoma pada ginjal kanan yang didedikasikan pada ct scan ginjal.
sebelum peningkatan kontras, sel ginjal karsinoma. Dengan CT-Scan contrast ginjal
dengan ukuran 101.7 hu.
USG
Apabila terdapat keraguan antara kista atau tumor padat ginjal, maka
pemeriksaan tersederhana dan murah adalah pemeriksaan ultrasonografi. Dalam hal
ini USG hanya dapat menerangkan bahwa ada massa solid atau kistik.8
Pemeriksaan
USG
umumnya
dapat
membedakan
karsinoma
renal,
Karsinoma ginjal yang diidentifikasi sebagai massa yang bulat yang membentang dari
bagian posterior ginjal ( anak panah ) .
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Bedah
RSUD Ciawi
Periode 9 November 2015 16 Januari 2016
16
Pada potongan sagittal dari gambar diperoleh adannya massa yang besar pada ginjal
kanan , massa yang didominasi hyperechoic , yang terletak di bagian dari
posteroinferior ginjal dan daerah yang berisi echotexture yang heterogen
17
Karsinoma sel ginjal yang diidentifikasi sebagai massa yang bulat yang membentang
dari bagian posterior ginjal (anak panah).
MRI
MRI bisa memberikan keterangan tambahan mengenai penyebaran tumor.
MRI dapat mengungkapkan adanya invasi tumor pada vena renalis dan vena cava
tanpa membutuhkan kontras, tetapi kelemahannya adalah kurang sensitif mengenali
lesi solid yang berukuran kurang dari 3 cm. MRI juga bermanfaat untuk magnetic
resonance venography untuk membantu diagnosis trombus pada vena renalis. MRI
dapat menunjukkan informasi penting untuk menentukan perluasan tumor di dalam
vena cava inferior termasuk perluasan ke daerah intarkardial.8
Karsinoma renalis sinistra pada pasien yang menjalani nephrectomy untuk sel ginjal
karsinoma . Gambar magnetik resonansi aksial t1 weighted ( MRI )
18
Karsinoma sel ginjal yang besar sebelah kanan dengan invasi vena kava inferior .
potongan aksial t1 weighted MRI sebelum peningkatan kontras . karsinoma sel ginjal
yang besar sebelah kanan dengan invasi vena kava inferior i . aksial t1 weighted
contrast enhanced MRI.
Wilms tumor pada anak laki-laki 3 tahun dengan sebuah massa di perut . gambar
MRI gadolinium enhanced koronal fat suppressed t1 weighted menunjukkan massa
yang besar, terdeteksi dengan baik di sebelah kanan ginjal ( panah )
19
Karsinoma sel renalis sinistra pada pasien dengan penyakit ginjal polycystic. aksial t1
weighted contrast enhanced MRI.
20
TUMOR URETER
3.1 ANATOMI DAN FISIOLOGI URETER
Ureter merupakan saluran muskuler silindris urine yang mentranspor urin dari
ginjal menuju vesica urinaria. Merupakan organ retroperitoneal. Panjang sekitar 2030 cm diameter 1.7 cm dan memiliki 3 penyempitan:
1
Penyempitan ini barperan sebagai lokasi stasis atau tersangkutnya batu pada
saluran kemih. Untuk kepentingan pembedahan ureter dibagi menjadi 2 bagian :
Ureter pars abdominalis : yang berada dari pelvis renalis sampai menyilang
vasa iliaka
ureter pars pelvika : mulai dari persilangan dengan vasa iliaka sampai masuk
ke kandung kemih
1/3 proksimal : dimulai dari pelvis renalis sampai batas atas sacrum
1/3 medial : dimulai dari batas atas sacrum sampai batas bawah sacrum
1/3 distal : dimulai dar batas bawah sacrum sampai masuk ke kandung kemih
21
Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan
dilapisi oleh pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter terjadi pada
tempat ureter meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh
sekitarnya mempunyai saraf sensorik.
Dibawah ini tampak anatomi dari ureter. Berbeda antara pria & wanita pada
perjalanannya, dimana:
22
Vaskularisasi
Arteriae : arteri yang memperdarahi ureter adalah ujung atas oleh arteri renalis,
bagian tengah oleh arteri testicularis atau arteri ovarica, dan didalam pelvis oleh
arteri vesicalis inferior
Vena : vena dialirkan kedalam vena yang sesuai dengan arteri
Innervasi
plexus renalis, testicularis, dan plexus hypogastricus (didalam pelvis)
serabut aferen berjalan bersama denga saraf simpatis dan masuk medulla spinalis
setinggi segmen lumbalis I dan II
Aliran limfe
Nodi aortici lateralis dan nodi iliaci
3.2 HISTOLOGI URETER
Dinding Ureter memiliki tiga lapisan (Departemen Histologi FK USU, 2011):
1. Lapisan paling luar: Lapisan jaringan ikat fibroelastik.
2. Lapisan tengah: muskularis yang terdiri otot polos
3. Lapisan dalam: membrana mukosa yang terdiri epitel dan lamina propia.
Membrana Mukosa
1
Epithel transisional, tebal 4-5 lapis sel, memiliki lamina basalis tipis atau
kadang tidak terlihat jelas. Terdapat juga struktur khusus yaitu sel paying
Muskularis
Terdiri berkas sel otot polos yg dipisahkan berkas-berkas jaringan ikat. Otot
polos ini tdd 2 lapisan, yaitu:
1
2
23
24
25
Malignant melanoma
Nevus
Mesenchymal tumours
Rhabdomyosarcoma
Leiomyosarcoma
Angiosarcoma
Osteosarcoma
Malignant fibrous histiocytoma
Leiomyoma
Haemangioma
Other
Haematopoietic and lymphoid tumours
Lymphoma
Plasmacytoma
Miscellaneous tumours
Carcinoma of Skene, Cowper and Littre glands
Metastatic tumours and tumours extending from other organs
Klasifikasi TNM karsinoma renal pelvis dan ureter4
T Primary tumour
TX Primary tumour cannot be assessed
T0 No evidence of primary tumour
Ta Non-invasive papillary carcinoma
Tis Carcinoma in situ
T1 Tumour invades subepithelial connective tissue
T2 Tumour invades muscularis
T3
(Renal pelvis)
Tumour invades beyond muscularis into peripelvic fat
or renal parenchyma
(Ureter)
Tumour invades beyond muscularis into periureteric fat
T4 Tumour invades adjacent organs or through the kidney into perKepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Bedah
RSUD Ciawi
Periode 9 November 2015 16 Januari 2016
26
inephric fat
N Regional lymph nodes
NX Regional lymph nodes cannot be assessed
N0 No regional lymph node metastasis
N1 Metastasis in a single lymph node 2 cm or less in greatest dimension
N2 Metastasis in a single lymph node more than 2 cm but not more than
5 cm in greatest dimension, or multiple lymph nodes, none more
than 5 cm in greatest dimension
N3 Metastasis in a lymph node more than 5 cm in greatest dimension
M Distant metastasis
MX Distant metastasis cannot be assessed
M0 No distant metastasis
M1 Distant metastasis
Stage Grouping
Stage 0a Ta N0 M0
Stage 0is Tis N0 M0
Stage I T1 N0 M0
Stage II T2 N0 M0
Stage III T3 N0 M0
Stage IV T4 N0 M0
Any T N1, N2, N3 M0
Any T Any N M1
27
28
Inverted Papiloma
Inverted papilloma adalah tumor yang permukaan sel epitelnya
tumbuh ke bawah masuk dalam jaringan pendukung. Tumor ini bisa terjadi di
hidung atau traktus urinarius (kandung kemih, pelvis renalis, ureter, uretra).
Jika terjadi di hidung atau sinus, gejalanya mirip dengan gejala yang
ditimbulkan sinusitis. Jika terjadi di traktus urinarius, bisa menyebabkan
hematuria.
Diagnosis: diagnosis pasti inverted papilloma adalah dengan
pemeriksaan histologi. Namun, MRI bisa menunjukan gambarain hipointens
dan hiperintens yang tersusun akibat gambaran epitel skuamosa yang
menginvasi ke dalam stroma (Convoluted Cerebriform Pattern).
29
30
c CT-scan
d Cystoscopy
e Ureteroscopy
Penatalaksanaan:
Tumor multipel atau tumor berderajat tingginefroureterektomi
Tumor distal ureterreseksi parsial ureter dan muaranya di kandung
2
31
DAFTAR PUSTAKA
1. Kumar P, Clark M, editor. Kumar&Clarks Clinical Medicine. 7 th edition.
Edinburg: Saunders Elsevier. 2009
2. Guyton AC, Hall JE. Textbook of Medical Physiology. 11 th edition.
Philadelphia: Saunders Elsevier. 2006
3. Junqueira LC, Carneiro J. Basic Histology. Jakarta: EGC. 1989.
4. WHO. Pathology and Genetics of Tumours of the Urinary System and Male
Genital Organs. IARC Press: Lyon. 2004
5. De Jong W. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. EGC. Jakarta
6. Hardjowijoto S, Djuwantoro D, Rahardjo EO, Djatisoesanto W. 2005.
Management of Wilms Tumor in Department of Urology Soetomo Hospital :
report of 70 cases. Jurnal Ilmu Bedah Indonesia vol. 33 no. 1 :1-5
7. Tongaonkar HB, Qureshi SS, Kurkure PA, Muckaden MA, Arora B, Yuvaraja
TB. 2007. Wilms tumor: An update. Indian Journal of Urology. 458-465
8. Rasad S. 2005. Radiologi Diagnostik. Edisi 2. Balai Penerbit FK UI: Jakarta
9. Sachdeva K, MD, Makhoul I, MD, Renal Cell Carcinoma,
http://www.emedicine.com.2003
32