Anda di halaman 1dari 11

Spondilosis lumbalis

Spondilosis lumbalis adalah perubahan pada sendi


tulang belakang dengan ciri khas bertambahnya
degenerasi discus intervertebralis yang diikuti
perubahan pada tulang dan jaringan lunak, atau
dapat berarti pertumbuhan berlebihan dari tulang
(osteofit), yang terutama terletak di aspek
anterior, lateral, dan kadang-kadang posterior dari
tepi superior dan inferior vertebra centralis
(corpus).
Secara singkat, spondilosis adalah kondisi dimana
telah terjadi degenerasi pada sendi intervertebral
yaitu antara diskus dan corpus vertebra.

Patofisiologi
Perubahan patologi yang terjadi pada diskus
intervertebralis antara lain:
a. Annulus fibrosus menjadi kasar, collagen fiber
cenderung melonggar dan muncul retak pada
berbagai sisi.
b. Nucleus pulposus kehilangan cairan
c. Tinggi diskus berkurang
d. Perubahan ini terjadi sebagai bagian dari proses
degenerasi pada diskus dan dapat muncul tanpa
menyebabkan adanya tanda-tanda dan gejala.

Sedangkan pada corpus vertebra, terjadi


perubahan patologis berupa adanya lipping
yang disebabkan oleh adanya perubahan
mekanisme diskus yang menghasilkan
penarikan dari periosteum dari annulus
fibrosus.
Pada ligamentum intervertebralis dapat
menjadi memendek dan menebal terutama
pada daerah yang sangat mengalami
perubahan.
Osteofit terbentuk pada margin permukaan
articular dan bersama-sama dengan
penebalan kapsular, dapat menyebabkan
penekanan pada akar saraf dan mengurangi
lumen pada foramen intervertebralis.

Gejala
a. Onset, biasanya awal nyeri dirasakan
tidak ada apa-apa dan tidak menjadi
suatu masalah sampai beberapa bulan.
Nyeri akut biasanya ditimbulkan dari
aktivitas tidak sesuai.
b. Nyeri, biasanya nyeri terasa disepanjang
sacrum dan sacroiliac joint. Dan mungkin
menjalar ke bawah (gluteus). Pusat nyeri
berasal dari tingkat L4, L5, S1.

c. Referred pain, nyeri mungkin saja menjalar


ke arah tungkai karena adanya iritasi pada
akar persarafan (area dermatom)
1. Paha (L1)
2. Sisi anterior tungkai (L2)
3. Sisi anterior dari tungkai knee (L3)
4. Sisi medial kaki dan big toe (L4)
5. Sisi lateral kaki dan tiga jari kaki bagian
medial (L5)
6. Jari kaki kecil, sisi lateral kaki dan sisi
lateral bagian posterior kaki (S1)
7. Tumit, sisi medial bagian posterior kaki
(S2)

d. Parasthesia, biasanya mengikuti


daerah dermatom dan terasa terjepit dan
tertusuk, suatu sensasi kesemutan
atau rasa kebas (mati rasa).
e. Spasme otot, biasanya ada peningkatan
tonus erector spinae dan m. quadratus
lumborum. Seringkali terdapat tonus
yang berbeda antara abduktor hip dan
juga adductor hip.
f. Keterbatasan gerakan, semua gerakan
lumbar spine cenderung terbatas.
Gerakan hip biasanya terbatas secara
asimetrical.

g. Kelemahan otot, terjadi biasanya pada


otot abdominal dan otot gluteal.
Kelemahan mungkin terjadi karena
adanya penekanan pada akar saraf
myotomnya. Otot-otot pada tungkai
yang mengalami nyeri menjalar
biasanya lebih lemah dibandingkan
dengan tungkai satunya.
h. Gambaran radiografi, terdapat
penyempitan pada jarak discus dan
beberapa lipping pada corpus vertebra.

Komplikasi
Skoliosis merupakan komplikasi yang
paling sering ditemukan pada
penderita nyeri punggung bawah
karena Spondilosis.
Hal ini terjadi karena pasien selalu
memposisikan tubuhnya kearah yang
lebih nyaman tanpa mempedulikan
sikap tubuh normal.

Tatalaksana
a. Penatalaksanaan Medis
. Terdiri dari pengobatan konservatif dan
pembedahan. Pada pengobatan konservatif,
terdiri dari analgesik dan memakai korset
lumbal yang mana dengan mengurangi
lordosis lumbalis dapat memperbaiki gejala
dan meningkatkan jarak saat berjalan.
. Terapi pembedahan diindikasikan jika terapi
konservatif gagal dan adanya gejala-gejala
permanen khususnya defisit motorik.
Pembedahan tidak dianjurkan pada
keadaan tanpa komplikasi.

b. Penatalaksanaan Fisioterapi
Tujuan tindakan fisioterapi pada kondisi ini
yaitu untuk meredakan nyeri, mengembalikan
gerakan, penguatan otot, dan edukasi postur.
Pada pemeriksaan (assessment) yang perlu
diidentifikasi adalah:
1) Gambaran nyeri
2) Faktor pemicu pada saat bekerja dan saat
luang
3) Ketidaknormalan postur
4) Keterbatasan gerak dan faktor
pembatasannya.
5) Hilangnya gerakan accessories dan mobilitas
jaringan lunak dengan palpasi

Anda mungkin juga menyukai