Anda di halaman 1dari 14

FRAKTUR CERVICAL

Preseptor : dr. Deny Hermana, Sp. OT


Patofisiologi
Jenis
◦ Stable injury : Vertebra stabil, dan berisiko kerusakan saraf oleh gerakan
◦ Unstable injury : Vertebra tidak stabil, dan terjadi kerusakan saraf.

Patofisiologi
◦ Primary changes : Vertebral column, spinal cord, dan/atau nerve roots.
◦ Secondary changes : Progresivitas, perubahan biokimia, kerusakan neurologi.

Mekanisme
◦ Traksi : Terjadi pada prosesus spinosus C7 (clay shoveler’s fracture)
◦ Direct injury : Cedera karena penetrasi benda tajam
◦ Indirect injury : Jatuh dari ketinggian dengan aksis vertical, atau gerakan bebas (most)
Diagnosis
Anamnesis
◦ Cedera tumpul diatas klavikula (memar)
◦ Cedera kepala
◦ Penurunan kesadaran
◦ Nyeri leher
◦ Gejala neurologis pada ekstrimitas
Pemeriksaan fisik
◦ Menyangga kepala pasien dengan tangan pemeriksa (hati-hati)
◦ Inspeksi : Memar, lecet, deformitas, dan luka tusuk di area leher.
◦ Palpasi : Tenderness, seperti ada massa (bogginess), peningkatan
jarak antar prosessus spinosus, diduga ada ketidakstabilan
Pemeriksaan neurologi
Imaging
◦ AP : Garis lateral sejajar, prosesus spinosus dan trakea harus di tengah.
◦ Lateral : Kurva lordotik, 4 garis parallel (27.9), terdapat 7 cervical
vertebrae dan sebagian vertebra T1
Terapi
◦ Collar : Soft (beberapa hari setelah cedera), semirigid (cedera akut), untuk
cedera stabil.
◦ Tongs : Dengan cara traksi menetap untuk mengurangi cedera dan
mempertahankan posisi
◦ Hallo ring: Menggunakan pin titanium dan graphite ring. Komplikasi dapat
menyebabkan infeksi diarea pin, dan pada orang tua dapat menyebabkan distress
pernafasan.
◦ Fixation : Prosedur operasi
◦ Fraktur odontoid : Lag screw
◦ Burst fractures : Dekompresi dari anterior
◦ Facet dislocation : Dekompresi dari posterior
FRAKTUR CERVICAL ATAS
• Occipital condyle fracture
• Occipito-cervical dislocation
• C1 ring fracture
• C2 pars interarticularis fractures
• C2 Odontoid process fracture
Jenis Insidensi Diagnosis Terapi

Fraktur Oksipital Kondil 1-2/1.000 Disebabkan energi yang kuat Undisplace : Brace 8-12 minggu
Ada fraktur lain di tengkorak dan tulang servikal Displace : Halo-vest / fiksasi
Diagnosis : CT Scan

Fraktur Cincin C1 2-13% Disebabkan beban berat mendadak dari atas kepala Undisplace : Semi-rigid collar/Halo-
(Jefferson’s fracture) Tidak ada deficit neurologi vest sampai fraktur Bersatu
Diagnosis : X-Ray (open mouth), CT Scan Displace : Halo-vest beberapa minggu
/ fiksasi c1/2

Fraktur C2 Pars Interkularis 11-25% Bilateral fraktur di pars interartikularis, dapat Undisplace : Semi-rigid orthosis
(hangman’s fracture) menyebabkan kematian pada kecelakaan ssaat sampai bersatu (6-12 minggu)
berkendara. Terdapat kelainan neurologi Displace : Reduksi (x traksi), gunakan
Diagnosis : X-Ray halo-vest hingga bersatu.
Fusi C2/3 dilakukan Ketika nyeri
persisten.

Fraktur Prosesus Odontoid C2 35-78% Cedera saat fleksi pada kecelakaan dengan kecepatan Tipe I : Rigid collah hingga keluhan
Uncommon tinggi, bisa terjadi pada orang tua dengan osteoporosis membaik
(appley) disebabkan trauma ringan karena hiperekstensi. Tipe II :
Manfes : Tegang leher, nyeri, kaku Undisplace : Halo-vest, rigid collar
Diagnosis : X-Ray (eldery)
Displace : Traksi dan fusi C1/2
Tipe III :
Undisplace : Halo-vest 8-12 minggu
Displace : Halo traction, lalu halo-
vest 8-12 minggu
FRAKTUR CERVICAL
BAWAH
Dimulai dari C3-C7
Posterior Ligament Injury
◦ Etiologi  fleksi tiba-tiba pada mid-cervical 
ligament complex (the interspinous ligament,
facet capsule and supraspinous ligament).
◦ Manifestasi klinis nyeri tekan local
◦ X-ray  jarak yang melebar antara tulang
◦ Tatalaksana:
Cedera stabil  semi rigid collar 6 minggu
Cedera tidak stabil  fiksasi posterior
Stabilisasi jika  angulasi vertebral body > 11
derajat, translasi anterior > 3,5 mm, fraktur atau
dislokasi facet  tangani sebagai subluksasi atau
dislokasi
Wedge Compression Fracture Tear drop fracture
• Kompresi axial cervical spine dan fleksi  fragment
◦ Cedera fleksi
vertebratamenjadi terpisah
◦ Bagian middle dan posterior utuh dan cedera stabil • X-ray  badan vertebra hancur (burst) atau deformitas fragmen
triangular
◦ Tatalaksana  collar neck 6-12 minggu
• No deficit neurologis bedah atau bed rest dan traksi selama 2-4
minggu, diikuti mobilisasi dengan halo-vest 6-8 minggu
• Ada deficit neurologis + ada kompresi pada MRI  anterior
dekompresi
Fraktur - Dislokasi
Dislokasi facet bilateral Dislokasi facet unilateral
 Inferior articular facet pada vertebra akan lebih
maju daripada superior facet pada vertebra bawah  Dislokasi hanya pada 1 sendi
 Manajemen apophyseal
- Skull traction : dimulai 5 kg dan  Manajemen = bilateral
ditingkatkan secara bertahap
- Menggunakan guling di bawah bahu akan Jika reduksi tertutu gagal 
membantu fiksasi posterior
- Dilakukan pemeriksaan neurologi, jika ada
gangguan  stop
Setelah reduksi, tidak ada
- Xray : dislokasi sudah berkurang, traksi
gangguan neurologis  imobilisasi
dikurangi 5 kg dan dilakukan selama 6 minggu halo vest selama 6-8 minggu
Cedera Hiperekstensi
 Disebabkan tekanan, gangguan
tulang dan sendi
 Tulang bagian posterior tertekan 
fraktur  anterior longitudinal
ligament sobek
 Tatalaksana :
Collar selama 6-8 minggu
Penyembuhan dapat dengan fusi
vertebra
10. Cedera Avulsi Prosesus Spinosus
 Fraktur pada prosesus spinosus C7 & dapat terjadi disertai dengan kontraksi
otot belakang leher
 Pasien akan mengalami nyeri
 Tidak ada tatalaksana yang dibutuhkan
- < 4  Tidak membutuhkan terapi bedah
- 4  Terapi bedah atau konservatif
- >4  Membutuhkan terapi bedah
WASSALAMMUALAIKUM WR
WB
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai