Anda di halaman 1dari 35

FRAKTUR DAN DISLOKASI

VERTEBRA

Superviso
Definisi Vertebra
• Vertebra adalah
satu kesatuan
yang kuat diikat
oleh ligamen di
depan dan
belakang, serta
dilengkapi diskus
intervertebralis
yang memiliki
daya absorpsi
terhadap tekanan
• Terdiri atas
– 7 vertebra cervical
– 12 vertebra torakal
– 5 vertebra lumbal
• Fraktur
• Adalah deformitas atau
dekontinuitas tulang yang
terjadi akibat
tekanan/stress yang
melebihi kekuatan tulang.

• Dislokasi
– Adalah terlepasnya
kompresi jaringan tulang
dari kesatuan sendi, dapat
berupa sebagian atau
seluruh komponen tulang
dari tempat seharusnya
Vertebra Servikal
Fraktur Pada Vertebra Servikal
• FRAKTUR VERTEBRA SERVIKAL 1
(C - 1) (ATLAS)
Fraktur Pada Vertebra Servikal
• FRAKTUR ODONTOID (C – 2)
Klasifikasi
– Tipe 1; terjadi di sebelah atas basis odontoid, biasanya
bersifat stabil
– Tipe 2; terjadi pada basis odontoid, biasanya bersifat tidak
stabil
– Tipe 3; fraktur odontoid disertai fraktur badan vertebra C2
Vertebra Torakal
• Alur tulangnya
adalah Kyphosis
• Kanal spinal yang
sempit
• Conus dari T12-L1
Trauma Vertebra Torakal
• Klasifikasi
– Fraktur Prosesus
Transversus
– Fraktur Kompresi
– Fraktur Rekah
badan vertebra
– Dislokasi dan
Fraktur dislokasi
Pengobatan
• Biasanya penderita mengalami
paraplegia, maka dapat dipilih
pengobatan konservatif dengan
melakukan perawatan paraplegia
• Operatif dengan melakukan fiksasi
tulang untuk stabilisasi dan perawatan
Vertebra Lumbal
• Alur tulangnya
berbentuk lordosis
• Bagian dari
vertebra yang
berukuran paling
besar
• Cauda Equina
Thoracolumbal junction

Zona Transisi

Kyphosis Lordosis

Terjadi perubahan mekanis:


Vertebra Lumbal menjadi kurang
tegang dalam keadaan flexi
Trauma Vertebra Lumbal
Klasifikasi :
• Fraktur prosesus
transversus
• Fraktur kompresi yang
bersifat baji dari
badan vertebra
• Fraktur rekah badan
vertebra
• Dislokasi dan fraktur
dislokasi
• Trauma jack-knife
Epidemiologi dan Etiologi
• Penyebab :
– KLL (45%)
– Jatuh (20%)
– Kecelakaan Olahraga (15%)
– Kekerasan (15%)
– Dll (5%)
Epidemiologi
• Thoracolumbal Junction adalah bagian
yang paling mudah untuk terjadi injury
(50%) dari seluruh kejadian fraktur
vertebra
• Ratio laki-laki dan perempuan yang
mengalami fraktur vertebra adalah 4:1
• Pada pasien lansia (>75thn), 60%
kejadian fraktur vertebra disebabkan oleh
jatuh
• Sekitar 2% hingga 6% dari seluruh pasien
trauma mengalami fraktur cervical
Mekanisme Trauma
• Fleksi
• Fleksi dan rotasi
• Kompresi vertikal
• Hiperekstensi atau retrofleksi
• Fleksi lateral
TRAUMA PADA SUMSUM DAN SARAF TULANG
BELAKANG

Trauma pada sumsum dan saraf tulang


belakang dapat berupa:
• Neuropraksia (spinal syok)
• Trauma akar saraf
• Trauma sumsum tulang belakang
• Trauma kauda ekuina
Konkusi sumsum tulang belakang (spinal syok, neuropraksia)

• Penyebab : Regangnya sumsum tulang belakang disertai


trauma fleksi.
• Gambaran klinis:
– Hilangnya sensibilitas yang bersifat sementara (dalam
beberapa menit sampai 48 jam)
– Paralisis yang bersifat layu
– Ileus paralitik
– Kencing yang tertahan (retensi urin)
– Hilangnya refleks-refleks yang bersifat sementara
– Hilangnya refleks anus yang bersifat sementara
– Paralisis motorik serta hilangnya sensibilitas dan paralisis
alat-alat dalam tergantung pada ketinggian terjadinya
trauma.
Trauma pada akar saraf

• Trauma pada akar saraf dapat terjadi


karena penekanan pada akar saraf
atau transeksi pada akar saraf,
• Disebabkan oleh trauma dengan fleksi
lateral.
• Gejala gangguan sensoris dan motoris
sesuai dengan distribusi segmental
dari saraf yang terkena.
Trauma pada sumsum tulang belakang

• Terbagi menjadi dua:


– Transeksi tidak total
– Transeksi total
Transeksi tidak total
• Penyebab : Trauma fleksi/ekstensi,
dapat terjadi perdarahan pada sumsum
tulang yang disebut hematomieli
• Gejala: Adanya sensibilitas di bawah
trauma (pinprick perianal), sindroma
sentral
• Dapat terjadi pemulihan sensibilitas
dan motorik dalam beberapa minggu
sampai 6 bulan
Transeksi total
• Penyebab : Trauma yang
menyebabkan fraktur dislokasi
disebabkan karena fleksi atau rotasi
• Pada transeksi total terjadi dua fase:
– Fase paralisis layu
– Fase paralisis spastik
• Gejala : Pemulihan refleks dengan
stimulasi yang ringan,Tidak ada
pemulihan sensibilitas dan kekuatan
otot volunter di bawah lesi
Trauma pada kauda ekuina
• Penyebab: Fraktur dislokasi vertebra
lumbal dan protrusi diskus
intervertebralis L-5 dan S-1.
• Gambaran klinis :
– Sensoris : Hilangnya sensibilitas secara
menetap pada kedua daerah bokong,
perineum dan anus.
– Motoris : Paralisis layu dari otot di bawah
lutut yang bersifat menetap.
– Refleks: Refleks Achilles (-) dan refleks
patela biasanya melemah
Trauma pada kauda ekuina

• Kelainan pada kandung kemih dibagi


dalam:
– Arefleks kandung kemih (syok spinal)
– Kandung kemih otomatis
– Kandung kemih otonom
Klasifikasi Frankel
• Klasifikasi trauma tulang belakang
berdasarkan status neurologis yang
didapatkan :
– Frankel A; kehilangan fungsi motorik dan
sensorik
– Frankel B; ada fungsi sensorik, motorik tidak
ada
– Frankel C; fungsi motorik ada tetapi tidak
berfungsi
– Frankel D; fungsi motorik ada tetapi tidak
sempurna
– Frankel E; fungsi sensorik dan motorik baik,
hanya ada refleks abnormal
Gejala Klinis
• Nyeri punggung atau leher yang akut
• Gejala defisit neurologis:
– Kelemahan atau paralysis sebagian atau
seluruh anggota gerak
– Kehilangan rasa atau paresthesia
DIAGNOSIS
• Anamnesis
– Mekanisme trauma
– Ada tidaknya gejalan defisit neurologis
– Riwayat trauma sebelumnya
– Riwayat operasi

• Pemeriksaan fisis
– Pemeriksaan neurologis tentang fungsi
motorik, sensorik, dan refleks
– Pemeriksaan nyeri lokal dan kifosis yang
menandakan adanya fraktur dan dislokasi
• Pemeriksaan Fisis
– Motor testing

– Pemeriksaan
neurologis
Pencitraan
Roentgen / X-Ray
Pencitraan
CT- Scan
Pencitraan

MRI
Terapi
• Pengelolaan fraktur cervical
• Non operatif:
• Traksi tulang kepala dan pemasangan neck
collar sejak dini selama 6 minggu diikuti
dengan pemasangan brace servikal atau
plaster minerva selama 6 minggu
• Operatif:
– Stabilisasi posterior
– Roger’s technique
– Bohlman’s triple wire technique
– Facet wiring technique
– Oblique facet wiring
– Lateral mass plating
– Stabilisasi anterior
• Pengelolaan fraktur thoracolumbal
• Non Operatif
• Konservatif dengan reduksi postural
• Operatif :
– Harrington Rods
– Hybrid constructs
– Pedicle Screw Fixation
TERIMA KASIH
Bahan Bacaan
• Rasjad,Chairuddin.Pengantar Ilmu
Bedah Ortopedi.2015

Anda mungkin juga menyukai