Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Manajemen Dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia E-ISSN: 2865-6583

Vol. 5 No 1, April 2021 P-ISSN: 2865-6298

Pelaksanaan Manajemen Klinis di Instalasi Gawat Darurat di RS


Siaga Raya Pada Masa Pandemi COVID-19

RM Affandi Akbar, Lili Indrawati , Sumijatun


Universitas Respati Indonesia
Email : affandi_akbar@yahoo.com

ABSTRAK
Coronavirus-19 telah dinyatakan sebagai pandemi dunia oleh WHO. Pada 22 Februari 2021, WHO
melaporkan 111.102.016 kasus dengan 2.462.911 kematian di seluruh dunia dan Kementerian Kesehatan
melaporkan 1.288.833 kasus di Indonesia dengan 34.691 kematian serta Pemerintah provinsi DKI Jakarta
melaporkan 331.094 kasus di Jakarta dengan 5.206 kematian. Pemerintah telah menetapkan Keputusan
Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat COVID-19.
Rumah sakit diharapkan dapat mengikuti manajemen klinis sesuai dengan pedoman COVID-19 bagi
petugas kesehatan dan seluruh penduduk Indonesia agar mendapatkan pelayanan yang sesuai standar.
Tujuan penelitian adalah mengetahui pelaksanaan, evaluasi serta hal yang menghambat manajemen klinis
di IGD di RS Siaga Raya pada masa pandemi COVID-19. Menggunakan metode kualitatif. teknik
pengumpulan data dilakukan tringulasi, bersifat induktif, dan hasil penelitian lebih menekankan makna
daripada generalisasi. IGD RS Siaga Raya pada masa pandemi COVID-19 telah melakukan skrining pada
dengan dilakukannya pemeriksaan suhu, saturasi oksigen dan pertanyaan singkat, apabila ditemukan
indikasi COVID-19, pasien langsung diarahkan ke rumah sakit rujukan, dan bila ada pasien yang akan
direncanakan rawat inap, pasien dilakukan pemeriksaan PCR dan Laboratorium . Evaluasi dan
monitoring manajemen klinis COVID-19 belum dilakukan. Terdapat hambatan terkait pelaksanaan alur
manajemen klinis dan SOP yang masih belum ada, serta keterbatasan ruangan IGD.Diharapkan IGD RS
Siaga Raya dapat selalu mengembangkan serta menyediakan SOP terkait manajemen klinis COVID-19,
dan menyediakan ruangan khusus COVID serta peneliti selanjutnya dapat mengkomparasikan dengan
penelitian di RS lain dan disertakan informan ahli.
Kata kunci: COVID-19, Manajemen Klinis, Pandemi, Instalasi Gawat Darurat.

ABSTRACT
Coronavirus-19 has been declared a world pandemic by WHO. On February 22, 2021, WHO reported
111,102,016 cases with 2,462,911 deaths worldwide and the Ministry of Health reported 1,288,833 cases in
Indonesia with 34,691 deaths and the DKI Jakarta provincial government reported 331,094 cases in
Jakarta with 5,206 deaths. The government has issued Presidential Decree No.11 of 2020 concerning the
Determination of Public Health Emergencies for COVID-19. Hospitals are expected to be able to follow
clinical management in accordance with COVID-19 guidelines for health workers and all Indonesian
residents to get services that are according to standards. The aim of the research was to find out the
implementation, evaluation and things that hindered clinical management in the emergency room at the
Siaga Raya Hospital during the COVID-19 pandemic. Using qualitative methods. The data collection
technique is tringulation, inductive in nature, and the results of the research emphasize meaning rather
than generalization. The emergency department of Siaga Raya Hospital during the COVID-19 pandemic
has carried out a screening by checking temperature, oxygen saturation and short questions, if an
indication of COVID-19 is found, the patient is immediately directed to a referral hospital, and if there are
patients who will be hospitalized, the patient was subjected to PCR and laboratory examinations.
Evaluation and monitoring of the clinical management of COVID-19 has not been carried out. There are
obstacles related to the implementation of clinical management flow and SOPs that do not yet exist, as well
as limited emergency room rooms.
Keyword: Keywords: COVID-19, Clinical Management, Pandemic, Emergency Room.

http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/MARSI 32
Jurnal Manajemen Dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia E-ISSN: 2865-6583
Vol. 5 No 1, April 2021 P-ISSN: 2865-6298

PENDAHULUAN
Coronavirus-19 (COVID) telah Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
dinyatakan sebagai pandemi dunia oleh Sebagai Bencana Nasional.
WHO (WHO,2020). Coronavirus adalah Unit Gawat Darurat merupakan unit
zoonosis atau virus yang ditularkan antara pelayanan rumah sakit yang memberikan
hewan dan manusia. Virus dan penyakit ini pelayanan pada pasien yang membutuhkan
diketahui berawal di kota Wuhan, Cina sejak tindakan medis segera, guna penyelamatan
Desember 2019. Per tanggal 21 Maret 2020. nyawa dan pencegahan kecacatan lebih
Gugus tugas percepatan penanganan lanjut. Pelayanan kegawatdaruratan
COVID-19 melaporkan jumlah kasus memerlukan penanganan secara terpadu dari
penyakit ini mencapai angka 275,469 jiwa multi disiplin multi profesi, dan terintegrasi,
yang tersebar di 166 negara, termasuk dengan struktur organisasi fungsional, yang
Indonesia. Sampai dengan tanggal 22 terdiri dari unsur pimpinan dan unsur
Februari 2021, WHO melaporkan pelaksana, yang bertanggung jawab dalam
111.102.016 kasus konfirmasi dengan pelaksanaan pelayanan tehadap pasien gawat
2.462.911 kematian di seluruh dunia (Case darurat, dengan wewenang penuh yang
Fatality Rate/CFR 2,21%) dan Kementerian dipimpin oleh dokter.
Kesehatan melaporkan 1.288.833 kasus Rumah sakit merupakan institusi pelayanan
konfirmasi COVID-19 di Indonesia dengan yang menyelenggarakan upaya pelayanan
34.691 kasus meninggal (CFR 2,69%) dan kesehatan perorangan secara paripurna
Pemerintah provinsi DKI Jakarta (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif)
melaporkan 331.094 kasus terkonfirmasi yang menyediakan pelayanan rawat jalan
COVID-19 di Jakarta dengan 5.206 kasus rawat inap dan gawat darurat ( UU No 44
meninggal (CFR 1.57%). tahun 2009 tentang Rumah Sakit) Dalam
Presiden Republik Indonesia telah menyelenggarakan pelayanan kesehatan,
menyatakan status penyakit ini menjadi rumah sakit diwajibkan memberikan
tahap Tanggap Darurat pada tanggal 17 pelayanan yang aman, bermutu dan efektif
Maret 2020. Dilihat dari situasi penyebaran sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
COVID-19 yang sudah hampir menjangkau Menurut UU Nomor 44 Tahun 2009 Rumah
seluruh wilayah provinsi di Indonesia Sakit mempunyai fungsi sebagai berikut,
dengan jumlah kasus dan/atau jumlah penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan
kematian semakin meningkat, Pemerintah pemulihan kesehatan sesuai dengan standar
Indonesia telah menetapkan Keputusan pelayanan rumah sakit; pemeliharaan dan
Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang peningkatan kesehatan perorangan melalui
Penetapan Kedaruratan Kesehatan pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat
Masyarakat Corona Virus Disease 2019 kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis,
(COVID-19). Selain itu, atas pertimbangan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
penyebaran COVID-19 berdampak pada sumber daya manusia dalam rangka
meningkatnya jumlah korban dan kerugian peningkatan kemampuan dalam pemberian
harta benda, meluasnya cakupan wilayah pelayanan kesehatan; dan penyelenggaraan
terdampak, serta menimbulkan implikasi penelitian dan pengembangan serta
pada aspek sosial ekonomi yang luas di penapisan teknologi bidang kesehatan dalam
Indonesia, telah dikeluarkan juga Keputusan rangka peningkatan pelayanan kesehatan
Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang dengan memperhatikan etika ilmu
Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran pengetahuan bidang kesehatan.
Rumah Sakit sebagai salah satu fasilitas
pelayanan kesehatan merupakan bagian dari

http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/MARSI 33
Jurnal Manajemen Dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia E-ISSN: 2865-6583
Vol. 5 No 1, April 2021 P-ISSN: 2865-6298

sumber daya kesehatan yang sangat METODE


diperlukan dalam mendukung Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif
penyelenggaraan upaya kesehatan. dengan menerapkan proses induksi. Adapun
Penyelenggaran pelayanan kesehatan di jenis penelitian dalam penelitian ini ialah
Rumah Sakit mempunyai karakteristik dan jenis penelitian Case Study Research atau
organisasi yang sangat kompleks. Berbagai Studi Kasus. Informan dalam penelitian ini
jenis tenaga kesehatan dengan perangkat yaitu direktur utama, direktur pelayanan
keilmuannya masing-masing berinteraksi medik, kepala IGD, dokter umum, perawat,
satu sama lain. Ilmu pengetahuan dan dan 5 pasien IGD RS Siaga Raya. Teknik
teknologi kedokteran yang berkembang analisis data dalam penelitian ini meliputi
sangat pesat yang harus diikuti oleh tenaga reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesehatan dalam rangka pemberian kesimpulan.
pelayanan yang bermutu, membuat semakin
kompleksnya permasalahan dalam Rumah HASIL
Sakit. Setiap tenaga kesehatan yang bekerja 1. Pelaksanaan manajemen klinis di IGD RS
di RS harus sesuai dengan standar profesi, Siaga Raya pada masa pandemi COVID-19
standar pelayanan RS, standar prosedur telah melakukan skrining pada saat ada
operasional yang berlaku, etika profesi, pasien yang berobat dengan dilakukannya
menghormati hak pasien dan mengutamakan pemeriksaan suhu menggunakan thermo gun,
keselamatan pasien (UU Nomor 44 tahun pemeriksaan saturasi oksigen menggunakan
2009, pasal 13), sementara kondisi yang ada pulse oxymetry dan dilakukan pertanyaan
di RS, padat karya, padat SDM, padat singkat seperti menanyakan keluhan demam,
tehnologi, dan prosedur, yang riwayat demam, batuk, pilek, nyeri telan,
memungkinkan terjadinya over crowding, sesak, gangguan penciuman, serta riwayat
kesalahan/ eror, dan kejadian tidak kontak erat dengan pasien COVID-19, dan
diharapkan (KTD). apabila ditemukan indikasi mengarah pada
Oleh karenanya rumah sakit diharapkan gejala klinis pasien COVID-19 pasien
dapat mengikuti manajemen klinis sesuai langsung diarahkan ke rumah sakit yang
dengan pedoman pencegahan dan dapat menangani COVID-19, pada pasien
pengendalian COVID-19 yang telah disusun yang tidak ada gejala klinis tersebut dan
pemerintah berdasarkan rekomendasi WHO akan direncanakan rawat inap, pasien lebih
yang disesuaikan dengan perkembangan dahulu dilakukan pemeriksaan PCR dan
pandemi COVID-19, dan ketentuan Laboratorium seperti darah perifer lengkap,
peraturan perundang-undangan yang berlaku albumin, SGOT SGPT, ureum, creatinin,
dalam pelayanan kesehatan sebagai upaya CRP, dan rontgen thorax.
pencegahan dan pengendalian COVID-19 2. Evaluasi dan monitoring manajemen
bagi petugas kesehatan dan seluruh klinis di IGD RS Siaga Raya pada masa
penduduk Indonesia agar mendapatkan pandemi COVID-19 belum dilakukan,
pelayanan yang sesuai standar. namun tetap adanya bentuk laporan ke
Sehingga Rumah Sakit Siaga Raya dinkes dikarenakan RS Siaga Raya tidak
diharapkan dapat melaksanakan manajemen merawat pasien COVID-19.
klinis sesuai dengan arahan dari pemerintah 3. Hambatan dalam pelaksanaan manajemen
berdasarkan pedoman yang ada disertai klinis pada masa pandemi COVID-19 yaitu
evaluasi manajemen klinis berkala sebagai terkait pelaksanaan alur manajemen klinis
upaya untuk terus meningkatkan kualitas dan SOP terkait yang masih belum dibuat,
manajemen klinis yang sudah berjalan dan serta keterbatasan ruangan instalasi gawat
melindungi petugas kesehatan agar tetap darurat, sehingga menghambat pelaksanaan
sehat, aman, dan produktif dan pasien yang manajemen klinis pada masa pandemi
berobat mendapat pelayanan yang maksimal COVID-19 yang diharapkan dapat berjalan
sesuai dengan klinisnya. maksimal.

http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/MARSI 34
Jurnal Manajemen Dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia E-ISSN: 2865-6583
Vol. 5 No 1, April 2021 P-ISSN: 2865-6298

Pelaksanaan Manajemen Klinis di IGD namun belum maksimal sehingga perlu


Pada Masa Pandemi COVID-19 Yang dikembangkan lagi.
Sudah Dilakukan di RS Siaga Raya Manajemen Klinis di IGD Rumah Sakit
Siaga Raya telah dilakukannya pemeriksaan
Berdasarkan hasil wawancara bahwa suhu menggunakan thermal gun dan
pelaksanaan manajemen klinis di Rumah mengajukan pertanyaan singkat yang
Sakit Siaga Raya sudah berjalan tetapi mengarah ke gejala klinis COVID-19
belum efektif atau optimal. Hal ini dapat sebelum masuk ke IGD . Hal tersebut sesuai
dilihat dari tanggapan tenaga medis dan dengan pedoman pencegahan dan
pasien yang mengatakan bahwa kurang pengendalian COVID-19 Rev.5 (2020)
begitu mengerti mengenai manajemen klinis bahwa pelaksanaan skrining harus dilakukan
khususnya pada masa pandemi COVID-19 pada kontak pertama pasien dengan
dan jika melihat aktifitas di IGD RS Siaga fasyankes termasuk IGD.
Raya manajemen klinis belum berjalan Sesuai dengan hasil wawancara dijelaskan
secara maksimal. bahwa pelaksanaan manajemen klinis
Rumah Sakit Siaga Raya telah berupaya dilakukan Rumah Sakit Siaga Raya dapat
melakukan manajemen klinis pada masa dikatakan baik meski ada beberapa
pandemi COVID-19. Manajemen klinis kelemahan. Setelah dilakukan skrining awal,
yang dilakukan berupa triage pasien yang pasien dengan kecurigaan COVID-19
datang dengan pemeriksaan suhu dan langsung diarahkan ke rumah sakit rujukan
melakukan pertanyaan singkat yang COVID-19 atau fasilitas kesehatan lanjut
mengarah pada gejala COVID-19, serta sesuai dengan kebutuhan pasien. Sesuai
melakukan pemeriksaan lanjutan seperti dengan pedoman pencegahan dan
swab antigen atau PCR apabila pasien akan pengendalian corona virus disease (COVID-
rawat inap. 19) rev.5 setelah skrining pasien pada triase
Berdasarkan dari hasil wawancara, dengan dugaan COVID-19 dilakukan
pelaksanaan manajemen klinis memang evaluasi pasien untuk menentukan tingkat
sudah berjalan tetapi belum efektif atau keparahan penyakit. Setelah penilaian awal,
optimal. Hal ini dapat diketahui dari manajemen dan stabilisasi, pasien diarahkan
informasi yang diberikan Informan dan ke tujuan perawatan COVID-19 yang sesuai,
pasien Rumah Sakit Siaga Raya. yaitu di dalam fasyankes (unit perawatan
Manajemen klinis di IGD rumah sakit Siaga kritis atau bangsal), atau dirujuk ke
Raya selama ini berjalan sesuai dengan fasyankes yang berbeda, fasilitas komunitas
keputusan menteri kesehatan mengenai atau rumah, sesuai dengan kebutuhan medis
standar instalasi gawat darurat yang meliputi pasien.
kemampuan wajib pelayanan gawat darurat, Namun berdasarkan hasil wawancara dan
klasifikasi pelayanan igd, alur pelayanan pengamatan penulis belum adanya ruangan
instalasi gawat darurat, sarana prasaranan khusus di IGD yang membedakan antara
instalasi gawat darurat, serta sumber daya pasien curiga COVID-19 dengan pasien
manusia di instalasi gawat darurat, kemudan tanpa COVID-19, semua pasien yang datang
manajemen klinis tersebut diimprovisasi ke Rumah Sakit Siaga Raya ditangani di
dengan adanya pandemi COVID-19 ini ruangan yang sama walaupun memiliki
berdasarkan pedoman pencegahan dan gejala klinis curiga COVID-19. Hal ini
pengendalian COVID-19. berarti dapat meningkatkan resiko
Sesuai dengan hasil wawancara Rumah penyebaran COVID-19 dari pasien curiga
Sakit Siaga Raya sudah menerapkan COVID-19 kepada pasien tanpa COVID-19
skrining pasien yang datang sudah berjalan yang seharusnya berdasarkan panduan teknis
dengan cukup baik, hal ini dapat dilihat dari pelayanan rumah sakit pada masa adaptasi
pendapat narasumber dan beberapa pasien kebiasaan baru ruangan di instalasi gawat
Rumah Sakit, yang menilai manajemen darurat dibedakan menjadi ruangan atau
klinis yang dilaksanakan sudah berjalan zona khusus pasien tanpa gejala COVID-19

http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/MARSI 35
Jurnal Manajemen Dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia E-ISSN: 2865-6583
Vol. 5 No 1, April 2021 P-ISSN: 2865-6298

dan ruangan atau zona khusus pasien dengan pelindung mata serta pembatas kaca / plastik
gejala COVID-19 sebagai penghalang antara tenaga nedis dan
Dari hasil wawancara dan observasi juga pasien.
dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Dalam menjalankan manajemen klinis di
manajemen klinis yang sudah berjalan di IGD pada masa pandemi COVID-19 Rumah
Rumah Sakit Siaga Raya dapat dikatakan Sakit Siaga Raya selama ini menghadapi
belum masimal. Terlihat pada penggunaan beberapa kendala. Kendala tersebut berasal
alat kesehatan yang digunakan pada pasien dari keterbatasan ruangan IGD dikarenakan
RS Siaga Raya seperti EKG, Stetoskop, lahan rumah sakit yang sempit dan belum
Termometer dan lainnya tidak dibedakan ada rnecana untuk renovasi serta
pada pasien dengan gejala klinis COVID-19 memperluas area IGD dan SOP yang belum
dan tanpa gejala klinis COVID-19. dibuat oleh manajemen karena Rumah Sakit
Dari hasil wawancara dan observasi dapat Siaga Raya bukan rujukan COVID-19
dijelaskan bahwa pelaksanaan manajemen sehingga manajemen belum ada rencana
klinis oleh Rumah Sakit sudah baik. Mulai untuk fokus terhadap SOP terkait COVID-
dari proses penerimaan pasien awal sampai 19.
dengan proses selesai pemberian pelayanan Dalam rangka menjalankan manajemen
kesehatan dilakukan dengan cepat, tepat, dan klinis pada masa pandemi COVID-19 untuk
hati - hati sehingga tenaga kesehatan merasa melindungi tenaga medis yang bekerja serta
aman dan dapat bekerja secara maksimal di pasien yang berobat Rumah Sakit Siaga
rumah sakit sehingga pasien mendapat Raya sudah menjalankan berbagai langkah
pelayanan yang baik, dan tepat sesuai klinis untuk menghadapi tantangan dan hambatan.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi Rumah sakit kedepannya akan
dapat dijelaskan bahwa kemampuan mengembangkan manajemen klinis yang
karyawan memberikan pelayanan sesuai sudah ada sesuai dengan pedoman terbaru.
dengan apa yang dijanjikan secara akurat Alat kesehatan dan pelindung diri
dan terpercaya. Walaupun berjalannya merupakan bagian dari manajemen klinis
manajemen klinis yang belum maksimal, yang memiliki peranan cukup penting.
Kemampuan untuk membantu pelanggan Pelaksanaan manajemen klinis yang baik
memberikan jasa dengan cepat dan tepat. diperlukan alat kesehatan dan pelindung diri
Serta memberikan perhatian yang tulus dan yang baik pula karena secara nyata turut
bersifat individual atau pribadi yang mempengaruhi keputusan tim triase di
diberikan kepada pelanggan lapangan.
Berdasarkan hasil observasi alat kesehatan Rumah Sakit Siaga Raya belum melakukan
yang ada di IGD Rumah Sakit Siaga Raya pengawasan dan evaluasi terhadap
cukup memadai. Pulse Oxymetri, Thermo pelaksanaan manajemen klinis. Pengawasan
Gun, serta alat pelindung diri yang dan evaluasi belum dilakukan dikarenakan
digunakan saat di IGD berupa masker bedah, belum ada SOP yang jelas dari manajemen.
pembatas kaca antara pasien dan tenaga Kondisi tersebut perlu segera ditemukan
kesehatan, masker KN95, haircap, faceshield penyebabnya dan dicarikan jalan keluar agar
dan baju gown, sesuai dengan hasil ke depan segera dilakukan perbaikan.
observasi, pasien dan keluarga terlihat Beberapa hal yang masih belum maksimal
nyaman dengan alat kesehatan yang dilakukan oleh RS Siaga Raya, yaitu terkait
digunakan tresebut. Penggunaan alat dengan memaksimalkan ruangan IGD yang
kesehatan yang digunakan Rumah Sakit tersedia. RS Siaga Raya belum menyediakan
Siaga Raya sudah sesuai dengan Pedoman ruangan zona pasien dengan gejala COVID-
pencegahan dan pengendalian Coronavirus 19 dan zona pasien tanpa gejala COVID-19
Disease (COVID-19) Rev.5 dan sehingga beresiko meningkatkan penularan
penggunaan rasional APD dari WHO bahwa COVID-19 terhadap pasien lain dan tenaga
dalam melakukan skrining dapat kesehatan yang bertugas.
menggunakan Thermo Gun dan Hal berikutnya yang dirasa belum maksimal
menggunakan APD berupa masker dan adalah, belum adanya SOP yang jelas

http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/MARSI 36
Jurnal Manajemen Dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia E-ISSN: 2865-6583
Vol. 5 No 1, April 2021 P-ISSN: 2865-6298

sehingga pelaksanaan manajemen klinis DAFTAR PUSTAKA


dilapangan masih berantakan dan hanya 1. CDC. 2020. Standard Operating
mengikuti panduan pada KEMENKES dan Procedure (SOP) for Triage of
WHO. Berdasarkan observasi penulis Suspected COVID-19 Patients.
terlihat untuk triase yang dilakukan masing - Tersedia pada
masing tenaga medis terkadang berbeda satu https://www.cdc.gov/coronavirus/20
sama lain. Kondisi ini dapat menghambat 19-ncov/hcp/non-us- settings/sop-
berjalannya manajemen klinis yang sesuai triage-prevent- transmission.html
dengan Pedoman pencegahan dan (diakses tanggal 18/1/2021).
pengendalian Coronavirus Disease 2. Direktorat Bina Keperawatan,
(COVID-19) Rev.5. Departemen Kesehatan RI, Pedoman
KESIMPULAN DAN SARAN Pelayanan Keperawatan Gawat
Kesimpulan Darurat di Rumah Sakit, Jakarta,
Manajemen klinis di IGD RS Siaga Raya 2005.
pada masa pandemi COVID 19 sudah 3. Direktorat Bina Pelayanan Penunjang
melakukan skrining suhu dan saturasi Medik dan Sarana Kesehatan,
oksigen serta pertanyaan singkat yang Kementerian Kesehatan, Pedoman
mengarah pada COVID-19 dan Pelaksanaan Teknis Bangunan Rumah Sakit
manajemen klinis pada masa pandemi Ruang Gawat Darurat, Jakarta,
COVID-19 di Rumah Sakit Siaga Raya 2012.
sudah berjalan namun belum optimal.
Saran 4. Direktorat Jenderal Bina Upaya
Bagi RS Siaga Raya diharapkan dapat terus Kesehatan, Kementerian Kesehatan
mengembangkan manajemen klinis yang RI, Pedoman Penyelenggaraan
sudah dijalankan, seperti dalam Rumah Sakit, Jakarta, 2012.
membedakan alur pasien non COVID-19
5. Direktorat Jenderal Bina Upaya
dan suspect COVID-19 dan juga konsistensi
Kesehatan, Kementerian Kesehatan
dalam melakukan skrining awal sebelum
RI, Pedoman Penyusunan Standar
pasien mulai masuk IGD, membuat SOP
Pelayanan Minimun di Rumah Sakit,
manajemen klinis di IGD serta dilakukan
Jakarta, 2012.
evaluasi berkala dan menyediakan fasilitas
atau ruangan khusus untuk pasien suspect
COVID-19.
Bagi peneliti selanjutnya dalam penilaian
manajemen klinis dikomparasikan dengan
penelitian manajemen klinis di RS lain dan
disertakan informan ahli manajemen klinis.

http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/MARSI 37
Jurnal Manajemen Dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia E-ISSN: 2865-6583
Vol. 5 No 1, April 2021 P-ISSN: 2865-6298

6. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan 11. Kementerian Kesehatan RI, UU Nomor 44


Kementerian Kesehatan RI. 2020. tahun 2009 tentang Rumah Sakit
Panduan Teknis Pelayanan Rumah
Sakit Pada Masa Adaptasi 12. Kementerian Kesehatan RI. 2020.
Kebiasaan Baru. Direktorat Pedoman Pencegahan dan
Pelayanan Kesehatan Rujukan. Pengendalian Coronavirus Disease
(COVID-19).
7. Djoko Wijono, M.S, Manajemen Mutu
Pelayanan Kesehatan, Volume 1, 13. Lembaga Administrasi Negara, Modul
Airlangga University Press, Pendidikan dan Pelatihan
Surabaya, 2000. Kepemimpinan Tingkat III ; Teknik
–Teknik Analisis Manajemen, LAN,
8. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Jakarta, 2008
Covid-19. 2020. Pedoman
Penanganan Cepat Medis dan 14. Program Pascasarjana Universitas
Kesehatan Masyarakat COVID-19 Respati Indonesia. 2020. Buku
di Indonesia. Pedoman Tesis.
9. Keputusan Menteri Kesehatan No. 15. Program Studi Administrasi Rumah Sakit
HK.01.07/MENKES/413/2020 Universitas Respati Indonesia, Modul
Tentang Pedoman Pencegahan dan Operation Research and System
Pengendalian CORONAVIRUS Analysis RS (ORSA RS), Jakarta, 2014
DISEASE (COVID-19).
16. Song, C. Y., Xu, J., He, J. Q., & Lu, Y.
10. Keputusan Menteri Kesehatan RI, Q.(2020). COVID-19 early
Nomor 856 tahun 2009 tentang warning score: a multi-parameter
Standar Instalasi Gawat Darurat screening tool to identify highly
RS, Jakarta 2009 suspected patients. Tersedia pada
https://www.medrxiv.org/content/10.
1101/2020.03.05.20031906v1
(diakses tanggal 18/1/2021)

http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/MARSI 38

Anda mungkin juga menyukai