Anda di halaman 1dari 58

Neurodermatitis

&
Dermatitis Stasis
Status Dermatologikus
• Distribusi Lesi: Regioner bilateral
• Ad region : Permukaan anterior pergelangan kaki kiri dan
kaki kanan
• Deskripsi Lesi :
• Jumlah : Multiple, Sebagian besar konfluens
• Bentuk : tidak teratur
• Ukuran : Numuler hingga plakat
• Batas : Sebagian besar teratur, Menimbul dari permukaan
• Stadium : Kering
• Eflorensi : Plak eritema, plak hiperpigmentasi dengan
skuama halus diatasnya dan likenifikasi.
Status Dermatologikus
• Distribusi Lesi : Regional
• Ad Regio : Pada Permukaan pergelangan kaki ,malleolus lateralis
sinistra
• Deskripsi Lesi :
• Jumlah : Multiple
• Penyebaran : terdapat diskret dan konfluens
• Bentuk :Tidak teratur
• Ukuran :Plakat
• Batas : sebgaian tegas sebagian tidak
• Stadium : sebagian kering dan sebgaian basah
• Eflorensi : Plak eritema terdapat ulkus varikosum dengan tepi teratur,
dasar ekskoriasi
Efloresensi
Istilah-Istilah kelainan kulit
❑ Istilah-istilah kelainan kulit
● Eksim : istilah awam untuk dermatitis
● Ulkus : Efloresensi (ruam kulit) berupa kehilangan jaringan kulit yang ditandai dengan
adanya tepi, dinding, dasar, dan isi
● Obesitas : BMI ≥ 25 kg/m2
● Varises. : pelebaran vena akibat bendungan
● Regioner : Pada satu regio, jumlah lesi soliter (1 lesi) dengan ukuran lesi
lebar atau jumlah lesi multipel dengan ukuran lesi kecil-sedang.
Luas kelainan kulit lebih sedikit dibandingkan dengan luas kulit
yang sehat.
● Multipel : Terdiri dari beberapa lesi
● Bilateral : Konfigurasi lesi yang terdapat pada kedua sisi tubuh (kiri dan
kanan)
Istilah Lanjutan
● Plakat : ukuran lesi kulit sebesar telapak tangan bayi-dewasa
● Plak : Beberapa papula yang bergabung menjadi satu
sehingga ukurannya > 1 cm
● Likenifikasi : Penebalan kulit yang ditandai dengan relief kulit yang
jelas, diakibatkan oleh garukan atau gosokan yang
berulang
● Skuama : kelainan kulit yang menimbul berupa stratum korneum
yang terlepas
● Ekskoriasi : Efloresensi (ruam kulit) berupa kehilangan jaringan
melebihi stratum basale epidermis yang ditandai keluarnya darah
Diagnosis Banding
Neurodermatitis
Diagnosis Banding Keterangan

Neurodermatitis Pasien mengalami gatal ,gambaran


klinis yaitu dapat terjadi likenifikasi
(Penebalan kulit ) akibat garukan
akibat prutitus
Psoriasis Gambaran klinis plak eritematosa
disertai skuama putih tebal

Tinea Pedis Riwayat kontak dengan hewan, terasa


gatal terutama jika berkeringat,
pemeriksaan fisik didapatkan lesi aktif
pada tepi luka / central healing
Dermatitis Stasis
Diagnosis Banding Keterangan
Dermatitis Stasis Hal ini berhubungan karena tekanan vena yang naik
pada tungkai bawah( sesuai dengan tempat eksim
muncul ) sehingga ada pelebaran Vena serta edema.
Selain itu Hal ini terjadi karena pengaruh saat
kehamilan dimana pasien memiliki 5 orang anak
Gambaran klinis yang didapat kulit merah kehitaman
serta timbul purpura serta eflorensi sekunder dapat
berupa ulkus

Dermatitis numularis Gambaran klinis yang didapat ialah adanya plak


eritematosa,dari papul yang berkonfluens.banyak
vesikel dan skuama serta erosive Tidak ada keluhan
infeksi pada gigi dan telinga,
Dermatitis Kontak Berhubungan dengan kontak kulit dengan bahan
yang dapat memberi efek kerusakan kulit
Overview Case
Skenario Keterangan

Perempuan berusia 46 tahun Insidensi faktor risiko (usia, jenis kelamin)

KU : Eksim pada kedua kaki terasa gatal serta ulkus pada Eksim: Dermatitis
malleolus lateralis sinistra Di kedua kaki: Predileksi D.S dan N.D
Gatal kembali: Kronik residif (Rekurensi)
Ulkus di malleolus lateralis sinistra:
efloresensi sekunder, predileksi, dan
komplikasi D.S

Keluahn eksim timbul kembali ± 2 bulan lalu Bersifat Kronik Residif

Obesitas, mempunyai 5 anak dan pernah bekerja sebaga guru Sebagai Faktor predisposisi D.S (penyebab
senam beberapa tahun lalu varises)

Keluhan pertama 2 tahun lalu Perjalanan penyakit: Kronik residif (Bersifat


hilang timbul)

Beruntus merah kehitaman pada mata kaki kiri sebelah luar Daerah predileksi Dermatitis Stasis
Berukuran kira-kira sebesar uang logam Rp100 Ukuran numular

Terasa gatal sehingga sering digaruk, akibatnya eksim -Faktor presipitasi D.S: Garukan
melebar sebesar tutup gelas -Plak

DD/
1. Dermatitis Statis dan ulkus varikosum dengan neurodermatitis
2. Neurodermatitis dan ulkus kronik

± 3 bulan lalu timbul ulkus yang basah di atas mata -Komplikasi Dermatitis stasis
kaki kiri sebelah luar sebesar kulit kerang terasa nyeri -DD/ :
1. Ulkus kronis
2. Ulkus varikosum komplikasi dari D.S
1 tahun yang lalutimbul eksim baru pada pergelangan tangan Kronik residif:perjalanan penyakit hilang-timbul,

Ketika hilang penyakit membaik, predileksi Neurodermatitis


Kaki bagian depan

Sebesar uang logam Rp50 Ukuran numuler

Terasa gatal sehingga digaruk Faktor presipitasi neurodermatitis

Eksim melebar menjadi berukuran sebesar telapak tangan bayi Ukuran dari numuler menjadi plakat

Eksim timbul setelah pasien mempunyai beban pikiran berupa Faktor presipitasi N.D: Stress psikis
kesulitan ekonomi

Pasien berkepribadian tertutup dan tak mudah bergaul Faktor predisposisi N.D
PEMERIKSAAN FISIK STATUS GENERALIS. Predisposisi D.S
Predileksi D.S
1. Obesitas
2. Varises kedua tungkai bawah (tungkai
kiri bawah lebih berat)

DD/
1. Dermatitis Statis dan ulkus varikosum dengan neurodermatitis
2. Neurodermatitis dan ulkus kronik
DK/
Dermatitis stasis & ulkus varikosum dengan neurodermatitis
DERMATITIS
Gatal
Faktor eksogen
&
Peradangan kulit &
(epidermis dan dermis) Efloresensi
Faktor endogen
polimorfik/oligomorfik

Residif dan kronis

dr. Yari Castiliani H, Sp.KK 17


Dermatitis Kontak

Dermatitis Venenata

Neurodermatitis

Dermatitis Numularis

Dermatitis Atopik

Napkin Eczema
DEFINISI

Nama lain : Adalah penyakit peradangan


Liken Simpleks kulit kronis, gatal, berbatas
Kronikus tegas ditandai dengan kulit
tebal dan garis kulit tampak
lebih menonjol (likenifikasi)
menyerupai kulit batang kayu ,
akibat garukan atau gosokan
yang berulang- ulang dalam
jangka waktu yang lama
karena berbagai rangsangan
pruritogenik.
Etiologi Pruritus
Kelainan obsesif kompulsif
Penyakit yg mendasari : gagal ginjal kronis, obstruksi saluran
empedu, limfoma Hodgkin, hipertiroidia, dermatitis
atopik(26-75% kasus), DKA, gigitan serangga, stress
emosional dan psikologis.
Emosional : dopamin, serotonin dan peptida opioid

dr. Yari Castiliani H, Sp.KK 20


Faktor Etiologi, Predisposisi, Dan Presipitasi
• Menurut Koening Et Al 2016 Gangguan metabolisme yang
sering menyebabkan pruritus, contohnya ialah diabetes
mellitus. Pada pasien diabetes mellitus yang lanjut, pasien
akan mengalami neuropati. Neuropati menyebabkan pasien
kurang sensitif terhadap infeksi dan allergen dari luar.
Sehingga pasien akan terkena allergen secara berulang tanpa
disadari. Semakin sering pasien terkena allergen, semakin
sering pasien mengeluh gatal maka akan semakin mudah
pasien mengalami neurodermatitis sirkumskripta
• Menurut Fitzpatrick :
• Hipotesis mengenai pruritus dapat oleh karena adanya
penyakit yang mendasari, misalnya gagal ginjal kronis,
obstruksi saluran empedu, limfoma Hodgkin, hipertiroid,
penyakit kulit seperti dermatitis atopik, gigitan serangga, dan
aspek psikologik dengan tekanan emosi
Faktor Resiko
Faktor Resiko Neurodermatitis
• Neurodermatitis
• Etiologi:peradangan kulit ini dapat disebabkan oleh factor psikis
pasien,kontak alergi,gigitan serangga.
• Faktor predisposisi : beban pikiran berupa kesulitan ekonomi untuk
mencukupi biaya kehidupan sehari-hari dan biaya sekolah kelima
anaknya setelah suaminya tidak mempunyai pekerjaan sejak kira-kira
1,5 tahun yang lalu karena di PHK. Pasien mempunyai kepribadian
tertutup dan tidak mudah bergaul
• Factor presipitasi : Rasa gatal yang hebat (pruritus) serta garukan
berperan dalam membuat neurodermatitis menjadi lebih buruk
Faktor Resiko Dermatitis Stasis
• Dermatitis Statis
• Etiologi : peradangan yang terjadi karea insufiensi vena pada tungkai
bawah dapat mneyebabkan dermatitis stastis
• Faktor prediposisi : Gangguan pada sirkulasi vena dapat menjadi
faktor resiko terkena dermatitis stasis Pasien terlihat obesitas,
mempunyai 5 orang anak dan pernah bekerja sebagai guru senam
beberapa tahun yang lalu.
• Faktor Presipitasi : Garukan yang membuat kulit menjadi tipis, timbul
eskoriasi, dan akhirnya menjadi ulkus
Etiopatologi = terdapat beberapa teori mengenai dermatitis stasis
diantaranya adalah teori selubung fibrin.

• Teori sebung fibrin mengemukakan endapan fibrin perikapiler sebagai penyebab


kerusakan jaringan pada dermatitis stasis. Peningkatan tekanan vena yang terjadi
pada insufisiensi vena kan menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatis dalam
mikrosirkulasi dermis. Peningkatan tekanan hidrostatis dapat menyebabkan
ekstravasasi makromolekul, termasuk fibrinogen. Polimerisasi fibrinogen keluar
dan terkumpul membentuk selubung perikapiler yang menyebabkan pasokan O2
dan nutrisi sehingga terjadi hipoksia dan kerusakan jaringan kulit.
Basic Science
Anatomi Kulit
Anatomi Kulit
Kulit terdiri dari:

A. Epidermis B. Dermis
• • Stratum korneum :
- Pars papilare = Bagian dermis yang menonjol ke
• • Stratum lusidum : epidermis hanya sampai stratum basale mengandung
pembuluh darah dan pembuluh limfe.
• • Stratum granulosum :
- Pars retikulare = Lapisan yang lebih dalam dermis
• • Stratum spinosum : mengandung folikel rambut, kelenjar keringat dan
kelenjar lemak, serabut saraf sensorik, muskulus
• • Stratum basale : 80%. Keratinosit
erektor pili, pembuluh darah dan limfe, jaringan ikat.
sebagai penyusun terbesar epidermis
C. Subkutan

Panikulus adiposus (jaringan lemak) yang mampu mempertahankan suhu tubuh. Cadangan
energi dan menyediakan bantalan untuk meredam trauma. Pada subkutan terdapat adneksa
kulit : rambut, kelenjar ekrin, kelenjar apokrin, dan kuku.
Fungsi Kulit
Fungsi kulit secara umum :
1. Proteksi untuk jaringan dan organ yang terletak dibawahnya
2. Ekskresi NaCl, air, dan sampah organik oleh kelenjar kulit
3. Mempertahankan suhu tubuh normal
- Insulator
- Konduksi, konveksi, evaporasi
4. Sintesis vitamin D3
5. Timbunan lemak (jaringan adiposa pada subkutis)
6. Deteksi stimulus :
- Tekanan
- Nyeri
- Temperatur
PATOFISIOLOGI
NEURODERMATITIS
Pengeluaran enzim
STRESS proteolitik (di ujung Pruritogen
saraf atau
neurotransmitter)

Dibawa melalui
Sensasi gatal Korteks serebri traktus spinotalamikus
lateralis

Garukan kronis Likenifikasi


Patogenesis dan Patofisiologis

Obesitas&multipara Usia Pekerjaan


struktur vena kurang baik elastisitas pembuluh vena & tonus otot Terlalu lama berdiri &
memakai pakaian
ketat
Inkompetensi vena Tonus otot harus bekerja keras

Darah terbendung Inkompetensi katup vena

Dilatasi vena

Gangguan katup

VARISES
VARISES

Tekanan vena Digaruk

Tekanan hidrostatik
Pembuluh darah pecah

Permeabilitas

Ekstravasasi fibrinogen,mikroglobulin,hemosiderin ke ektravaskular

FIBRIN BERKUMPUL DI PERIKAPILER


FIBRIN BERKUMPUL DI PERIKAPILER

& nutrisi terhambat White cell trapping Red cell trapping

Hipoksia
Mengeluarkan Eritrosit tidak mati Eritrosit mati
Nekrosis sel mediator
inflamasi&grow
Respon inflamasi -th faktor Eritoma Hiperpigmentasi
Leukosit keluar
Fibrosis & reaksi inflamasi
Merangsang pengeluaran mediator
histamin,bradykinin,&prostaglandin

Pruritogen

Gatal

Digaruk

Dermatitis
DERMATITIS

Garukan terus
menerus

Pembuluh vena terganggu sehingga trauma vena

Vena pecah

Ulkus varikosum
MANIFESTASI KLINIS
NEURODERMATITIS
Gatal, tetapi tidak terus menerus,timbul pada waktu tidak
sibuk.
Lesi bisa tunggal, pada awalnya berupa plak eritomatosa,
sedikit edematosa
Lambat laun edema dan eritema hilang  bagian tengah
berskuama dan menebal  likenifikasi dan ekskoriasi 
sekitarnya hiperpigmentasi, batas dengan kulit normal tidak
jelas
Daerah Predileksi

leher, tungkai bawah, pergelangan kaki dan tangan,


di atas kelopak mata, lubang telinga, punggung,
belakang telinga, skrotum, vulva, area anal, daerah
pubis, lipat siku dan fleksor lutut.
STADIUM AWAL eritem dan edema atau kelompok papul

karena garukan berulang, bagian tengah


menebal, kering dan berskuama serta
pinggirnya hiperpigmentasi. Ukuran lesi
lentikular sampai plakat, bentuk umum lonjong
atau tidak beraturan
lesi juga dapat berupa plak solid dengan
likenifikasi, seringkali disertai papul kecil di
tepi lesi, dan berskuama tipis.

Kulit yang mengalami likenifikasi teraba


menebal, dengan garis-garis kulit yang tegas
dan meninggi, serta dapat pula disertai
eskoriasis
Warna lesi biasanya merah tua, kemudian
menjadi coklat atau hiperpigmentasi hitam.
Distribusi lesi biasanya tunggal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan yang paling bermakna pada neurodermatitis adalah
pemeriksaan dermatopathology.
Pemeriksaan ini dapat memberikan gambaran yang bervariasi
mengenai derajat hiperkeratosis dengan paraorthokeratosis dan
orthokeratosis, serta psoriasiform epidermal hiperplasia.
Biopsi
• Mungkin dapat bermanfaat dalam menemukan gangguan pruritus
primer yang telah menyebabkan timbulnya likenifikasi sekunder
yang terjadi, seperti psoriasis.
Pemeriksaan Histopatologi
Pemeriksaan histopatologi dapat dilakukan untuk menegakan diagnosis yang akan didapatkan
hasil :
• Neurodermatitis
Penebalan epidermis sehingga tampak ortokeratosis, hipergranulosis, akantosis dengan rate
ridges memanjang teratur dan kadang didapatkan sedikit papilomatosis dan spongiosis.
Bersebukan sel radang limfosit dan histiosit di sekitar pembuluh darah dermis bagian atas,
fibroblast bertambah, kolagen menebal.

Ortokeratosis : penebalan stratum korneum dengan inti sel yang tidak terlihat.
Hiperegranulosis: Penebalan stratum granulosum.
Akantosis : Penebalan stratum spinosum.
Spongiosis : Penimbunan cairan di antara sel-sel epidermis sehingga celah dianntara sel
bertambah renggang.
Papilomatosis : Penebalan permukaan kulit disebabkan karena hiperplasia dan
penonjolan pars papilare.
P. Penunjang Dermatitis Stasis
Radiologi : USG Doppler
Untuk melihat adanya perubahan (dilatasi) vena yanng dalam,
thrombosis, gangguan katup, maupun melihat letak sumbatan pembuluh
darah
• Gambaran histopatologi neurodermatitis sirkumskripta berupa
ortokeratosis, hipergranulosis, akantosis dengan rete ridges
memanjang teratur
Penatalaksanaan
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Penatalaksanaan
Umum Khusus
Farmakologi
Neurodermatitis Topikal : krim/salep kortikosteroid golongan sedang-kuat
(contoh : betamethasone valerate 0,1%) Farmakodinamik :
- Menghindari faktor anti inflamasi dan imunosupresan. Indikasi : eksim

presipitasi dan predisposisi Dosis : 2-3x per hari sampai fase akut berakhir, lalu
digunakan 1x/hari
- Konsul kebagian psikiater /
psikolog Kontraindikasi : penyakit virus pada kulit, infeksi jamur.
Untuk steroid tidak boleh ada virus atau jamur

Sistemik : CTM (Chlor trimeton maleate)

Farmakodinamik : memblok reseptor H1 yang mencegah aksi


histamin pada sel target
Efek Samping KS Topikal
• Pada pemberian kortikosteroid topikal yang lama dan berlebihan memberikan efek
antimitotik yang berlebihan sehingga menimbulkan atrofi kulit.
• Atrofi kulit mengakibatkam hipopigmentasi karena kulit menipis. Akibat
hipopigmentasi akan terjadi telangiektasi.
• Serabut elastin menipis mengakibatkan timbulnya striae. Di satu sisi
kortikosteroid topikal sebagai fotosensitizer sehingga terjadi hiperpigmentasi.
• Efek samping kortikosteroid topikal terhadap folikel mengakibatkan hipertrikosis
(folikel rambut mengalami pertumbuhan berlebih)
Penatalaksanaan Umum Penatalaksanaan
Dermatitis Statis Khusus
Non Farmakologi Farmakologi
Topikal : krim/salep kortikosteroid golongan sedang-
kuat (contoh : betamethasone valerate 0,1%)
● menghindari faktor predisposisi dan Farmakodinamik : anti inflamasi dan imunosupresan.
presipitasi Indikasi : eksim
● waktu tidur dan waktu duduk tungkai di
naikan, jika tidur, kaki di angkat di atas Dosis : 2-3x per hari sampai fase akut berakhir, lalu
ke permukaan jantung selama 30 menit, digunakan 1x/hari
3- 4 kali sehari
Kontraindikasi : penyakit virus pada kulit, infeksi
● menggunakan pembalut elastis pada
jamur. Untuk steroid tidak boleh ada virus atau jamur
saat beraktivitas
● menghindari garukan Sistemik : CTM (Chlor trimeton maleate)
● konsultasi ke bedah vaskuler
Farmakodinamik : memblok reseptor H1 yang
mencegah aksi histamin pada sel target
KORTIKOSTEROID
• EFEK KERJA : Anti inflamasi, anti pruritus,anti Alergi, anti
mikotik, dan vasokontriksi

INDIKASI :
Dermatitis yang responsif EFEK SAMPING
• Neurodermatitis Sirkumkripta • Atrofi
• Dermatitis Atopik • Purpura
• Dermatitis Seboroik • Dermatitis Akneformis
• Dermatitis Kontak • Menghambat penyembuhan ulkus
• Dermatitis Numularis • Striae Atrofise
• Dermatitis Venenata • Hipopigmentasi/hiperpigmentasi
• Dermatitis Solaris
• Psoriasis
KORTIKOSTEROID
Cara penggunaan
• Umumnya dianjurkan pemakaian salep 2-3x/hari sampai penyakit tersebut
sembuh.
• Cara : dioles tipis pada lesi

Golongan kortikosteroid kuat


1. Betamethasone valerate 1%
2. Halcinonide 0,1%
3. Desoximethasone 0,05%
4. Desoximethasone 0,25%
Anti Histamin
Obat yang bekerja secara kompetitif inhibitor terhadap histamine pada
organ target.

KLASIFIKASI :
• Anti Histamin 1 : penghambat reseptor H1
• Anti Histamin 2 : penghambat reseptor H2
• Anti Histamin 3 : penghambat reseptor H3
Anti Histamin
AH1 merupakan inverse agonis yang berikatan secara reversibel dan
menstabilkan bentuk inaktif reseptor H1.
2 golongan :
• Generasi 1 : memiliki efek sedasi, karena memiliki kemampuan menembus
sawar darah otak.
• Generasi 2 : efek sedasi minimal atau tidak ada, karena tidak dapat
menembus sawar darah otak
Contoh :
Generasi 1: klorfeniramin maleat 4 mg
Generasi 2: cetirizine 5-10 mg
Penulisan
Resep R / Salep Betamethasone valerate 0,1% tube 10g No.I

∫ Ue

R /Gentamicin ung 1% tube 5 g no. I

∫ Ue

R / CTM tab 4 mg no. VI

∫ 1 dd 1 tab

R / Asam salisilat 1%

add aqua 1000cc

m.f.i.a solution

∫ Ue

Nama : Ny. A

Umur: 46 Tahun

Alamat: Cimahi
PROGNOSIS
Bergantung pada penyebab pruritus (penyakit
yang mendasari)
Status psikologik penderita
Prognosis, Komplikasi,
dan Epidemiologi Komplikasi
Cemas
Neurodermatitis
Insomnia
Nyeri kepala

Prognosis Epidemiologi
Quo ad vitam : ad bonam - Sering terjadi pada masyarakat umum diatas
20 tahun
Quo ad functionam : ad bonam
- Puncak insidensi terjadi pada usia 30-50
Quo ad sanationam : dubia ad bonam tahun
- Lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan
pria
Prognosis, Komplikasi, Komplikasi

dan Epidemiologi Ulkus varikosum


Infeksi sekunder
Dermatitis Statis
Epidemiologi

Prognosis - Umumnya terjadi pada usia diatas 50 tahun


- Jarang terjadi pada usia <40 tahun, kecuali
Quo ad vitam : ad bonam pada kondisi insufisiensi vena yang
disebabkan trauma, tindakan pembedahan,
Quo ad functionam : ad bonam
dan thrombosis
- Lebih sering terjadi pada wanita disbanding
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
pria
PBHL
- Medical indication
Beneficence: golden rule principle, mengusahakan manfaat lebih besar daripada kerugian
Non maleficence: mengobati pasien yang luka, mengobati secara proporsional
- Patient preferences
Autonomi: membiarkan pasien dewasa dan kompoten mengambil keputusan sendiri,
informed consent
- Quality of life
Beneficence: meminimalisir akibat buruk
- Contextual features: -

Anda mungkin juga menyukai