Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN KMB II

DERMATITIS

Disusun Oleh :

MUTIA WARDANI
M SAUKANI AKBAR
DEFINISI DERMATITIS

Dermatitis adalah istilah umum untuk menggambarkan radang pada kulit seseorang. Dermatiti merupakan
peradang pada dermis dan epidermis, sebagai respons terhadap pengaruh factor eksogen atau endogen yang
menimbulkan efleresensi polimorfik ( ertema, edema, papul, vesikel, skuama ) dan keluhan gatal.

Kulit terdiri dari tiga lapisan yang berebeda

a. Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar kulit yang terdiri dari epitel berlapis bertanduk, mengandung sel
malonosit, Langerhans dan merkel. Tebal epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat tumbuh, paling tebal
terdapat pada telapak tangan dan kaki.

b. Dermis
Dermis tersusun oleh sel-sel dalam berbagai bentuk dan keadaan, dermis terutama terdiri dari serabut
kolagen dan elastin. Serabut-serabut kolagen menebal dan sintesa kolagen akan berkurang seiring dengan
bertambahnya usia.

c. Lapisan Subkutan
Lapisan Subkutan merupakan lapisan dibawah dermis yang terdiri dari lapisan lemak. Lapisan ini terdapat
jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar dengan jaringan dibawahnya.
ETIOLOGI
Penyebab dermatitis sangat beragam dan diasumsikan sebagai kombinasi antara factor
ginetik dan factor lingkungan. Penyebab dermatitis juga menentukan dermatitis yang
dialami seseorang. Dermatitis kontak menggambarkan reaksi kulit yang terjadi Ketika
kulit membuat kontak dengan alergen atau iritan. Sebuah iritan merusak secara fisik,
sedangkan alergen memicu respon imun yang mengarah pada reaksi kulit, penybab
umum dermatitis kontak irtan minsalnya, detergen sabun, desinfektan, logam ( nikel ),
semen, parfum, kosmetik, dan beberapa tanaman tertentu. Sementera itu, contoh zat yang
dapat memicu dermatitis kontak alergi termasuk logam ( nikel atau kobalt ), karet, dan
beberapa pewarna pakaian, serta beberapa obat tropikan seperti krim kostikoteroid .
TANDA DAN GEJALA

1. Ruam
2. Melepuh
3. Kulit kering dan pecah-pecah
4. Gatal
5. Nyeri dengan sensasi seperti tersengat atau terbakar
6. Kulit yang berubah warna menjadi kemerahan
7. Pembengkakan kulit
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi dermatitis sangat kompleks dan multifactorial. Proses dermatitis atopiks
melibatkan unsur-unsur deisfungsi lapisan kulit, perubahan dalam respons imun,
hipersensitipitasimunoglobulin ( EIGE ), dan faktor lingkungan. Hilangnya mutase fungsi
dalam flagrin berimplikasi pada dermatitis atopiks berat karena potensi peningkatan
kehilangan cairan Trans-epidermal, perubahan PH, dan dehidrasi. Perubahan ginetik lainnya
juga telah diidentifikasi dapat mengubah fugsi lapisan taduk kulit dan menghasilkan
fenotipe dermatitis atopiks.
PARWAY

sabun, detergen dan zat kimia

iritan primer

mengiritasi kulit Gangguan integritas


kulit
peradangan kulit

Resiko Gangguan rasa


infeksi Gangguan citra
nyaman nyeri
tubuh
PENATA LAKSANAAN MEDIS

a. Dermatitis kontak
a). Hindari kotak lebih lanjut dengan zat atau benda penyebab dermatitis kontak
b). Pada tipe iritan, basuhlah bagian yang terkena dengan air mengalir sesegera mungkin
c). Jika sampai terjadi lecet,tanganilah seperti menangani luka bakar
d) obat anti histamin oral untuk mengurangi rasa gatal dan perih yang di rasakan
e). Kortiskosteroid dapat di berikan secara topical, oral, atau intravena sesuai dengan
Tingkat keparahanya.
b. Dermatitis atopic
a). Menghindar dari agen pencetus seperti makanan, udara panas / dingin, bahan–bahan
berbulu
b). Hidrasi kulit dengan berbagai jenis pelembab antara lainkrim hidrofilik,
c). urea 10% atau pelembab yang mengandung asam laktat dengan konsentrasi kurang dari
5%
c. Neurodermatitis
d. Dermatitis numularis
a). Bila kulit kering, diberi pelembab atau emolien.
b). Secara topikal lesi dapat diobati dengan obat antiinflamasi, misalnya preparat ter, glukokortikoid, takrolimus, atau pimekrolimus.
c).Bila lesi masih eksudatif, sebaiknya dikompres dahulu misalnya dengan larutan permanganas kalikus 1:10.000.
d). Jika ditemukan infeksi bakterial, diberikan antibiotik secara sistemik.
e). kortikosteroid sistemik hanya diberikan pada kasus yang berat dan refrakter, dalamm jangka pendek.
f). Pruritus dapat diobati dengan antihistamin golongan H1, misalnya hidroksisilin HCI.
e. dermatitis statis
a). Cahaya berdenyut intens
b). Diuretik
c). Imunosupresan
Asuhan keperawatan
Pengkajain
1. Identitas pasien
Identitas terdiri dari nama, jenis kelamin. Umur, agama, suku bangsa, pendidikan,
pendapatan pekerjaan,nomor akses, alamat dan lain- lain.
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan Utama
Pada kasus dermatitis kontak biasanya klien mengeluh kulitnya terasa gatal serta nyeri.
Gejala yang sering menyebabkan penderita datang ke tempat pelayanan kesehatan adalah nyeri
pada lesi yang timbul
b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Seperti apakah klien pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya, apakah pernah menderita
alergi serta tindakan yang dilakukan untuk mengatasinya selain itu perlu juga dikaji kebiasaan klien.
c. Riwayat keluarga
Apakah ada salah seorang anggota keluarganya yang mengalami
penyakit yang sama, tapi tidak pernah ditanggulangidengan
tim medis. Dermatitis pada sanak saudara khususnya pada masa
kanak- kanak dapat berarti penderita tersebut juga mudah menderita
dermatitis atopik

d. Riwayat alergi
Apakah ada alergi yang diderita oleh klien baik dari faktor
endogen maupun eksogen yang berhubungan dengan penyakitnya
saat ini.
c. Pemeriksaan fisik
- keadaan umum : Ringan, sedang, berat.
- Tingkat kesadaran
kompos mentis
Apatis
Samnolen, letergi/hypersomnia
Delirium
Ctupor atau semi koma
koma
- GCS : E4, M6, V5
- Tanda-tanda vital
Tekanan Darah
Denyut nadi
Suhu tubuh
Pernafasan
Berat Badan
Tinggi Badan
- keadaan kepala
Inspeksi : tekstur rambut klien halus dan jarang, kulit kepala nampak kotor
Palpasi : periksa apakah ada pembengkakan/ benjolan nyeri tekan atau adanya massa
- keadaan mata
Inspeksi
Palpebrae : Tidak edema, tidak radang
Sclera : Tidak ictertus
Conjuctiva : Tidak terjadi peradangan
Pupil : Isokor
Palpasi
Tidak ada nyeri tekan
Tekanan Intra Okuler ( TIO ) tidak ada
keadaan hidung.
Inspeksi
Simetris kiri dan kanan
Tidak ada pembengkakan dan sekresi
Tidak ada kemerahan pada selaput lendir
Palpasi
Tidak ada nyeri tekan
Tidak ada benjolan/tumor
- keadaan telinga
Inspeksi
Telinga bagian luar simetris
Tidak ada serumen/cairan, nanah
- Leher
Dada; Paru-paru dan Jantung
Inspeksi : Biasanya simetris kiri kanan, iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus cordis teraba
Auskultasi : Suara normal (vesikuler)
Perkusi : Batas jantung normal,
- Abdomen
Inspeksi : Simetris, tidak ada asites
Palpasi : Tidak ada pembesaran hepar
Auskultasi : Bising usus terdengar normal
Perkusi : Suara tympani
- Ekstremitas atas dan bawah
Ekstremitas atas terpasang infuse, CRT normal <2 detik
- Genetalia
Tidak mempengaruhi genetalia
- Kulit
Inspeksi
-Radang akut terutama priritus ( sebagai pengganti dolor).
-kemerahan (rubor),
-Gangguan fungsi kulit (function laisa),
-Biasanya batas kelainan tidak tegas an terdapat lesi polimorfi yang dapat timbul secara -serentak atau beturut-turut.
-Terdapat Vesikel-veikel fungtiformis yang berkelompok yang kemudian membesar.
-Terdapat bula atau pustule, ekskoriasi dengan krusta. Hal ini berarti dermatitis menjadi kering disebut ematiti sika.
-Terjadi deskuamasi, artinya timbul sisik. Bila proses menjadi kronis tapak likenifikasi dan sebagai sekuele telihat.
-Hiperpigmentasi tau hipopigmentasi.
Palpasi
-Nyeri tekan
-edema atau pembengkakan
-kulit bersisik
Analisa data
No Dx kep etiologi Masalah

1. DS : klien kerusakan sel kelainan kulit Gangguan integritas kulit


mengeluh gatal,
tampak gelisah Lapisan tanduk rusak Denatursi keratin
Menyingkirkan lemak lapisan tanduk
DO : klien tampak
Mengubah daya ikat air kulit
menggaruk, kulit terjadi
Merusak lapisan epidermis
lesi, kemerahan, muncul
Gangguan integritas
vesikel kecil
kulit / jaringan kerusakan jaringan

2. DS : klien mengeluh kerusakan jaringan


Gangguan citra tubuh
tentang kulitnya rusak kelembaban kulit menurun
tidak seperti dulu lagi,
merasa tidak percaya kulit mengering
Perubahan warna kulit
diri
DO : klien terlihat
melamun, tidak
bersemangat dan sering
menyatakan reaksi negatif
terhadap kondisinya saat
ini
3. DS : klien mengatakan Gangguan citra tubuh Pelepasan mediator kimia Gangguan rasa nyaman
nyeri dan berlebih nyeri
rasa tidak nyaman pada lesi Reaksi peradangan
yang timbul karena gatal
Gatal dan rubor
DO : klien tampak gelisah,
tampak meringis, klien
Reaksi menggaruk berlebih
melindungi bagian nyeri,
tampak lesi kemerahan Gangguan rasa nyaman nyeri

4. DS : - Lapisan epidermis Resiko infeksi


DO : Suhu tubuh 36,8 °C, terbuka invasi bakteri
kulit tampak lesi, mengelupas,
Pelepasan toksik bakteri
kemerahan dan membengkak
Resiko infeksi
Diagnosa keperawatan

1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan bahan kimia iritatif ditandai


dengan kerusakan jaringan kulit (D.0192)
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur tubuh
(lesi atau luka) ditandai dengan struktur tubuh berubah (D.0083)
3. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan gejala penyakit
ditandai dengan keluhan nyeri dan kegelisahan (D.0074)
4. Resiko infeksi ditandai dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer ;
kerusakan integritas kulit (D.0142)
Intervensi

No Dx kep Tujuan intervensi


1. Perawatan Integritas kulit (I.11353) Observasi
Gangguan integritas Setelah dilakukan tindakan
1. Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
kulit berhubungan keperawatan selama 3x24 jam
Terapeutik
dengan bahan kimia integritas kulit dan jaringan
2. Ubah posisi setiap 2 jam jika tirah baring
iritatif ditandai dengan meningkat (L.14125) dengan 3. Gunakan produk berbahan petrolium atau minyak pada kulit
kerusakan jaringan kriteria hasil: kering
kulit (D.0192) 4. Gunakan produk berbahan ringan/alami dan hipoalergik
a. Hidrasi kulit meningkat pada kulit sensitif
dari skala 1 menjadi 5 5. Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit kering
b. kemerahan dari skala 1 Edukasi
menurun menjadi 5 6. Anjurkan menggunakan pelembab (mis. lotion, serum)
c. Nekrosis menurun dari 7. Anjurkan minum air yang cukup
skala 1 menjadi 5 8. Anjurkan meningkatkan asupan buah dan sayur
9. Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrim
d. Tekstur kulit membaik 10. Anjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya
dari skala 1 menjadi 5
2. Promosi Citra Tubuh (I.09305) Observasi
Gangguan citra Setelah dilakukan tindakan
tubuh keperawatan selama 1x24 1. Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap perkembangan
berhubungan jam citra tubuh meningkat 2. Identifkasi budaya, agama, jenis kelamin, dan umur terkait citra
tubuh
dengan perubahan (L.09067) dengan kriteria
3. Monitor frekuensi pernyataan kritik terhadap diri sendiri
struktur tubuh (lesi hasil:
Terapeutik
atau luka) ditandai a. Melihat bagian tubuh 4. Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya
dengan struktur meningkat dari skala 5. Diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap harga diri
1 menjadi 5
tubuh berubah b. Verbalisasi perasaan 6. Diskusikan kondisi stress yang mempengaruhi citra tubuh (mis. luka,
(D.0083) negatif tentang penyakit)
perubahan tubuh 7. Diskisikan cara pengembangan harapan citra tubuh secara realistis
menurun dari skala 1
menjadi 5 8. Diskusikan persepsi pasien dan keluarga tentang perubahan citra
c. Verbalisasi tubuh
kekhawatiran pada
penolakan / reaksi Edukasi
orang lain menurun
dari skala 1 menjadi 9. Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan perubahan ckitra tubuh
5
d. Respon nonverbal
pada perubahan 10. Anjurjan mengijuti kelompok pendukung (mis. Klompok sebaya)
tubuh membaik dari
skala 1 menjadi 5 11. Anjurkan peningkatan penampilan diri (mis. Berdandan, berpakaian)

12. Latih pengungkapan kemampuan diri kepada orang lain maupun


kelompok
3. Gangguan rasa nyaman Setelahdilakukan tindakan Manajemen nyeri (I.08238)
nyeri keperawatan selama 3x24 jam
Berhubungan dengan tingkat nyeri menurun Manajemen kenyamanan lingkungan Observasi (1.08237)
gejala penyakit ditandai (L.08066) dan status 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
dengan keluhan nyeri kenyamanan meningkat kualitas dan intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
dan kegelisahan
(L.08064) dengan kriteria 3. Identifikasi respons nyeri nonverbal
4. Monitor kondisi kulit
(D.0074)
hasil : Terapeutik
a. kesejahteraan fisik 5. Berikan terapi nonfarmakologis utuk mengurangi
meningkat dari skala 1 nyeri (mis. hipnosis, aromaterapi)
menjadi 5 6. kontrol lingkungan yang memperberat nyeri (mis.
b. keluhan nyeri/ tidak Suhu ruangan dan kebisingan)
nyaman menurun dari 7. fasilitas istirahat dan tidur
skala 1 menjadi 5 8. Atur posisi yg nyaman
c. Perasaan gelisah Edukasi
menurun dari skala 1
menjadi 5 9. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
d. Rasa gatal menurun 10. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
dari skala 1 menjadi 5 11. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
e. Pola tidur membaik rasa nyeri
dari skala 1 menjadi 5 12. Jelaskan tujuan manajemen lingkungan
kolaborasi
13. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
4. Resiko infeksi ditandai Setelah dilakukan tindakan 2 Pencegahan infeksi (I. 14539) Observasi
dengan x 24 jam tingkat infeksi 1. monitor tanda dan gejala infeksi lokasi dan sistemik
ketidakadekuatan menurun (L.14137) dengan Terapeutik
pertahanan tubuh kriteria hasil: 1. Batasi jumlah pengunjung
2. Berikan perawatan kulit pada area sistemik
primer ; kerusakan a. Suhu tubuh menurun dari 3. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
integritas kulit (D.0142) skala 1 menjadi 5 pasien dan lingkungan pasien
b. Bengkak pada kulit 4. Pertahankan teknik aseptik pada pasien beresiko
menurun dari skala 1 tinggi
menjadi 5 Edukasi
c. Kemerahan menurun dari
skala 1 menjadi 5 5. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
d. Vesikel menurun dari skala 6. Ajarkan caramencuci tangan dengan benar
1 menjadi 5 7. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka
8. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
9. Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Implmentasi
Dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan yang telah disusun
Evaluasi
Hasil akhir setelah proses keperawatan dilaksanakna
- Nyeri teratasi, pasien tampak rileks.pasien mampu tidur/istirahat dengan tenang, pasien
tidak gelisah, tidak merintih
- Integritas kulit klien dapat membaik mucous membran temperatur jaringan baiksensasi
baik, hidrasi baik tidak ada lesi atau luka
- Gangguan pola tidur bisa stabiltidur pasien sesuai kebutuhan/normal, pasien tidak cemas
- Mampu menerima keadaan dirinya dengan baik mengembangkan peningkatan kemauan
untuk menerima keadaan diri, mengikuti dan turut berpartisipasi dalam tindakan perawatan
diri, melaporkan perasaan dalam pengendalian
- Klien mengetahui tentang penyakitnya yaitu memiliki pemahaman terhadap perawatan
kulit, mengikuti terapi seperti yang diprogramkan dan dapat mengungkapkan secara rasional
tindakan yang dilakukan, menjalankan mandi, pencucian, dan balutan basah sesuai yang
diprogramkan
- Infeksi tidak terjadi, tanda-tanda infeksi bisa ditangani.

Anda mungkin juga menyukai