DERMATITIS
Disusun Oleh :
MUTIA WARDANI
M SAUKANI AKBAR
DEFINISI DERMATITIS
Dermatitis adalah istilah umum untuk menggambarkan radang pada kulit seseorang. Dermatiti merupakan
peradang pada dermis dan epidermis, sebagai respons terhadap pengaruh factor eksogen atau endogen yang
menimbulkan efleresensi polimorfik ( ertema, edema, papul, vesikel, skuama ) dan keluhan gatal.
a. Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar kulit yang terdiri dari epitel berlapis bertanduk, mengandung sel
malonosit, Langerhans dan merkel. Tebal epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat tumbuh, paling tebal
terdapat pada telapak tangan dan kaki.
b. Dermis
Dermis tersusun oleh sel-sel dalam berbagai bentuk dan keadaan, dermis terutama terdiri dari serabut
kolagen dan elastin. Serabut-serabut kolagen menebal dan sintesa kolagen akan berkurang seiring dengan
bertambahnya usia.
c. Lapisan Subkutan
Lapisan Subkutan merupakan lapisan dibawah dermis yang terdiri dari lapisan lemak. Lapisan ini terdapat
jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar dengan jaringan dibawahnya.
ETIOLOGI
Penyebab dermatitis sangat beragam dan diasumsikan sebagai kombinasi antara factor
ginetik dan factor lingkungan. Penyebab dermatitis juga menentukan dermatitis yang
dialami seseorang. Dermatitis kontak menggambarkan reaksi kulit yang terjadi Ketika
kulit membuat kontak dengan alergen atau iritan. Sebuah iritan merusak secara fisik,
sedangkan alergen memicu respon imun yang mengarah pada reaksi kulit, penybab
umum dermatitis kontak irtan minsalnya, detergen sabun, desinfektan, logam ( nikel ),
semen, parfum, kosmetik, dan beberapa tanaman tertentu. Sementera itu, contoh zat yang
dapat memicu dermatitis kontak alergi termasuk logam ( nikel atau kobalt ), karet, dan
beberapa pewarna pakaian, serta beberapa obat tropikan seperti krim kostikoteroid .
TANDA DAN GEJALA
1. Ruam
2. Melepuh
3. Kulit kering dan pecah-pecah
4. Gatal
5. Nyeri dengan sensasi seperti tersengat atau terbakar
6. Kulit yang berubah warna menjadi kemerahan
7. Pembengkakan kulit
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi dermatitis sangat kompleks dan multifactorial. Proses dermatitis atopiks
melibatkan unsur-unsur deisfungsi lapisan kulit, perubahan dalam respons imun,
hipersensitipitasimunoglobulin ( EIGE ), dan faktor lingkungan. Hilangnya mutase fungsi
dalam flagrin berimplikasi pada dermatitis atopiks berat karena potensi peningkatan
kehilangan cairan Trans-epidermal, perubahan PH, dan dehidrasi. Perubahan ginetik lainnya
juga telah diidentifikasi dapat mengubah fugsi lapisan taduk kulit dan menghasilkan
fenotipe dermatitis atopiks.
PARWAY
iritan primer
a. Dermatitis kontak
a). Hindari kotak lebih lanjut dengan zat atau benda penyebab dermatitis kontak
b). Pada tipe iritan, basuhlah bagian yang terkena dengan air mengalir sesegera mungkin
c). Jika sampai terjadi lecet,tanganilah seperti menangani luka bakar
d) obat anti histamin oral untuk mengurangi rasa gatal dan perih yang di rasakan
e). Kortiskosteroid dapat di berikan secara topical, oral, atau intravena sesuai dengan
Tingkat keparahanya.
b. Dermatitis atopic
a). Menghindar dari agen pencetus seperti makanan, udara panas / dingin, bahan–bahan
berbulu
b). Hidrasi kulit dengan berbagai jenis pelembab antara lainkrim hidrofilik,
c). urea 10% atau pelembab yang mengandung asam laktat dengan konsentrasi kurang dari
5%
c. Neurodermatitis
d. Dermatitis numularis
a). Bila kulit kering, diberi pelembab atau emolien.
b). Secara topikal lesi dapat diobati dengan obat antiinflamasi, misalnya preparat ter, glukokortikoid, takrolimus, atau pimekrolimus.
c).Bila lesi masih eksudatif, sebaiknya dikompres dahulu misalnya dengan larutan permanganas kalikus 1:10.000.
d). Jika ditemukan infeksi bakterial, diberikan antibiotik secara sistemik.
e). kortikosteroid sistemik hanya diberikan pada kasus yang berat dan refrakter, dalamm jangka pendek.
f). Pruritus dapat diobati dengan antihistamin golongan H1, misalnya hidroksisilin HCI.
e. dermatitis statis
a). Cahaya berdenyut intens
b). Diuretik
c). Imunosupresan
Asuhan keperawatan
Pengkajain
1. Identitas pasien
Identitas terdiri dari nama, jenis kelamin. Umur, agama, suku bangsa, pendidikan,
pendapatan pekerjaan,nomor akses, alamat dan lain- lain.
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan Utama
Pada kasus dermatitis kontak biasanya klien mengeluh kulitnya terasa gatal serta nyeri.
Gejala yang sering menyebabkan penderita datang ke tempat pelayanan kesehatan adalah nyeri
pada lesi yang timbul
b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Seperti apakah klien pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya, apakah pernah menderita
alergi serta tindakan yang dilakukan untuk mengatasinya selain itu perlu juga dikaji kebiasaan klien.
c. Riwayat keluarga
Apakah ada salah seorang anggota keluarganya yang mengalami
penyakit yang sama, tapi tidak pernah ditanggulangidengan
tim medis. Dermatitis pada sanak saudara khususnya pada masa
kanak- kanak dapat berarti penderita tersebut juga mudah menderita
dermatitis atopik
d. Riwayat alergi
Apakah ada alergi yang diderita oleh klien baik dari faktor
endogen maupun eksogen yang berhubungan dengan penyakitnya
saat ini.
c. Pemeriksaan fisik
- keadaan umum : Ringan, sedang, berat.
- Tingkat kesadaran
kompos mentis
Apatis
Samnolen, letergi/hypersomnia
Delirium
Ctupor atau semi koma
koma
- GCS : E4, M6, V5
- Tanda-tanda vital
Tekanan Darah
Denyut nadi
Suhu tubuh
Pernafasan
Berat Badan
Tinggi Badan
- keadaan kepala
Inspeksi : tekstur rambut klien halus dan jarang, kulit kepala nampak kotor
Palpasi : periksa apakah ada pembengkakan/ benjolan nyeri tekan atau adanya massa
- keadaan mata
Inspeksi
Palpebrae : Tidak edema, tidak radang
Sclera : Tidak ictertus
Conjuctiva : Tidak terjadi peradangan
Pupil : Isokor
Palpasi
Tidak ada nyeri tekan
Tekanan Intra Okuler ( TIO ) tidak ada
keadaan hidung.
Inspeksi
Simetris kiri dan kanan
Tidak ada pembengkakan dan sekresi
Tidak ada kemerahan pada selaput lendir
Palpasi
Tidak ada nyeri tekan
Tidak ada benjolan/tumor
- keadaan telinga
Inspeksi
Telinga bagian luar simetris
Tidak ada serumen/cairan, nanah
- Leher
Dada; Paru-paru dan Jantung
Inspeksi : Biasanya simetris kiri kanan, iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus cordis teraba
Auskultasi : Suara normal (vesikuler)
Perkusi : Batas jantung normal,
- Abdomen
Inspeksi : Simetris, tidak ada asites
Palpasi : Tidak ada pembesaran hepar
Auskultasi : Bising usus terdengar normal
Perkusi : Suara tympani
- Ekstremitas atas dan bawah
Ekstremitas atas terpasang infuse, CRT normal <2 detik
- Genetalia
Tidak mempengaruhi genetalia
- Kulit
Inspeksi
-Radang akut terutama priritus ( sebagai pengganti dolor).
-kemerahan (rubor),
-Gangguan fungsi kulit (function laisa),
-Biasanya batas kelainan tidak tegas an terdapat lesi polimorfi yang dapat timbul secara -serentak atau beturut-turut.
-Terdapat Vesikel-veikel fungtiformis yang berkelompok yang kemudian membesar.
-Terdapat bula atau pustule, ekskoriasi dengan krusta. Hal ini berarti dermatitis menjadi kering disebut ematiti sika.
-Terjadi deskuamasi, artinya timbul sisik. Bila proses menjadi kronis tapak likenifikasi dan sebagai sekuele telihat.
-Hiperpigmentasi tau hipopigmentasi.
Palpasi
-Nyeri tekan
-edema atau pembengkakan
-kulit bersisik
Analisa data
No Dx kep etiologi Masalah