Anda di halaman 1dari 28

ASKEP DERMATITIS

DEDEH KOMALAWATI
PENGERTIAN DERMATITIS
• Dermatitis : peradangan kulit (epidermis &
dermis) sbg respon terhadap pengaruh faktor
eksogen &/ endogen, kelainan klinis :
efloresensi polimorfik (eritema, edema, papula,
vesikel, skuama, likenifiksasi) & gatal. cenderung
residif & menjadi kronis. (Djuanda Adhi, 2010)

• Dermatitis / eksim : penyakit kulit yg mengalami


peradangan karena bermacam sebab & timbul
dalam berbagai jenis, terutama kulit yg kering
berupa pembengkakan, memerah, & gatal pada
kulit (Widhya, 2011).
KLASIFIKASI DERMATITIS

1.Contact Dermatitis
• Dermatitis kontak : dermatitis yg di sebabkan o/ bahan yg
menempel pada kulit. Dermatitis yang muncul di picu alergen
(penyebab alergi) tertentu : racun pada tanaman
merambat/detergen. Indikasi & gejala antara kulit memerah &
gatal. Jika memburuk akan mengalami papula.

• Disebabkan kontak langsung dg salah satu penyebab iritasi


pada kulit/alergi. : sabun cuci/ detergen, sabun
mandi/pembersih lantai. Alergen : karet, logam,
perhiasan, parfum, kosmetik atau rumput.
KLASIFIKASI DERMATITIS cont…

2.Neurodermatitis
• Peradangan kulit kronis, gatal, sirkumstrip, ditandai kulit tebal
& garis kulit tampak lebih menonjol (likenifikasi) menyerupai
kulit batang kayu.
• Akibat garukan/gosokan berulang karena rangsangan
pruritogenik.
• Timbul karena goresan pada kulit berulang, bisa berwujud
kecil, datar diameter 2,5 - 25 cm.
• Muncul : pakaian ketat menggores kulit sehingga irirtasi.
• Irirtasi memicu : menggaruk bagian yg gatal.
• Pd pergelangan tangan, lengan & bagian belakang dari leher.
KLASIFIKASI DERMATITIS cont…
3. Seborrheich Dermatitis
• Kulit terasa berminyak& licin; melepuh sisi hidung, antara
kedua alis, belakang telinga serta dada bagian atas.
• Seringkali akibat faktor keturunan, muncul saat kondisi stress/
penyakit saraf seperti Parkinson.

4. Statis Dermatitis
• Dermatitis sekunder akibat isufisiensi konik vena (hipertensi
vena) tungkai bawah.
• Muncul dg adanya varises, menyebabkan pergelangan kaki &
tulang kering berubah warna : memerah/coklat menebal
& gatal.
• Muncul : akumulasi cairan di bawah jaringan kulit.
• Varises & kondisi kronis lain pada kaki juga menjadi penyebab.
KLASIFIKASI DERMATITIS cont…
5. Atopic Dermatitis
• Peradangan kulit kronis & resitif, disertai gatal
• Sering terjadi selama masa bayi & anak b.d. p
IgE dlm serum & riwayat atopi pada keluarga
(rhinitis alergi/asma bronkial).
• Kelainan kulit : papul gatal kemudian ekskoriasi &
likenifikasi, distribusinya dilipatan (fleksural).
• Indikasi gejala : gatal kulit menebal & pecah-pecah
(lipatan siku & belakang lutut.

6. Dermatitis Okupasional
• Peradangan kulit akibat lingkungan kerja
KLASIFIKASI DERMATITIS cont…

7. Dermatitid Numularis
• Bentuk menyerupai uang logam &
menyerang daerah ekstremitas.

8. Dermatitis Solaris
• Proses peradangan pada epidermis
& dermis
• Timbul akibat perjalanan pada sinar
matahari yang lama.
KLASIFIKASI DERMATITIS cont…
9. Pomfoliks (eczema dishidrotik)
• Vesikel pada tangan & / kaki bersifat
rekuren, akut/kronik.
• Penyebab : Stres emosi, reaksi
akibat infeksi jamur/bakteri,
makanan/obat-obatan.
• Ter>> orang dewasa, pria & wanita,
>> berkeringat di tangan & kaki,
stigma atopic.
• Gejalah akut : timbul gelembung di
telapak tangan & kaki, teras sangat
gatal.
ETIOLOGI
• Eksogen : bahan kimia (detergen, asam,
basa, oli, semen), fisik (sinar dan suhu),
mikroorganisme (bakteri, jamur)

• Endogen : dermatitis atopic, sejumlah


kondisi kesehatan,

• alergi, factor genetic, fisik, stress & iritasi


dapat menjadi penyebab eksim.
PATOFISIOLOGI
Dermatitis kontak iritan

•kelainan kulit timbul (kerusakan sel bahan iritan) melalui kerja kimiawi/fisik.

•Iritan merusak lapisan tanduk( menit/ jam)

•berdifusi via membran untuk merusak lisosom, mitokondria & komponen-komponen inti sel.

•Rusaknya membran lipid keratinosit (posfolipase diaktifkan & membebaskan asam arakidonik)

•Membebaskan prostaglandin & leukotrin

•Dilatasi pembuluh darah & tranduksi sirkulasi dari komplemen & sistem kinin.

•Menarik neutrophil, limfosit & mengaktifkan sel mast yg akan membebaskan histamin,
prostaglandin & leukotrin.

•PAF mengaktivasi platelet (perubahan vaskuler)

•Diacil gliserida merangkas ekspresi gen & sintesis protein.


DERMATITIS KONTAK ALERGI
Fase terjadinya respon imun tipe IV menyebabkan
timbulnya lesi :
1. Fase Sensitisasi
•Fase induksi /aferen (sensitisasi terhadap individu yg
semula belum peka, o/ bahan kontaktan : alergen
kontak/pemeka.
•Terjadi bila hapten menempel pada kulit selama 18-24
jam kemudian hapten diproses dg pinositosis/endositosis o/
sel E (Langerhans Epidermal), untuk mengadakan ikatan
kovalen dengan protein karier di epidermis, menjadi
komplek hapten protein.
DERMATITIS KONTAK ALERGI
2. Fase Elisitasi
•Fase eferen terjadi apabila timbul pajanan kedua dari antigen yg sama & sel yg
telah tersensitisasi telah tersedia di dalam kompartemen dermis.

•Sel langerhans akan mensekresi IL-1 yang akan merangsang sel T u/


mengeksresi IL-2. Selanjutnya IL-2 merangsang INF (interferon) gamma. IL-1 &
INF gamma merangsang keratinosit memproduksi ICAM-1 (intercellular adhesion
molecule-1) yg langsung beraksi dg limfosit T & leukosit, serta sekresi
eikosanoid.

•Eikosanoid mengaktifkan sel mast & makrofag u/ melepaskan histamin sehingga


vasodilatasi & permeabilitas

•Akibatnya timbul berbagai macam kelainan kulit : eritema, edema & vesikula :
dermatitis.
KOMPLIKASI

1. Gangguan keseimbangan cairan elektrolit


2. Infeksi sekunder khususnya o/ stafilokokus
aureus
3. Hiperpigmentasi /hipopigmentasi pos inflamasi
4. Jaringan parut muncul padapaparan bahan
korosif atau ekskoriasi
M A N I F E S TA S I K L I N I S
• Subjektif tanda radang akut terutama priuritis (sebagai
pengganti dolor).
• Kenaikan suhu (kalor), kemerahan (rubor), edema
/pembengkakan & gangguan fungsi kulit (function
laisa).
• Objektif : batas kelainan tidak tegas & terdapat lesi
polimorfi yg dapat timbul secara serentak/berturut-
turut.
• Permulaan eritema & edema. Edema sangat jelas
pada kulit longgar : muka (palpebra & bibir) & genitalia
eksterna. Infiltrasi biasanya : papul.
M A N I F E S TA S I K L I N I S cont..
• Dermatitis madidans (basah) : terdapat eksudasi.

• >> terdapat sumber dermatitis: vesikel-vesikel fungtiformis


berkelompok kemudian membesar.

• Kelainan disertai bula/pustule, jika disertai infeksi.

• Dermatitis sika (kering) tidak madidans, bila gelembung mengering :


terlihat erosi/ ekskoriasi dg krusta (dermatitis menjadi kering)

deskuamasi (timbul sisik bila proses menjadi kronis tapak likenifikasi


sebagai sekuele terlihat hiperpigmentasi/hipopigmentasi)
PENATALAKSANAAN MEDIK

PENCEGAHAN PENGOBATAN
• Penting : dermatitis kontak a. Pengobatan Topikal :
iritan & kontak alergik. kortikosteroid , radiai
• Lingkungan rumah : ultraviolet , siklosporin A,
penggunaan sarung antimiotika & antibiotika ,
tangan karet diganti imunosupresif.
sarung tangan plastik, b. pengobatan sistemik :
menggunakan mesin cuci, antihistamin,kortikosteroid,
sikat bergagang panjang, siklosporin, pentosiklin, FK
penggunaan deterjen, 506 (trakolimus), ca++
antagonis, derivate vitamin
D 3, SDZ ASM 981.
PENGKAJIAN
1. Data Demografi
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
4. Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Keluhan utama
• Pada kasus dermatitis kontak biasanya klien mengeluh kulitnya terasa gatal
serta nyeri. Gejala yang sering menyebabkan penderita datang ke tempat
pelayanan kesehatan adalah nyeri pada lesi yang timbul.
b. Riwayat keluhan utama
• Provoking insiden, yang menjadi faktor presipitasi dari keluhan utama. Pada
beberapa kasus dermatitis kontak timbul lesi kulit (vesikel), terasa panas
pada kulit dan kulit akan berwarna merah, edema yang diikuti oleh
pengeluaran sekret. Kembangkan pola PQRST pada setiap keluhan pasien.
5. Pengkajian Psiko-Sosio-Spiritual
6. Pemeriksaan Fisik
• Kulit : pemerikasaan kulit meliputi inspeksi dan palpasi

a. Inspeksi
Hygiene kulit : penilaian kebersihan: petunjuk kesehatan seseorang.
Kelainan nampak pada inspeksi, yaitu:

1) Makula : suatu bercak kemerahan, permukaan kulit datar & ukurannya


2) dari 1 cm : morbili atau campak
3) 2) Eritema : bercak kemerahan ukuran > dari macula : crysipelas
4) Papula : Lesi kulit lebih tinggi dari sekitarnya : gigitan
5) Vesikula : tonjolan kecil < 1 cm, berisi cairan jernih : cacar air, herpes
simpleks. Jika tonjolan > 1 cm disebut bula, misalnya luka bakar
6) Pustula : tonjolan berisi cairan nanah : impetigo, jerawat, infeksi kuman
staphylococcus (bisul)
7) Hiperpigmentasi : warna kulit lebih tua dari kulit sekitarnya.
b. Palpasi

•Palpasi pertama dirasakan kehangatan kulit (dingin, hangat, demam)


kelembaban dehisrasi terasa kering & hipertiroidisme berkeringat >>.
•Tekstur kulit halus, lunak, lentur, pada kulit normal. Teraba kasar pada
defisiensi vitamin A, hipotitoid.
•Turgor dinilai pada kulit perut dg cubitan ringan. Bila lambat kembali ke
keadaan semula menunjukkan turgor kulit menurun pada pasien dehidrasi.
•Krepitasi teraba ada gelembung udara di bawah kulit akibat fraktura tulang
iga/trauma leher yg menusuk kulit sehingga udara bisa berada di bawah
kulit dada.
•Edema : terkumpulnya cairan tubuh di jaringan lebih dari jumlah
semestinya
• Uji temple dg bahan yg dicurigai hasilnya positif.

• Dermatitis atopic : erupsi kulit yg bersipat kronik


residip, pada tempat ttt eperti lipat sikut, lipat lutut
disertai riwayat atopi padapasien & keluarga
• Dermatitis atopic mengalami efek pada sistem imunitas
seluler, dimana sel TH2 akan mensekresi IL 4 yg
merangsang sel bentuk memproduksi IgE& IL-5 &
pembentukan eosinophil.
• Sebaliknya jumlah sel T dalam sirkulasi & kepekaan
terhadap allergen kontak
LABORATORIUM

• Darah : Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit, protein


total, albumin, globulin
• Urin : pemeriksaan histopatologi
• Biopsy kulit : mencari penyebab masalah kulit. Prosedur
biopsy untuk dermatitis mengambil sampel kulit kecil untuk
dilihat dibawah mikroskop
• Tes alergi melalui kulit : tes tempel (menempelkan kertas
yang mengandung beberapa zat allergen) untuk
mengidentifikasi penyebab munculnya dermatitis kontak
alergi. Setelah 2 hari,kertas dilepas dan reaksi pada kulit
diperiksa.
PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGI

• Pemeriksaan ini tidak memberi gambaran khas u/


diagnostik karena gambaran histopatologiknya dapat juga
terlihat pada dermatitis o/ sebab lain.
• Pada dermatitis akut perubahan pada dermatitis berupa
edema interseluler (spongiosis), terbentuknya vesikel atau
bula & pada dermis terdapat dilatasi vaskuler disertai
edema & infiltrasi perivaskuler sel-sel mononuclear.
• Dermatitis sub akut menyerupai bentuk akut dg
terdapatnya akantosis kadang parakeratosis, spongiosis
ringan, tidak tampak adanya vesikel & pada dermis
dijumpai infiltrasi perivaskuler, pertambahan kapiler &
fibrosis.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Risiko infeksi b.d. peningkatan


01 paparan organisme pathogen
lingkungan
Nyeri akut b.d. agen pencedera
02 fisiologis (misalnya inflamasi)

03 Pola napas tidak efektif


Gangguan integritas kulit/jaringan
b.d. hambatan upaya
napas (kelemahan otot 04 b.d. perubahan sirkulasi akibat
napas) lesi pada kulit

5 Gangguan citra tubuh


b.d.
penampakan kulit yang tidak
bagus
Rencana keperawatan
No DK Tujuan Intervensi Rasional

1 Risiko infeksi b.d. Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji tanda-tanda 1. Untuk mengetahui tanda infeksi
peningkatan paparan keperawatan selama ….x24 infeksi : suhu tubuh, nyeri, dan perubahan suhu tubuh, nyeri,
jam, diharapkan akan perdarahan, dan
organisme pathogen perdarahan serta mengetahui hasil
menangani dan meminimalkan pemeriksaan
lingkungan komplikai dan mencegah laboratorium. abnormal yang terjadi pada pasien.
terjadinya penyebaran infeksi 2. Monitor tanda dan 2. Mengetahui tanda dan gejala infeksi
dengan kriteria hail : gejala infeksi sistemik
pada pasien.
1.Mengenali tanda dan dan local.
3. Untuk mengetahui jumlah WBC.
gejala yang 3. Menaikkan asupan
4. Memulihkan kondisi pasien.
mengindikasikan resiko dalam gizi yang cukup dan cairan
5. Memberikan antibiotic yang sesuai.
penyebaran infeksi. yang sesuai.
2.Mengetahui cara mengurangi 4. Monitor hitung
penularan infeksi. granulosit, WBC.
3.Mengetahui aktivitas yang 5. Kolaborasi
dapat meningkatkan infeksi pemberian antibiotic
yang sesuai.
Nyeri Sesudah dilakukan 1. Ajarkan klien 1. Relaksasi napas
2
akut b.d. tindakan keperawatan teknik relaksasi dalam merupakan
agen selama ….x24 jam maka nafas dalam. tindakan penurunan
pencede meri yang di di alami 2. Beri kompres nyeri.
ra berkurang dengan kriteria hangat pada 2. Merupakan tindakan
fisiologi s hasil : bagian yang nyeri. untuk menigkatkan
(misalny a 1.Klien sudah tidak 3. Kolaborasi dalam sirkulasi dan
inflamas mengalami gelisah. pemberian relaksaki otot
i) 2.Klien dapat beraktivitas analgesik. 3. Analgesik dapat
kembali seperti biasanya. menurunkan nyeri
3.Skala nyeri klien
berkurang atau hilang.
3 Pola napas Setelah dilakukan 1. Evaluasi fungsi 1. Distress pernapasan dan tanda vital
tidak efektif asuhan keperawatan pernapasan, catat kecepatan dapat terjadi sebagai akibat stress fisiologi dn
b.d. hambatan selama …x24 jam, pernapasan serak, nyeri atau dapat menunjukkan terjadinya
upaya napas klien tidak mengeluh dyspnea, dan perubahan syok sehubungan dengan perdarahan.
(kelemahan sesak dan pola nafas tanda vital. 2. Bunyi napas menurun/taka da bila jalan
otot napas) klien kembali efektif 2. Auskultasi bunyi napa napas abstruksi sekunder terhadap
dalam batas dan catat bunyi napas perdarahan, bekuan, atau kolaps jalan
normal(16- tambahan. napas kecil.
20x/permenit) dengan 3. Tinggikan kepala tempat 3. Merangsang fungsi pernapasan/ ekspansi
kriteria hasil tidur. Letakkan pada posisi paru.
: semi fowler. 4. Meningkatkan kemampuan pernapasan.
1.Pola nafas kembali 4. Bantu klien untuk 5. Memberikan pasokan oksigen.
efektif. melakukan napas dalam.
2.Mengekpresikan 5. Berikan tambahan
redanya perasaan oksigen.
sesak..
3.Klien tidak mengeluh
sesak.
EVALUASI

1. Memiliki pemahaman terhadap perawatan


kulit.
2. Mengikuti terapi dan dapat menjelaskan
alasan terapi. 3.Melaksanakan mandi,
pembersihan dan balutan basah sesuai
program.
4. Menggunakan obat topikal dengan tepat.
5. Memahami pentingnya nutrisi untuk
kesehatan kulit.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai