Anda di halaman 1dari 52

DK 2

PSORIASIS VULGARIS B7
1. Buatlah status dermatologikus untuk kasus
di atas dan jelaskan definisi istilah yang
terdapat pada status dermatologikus tersebut!
STATUS DERMATOLOGIKUS
Distribusi lesi Pola Distribusi Lesi
• Localized (Terlokalisir): Terbatas pada • Simetris
satu lokasi atau spot
• Asimetris
• Regional: Mengenai regio tertentu
• Bilateral
• Generalisata: Menyebar di seluruh tubuh
atau mengenai banyak bagian pada tubuh • Unilateral
• Universal: Melibatkan seluruh permukaan • Dermatomal
kulit di tubuh
Karakteristik Lesi
Notes: Jumlah Lesi
• Generalisata: 10 % sakit, 90% normal • Soliter: 1 lesi
• Universal: 10 % normal, 90% sakit • Multiple: Lebih dari 1 lesi
STATUS DERMATOLOGIKUS
Penyebaran
• Diskret: Dibentuk dari bagian-bagian terpisah
• Konfluens: Menyatu/berkumpul

Bentuk
• Reguler/teratur
• Irreguler/tidak teratur

Ukuran
Batas/Tepi Lesi
- Tegas
- Tidak berbatas Tegas
Status Dermatologikus
Distribusi : Regioner, bilateral
Ad Regio : Punggung, kedua lutut.
Tampak lesi : Multipel, sebagian diskret sebagian konfluens, Sebagian teratur, Sebagian tidak teratur,
ukuran lentikuler hingga plakat, batas tegas, menimbul dari permukaan, stadium kering
Efloresensi : Papul eritema dan plak eritema dengan skuama psoriasiformis diatasnya
2. Jelaskanlah diagnosis banding dan diagnosis kasus diatas
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik (status generalis
maupun status dermatologikus) dan pemeriksaan penunjang
(overview case) ? pemeriksaan penunjang apa yang akan
anda lakukan untuk menunjang diagnosis !
Overview Case
Anamnesis Interpretasi
Seorang laki-laki berusia 48 tahun, karyawan swasta, Onset psoriasis terbanyak pada usia 20-50 tahun,
menurut Andrew dan Fitzpatrick, insidensi dari psoriasis
vulgaris sama antara laki-laki maupun perempuan

datang ke puskesmas dengan keluhan utama adanya Bercak-bercak merah bersisik merupakan suatu
bercak-bercak merah bersisik tebal yang gatal pada gambaran klinis dari EPS (eritro papula skuamosa),
punggung dan kedua lutut. seperti psoriasis vulgaris, psoriasis gutata, psoriasis
seboroika, dll. Psoriasis vulgaris ditandai dengan bercak-
bercak eritem/papula/plak yang berskuama kasar,
berlapis-lapis dan transparan seperti mika dengan
predileksi headline, suprasternal, punggung,
lumbosakral, gluteal permukaan ekstensor dari
ekstermitas terutama siku dan lutut . Psoriasis gutata
biasanya berskuama tidak terlalu tebal dengan predileksi
badan, ekstermitas bagian proksimal.
Anamnesis Interpretasi
Keluhan timbul sejak 1 bulan yang lalu berupa bercak- Pertama kali muncul
bercak merah bersisik tebal sebesar koin yang tidak begitu Lesi pada pasien ini sesuai pada tempat predileksi dari
gatal pada kedua lutut. psoriasis vulgaris yaitu kulit yang mudah terkena trauma
seperti headline, suprasternal, punggung, lumbosakral,
gluteal, sulkus gluteal, bagian ekstensor lengan terutama
siku, bagian ektensor tungkai terutama lutut
Khas pada psoriasis  tidak terlalu gatal
Sejak 2 minggu yang lalu bercak-bercak merah di kedua Salah satu karakteristik psoriasis dapat menyebar ke
lutut bertambah luas menjadi sebesar telapak tangan dan seluruh tubuh (Generalisata)
menyebar mengenai punggung.

Gatal tidak bertambah saat berkeringat. (-) Etiologi karena jamur/dermatomikosis


Kelainan pada kulit tidak didahului demam, batuk dan (-) Pitiriasis rosea
pilek.

Riwayat adanya borok pada kemaluan disangkal. (-) sifilis sekunder, scabies IMS lainnya
Keluhan disertai kuku jari kedua tangan menjadi rusak Manifestasi pada psoriasis :
disertai nyeri pada sendi-sendi jari tangan. Pada sendi : psoriasis-artritis
Pada kuku
Anamnesis Interpretasi
Pasien mengaku pernah mengalami keluhan serupa Riwayat penyakit dahulu
sekitar 3 tahun yang lalu, dan sembuh setelah diolesi
salep dalam pot yang didapat dari puskesmas.

Riwayat penyakit serupa pada keluarga diakui, yaitu Faktor predisposisi : genetic  dermatitis seboroik
ayahnya berupa bercak-bercak merah yang bersisik pada
kepala seperti ketombe.

Riwayat gigi berlubang diakui pasien. Faktor pencetus psoriasis vulgaris antara lain garukan,
Pasien bekerja di bagian administrasi yang lebih sering stres psikis, dan stres fisik serta infeksi fokal.
duduk selama jam kerjanya.

Selama ini pasien berobat berulang kali tapi tidak pernah Psoriasis vulgaris tidak bisa sembuh karena penyebabnya
sembuh sama sekali, hanya dirasakan membaik. Hal tidak diketahui secara pasti. Keluhan hilang timbul karena
tersebut membuat pasien merasa rendah diri perjalanan penyakitnya bersifat kronik residif, sehingga
selama faktor predisposisi dan presipitasinya masih ada,
keluhan akan terus timbul kembali.
Pemfis Interpretasi
Status generalis :
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : komposmentis
BB: 63 kg, TB 170 cm
Status gizi, IMT : 21,8  baik. Status gizi baik. Status gizi
berpengaruh terhadap imunitas

Dbn
T 120/80 mmHg, nadi 82x/menit, respirasi 18 x/menit, suhu : 36.5C
Kepala : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik Karies  F. Presipitasi
Karies dentis (+), geographical tongue (-)
Leher : JVP tidak meningkat
Toraks : jantung dalam batas normal
pulmo: VBS ki=ka, wheezing -/-, ronki -/-
Abdomen : datar, soepel, bising usus (+) normal, hepar/lien tidak
teraba Psoriasis artritis
Ekstremitas : edema +/+ pada sendi interfalang distal Kelainan pada kuku (+)  khas pada psoriasis
Kuku : pitting nail (-), diskolorisasi (-), onikodistrofi (+)
Diagnosis

Diagnosis Banding Diagnosis Kerja


• Psoriasis vulgaris • Psoriasis Vulgaris
• dermatitis seboroik
• psoriasis gutata
• Pitiriasis rosea
3. Paparkanlah bagaimana histologi dan
fisiologi proses keratinisasi pada jaringan kulit
normal!
HISTOLOGI KULIT
Kulit adalah organ terbesar/terlebar di tubuh,
kira-kira 16% berat tubuh. Terdiri dari 3 lapisan,
yaitu :
1. Epidermis: suatu lapisan yang Avaskular
dan terkeratinisasi
2. Dermis: lapisan yang mempunyai pembuluh
darah, saraf perifer, folikel rambut,
pembuluh limfe serta otot arector pili
3. Hypodermis/subkutan: lapisan yang terdiri
dari sel-sel adiposa, pembuluh darah,
pembuluh limfe, saraf dan kelenjar keringat.

Secara struktur dan fungsi dibagi 2: Tebal dan


tipis
EPIDERMIS
Epidermis adalah lapisan kulit dinamis, senantiasa
beregenerasi, berespons terhadap rangsangan dari
luar maupun dalam tubuh manusia. Merupakan
lapisan yang terdiri dari epitel skuamous kompleks
berkeratin. Ketebalan epidermis bervariasi dari
0,07 sampai 0,12 mm, namun dapat mencapai
ketebalan 0,8 mm pada telapak tangan dan 1,4
mm pada telapak kaki. Epidermis terdiri dari 5
lapisan dari atas ke bawah yaitu:
Stratum Basalis/Basal Cell Layer
Bentuk sel kolumnar basofilik selapis, berada pada perbatasan dermis-epidermis. Sel-selnya aktif membelah.
Terdiri dari:
1. Merkel Cell berfungsi sbg mechanorecepor dengan sensitivitas raba pada kulit. Diasosiasikan dengan saraf
kutaneus.
2. Sel Keratinosit yang memproduksi keratin untuk keratinisasi. Sel terdiri atas keratin tonofibril dan terletak di
basement membrane.
3. Terselip di antaranya adalah sel Melanosit penghasil pigmen melanin untuk proteksi sinar UV dan memberi
warna kulit. Sel ini berasal dari neural crest.

Stratum Spinosum
Lapisan epidermis paling tebal, terdiri atas sel-sel kuboid atau agak gepeng. Sel-sel ini aktif mensintesis filament
keratin. Letaknya di atas lapisan basal. Dihubungkan dengan desmosome yang memberi kekuatan untuk
menahan trauma fisis. Di sini terdapat Langerhans cell / sel dendritic sebagai sel penyaji antigen, perannya
dalam respon imun.
Stratum Granulosum
Terdiri dari 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang mengalami diferensiasi terminal. Sitoplasmanya
berisikan granul yang jika dipulas tampak basofilik. Granul tersebut berisikan keratohyalin. Stratum
granulosum akan menghasilkan lipid sebagai sawar/proteksi kulit.

Stratum Lucidum
Hanya ditemukan pada kulit tebal, sel terdiri dari sel gepeng eusinofilik. Sitoplasma sangat padat
oleh keratin dan inti sel telah apoptosis.

Stratum Korneum
Terdiri atas keratinosit mature. Terdiri dari lapisan cornified polyhedral cell yang saling
overlapping/menumpuk sehingga tidak terdapat nuclei.
DERMIS DAN SUBKUTAN
Dermis: lapisan di bawah epidermis yang disambungkan oleh epidermal junction yang terdiri dari
basal membrane; epidermal ridge; dermal papilla. Sel-sel dermis terdiri dari sel fibroblast, makrofag
dan limfosit .
1. Papillary region: Di superfisial, terdiri atas jaringan ikat longgar dengan kolagen tipe 7.
Terdapat dermal papillae berhubungan dgn epidermis membentuk epidermal ridges,
bermanifestasi sebagai fingerprints. Di bagian bawahnya ada lengkung kapiler dan Meissner
corpuscles yang sensitive terhadap sentuhan dan free nerve endings.
2. Reticular region: Terdiri dari jaringan ikat padat, terdiri dari kolagen tipe 1 serta serat elastin.
Diantara kolagen dan elastin terdapat proteoglikan. Susunannya seperti jaring, memungkinkan
elastisitas (kemampuan kembali ke bentuk semula setelah diregangkan) dan ekstensibilitas
(bisa meregang). Ada struktur folikel rambut, kelenjar sebasa dan keringat, erector pili muscle,
reseptor saraf.

Hypodermis/Subkutan: Suatu jaringan ikat longgar yang terdiri dari sel-sel adiposa yang
mengandung simpanan lipid
FISIOLOGI KULIT
Fungsi kulit secara umum: • Persepsi: terdapat ujung saraf sensorik:
• Proteksi untuk jaringan dan organ yang • Badan ruffini: panas
terletak dibawahnya • Krause: dingin
• Ekskresi NaCl, air, dan sampah organik • Ranvier: rabaan
oleh kelenjar kulit • Paccini: tekanan
• Mempertahankan suhu tubuh normal: • Timbunan lemak (jaringan adiposa pada
radiasi, konduksi, konveksi, evaporasi subkutis)
• Sintesis vitamin D • Deteksi stimulus:
• Tekanan
• Nyeri
• Temperatur
Keratinisasi pada orang normal
• Kerationosit merupakan sel terbanyak (85-95%) berasal dari ectoderm permukaan. Sel keratinosit ini
merupakan sel yang mengalami keratinitasi, menghasilkan lapisan kedap air dan perisai pelindung tubuh.
• Proses keratinisasi ini berlangsung 2-3 minggu (14-21 hari) mulai dari proliferasi mitosis, diferensiasi,
kematian sel, dan pengelupasan (deskuamasi).
• Keratinisasi dimulai dari sel basal yang mengadakan pembelahan, sel basal yang lain akan berpindah
keatas dan berubah bentuknya menjadi sel spinosum, naik ke atas sel menjadi makin gepeng dan
bergranula menjadi sel granulosum. Semakin lama, inti akan menghilang dan keratinosit ini akan
menjadi sel tanduk yang amorf. Pada tahap akhir diferensiasi terjadi proses penuaan sel diikuti penebalan
membrane sel, kehilangan inti organel lainnya.
• Keratinosit merupakan sel induk bagi sel epitel diatasnya dan derivate kulit lain.
• Stratum granulosum, menjadi lebih gepeng dan bergranul karena terisi oleh granula keratohialin
basofilik yang tidak dibungkus membran sehingga berkaitan dengan berkas tonofilamen keratin. Hal ini
menghasilkan keratin.
KERATINISASI
Proses maturase keratin/ sel-sel di epidermis untuk • Filagrin berfungsi untuk maturasi keratin jadi tonofibril;
rehabilitasi kulit sehingga tetap fungsional produksi NMF (Natural Moisturizing Factor), UV
Keratinisasi terjadi saat terpapar objek luar dan saat absorption; serta jadi lamellar granule untuk melepas
mengalami kerusakan, yang akan direspon oleh basal layer. lipid untuk adhesi sel ke barrier horny layer.
• Dimulai dari sel yang belum berdiferensiasi di basal • Di horny layer , sel akan mati menjadi korneosit.
layer/sel germinativum yang mitosis terus menerus. Disebut juga lapisan tanduk, karena bentuk tebal dan
Beberapa sel diam, lainnya akan naik ke lapisan atas kasar serta akan terlepas (shed) dari kulit. Ia
dan berdiferensiasi. berkembang menjadi amplop sel menebal yang
• Di stratum spinosum, sel berdiferensiasi dari columnar menutupi matrix dari tonofibril keratin. Ikatan disulfida
menjadi polygonal. keratin membuat stratum korneum kuat.
• Keratinosit yang berdiferensiasi mensintesis keratin. • Korneosit mengelupas dari permukaan kulit secara
Keratin-keratin ini bersatu menjadi tonofilamen. bertahap.
• Tonofilamen berkondensasi menjadi desmosom,
dimana desmosome: a. menghubungkan keratinosit; b. *waktu siklus sel keratinosit normal tiap 60-450 jam. Pada
mendistribusi structural stress sepanjang epidermis; c. psoriasis, siklus sel menjadi lebih cepat, yaitu tiap 36 jam
menjaga jarak 20 nm
• Di stratum granulosum, bentuk sudah mulai gepeng
dan ada enzim yang menginduksi degradasi nuclei dan
organel. Keratohyalin granule memproduksi filagrin.
4. Analisislah keterkaitan antara struktur ,fungsi kulit dan
imunologis dengan patofisiologi kasus hingga timbul gejala dan
tanda pada kasus!Jelaskanlah gambaran histopatologis yang
ditemukan pada kasus!
Analisislah keterkaitan antara struktur dan fungsi kulit serta imuologis dengan
patofisiologi kasus hingga timbul gejala dan tanda klinis yang dikeluhkan
pasien!

• Hiperproliferasi epidermis → turnover epidermis meningkat 6-7 kali


dan waktu pematangan keratinosit memendek (3-4 hari)
• Seharusnya pada keadaan normal waktu yang diperlukan untuk
tumbuhnya sel-sel basale menjadi sel-sel keratin (dilapisan atas) yaitu
12-21 hari.
Patofisiologi
Sampai saat ini, patogenesis psoriasis masih belum jelas, tetapi autoimunitas dan
peranan genetik berperan penting dalam patogenesis psoriasis. Prinsip patogenesis psoriasis
adalah mekanisme autoimun, yaitu sel keratinosit dianggap antigen oleh tubuh.
Faktor-faktor predisposisi terjadinya psoriasis vulgaris antara lain faktor endogen yaitu
genetik autosomal resesif (HLA-CW6, HLA-DR7, HLA-B13, dan HLA-BW57) dan faktor
eksogen yaitu merokok, obsesitas, dan alkohol.
Faktor pencetus psoriasis vulgaris antara lain garukan, stres psikis, stres fisik, serta
infeksi fokal.
Pada fase awal, terjadi aktivasi sel-sel sistem imun innate (sel dendritik dan keratinosit)
oleh berbagai faktor pencetus. Keratinosit kemudian melepaskan sitokin IL-1, IL-6, dan
TNF-α. Sitokin-sitokin ini mengaktivasi sel dendritik pada epidermis dan dermis.
Aktivasi sel dendritik menyebabkan disregulasi jalur sinyal IL-23 dan IL-12 yang
memicu aktivasi dan diferensiasi sel T naive menjadi sel Th-1 dan sel Th-17 di nodus
limfatikus.
Sitokin yang dihasilkan Th-1 (TNF-α, IFN-γ, IL-21) dan Th-17 (IL-17, IL-22, IL-21)
akan menstimulasi aktivasi dan proliferasi keratinosit (hipermitosis). Pasien akan mengeluh
kulit bersisik tebal (berskuama tebal), serta akan didapatkan gambaran histopatologi
hiperkeratosis, parakeratosis, akantosis, dan papillomatosis.
Proliferasi keratinosit merangsang produksi sitokin inflamasi oleh keratinosit seperti IL-
1β, IL-6, dan TNF-α yang berperan dalam meningkatkan aktivitas sel dendritik dan
ekspansi inflamasi lokal, sehingga terjadi stimulasi netrofil dan perubahan vaskuler kulit.
Pasien akan mengeluh terdapat bercak-bercak merah dan terasa gatal, serta akan didapatkan
gambaran histopatologi mikroabses Monroe dan hipervaskularisasi.
Selain melibatkan keratinosit yang terdapat pada kulit dan kuku, patogenesis psoriasis
juga melibatkan sel fibroblas, menyebabkan manifestasi klinis pada sendi (psoriasis-
arthritis).
5. Jelaskan gambaran histopatologis yang
ditemukan pada la sesuai dengan patofisiologinya
Jelaskanlah gambaran histopatologis yang ditemukan pada kasus!

Histopatologi Pada Kasus

Pada epidermis terjadi:


- Hyperkeratosis (penebalan kulit)
- Parakeratosis (inti pada stratum korneum dipertahankan)
- Akantosis (penebalan epitel),
- Mikroabses munro (abses pada stratum korneum akibat infiltrasi neutrophil).

Dermis terjadi:

- Papilomatosis (peninggian permukaan kulit yang disebabkan oleh hyperplasia dan papilla dermal),
- Hipervaskularisasi (meningkatnya arteri dengan bertambahnya diameter, panjang, dan bercabang serta
pembuluh vena yang mengembang dan bertambah) di subepidermis.
6. Jelaskan rencana penatalaksanaan non farmakologis dan
farmakologis sesuai kompetensi dokter umum, buat lah
resep dan jelaskan mekanisme kerja obat yang diberikan,
Kapan pasien dirujuk?
NON-FARMAKALOGIS
• Jika kulit terasa gatal, jangan digaruk, cukup diusap-usap saja.
• Hindari kegiatan yang menyebabkan benturan/trauma.
• Hindari kerja lembur karena akan mencetuskan penyakitnya.
Hal-hal tersebut ditujukan untuk menghindari
• Hindari hal-hal yang dapat menyebabkan stress dan lelah. faktor presipitasi psoriasis yang terdapat pada
Os, antara lain stres fisik, psikis, dan infeksi
• Jika ada batuk, pilek, atau keluhan pada gigi, segera berobat ke dokter. fokal gigi berlubang

• Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit dan penatalaksanaannya


• Edukasi pasien untuk menghindari faktor pencetus dan penguat
• Minta pasien untuk mematuhi pemakaian obat dan control
• Menjelaskan bahwa penyakit Os dapat hilang timbul
• Menjelaskan bahwa penyakit Os dapat menurun ke keluarga sedarah yang lain
FARMAKOLOGI
Pada pasien, dibutuhkan terapi sistemik dikarenakan BSA lebih dari 10%, berdampak buruk terhadap kualitas hidupnya, dan terdapat
psoriasis arthritis.
Terapi Topikal

Kortikosteroid topikal
• Bekerja sebagai antiinflamasi, antiproliferasi, dan vasokonstriktor.
• Farmakodinamik: Produksi lipocortin menghambat enzim phospolipas degradasi as Arakidonat terhambat  mediator inflamasi
tidak terbentuk  anti-inflamasi
• Psoriasis di daerah siku, lutut, telapak tangan berespons lambat terhadap kortikosteroid
• Efek samping: penipisan kulit, atrofik, striae, dermatitis kontak, rosasea, perioral dermatitis, erupsi akneiformis, dan lainnya

Kalsiprotein
• Analog vitamin D yang mampu mengobati psoriasis ringan-sedang
• Pilihan obat = Calcipotriol (MC 903) bentuk salap atau krim
• Dosis = 50 mg
• Fungsi = Sebagai obat efek antiproliferasi pada psosiaris tadi.
• Efek samping = Iritasi seperti rasa terbakar, tersengat, dan eritrema maupun skuama (pada penggunaan konsentrasi 4-20 %)
• Sebagai antiproliferasi keratinosit, menghambat proliferasi sel, dan meningkatkan diferensiasi, serta menghambat
produksi sitokin
• Tidak memiliki efek samping yang mengancam seperti kortikosteroid
• Lebih efektif dibandingkan dengan tar atau emolien

Retinoid topical
• Asam vitamin A dan sintetik analog dengan reseptor beta dan gamma
• Menormalkan proliferasi dan diferensiasi keratosit, serta menurunkan jumlah sel radang

Ter dan antrali


• Untuk pengobatan psoriasis ringan-sedang
• Coal tar 5% mengakibatkan hyperplasia sementara yang diikuti reduksi sebesar 20% ketebalan epidermis
• Pemakaiannya mengakibatkan kulit lengket, pakaian kotor, kontak iritan, fotosensitifita
• Preparat Ter
• Fungsi = Sebagai antiinflamasi
• Dibagi menjadi 3 yaitu dari fosil (iktiol), Kayu (Oleum kandini, oleum ruski), Batubara (liantral, LCD)  Paling efektif
yaitu dari Batubara dan kayu.
• Dosis / Penggunaan = Pada psosiaris menahun  Batubara karena lebih efektif dan karena sudah menahun utk
timbul iritasi akan kecil.pada psoriasis akut  Dari kayu, karena lebih efektif jika menggunakan batubara khawatir
timbul iritasi dan eritrodema Konsentrasi ter sekitar 2-5 %
• Preparat ter : Unguentum LCD 5%)
Fototerapi
• UVA & UVB
• Pilihan = PUVA,UVA, UVB, Cara Goeckerman, dsb
• Dosis = PUVA  10-20 mg dalam waktu 2 jam setelah penyinaran rentang 4x seminggu
• Menginduksi apoptosis, imunosupresan, dan mengubah profil sitokin
• Pemakaian UVB spectrum sempit banyak dipilih karena lebih aman
• Efek samping: sunburn, eritema, vesikulasi, kulit kering

Agen biologi
• Menghambat biomolekuler yang berperan dalam tahapan pathogenesis psoriasis
• Pemakaian terbatas pada kasus yang berat atau tidak berhasil dengan terapi sistemik
• Tipe: recombinant human cytokine, fusi protein, dan monoclonal antibodi
Terapi Sistemik
• Metotreksat
- Merupakan golongan sitostatik yaitu sebagai antagonis asam folat yang menghambat
dihydrofolat reduktase.
- Sintesis DNA terhambat setelah pemakaian metotreksat. Metotreksat menekan
reproduksi sel epidermal, sebagai anti inflamasi dan imunosupresan.
- Metotreksat biasanya dipakai bila pengobatan topikal dan fototerapi tidak berhasil.
- Obat ini terbukti merupakan obat yang efektif dibandingkan dengan obat oral
lainnya.
- Sebelum diberikan obat ini, baiknya terlebih dahulu cek laboratorium darah lengkap,
ureum kreatinin, SGOT dan SGPT.
Terapi Sistemik
Cara pemberian metotreksat:
o Dosis uji MTX dimulai dengan 2,5mg sampai dinaikkan secara bertahap sehingga
mencapai dosis terapetik rata-rata 10-15 mg per minggu (maximal 25-30 mg per minggu)
o Lama pemberian 4 minggu, setelah 4 minggu diturunkan 2,5mg tiap bulan sampai dosis
10-15 mg
o Dilakukan pemeriksaan lab pada minggu ke-1 dan ke-4
o Dalam 1 minggu dilakukan sebanyak satu kali dengan cara meminum 3 tablet dengan
seling waktu 12 jam.
• Asam Folat
• Suplementasi asam folat dianjurkan sebesar 5 mg per hari setelah makan siang di saat tidak
diberikan MTX.
Terapi sistemik
• Cetirizin
- Merupakan antihistamin generasi II.
- Masa kerja lebih lama (12-24 jam)
- Dosis 5-10 mg

Pada pasien ini diberikan cetirizine karena untuk mengurangi rasa gatal yang dirasakan
oleh pasien
TERAPI SISTEMIK

a) Metotreksat a) Mekanisme : kompetisi antagonis dari


Sampai saat ini masih sangat efektif untuk enzim dehidrofolat reduktase
psoriasis dan psoriasis arthritis D : 7,5-15 mg 1 kali seminggu, dengan
b) Cetirizine (anti histamine, meredakan gejala jangka waktu 12 jam
alergi)
b) 1 x 10 mg/hari diminum pada malam hari,
c) Asitretin
bila gatal
Derivate vit. A, bersifat sangat teratogenik
c) D: 0,5-1 mg per kilogram berat badan
d) Siklosporin
perhari
Penghambat enzim kalsineum, sehingga tidak
d) Dosis awal : 2,5mg/kgBB/hari.
terbentuk gen IL-2
Dosis maksimal : 4mg/kgBB.hari
Resep
dr. Andi Adilah Lathifah
SIP. 4111191089
Cilandak, Jakarta
081138512003
R/ Tarazoten 0,1%
∫ u.e
R/ Metotreksat tab 2,5mg No III
∫ 3 dd 1 tab/minggu pc
R / CTM tab 4mg
∫ 1 dd 1 pc
Pro : Putra
Usia : 46 tahun
Alamat : pondok bambu
Dr. F
ResepSIP 123456789
Jl Dustira Cimahi
Cimahi, 1 April 2022
R/ Liq. Carb. Det 5%
As. Salisilat 5%
Oxyn Zincii 5%
Lanolin 5%
Vas alb ad 100
m.f.l.a ung
ʃ u.e

R/ Methotrexate 2,5 mg No. XXIV


ʃ 3 dd tab II/minggu (tiap 12 jam)

R/ Asam Folat 5 mg No.XVI


ʃ 1 dd tab I pc (siang saat tidak minum MTX)

R/ Cetirizine 10 mg No. XXX Pro : Ny. S


ʃ 1 dd tab I Umur : 41 tahun
Alamat : Cimahi
7. Jelaskanlah bagaimana prognosis dan epidemiologi kasus
tersebut!
Epidemiologi
Epidemiologi
Epidemiologi : ditemukan di seluruh dunia, 1-3% penduduk, onset penyakit
dewasa muda (15-30 tahun). Antara wanita dan laki-laki sama
Prognosis
Quo ad vitam: ad bonam
🡪Karena psoriasis vulgaris tidak menyebabkan kematian.
Quo ad functionam: ad bonam
🡪Karena fungsi kulit dapat kembali normal apabila Os melakukan
pengobatan sesuai anjuran dokter.
Quo ad sanationam: dubia
🡪Karena psoriasis vulgaris bersifat kronik-residif
8. Buatlah prediksi mengenai kemunculan komplikasi pada
kondisi penatalaksanaan yang tidak adekuat
Komplikasi
 Penyakit kardiovaskular : terutama pada pasien psoriasis berat dan lama
 Infark miokard : pada pasien psoriasis usia muda yang menderita dalam jangka waktu
yang panjang
 Limfoma malignum
 Gangguan emosional, depresi
 Penurunan kualitas hidup  penolakan social, merasa malu, harga diri, masalah
seksual, dan gangguan kemampuan professional
9. Buatlah rencana cara menjelaskan kondisi pasien ini
sesuai dengan konsep bioetik dan humaniora!
PBHL
Medical Indication
Beneficence: Dokter mendiagnosis dengan benar (dilihat dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang yang dilakukan dokter)
Patient Preference
Autonomy : Pasien dapat mengambil keputusan sendiri
Quality of Life
• Beneficence : Meminimalisir akibat buruk
• Non-maleficence : Mencegah bahaya (komplikasi)
Contextual features
• Justice : kewajiban mendisribusikan keuntungan dan kerugian – memperhatikan masalah ekonomi,
sosial, budaya dan agama

Edukasi:
• Menghindari factor pencetus (Infeksi, obat – obatan, stress dan merokok)
• Kontol secara teratur dan patuh terhadap pengobatan

Anda mungkin juga menyukai