Anda di halaman 1dari 22

Psoriasis ditemukan pada semua

usia Berbagai penelitian


Paling banyak pada usia 20-30 dan menyebutkan prevalensi
50-60 tahun psoriasis sekitar 2% dari
75 % pasien psoriasis berumur 40 populasi.
tahun
Insidens tertinggi terdapat di Eropa
Denmark 2,9%
Amerika Serikat 2,2% - 2,9%
dengan jumlah kasus 150.000 pertahun
sedangkan di Asia insidens psoriasis sekitar 0,4%.
Belum adanya data pasti mengenai angka kejadian
psoriasis di Indonesia
 Keluhan Utama
bercak bercak kemerahan menebal dan disertai sisik

 Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke poli klinik kulit dan kelamin RSUD Meuraxa Banda Aceh dengan keluhan gatal
di kedua kaki sejak usia 20 tahun. Awalnya pertama kali pasien mengeluhkan bercak kemerahan
sebesar biji jagung yang terdapat pada kedua telapak kaki yang terasa gatal lama - kelamaan bercak
tersebut menyebar ke tungkai bawah, bercak – bercak tersebut membesar sehingga membentuk
bercak – bercak kemerahan yang meninggi dan bersisik tebal dan berlapis berwarna putih dan tidak
berminyak. Jika bercak – bercak kemerahan terasa gatal pasien mengaruk nya dan mengakibatkan
jadi mengelupas. Keluhan muncul di daerah siku, lutut, kulit kepala, telapak kaki, kedua kaki, kedua
tungkai bawah dan badan. Keluhan semakin lama semakin memberat dan hilang timbul serta
menyebar. Pasien sudah menggunakan obat salep namun pasien tidak ingat berapa lama
menggunakannya, nama obat salep tersebut dan selama penggunaan hanya sedikit perbaikan. Riwayat
alergi makanan disangkal. Riwayat penyakit lain disangkal. Riwayat penggunan obat disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu Pemeriksaan
Hipertensi (+)
Status Generalisata

Riwayat Penyakit Keluarga Keadaan umum


 Kesadaran : Kompos mentis
Ayah OS mengalami gatal  Gizi : Baik
 Suhu badan : tidak diperiksa
 Tekanan Darah : tidak diperiksa
 Nadi : tidak diperiksa
 Pernapasan : tidak diperiksa

Keadaan spesifik
 Kepala : makrosefali (-), mikrosefali (-),
tampak ketombe dikulit kepala
 Leher : Deviasi trakea (-), Pembesaran KGB
(-)
 Thoraks : Dalam batas normal, lesi kulit (+)
 Genetalia : hiperemis (-), edema (-), Ulkus (-)
 Ekstremitas : pembekakan (-), lesi kulit (+)

 Ruam Primer :
Lokalisasi Tampak plak putih
berukuran lentikular
 Kepala Thorax dengan susunan anular
berbatas tegas
(sirkumkrip).
 Ruam Sekunder
Krusta berwarna
putih berukuran
lentikular dengan
susunan anular berbatas
tegas (sirkumskrip)
 Ekstremitas
Kedua kaki

 Ruam primer
Berupa makula eritma yang
meninggi (Plak) berukuran lentikular
sampai numular dengan susunan
polisiklik berbatas tegas (sirkumkrip),
dengan penyebaran simetris.

 Ruam sekunder
Berupa skuama dan likenifikasi
berukuran numular dengan sususan
poliksik berbatas tegas (sirkumkrip),
dengan penyebaran simetris. Jika Skuama
digores dengan benda tajam
menunjukkan tanda tetesan lilin.
 Lutut  Ruam primer
Berupa makula eritma yang
meninggi (Plak) berukuran lentikular
sampai numular dengan susunan
polisiklik berbatas tegas
(sirkumkrip), dengan penyebaran
simetris.
 Ruam sekunder
Berupa skuama dan likenifikasi
berukuran numular dengan sususan
poliksik berbatas tegas (sirkumkrip),
dengan penyebaran simetris. Jika
Skuama digores dengan benda tajam
menunjukkan tanda tetesan lilin.
Tes-tes yang Dilakukan
 Tidak dilakukan

PemeriksanLaboratorium
 - Rutin : Tidak dilakukan
 - Khusus : Tidak dilakukan
Ringkasan :
Pasien datang ke poli klinik kulit dan kelamin RSUD Meuraxa Banda Aceh
dengan keluhan gatal di kedua kaki sejak usia 20 tahun. Awalnya pertama kali pasien
mengeluhkan bercak kemerahan sebesar biji jagung yang terdapat pada kedua
telapak kaki yang terasa gata lama - kelamaan bercak tersebut semakin menyebar di
tungkai bawah, bercak – bercak tersebut membesar sehingga membentuk bercak –
bercak kemerahan yang meninggi dan bersisik tebal dan berlapis berwarna putih dan
tidak berminyak. Jika bercak – bercak kemerahan terasa gatal pasien mengaruk nya
dan mengakibatkan jadi mengelupas. Keluhan muncul di daerah siku, lutut, kulit
kepala, telapak kaki, kedua kaki, tungkai bawah dan badan. Keluhan semakin lama
semakin memberat dan muncul secara terus menerus
Pada pemeriksaan dermatologis pada ruam primer didapatkan berupa: makula
eritma yang meninggi (Plak) berukuran lentikular sampai numular dengan susunan
polisiklik berbatas tegas (sirkumkrip), dengan penyebaran bilateral. Sedangkan pada
ruam sekunder didapatka berupa: skuama dan likenifikasi berukuran numular dengan
sususan poliksik berbatas tegas (sirkumkrip), dengan penyebaran bilateral. Jika
Skuama digores dengan benda tajam menunjukkan tanda tetesan lilin.
 DIAGNOSIS BANDING:
- dermatofitosis
- sifilis psoriasiformis
-dermatitis seboroik

 DIAGNOSIS :
Psoriasis Vulgaris

 DIAGNOSIS SEMENTARA :
Psoriasis Vulgaris
PENATALAKSANAAN

Non-Farmakologi:
 Membersihkan serta memotong kuku
 Menghindari garukan dan menggosok kulit yang terkena
 Hindari hal-hal yang dapat menyebabkan stres
 Pasien seharusnya tidak menggunakan pakaian yang terlalu sempit.
 Menjaga kulit tetap lembab
 Menghindari pencetus-pencetus timbulnya gatal bila diketahui
 Menjaga kebersihan tubuh dan linkungan sekitar
 Edukasi penyakit kepada pasien dan keluarga pasien.

Farmakologis:
 Sistemik :
 Loratadine 1 x 10 mg
 Topikal :
 Acid salisyl 3% + LCD 5% + Klobetasol propionat Ointment 20 gr 1x1
 Vaselin Album 40 gr
 PEMERIKSAAN ANJURAN :
Pemeriksaan histopatologi.

PROGNOSIS :
Meskipun Psoriasis tidak menyebabkan kematian, tetapi bersifat kronis dan
residif.
 Defenisi Etiologi
Psoriasis merupakan  Penyebab psoriasis hingga saat ini tidak
diketahui
sebuah penyakit autoimun
kronik residif yang muncul Beberapa faktor yang diduga berperanan
antara lain :
pada kulit. Penyakit ini 1.Faktor imun
tergolong dalam 2. Faktor genetic
3.Faktor pencetus
dermatosis eritroskuamosa - Infeksi
dan bersifat kronik dan - Obat-obatan
- -trauma fisik
residif. Penyakit ini - Stress
menimbulkan warna - Cuaca
- Alkohol
kemerahan, plak bersisik - Faktor endokrin
muncul di kulit, disertai
oleh fenomena tetesan
lilin, tanda Auspitz, dan
Kobner
 Anamnesis
Psoriasis Vulgaris mengeluh adanya bercak kemerahan yang menonjol pada kulit
dengan pinggiran merah, tertutup dengan sisik keperakan, dengan ukuran yang
bervariasi, makin melebar, bisa pecah dan menimbulkan nyeri, bisa juga timbul
gatal-gatal
 Pemeriksaan kulit
- Ruam Skuama berlapis-lapis, kasar dan berwarna putih seperti mika
(mica-like scale),
serta transparan. Plak eritematous yang tebal menandakan adanya
hiperkeratosis,
parakeratosis, akantosis, pelebaran pembuluh darah dan inflamasi.
- Ukuran bervariasi dari milier, lentikular, numular, sampai plakat, dan
berkonfluensi
- Susunan yang beraneka ragam, dapat arsinar, sirsinar, polisiklis atau
geografis
- Letak dan penyebaran pada ekstremitas bagian ekstensor terutama (siku,
lutut, lumbosakral), daerah intertigo (lipat paha, perineum, aksila), skalp,
perbatasan skalp dengan muka, telapak kaki dan tangan, tungkai atas dan
bawah, umbilikus, serta kuku
 Pemeriksaan histopatologi
Psoriasis memberikan gambaran histopatologi, yaitu
perpanjangan (akantosis) reteridges dengan bentuk clubike,
perpanjangan papila dermis, lapisan sel granuler menghilang,
parakeratosis, mikro abses munro (kumpulan netrofil leukosit
polimorfonuklear yang menyerupai pustul spongiform kecil)
dalam stratum korneum, penebalan suprapapiler epidermis
(menyebabkan tanda Auspitz), dilatasi kapiler papila dermis dan
 Pemeriksaan
pembuluh darahlaboratorium
berkelok-kelok, infiltrat inflamasi limfohistiositik
ringan sampai sedang dalam papila dermis atas

Tidak ada kelainan laboratorium yang


spesifik pada penderita psoriasis
 Topikal
- Anthralin Diberikan dalam bentuk salep dengan konsentrasi 0,05-0,1%,
untuk pengobatan psoriasis bentuk plakat yang kronis atau psoriasis gutata

- Vitamin D3 (Calcipotriol) Mempunyai efek antiinflamasi dan menghambat


proliferasi keratinosit dengan menghambat pembentukan IL-6.

- Preparat Tar Preparat tar seperti liquor carbonis detergent 2-5% dalam salep
dipakai untuk pengobatan psoriasis yang kronis.
- Kortikosteroid topical Biasanya dipakai yang mempunyai potensi sedang
sampai kuat, untuk pengobatan lesi psoriasis yang soliter.
• Kortikosteroid Hanya dipakai bila sudah terjadi eritroderma atau
psoriasis pustulosa generalisata. Dosis setara dengan 40-60 mg
prednison per hari, dan kemudian diturunkan perlahan-lahan

• Methotrexate Mempunyai efek menghambat sintesis DNA dan


bersifat anti inflamasi dengan menekan kemotaktik terhadap sel
netrofil.

• Siklosporin Sebagai salah satu obat imunosupresif yang


mempunyai efek menghambat aktivasi dan proliferasi sel T.

• Retinoid Merupakan derivat vitamin A, misalnya etretinat atau


acitretin. Mempunyai efek menghentikan diferensiasi dan
proliferasi keratinosit dan bersifat anti inflamasi, dengan
menghambat fungsi netrofil. D

• DDS (diaminodifenilsulfon) Hanya dipakai untuk pengobatan


psoriasis pustulosa lokalisata dengan dosis 2 x100 mg/hari.
 Fototerapi PROGNOSIS
Sinar ultraviolet mempunyai
efek menghambat mitosis,  Psoriasis adalah penyakit
sehingga dapat digunakan untuk seumur hidup. Sampai saat ini
pengobatan psoriasis. penyakit ini tidak dapat
disembuhkan, tetapi
 Efek samping fototerapi : bermacam-macam terapi dapat
 Kulit memerah menolong mengontrol gejala.
 Terasa gatal Hampir semua orang dengan
 Tampak membengkak psoriasis dapat hidup dengan
 Kulit melepuh normal dan tidak
menyebabkan kematian.
Pasien Laki-laki 71 tahun datang ke poli kulit dan kelamin dengan
keluhan gatal di kedua kaki sejak usia 20 tahun, menyebar ,hilang
timbul, keluhan muncul di daerah siku, lutut, kulit kepala, telapak kaki,
kedua kaki, kedua tungkai bawah dan badan. Pada pemeriksaan
dermatologis di garis rambut, leher, trunkus, lengan, tungkai didapatkan
plak erythematous, berbentuk bulat, sebagian ada yang tegak linier,
sebagian tak beraturan, ukuran 1-14 cm; skuama tebal, putih, kering;
fenomena Kobner (+). Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
ditegakkan diagnosa psoriasis vulgaris. Penatalaksanaan berupa
kortikosteroid topikal potensi tinggi berupa klobetasol propionat
Ointment, asam salisilat dan LCD serta anti histamin generasi kedua
yaitu loratadin.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai