Anda di halaman 1dari 22

Draft

Sooca

Syaifus
Syabaabillah
3. Risk Factor
1. Problem Identification 4. Etiology
 complain 5. Pathogenesis
- Mrs. Demiani, 42 6. Pathophysiology
tahunmengeluhkanlemasdankehilanganberatbadan. 7. Clinical Manifestation
- diamerasakanhaus yang berlebihandan polyuria 8. Diagnosis
denganjumlahbanyak 9. Management
 Past History 10. Prognosis
- 6 bulan yang lalu, merasakanmati rasa 11. Complication
padakakinyadangangguanpenglihatan
- 3 tahun yang lalu, merasakangejala yang samatanpa numbness 4. Pathomechanism
padakakinya 5. BHP
- Didiagnosis diabetes mellitus 6. IMC
-
 Family History
 Physical Examination
 Laboratory finding

2. Basic Science
a. Embryology
b. Anatomy
c. Histology
d. Biochemistry
e. Physiology
1. Insulin
a. Definition
b. Biosynthesis
c. Function
d. Structure (biochemistry)
e. Sekresi
f. Regulatio
g. Mechanism of Action
h. Metabolism
i. Transport
3. Clinical Science
a. Diabetes Mellitus Type 2
1. Definition
2. Epidemiology
Secretory granules

Embriologi Pematangan granul danclathrin hilang


Pembentukan pancreas berasal dari lapisan endoderm.
Organogenesis pancreas terjadi minggu ke 5-8. Pada awalnya
Proinsulin  INSULIN
akan membentuk pancreatic bud bagian dorsal dan bagian
Sekresi :
ventral. Lalu karena pertumbuhan dan rotasi dari duodenum
akan membawa bagian ventral ke bagian dorsal dan akan Terjadi penempelan glukosa pada glut 2 hal ini
membentuk fusi. Bagian ventralnya biasanya akan membentuk mengakibatkanglukosa dapat masuk ke sel beta, setelah masuk ke sel beta
bagian head dari pancreas. Dan juga akan terbentuk pankreatik nanti akan mengalami metabolisme sehingga menghasilkan atp. Atp ini
duct yang merupakan penggabungan dorsal dan ventral nanti akan mengaktifasi atp sensitive kalium channel yg akan
pancreatic duct. mengakibatkan kanal ini tertutup. Proses ini akan menyebabkan
peningkatan ion positive di intraseluler yang akan memicu terjadinya
INSULIN
depolarisasi. Proses depolarisasi akan membuka kanal kalsium di membran
Definisi : sel sehingga kalsium dapat masuk.

Hormon yang dihasilkan oleh cell β langerhans pankreas. Kalsium yang telah ada di intraseluler akan mempengaruhi
sitostekeleton yang ada pada vesicle yang di dalamnya terdapat insulin.
Struktur :
Proses ini memicu terjadinya eksositosis insulin ke ECF.
Terdiri dari 51 AA dengan 21 AA rantai α dan 30 AA rantai β dan
dihubungkan dengan jembatan disulfida.

Biosintesis :

Di nucleus terjadi transkripsi mRna praproinsulin

Di RE kasar, terjadi translasi mRna praproinsulin

Praproinsulin dipecah menjadi proinsulin oleh enzim mikrosomal

Ditransport ke badan golgi, dibungkus oleh clathrin-coated


Regulasi

Mekanisme aksi

a.

Jadi penjelasannya adalah…

Insulin berikatan dengan reseptor, dimana insulin ini memiliki 2 subunit reseptor,
yaitu subunit alfa dan subunit beta. Setelah insulin berikatan dengan subunit alfa,
maka subunit beta terautofosforilasi karena antara subunit beta dan subunit alfa
memiliki ikatan disulfda. Proses autofosforilasi ini mengakibatkan teraktifasinya
Transport karena insulin merupakan molekul hidrofilik sehingga dapat di
sirkulasikan secara langsung di darah.
enzim tirosin kinase yang menyebabkan terfosforilasinya IRS-1. Ada dua pathway Interelasi metabolisme :
yaitu :
Proses glikolisis terjadi di sitosol, karena semua enzim pada proses glikolisis
 Metabolic pathway ada disitu.
IRS-1 yang telah aktif mengaktifasi PI-3 kinase mengkatalis fosfat
terhadap PIP2 PTEN mengubah PIP2 menjadi PIP3mengaktifasi  Glukosa memasuki proses glikolisis melalui proses fosforilasi oleh
AKT/PKB  aktifasi GLUT 4 yang sebelumnya pada saat inaktif berikatan adanya enzim heksokinase sehingga membentuk glukosa 6-P
dengan RAB, karena ada panggilan dari AKT  GLUT 4 menempati (bersifat irefersible). Di dalam otot heksokinase memiliki afinitas
membrane dan siap sebagai transporter glukosa tang akan masuk ke sel.
tinggi tapi di dalam hepar terdapat glukokinase yang lebih tinggi
AKT juga menghambat GSK3 yang mana bekerja mengubah GS GSP
(INAKTIF)  pembentukan glikogen tetap terjadi
afinitasnya
 Mitogenic pathway  Glukosa 6-P akan mengalami isomerasi aldosa-ketosa oleh enzim
IRS-1 aktif  mengaktifkan GRB2 dan SHC Diikuti aktifasi dari SOS  fosfoheksosa isomerase menjadi fruktosa 6-P
RAS-GDP (inaktif) RAS-GTP (aktif)dengan bantuan MAP kinase masuk  Fruktosa 6-P akan difosforilasi oleh fosfofruktokinase membentuk
kedalam nucleus mengaktifkan factor-faktor transkripsi  terjadilah fruktosa 1,6 bis-P
transkripsi yang menghasilkan protein poliferasi dan pertumbuhan sel2.
 Selanjutnya F-1,6 bis-P akan diecah oleh enzim aldolase menjadi
Map kinase juga berperan dalam efek metabolic dimana map kinase ini
akan mengaktifkan P90 RSK  PP-1  mengubah GSP MENJADI GS (yang dua:
berperan dalam pembentukan glikogen dari glukosa yang masuk kedalam - Gliseral dehid 3-P
sel) - Dihidroksiaseton
Kedua molekul ini dapat saling konversi sesuai kebutuhan oleh
Fungsi insulin :
fosfotirosa isomerase
- Paracrine : menstimulus sel alfa untuk mengurangi glukagon  Glikolisis berlanjut dengan oksidasi gliseral dehid 3-P menjadi 1,3
dan stimulasi sel delta untuk menstimulasi stomatostatin. bisfosfogliserat oleh enzim gliseraldehid 3-P dehidrogenase oleh
- Endocrine : bantuan NAD-NADH juga
 metabolisme protein ( meningkatkan transportasi  Selanjutnya akan terjadi proses fosforilasi dari 1,3 bisfosfogliserat
as. Amino dan protein sintase), menjadi 3 fosfogliserat oleh enzim fosfogliserat kinase
 Metabolisme karbohidrat (meningkatkan : glikolisis,
 3-fosfogliserat akan mengalami isomerasi oleh enzim fosfogliserat
glikogenesis, aktifitas siklus krebs, dan aktifasi glut.
mutase manjadi 2 fosfogliserat
Menurunkan : glikogenolisis dan glukoneogenesis)
 Metabolisme lipid (meningkatkan lipoprotein lipase  Selanjutnya terjadi dehidrasi dengan mengubah 2 fosfogliserat
dan hormon sensitive lipase). menjadi fosfoenolpiruvat dengan bantuan enolase
- Pertumbuhan menstimulasi aktifitas IGF-1  Fosfoenolpiruvat akan dibantu oleh piruvat kinase menjadi piruvat
 Pada keadaan anaerob maka piruvat akan diubah menjadi as.laktat
Metabolisme :
dengan menghasilkan 2ATP namun bila keadaan nya tercukupi
Insulin memiliki waktu paruh 5 menit di metabolisme di hepar oksigen makan akan berlanjut pada reaksi respiratorik
dengan aktifitas protease dan diekskresikan melalui ginjal.
 Piruvat akan diangkut ke mitokondria menjadi acetil koA oleh
defosforilasi oksidatif
 Acetil koA akan bergabung dengan oksaloasetat menjadi sitrat oleh
enzim sitratkinase
 Kemudian sitrat oleh enzim akunitase akan berubah menjadi
isositrat
 Kemudian akan mengalami oksidasi menjadi α-ketoglutarat oleh
enzim isositat dehidrogenase
 Selanjutnya menjadi suksinil koA oleh α-ketoglutarat dehidrogenase
 Dan menjadi suksinat oleh enzim suksinat tiokinase
 Dan menjadi fumarat oleh enzim suksinat dehydrogenase
 Fumarat menjadi malate oleh fumarase dan H2O
 Dan menjadi oksaloasetat oleh oksidase dengan bantuan malate
dehydrogenase

 Kalo atp mencukupi dan masih terdapat banyak gula darah maka
akan dibentuk menjadi glikogen oleh glucagon dan bilamana masih
kekurangan atp dan glukosa telah berkurang maka cadangan
pertama yang digunakan yaitu glikogen oleh adanya insulin berubah
manjadi glukosa.

 Bilamana gikogen dipecah dan masih tetap kekurangan atp maka


selanjutnya terjadi gluconeogenesis (pemecahan lipid dan protein
kalo masih kurang juga)
DIABETES MILITUS 2 Patgen DM 2 :
DEFINISI
Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang dapat disebabkan
berbagai macam etiologi, disertai dengan adanya hiperglikiemia kronis
akibat gangguan resistensi insulin
EPIDEMIOLOGI
Diabetes Mellitus peringkat ke-6 pola kematian semua umur di
Indonesia dengan persentase 5,7%.
WHO: Indonesia urutan ke-4 jumlah penderita Diabetes Mellitus
terbesar di dunia setelah India, Cina dan Amerika Serikat.
RISK FACTOR
-Overweight (BMI >= 25)
-Family History of Diabetes
-Ras/Etnik
-Riwayat lahir dengan GDM
-Teridentifikasi IFG or IGT
ETIOLOGI
-Kelainan genetik dari sell Beta-Pankreas akibat mutasi (contohnya:
glukokinase)
-Genetik defek pada aksi insulin (contohnya: lypodysthrophy
syndrome)
-Penyakit Pankreas
-Endokrinopati (contoh: cushing syndrome, hyperthyroidism,
aldosteronoma)
-Pengaruh obat kimia (contoh: thyazide, phenitoin)
Patofisiologi : Manifestasi klinis :
MANIFESTASI KLINIS & DIAGNOSIS
Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia – PERKENI tahun 2011
keluhan klasik DM berupa:

 poliuria (banyak berkemih)


 polidipsia (rasa haus sehingga jadi banyak minum)
 polifagia (banyak makan karena perasaan lapar terus-menerus)
 penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya

Jika keluhan di atas dialami oleh seseorang, untuk memperkuat


diagnosis dapat diperiksa keluhan tambahan DM berupa:
 lemas, mudah lelah, kesemutan, gatal
 penglihatan kabur
 penyembuhan luka yang buruk
 disfungsi ereksi pada pasien pria
 gatal pada kelamin pasien wanita
Management and treatment :

Management DM 2
Tujuan
1. Memungkinkan penurunan glukosa secara aman yang dekat
dengan range normal pasien
2. Upaya untuk mengurangi resiko komplikasi
3. Memperkenalkan pasien pada lifestyle yang tepat
Terdapat empat pilar penanganan diabetes
1. Edukasi
Ditekankan bahwa dalam DM yang terpenting adalah
pengendalian pola makan dan aktivitas fisik sehingga terjadi
perubahan gaya hidup yang lebih baik
Team care role
a. Primary care provider
 Pemberi informasi yang akurat dan untuk merujuk
dan berkoordinasi dengan sumber informasi lain
Diabetes tipe 1 dan tipe 2 dapat dibedakan berdasarkan keadaan yang yang diperlukan
dimunculkan. Apabila terdapat keraguan diagnosis,  Memberikan bimbingan dalam tujuan
pemeriksaan antibody dapat membantu untuk memastikan diagnosis mengembangkan pengobatan
diabetes tipe 1 dan kadar C-peptide dapat membantu untuk  Melakukan screening untuk komplikasi dan
memastikan diabetes tipe dua. mengevaluasi kemajuan dari pengobatan
b. Other provider
 Pemberi informasi yang akurat dan untuk merujuk
dan berkoordinasi dengan sumber informasi lain
yang diperlukan
 Memberikan bimbingan dalam tujuan
mengembangkan pengobatan
c. Pasien
 Berkomitmen dalam prinsip perawatan yang telah
dianjurkan
 Berpartisipasi dalam pengembangan rencana
perawatan
 Berkomunikasi dengan jujur bila terdapat masalah
kepada dokter
d. Masyarakat
Memberikan dukungan dan memberikan motivasi kepada
penderita diabetes dalam melakukan perawatannya
2. Diet
Berdasarkan jumlah, jenis, dan jadwal
Tetapkan kebutuhan energy per hari berdasar tinggi badan,
berat badan, aktivitas. Dimana energy yang dibutuhkan Contoh komposisi Gizi makanan 1700 kkal untuk DM

berkisar 25 – 30 kkal/kg BB. o Karbohidrat 60 % = 1020 kkal : 4 = 255 g


Diet untuk penurunan berat badan bagi penderita DM o Lemak 27 % = 459 kkal : 9 = 51 g
o Wanita : 1000 – 1200 kkal/hari o Protein 13 % = 221 kkal : 4 = 55,25 g
o Pria : 1200 – 1600 kkal/hari o Serat 10 – 15 g larut air agar absorpsi glukosa lebbih lambat
Contok menu 1700 kkal 4. Obat
1. Menstimulasi sekresi insulin
PAGI ( 06.00 – 07.00 )
½ cup sayur Merupakan golongan skretagok insulin yaitu antara lain :
½ nasi merah Chicken nugget
bayam (21 Sulfonylureas, Meglitinide Analogue, δ-Phenylalanine Derivative.
(108 kkal) (120 kkal)
kkal)
a. Sulfonylureas
SELINGAN ( 09.00 – 10. 00 )
 Jenis
2 pear (102 1 kue buah (139
Sulfonylureas terbagi menjadi 2 jenis yaitu :
kkal) kkal)
 First Generation Sulfonylureas, antara lain Tolbutamide,
SIANG ( 12.00 – 13.00 )
Tolazamide, acetohexamide, dan chlorpropamide
½ nasi merah Sayur kacang 3 once Tuna ¼ cup macaroni
 Second Generation Sulfonylureas, antara lain : Glyburide,
(108 kkal) (191 kkal) (92 kkal) (221 kkal)
glipizide, glicazide, glymepiride
SELINGAN ( 15.00 – 16.00 )
 MOA
1 Mangga (134
Spesifik Receptor pada permukaan Sel β-Pancreas
kkal)
berikatan dengan sulfonylureas
MALAM ( 18.00 – 19.00 )

½ cup sayur
½ nasi merah 1 Telur goring 1 jagus rebus Aktivasi receptor menutup K+ Chanel
bayam (21
(108 kkal) (92 kkal) (198 kkal) ↓
kkal)
Depolarisasi β cell

3. Aktivitas fisik/ olah raga Ca2+ masuk ke dalam intrasel dan menyebabkan eksositosis
 Rekomendasi aktivitas fisik harus sederhana dan granul (insulin)
berdasar kesediaan dan kemampuan pasien  Dosis Obat

 Dilakukan secara bertahap aktivitas aerobic, 3 – 5 hari/ Dosis obat pada Sulfonilureas berbeda-beda berdasarkan jenis

minggu (± 150 menit/ minggu) obatanya yaitu antara lain:


 Orinase/Tolbutamide : o Waktu paruh 4 jam
− Tablet (250 & 500 mg), o Metabolism utama di hepar
− Dosis 0,5 - 2 g/hari (2 - 3 dosis terbagi) o Ekskresi : 25 % di urin, sisanya empedu
 Tolazamide/Tolinase
Dosis
− Tablet (100, 250 & 500 mg)
− Dosis 0,1 – 1 g/hari (2 dosis terbagi) Tablet (2,5 – 5 mg)

 Acetohexamide (Dymelor) Dosis 2,5 – 20 mg/ hari, dosis tunggal atau 2 dosis terbagi
− Tablet (250 & 50 mg)
 Glypizide
− Dosis 0,25 – 1,5 g/hari (dosis tunggal atau 2 dosis
Glucotrol
terbagi)
− Tablet (5 & 10 mg)
 Chloropropamide (Diabinese)
− Dosis 2,5 – 40 mg/hari (dosis tunggal atau 2 dosis
− Tablet (250 & 500 mg)
terbagi pada lambung kosong)
− Dosis 0,1 – 0,5 g/hari (dosis tunggal)
Glucotrol XL
 Gluburide (Glibenclamide)
− Tablet (5 & 10 mg)
Indikasi
− Dosis diatas 20 atau 30 mg/hari (sebagai dosis tunggal)
Untuk mengatasi hiperglikemia pada DM tipe II
 Glidazide
Kontra indikasi
− Tablet (80 mg)
o Wanita hamil
− Dosis 40 - 80 mg/hari (sebagai dosis tunggal) dan Dosis
o Wanita menyusui
160 – 320 mg/hari (sebagai dosis terbagi)
o Gangguan hepar dan Ginjal
 Glimepiride (amaryl)
Farmakokinetik − Tablet (1,2 & 4 mg)
− Dosis 1 - 4 mg/hari (sebagai dosis tunggal)
o Makanan dapat mengganggu absorpsi sehingga
b. Meglitinide Analogue
diminum 30 menit sebelum makan
Repaglinide
o Potensi 200 x lipat dibanding talbotamid
 MOA o Absorpsi cepat
Meglitinide Analogue berikatan dengan Sulfanylurea o Kadar puncak 1 jam
↓ o Waktu paruh 1 jam sehingga diberikan beberapa
Menutup ATP-Sensitive K+ Channel kali sehari sebelum makan
↓ o Metabolism di hepar dan 25 % di ginjal
Depolarisasi β cell b. Biguanid
↓ o Terdapat beberapa jenis obat yakni fenformin,
Ca2+ masuk kedalam sel buformin, metformin (sering digunakan)
↓ o Tidak menyebabkan rangsangan insulin
Insulin Release o Menurunkan gluconeogenesis
o Tidak merangsang perubahan glukosa menjadi
 Dosis Obat lipid
 Replaglinide (Prandin) o Abdsorpsi di usus
− Tablet (0,5 & 1,2 mg) o Di ekskresikan lewat urin dalam keadaan utuh
− Dosis 4 mg/hari o Waktu paruh sekitar 2 jam
(2 dosis terbagi diberikan 15 menit sebelum sarapan dan o Dosis awal 2 x 500 mg
makan malam) o Dosis pemeliharaan 3 x 500 mg
c. Phenylalanine Derivative o Dosis maksimal 2,5 g
Nateglinide (Starlix) o Efek samping : mual, muntah, diare, ketosis
 MOA : sama dengan Sulfonylurea tanpa hiperglikemia
 Dosis
− Tablet (60 & 120 mg)
− Dosis 60-120 mg/hari (2 dosis terbagi)
2. Sensitizing insulin
a. Meglitinnid
3. Golongan Tiazolidenedion Jenis obat nya akarbose
 Memperlambat absorpsi polisakarida, dekstrin, disakarida di
MOA
intestine
- Mengaktifkan PPAR gamma  Mencegah peningkatan glukosa plasma pada orang normal
- Membentuk kompleks PPAR gamma – RXR maupun orang DM
- Terbentuk Glut baru  Dosis : 25 mg (saat mulai makan) setelah 4 – 8 minggu dosis

Efek ditingkatkan menjadi 75 mg tepat sebelum makan

 Memperbaiki sensitivitas insulin TERAPI INSULIN


 Menurunkan produksi glukosa hepar Cara pemberian Intravena, Intramuscular, Subcutant, umumnya
 Menurunkan asam lemak bebas di hepar diberikan 30 – 45 menit sebelum makan

Efek samping Preparat insulin :

o Peningkatan BB A. Lama kerja


o Edema o Cepat
o Gagal jantung o Sedang
o Panjang
Indikasi
B. Asal spesies
Dm tipe II yang tidak memberi respon terhadap obat hipoglikemik o Human insulin
lain (sulfonylurea, metformin) o Porcine insulin (babi)

Kontra indikasi o Bovine insulin (sapi)

o Gagal jantung Indikasi


o Gangguan hepar
 DM tipe I
4. Golongan penghambat enzim α glikkosidase
 DM tipe II (yang tidak hanya bisa diatasi dengan ADO)
 DM dengan kehamilan Efek samping
 DM pascapancreatektomi
1. Hipoglikemia
 DM ketoasidosis Akibat dosis insulin terlalu besar, tidak tepatnya waktu makan

Tujuan dengan waktu puncak insulin. Adanya factor yang


meningkatkan sensitivitas insulin contohnya insufisiensi
Menormalkan glukosa darah dan memperbaiki semua aspek
adrenal atau insufisiensi pituitary serta kerja fisik yang belebih
metabolism
2. Reaksi alergi dan resistensi
Satuan dosis Terjadi karna adanya bekuan/ terjadinya denaturasi preparat
insulin, atau pasien sensitive terhadap senyawa yang
 Dinyatakan dengan unit (U)
ditambahkan pada proses formulasi preparat insulin (Zn2+,
 1 unit insulin dapat menurunkan glukosa puasa 4 mg/dl
protamine, fenol)
 Standar internasional
3. Lipoatrofi dan lipohipertrofi
o Kombinasi bovine + porcine : 24 U/mg
o Lipoatrofi
o Human insulin : 25 – 30 U/mg
Akibat variant respon imun terhadap insulin
Dosis o Lipohipertrofi
Terjadi penumpukan lemak subcutant akibat efek
 DM young
lipogenik insulin yang kadar nya tinggi pada daerah
0,7 – 1,5 U/kg BB diberi insulin regular dan insulin kerja
suntikan. Hal ini diduga akibat adanya kontaminan pada
sedang
preparat insulin.
 DM dewasa kurus
8 – 10 U insulin kerja sedang diberikan 20 – 30 menitt sebelum
makan pagi dan 4 – 5 U sebelum makan malam
 DM dewasa gemuk
20 U sebelum makan pagi dan 10 U sebelum makan malam
FENOFIBRATE  Penurunan produksi APO C.11 yang menyebabkan
penurunan VLDL
Derivate asam fibrate yang masih digunakan selain gemfibrozil dan
 Pada umumnya LDL hanya sedikit menurun, penurunan nya
bezafibrate. Digunakan sebagai hipolipidemik, menurunkan kadar
disebabkan
VLDL
 Peningkatan afinitas LDL terhadap reseptor LDL
Indikasi  Peningkatan jumlah reseptor LDL karena peningkatan
 Hiperlipoproteinemia produksi SRBP-1 (sterol regulatory element binding

 Hipertrigliceridemia berat (> 100 mg/dl) protein 1) yang diinduksi oleh PPARα

 Hipertrigliceridemia karena pengobatan dengan viral protease  Pada Helsinki heart study, penggunaan obat dapat

inhibitor  Menurunkan kolesterol total 10 %


 Penurunan LDL 11 %
Kontra indikasi
 Penurunan TAG 35 %
 Gangguan hepar dan ginjal  Penningkatan HDL 11 %
 Wanita hamil dan menyusui
Farmakokinetik
Farmakodinamik dan MOA  Absorpsi cepat di usus > 90 % bersama makanan
Sebagai obat hipolipidemik, cara kerja :  > 95 % berikatan dengan protein plasma
 Kadar puncak di plasma 1 – 4 jam, dengan waktu paruh 20 jam
 Berikatan dengan reseptor PPAR, yang merupakan nuclear
 Ekskresi : urin 60 % dan feses 25 %
transcription untuk mengatur transcription gen
 Interaksi obat dan PPARα menyebabkan Dosis
 Peningkatan oksidasi asam lemak
Dosis tunggal (200 – 400 mg/hari)
 Peningkatan LDL sehingga terjadi peningkatan klirens
lipoprotein yang kaya akan TAG Efek samping

 GI symptom
 Anemia ALGORITHM
 Arrytmia
 Penurunan WBC atau hematocrit
 Myopathy

FOLLOW UP

1. Monitoring glycemic control dilakukan oleh pasien di rumah


2. Melakukan screening diabetic
3. Mengukur kadar lipid dan treatment hyperlipidemia dengan
control kadar LDL dan HDL
4. Edukasi pasien meliputi self care, diet, exercise, foot care, obat
Komplikasi :

Pada DM tipe 2 terjadinya komplikasi kronis harus mengaktifkan 4

jalur :

1. Jalur pembentukan AGEs (advanced glycation end

products)

Jalur pembentukan AGEs (advanced glycation end products) jalur non

enzimatik, adalah proses perlekatan glukosa secara kimiawi ke gugus

amino bebas pada protein tanpa bantuan enzim. AGE’s berikatan

dengan reseptor pada berbagai tipe sel seperti sel endotel, monosit,

limfosit, makrofag dan sel mesangial. Pengikatan tersebut

menyebabkan berbagai aktivitas biologi termasuk migrasi sel neutrofil,

pengeluaran sitokin, peningkatan permeabilitas endotel, peningkatan

proliferasi fibroblas serta sintesis matrik ekstraseluler.

2. Jalur poliol

Jalur poliol, merupakan hiperglikemi intrasel dimana glukosa

dimetabolisme oleh aldose reduktase menjadi sorbitol. Peningkatan

sorbitol akan mengakibatkan berkurangnya kadar inositol yang

menyebabkan gangguan osmolaritas membran basal.Jalur poliol yang


merupakan sitosolik monomerik oksidoreduktase yang mengkatalisa 3. Produksi molekul profibrinogenik serupa TGF- β yang akan

NADPH- dependent reduction dari senyawa karbon, termasuk glikosa. memicu deposisi matrik ekstraseluler dan material membran basal.

Aldose reduktase mereduksi aldehid yang dihasilkan oleh ROS 4. Produksi molekul prokoagulan plasminogen activator inhibitor-1

(reactive oxigen species ) menjadi inaktif alkohol serta mengubah (PAI-1), memicu penurunan fibrinolisis dan kemungkinan terjadinya

glukosa menjadi sorbitol dengan menggunakan NADPH sebagai oklusi vaskuler.

kofaktor. Pada sel, aktivitas aldose reduktase cukup 5. Produksi sitokin pro-inflamasi oleh sel endotel vaskuler.

untuk mengurangi glutathione ( GSH ) yang merupakan tambahan 4. Pembentukan reactive oxygen species (ROS) atau stress

stres oksidatif. Sorbitol dehydrogenase berfungsi untuk mengoksidasi oksidatif

sorbitol menjadi fruktosa menggunakan NAD sebagai kofaktor. Stres oksidatif timbul bila pembentukan reactive oxygen species

3. Jalur Protein kinase C (ROS) melebihi kemampuan sel dalam mengatasi radikal bebas, yang

Protein Kinase C, Hiperglikemi dalam sel akan meningkatkan sintesis melibatkan sejumlah enzim dan vitamin yang bersifat antioksidan.

molekul diasil gliserol yang merupakan kofaktor penting pada aktifasi Stres oksidatif pada diabetes mellitus disebabkan karena ketidak

PKC, yang akan menimbulkan berbagai efek ekspresi gen. Aktifasi seimbangan reaksi redoks akibat perubahan metabolisme karbohidrat

protein kinase C (PKC), yang berefek terhadap: dan lipid, sehingga terjadi penurunan kapasitas antioksidan..

1. Produksi molekul proangiogenik VEGF yang berimplikasi terhadap Metabolisme karbohidrat pada hiperglikemi akan menghasilkan energi

neovaskularisasi, karakteristik komplikasi diabetik. yang ekuivalen untuk mendorong sintesa ATP di mitokondria yang

2. Peningkatan aktivitas vasokonstriktor endotelin-1 dan penurunan akan menghasilkan radikal bebas dan superokside karena pengaruh

aktivitas vasodilator endothelial nitrit oksida sinthase (eNOS). kadar glukosa yang tinggi. Autooksidasi glukosa juga akan menaikkan

radikal bebas menjadi stress oksidatif yang akan


 menurunkan kadar NO b. proliverative : gangguan penglihatan disertai pertumbuhan
pembuluh darah baru yang mudah pecah.
 merusak protein sel,meningkatkan adhesi sel leukosit pada
 Neuropathy
endotel sedang fungsinya sebagai pertahanan terhambat Merupakan komplikasi yang paling umum terjadi dari diabetes.
Penyebab utamanya karena hiperglikemk kronik yang
Keterkaitan antara gula darah/hiperhgikemi, dengan pembentukan menyebabkan gabungan mekanisme dari stress oksidative,
menurunnya growth factor, abnormal signaling interaksi AGE-
reactive oxygen species (ROS), aktivasi NF-kB terhadap sel target RAGE, polyol flux, dan inflamasi.
 Nephropathy
(endotel, mesangial dan makrofag) dan pembentukan TGF-β yang
Diinisiasi oleh hiperglikemik kronik, menciptakan kumpulan
mekanisme yang menyebabkan gangguan ginjal, seperti
akan memicu deposisi matrik ekstraseluler dan membran basal
hipertensi, hiperperfusi, hiperinfiltrasi, peningkatan viskositas
dapat dijelaskan pada bagan darah, protein kinase C, growth factor, inflamtory cytokine,
stress oksidative, dan hiperkoleterolemia. Gabungan dari
Microvascular Disease mekanisme diatas menyebabkan kerusakan glomerular,
penebalan membrane dasar, penurunan GFR, dan gangguan
Keadaan hiperglikemi mempengaruhi perubahan-perubahan pada ginjal lainnya. Dari gangguan ginjal tersebut akan muncul
mikrovaskular dan juga berhubungan dengan glikasi struktur protein, manifestasi klinis mikroalbuminuria.
yang menyebabkan akumulasi AGE. Perubahan mikrovaskular ini
menyebabkan hipoksia dan iskemi pada beberapa organ seperti mata, Macrovascular disease
ginjal, dan saraf. Pada makroangiopathy ini menyebabkan pembentukan atherosclerosis.
 Retinopathy Dimana pembentukannya dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
keadaan hiperglikemi menyebabkan perubahan pada hiperinsulinemia (insulin resistance), hiperglikemia,
mikrovaskular yang menyebabkan iskemik. Terdapat hipertrigliseridemia, HDL rendah, LDL yang tinggi, oksidasi
pembentukan pembuluh darah baru yang mudah rapuh, darah lipoprotein, inflamasi, AGE dan reseptornya pada vaskular, dan
yang keluar dari pembuluh darah tersebut yang dapat perubahan fungsi endotel.
menyebabkan gangguan penglihatan. Terdapat dua macam Pada penderita diabetes dengan profil lemak yang meningkat tapi
gangguan yaitu: kadar HDL yang rendah menyebabkan mudah terbentuknya
a. nonproliverative : terjadinya gangguan penglihatan akibat atherosclerosis yang didukung oleh beberapa faktor seperti hipertensi,
bocornya plasma protein dari vascular ke retina. Hal ini dll.
disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di retina.
 Coronary artery disease
Resiko terjadinya komplikasi ini lebih tinggi terjadi pada kulit putih
penerita diabetes tipe 2 daripada orang umum. Myocardial Obesitas Secara umum normal atau Sering menjadi faktor
infarction menyebabkan 20% kematian pada penderita underweight kontribusi untuk
diabetes. mempercepat DM 2
ETIOLOGI Autoimmune: faktor Disebabkan susceptibilitas
 Stroke
Teori Umum lingkungan dan genetic, genetic (polygenic)
Faktor resiko stroke pada diabetes ini adalah karena adanya menyebabkan proses dikombinasikan dengan
hiperglikemia, hipertensi, dan dislipidemia. Jenis yang terjadi destruksi bertahap faktor lingkungan dan
adalah stroke iskemik. Survival ratenya rendah. Nonautoimmune: faktor resiko lainnya
 Peripheral arterial disease Unknown Dikaitkan dengan obesitas
Faktor resiko yang meningkatkan komplikasi ini adalah usia, Berkaitan kuat dengan jangka panjang
durasi diabetes, kontrol glikemik, genetik, dan faktor lain. gen HLA-DQA dan HLA-
Komplikasi ini dapat menyebabkan neuropathy, gangrene, dan DQB
Adanya Islet cell autoantibodies Tidak ada islet cell
amputasi pada penderita diabetes.
Antibody (ICA) dan/atau antibody
autoantibodies insulin,
autoantibody glutamic
Prognosis : acid decarboxylase
(GAD65) dan tyrosine
Ad bonam/ baik : penanganan pasien cepat dan belum terjadi komplikasi
phosphatase IA-2 dan IA2-
Ad malam/ buruk : jika pasien mulai mengalami gejala-gejala menuju β
komplikasi Resistensi Resistensi insulin pada Resistensi insulin terjadi
Insulin saat diagnosis jarang umumnya disebabkan oleh
Perbedaan Diabetes Mellitus 1 Diabetes Mellitus 2 muncul, namun resistensi perubahan metabolisme
INSIDENSI 5-10% semua kasus DM 90-95% semua kasus DM dapat terjadi kemudian seluler dan defek
Frekuensi postreseptor intraseluler
KARAKTERISTIK Onset puncak pada umur Resiko meningkat setelah Sekresi Insulin Defisiensi insulin berat Umumnya meningkat pada
Onset Umur 11 – 13 tahun umur 40 tahun atau tidak ada sekresi saat diagnosis, namun
Jarang pada anak <1 tahun sama sekali berproses menurun
atau dewasa > 30 tahun Manifestasi Polydipsia Polydipsia
Gender Mirip pada perempuan Secara keseluruhan mirip Klinis Polyuria Polyuria
dan laki-laki pada perempuan dan laki- Polyphagia Polyphagia
laki, namun wanita kulit Weight loss Weight loss
hitam memiliki insidensi Blurred vision Blurred vision
tertinggi Orthostatic Hypotension Paresthesia
Ras Rasio kulit putih 1,5-2x Resiko tertinggi pada kulit Komplikasi DKA (Diabetic HHNKS (Hyperosmolar
lebih tinggi dibanding non hitam dan Native American Ketoacidosis) Hyperglycemic Non Ketotic
Komplikasi Microvaskular Syndrome)  Acarbose, miglitol
& Makrovaskular Komplikasi Microvaskular  Pramlinitide
& Makrovaskular
Pemeriksaan Fasting glucose ≥ 126 Fasting glucose ≥ 126
Penunjang mg/dL mg/dL IIMC
2hPP OGTT glucose ≥ 200 2hPP OGTT glucose ≥ 200
1. Al – araf 31
mg/dL mg/dL
Random Plasma glucose ≥ Random Plasma glucose ≥ Hai anak adam, pakailah pakaian mu yang indah setiap
200 mg/dL + gejala klasik 200 mg/dL + gejala klasik (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah
HbA1C ≥ 6,5% HbA1C ≥ 6,5% berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang
C-peptide <0,6ng/ml C-peptide >1ng/ml yang berlebih-lebihan
2. Al – mu’minun 51
Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan
Patmek: kerjakanlah amal yang saleh, sesungguhnya aku maha
Punten, tmn-tmn buat sendiri yah patmeknya. Soalnya di sooca case dan mengetahui apa yang kamu kerjakan.
gejalanya beda sama di tutorial. Afwan ^^ 3. Al – baqarah 183
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar
BHP bertakwa

4 pilar
1. Education
 Intruksi diet
 Terapi insulin
 Terapi hiperglikeik oral
 Memonitor kadar gula sendiri
 Gelang identifikasi
 Larangan melakukan pekerjaan
2. Diet
 Rekomendasi ADA (American diabetes association)
 Club anti diabetes
3. Olahraga
4. Obat-obatan
 Sulfonylurea, rapaglinide, nateglinide
 Metformin, PPARs, thiazolidinedione

Anda mungkin juga menyukai