Anda di halaman 1dari 2

Nama : S. A.

Lung Tekwan Beraan


NIM : 043156926
Tugas 1
Logika

1.Analisis logika adalah proses pemahaman dan penafsiran suatu pernyataan atau argumen
berdasarkan prinsip-prinsip logika. Tujuannya adalah untuk memastikan kebenaran dan
konsistensi argumen tersebut. Contoh analisis logika adalah mengidentifikasi premis dan
kesimpulan dalam suatu argumen, serta mengevaluasi apakah premis tersebut mendukung
kesimpulan yang diberikan.
Contoh: Argumen: “Semua manusia adalah makhluk hidup. Saya adalah manusia. Oleh karena
itu, saya adalah makhluk hidup.” Analisis logika: Premis 1: Semua manusia adalah makhluk
hidup. Premis 2: Saya adalah manusia. Kesimpulan: Saya adalah makhluk hidup. Kesimpulan
ini didukung oleh premis-premis yang diberikan.
Sementara itu, analisis realis adalah proses pemahaman dan penafsiran suatu pernyataan atau
argumen berdasarkan konteks dan realitas yang ada. Tujuannya adalah untuk memahami
implikasi dan konsekuensi dari suatu pernyataan atau argumen dalam konteks yang lebih luas.
Contoh analisis realis adalah mempertimbangkan faktor-faktor sosial, politik, ekonomi, atau
budaya yang dapat mempengaruhi suatu pernyataan atau argumen.
Contoh: Pernyataan: “Pendidikan adalah kunci untuk mencapai kemajuan sosial.” Analisis
realis: Dalam analisis realis, kita akan mempertimbangkan faktor-faktor seperti aksesibilitas
pendidikan, kesenjangan sosial, dan sistem pendidikan yang ada dalam konteks sosial dan
politik. Misalnya, jika akses terhadap pendidikan terbatas bagi sebagian masyarakat,
pernyataan tersebut mungkin tidak sepenuhnya berlaku dalam konteks tersebut.

2. a.Sesat pikir atau logical fallacy adalah kesalahan dalam berpikir atau berargumen yang
melibatkan penalaran yang tidak valid atau tidak logis. Bentuk-bentuk sesat pikir ini dapat
mengaburkan pemahaman dan mengarah pada kesimpulan yang salah. Berikut adalah
beberapa contoh bentuk sesat pikir yang umum:
1) Generalisasi yang tidak valid: Mengambil kesimpulan yang umum berdasarkan pada
contoh-contoh yang terbatas atau tidak representatif. Contoh: “Saya bertemu dua orang
yang tidak jujur, jadi semua orang tidak jujur.”
2) Serangan pribadi (ad hominem): Mengkritik atau menyerang karakter atau sifat pribadi
seseorang sebagai cara untuk mengabaikan atau menghindari argumen yang diajukan
oleh orang tersebut. Contoh: “Dia adalah seorang penipu, jadi argumennya tidak bisa
dipercaya.”
3) Pemalsuan kausalitas: Mengasumsikan hubungan sebab-akibat tanpa bukti yang cukup
atau mengabaikan faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi hasil. Contoh: “Setiap
kali saya membawa payung, hujan turun. Jadi, membawa payung menyebabkan hujan.”
4) Pemindahan beban bukti (burden of proof): Meminta pihak lain untuk membuktikan
argumennya, sementara tidak memberikan bukti yang cukup untuk mendukung argumen
sendiri. Contoh: “Jika kamu tidak bisa membuktikan bahwa alien tidak ada, maka
mereka pasti ada.”
b. Untuk menghindari logical fallacy, berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:
 Kenali bentuk-bentuk sesat pikir yang umum: Dengan memahami bentuk-bentuk sesat
pikir yang umum, Anda dapat lebih waspada terhadapnya dan menghindarinya saat
berpikir atau berargumen.
 Periksa argumen secara kritis: Selalu evaluasi argumen dengan hati-hati dan kritis.
Tinjau premis-premis yang diajukan, hubungan antara premis dan kesimpulan, serta
bukti yang mendukung argumen tersebut.
 Gunakan logika yang valid: Pastikan argumen Anda

Sumber :
BMP ISIP4211 Logika

Anda mungkin juga menyukai