Anda di halaman 1dari 3

LEMBAR JAWABAN TUGAS 1

LOGIKA

Nama : Putra Abdullah


NIM : 044460506
Prodi : S1 Ilmu Komunikasi

Jawaban soal no 1
a. Analisis Logika
Analisis logika adalah proses pemahaman dan penafsiran suatu hal atau konsep
berdasarkan pada prinsip-prinsip logika. Tujuan dari analisis logika adalah untuk mencari
kebenaran dan konsistensi dalam suatu argumen atau pernyataan. Dalam analisis logika,
kita menggunakan aturan-aturan logika formal untuk memeriksa keabsahan suatu argumen.
Contoh analisis logika adalah sebagai berikut:
Syllogisme: Sebuah argumen yang terdiri dari dua premis dan sebuah kesimpulan. Contoh:
"Semua manusia adalah makhluk hidup. Saya adalah manusia. Jadi, saya adalah makhluk
hidup."
Modus Ponens: Sebuah aturan logika yang menyatakan bahwa jika premis "Jika A, maka B"
dan "A" benar, maka kesimpulan "B" juga benar. Contoh: "Jika hujan, maka jalan akan
basah. Hari ini hujan. Jadi, jalan akan basah."
b. Analisis Realis
Analisis realis adalah proses pemahaman dan penafsiran suatu hal atau konsep
berdasarkan pada pengalaman nyata atau fakta empiris. Tujuan dari analisis realis adalah
untuk memahami dan menjelaskan fenomena yang terjadi dalam dunia nyata. Dalam
analisis realis, kita menggunakan data dan bukti empiris untuk mendukung atau menguji
suatu teori atau hipotesis.
Contoh analisis realis adalah sebagai berikut:
Analisis data statistik: Mengumpulkan dan menganalisis data numerik untuk memahami pola
atau tren yang ada. Contoh: Menganalisis data penjualan untuk menentukan faktor-faktor
yang mempengaruhi peningkatan atau penurunan penjualan suatu produk.
Analisis kualitatif: Mengumpulkan dan menganalisis data non-numerik, seperti wawancara,
observasi, atau dokumen, untuk memahami pengalaman, persepsi, atau pandangan individu
atau kelompok. Contoh: Menganalisis wawancara dengan responden untuk memahami
pengalaman mereka dalam menggunakan suatu produk atau layanan.
Dalam kesimpulannya, analisis logika berfokus pada kebenaran dan konsistensi argumen,
sedangkan analisis realis berfokus pada pemahaman fenomena berdasarkan pada
pengalaman nyata atau fakta empiris.
Jawaban soal no 2
a. Bentuk Sesat Pikir (Logical Fallacy)
Sesat pikir atau logical fallacy adalah kesalahan dalam berpikir atau argumen yang
melibatkan penalaran yang tidak valid atau tidak logis. Bentuk-bentuk sesat pikir ini dapat
mengaburkan pemahaman dan mengarah pada kesimpulan yang salah. Berikut adalah
beberapa contoh bentuk sesat pikir yang umum:
Sesat Pikir Ad Hominem: Membantah argumen dengan menyerang karakter atau sifat
pribadi orang yang menyampaikan argumen, bukan argumen itu sendiri. Contoh: "Tidak
perlu mendengarkan pendapatnya, dia hanya seorang pemula."
Sesat Pikir Straw Man: Membantah argumen dengan menyajikan versi yang
disederhanakan atau distorsi dari argumen asli. Contoh: "Mereka mengatakan bahwa kita
harus mengurangi penggunaan plastik, tetapi itu berarti kita harus menghentikan semua
produksi plastik."
Sesat Pikir Pemindahan Beban Bukti: Meminta pihak lain untuk membuktikan argumen
mereka, sementara tidak memberikan bukti untuk argumen sendiri. Contoh: "Jika kamu tidak
bisa membuktikan bahwa alien tidak ada, maka mereka pasti ada."
Sesat Pikir Korelasi Tidak Menyiratkan Kausalitas: Mengasumsikan bahwa karena dua hal
terjadi bersamaan, salah satu hal tersebut menyebabkan yang lain. Contoh: "Setiap kali
saya membawa payung, hujan turun. Jadi, membawa payung menyebabkan hujan."
b. Cara Menghindari Sesat Pikir (Logical Fallacy)
Untuk menghindari sesat pikir dalam berpikir dan argumen, berikut adalah beberapa langkah
yang dapat diambil:
Kenali Bentuk Sesat Pikir: Pelajari dan kenali berbagai bentuk sesat pikir yang ada. Dengan
memahami bentuk-bentuk ini, Anda dapat lebih waspada terhadapnya dan menghindarinya.
Periksa Argumen Secara Kritis: Selalu periksa argumen secara kritis dan teliti. Evaluasi bukti
yang disajikan, logika yang digunakan, dan apakah argumen tersebut konsisten.
Gunakan Logika yang Valid: Pastikan argumen Anda didasarkan pada logika yang valid dan
penalaran yang benar. Hindari mengandalkan emosi atau asumsi tanpa bukti yang kuat.
Perhatikan Konteks: Perhatikan konteks argumen dan jangan menyimpulkan sesuatu
berdasarkan asumsi yang tidak relevan atau informasi yang tidak lengkap.
Berpikir Kritis: Latih kemampuan berpikir kritis dengan mempertanyakan asumsi, mencari
bukti yang kuat, dan mempertimbangkan sudut pandang yang berbeda sebelum mencapai
kesimpulan.
Dengan mengenali bentuk-bentuk sesat pikir dan mengadopsi pendekatan berpikir kritis,
Anda dapat menghindari jatuh ke dalam kesalahan logika dan membangun argumen yang
lebih kuat dan valid.
Sumber Referensi :
BMP Modul ISIP4211
https://readmore.id/analisis-logika-dan-analisis-realis-membongkar-prinsip-dan-contohnya/
https://www.kompas.com/skola/read/2022/04/23/103000469/kesesatan-berpikir-pengertian-
jenis-contoh-dan-cara-menghindarinya?page=all

Anda mungkin juga menyukai