Anda di halaman 1dari 4

Universitas Dr.

Soetomo
Fakultas Hukum

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2022/2023

Mata Ujian : Penalaran Hukum


Sifat : Terbuka
Waktu/Smt : 90menit/VI
Dosen : Dr. Noenik Soekorini SH.MH.

1. Apabila anda sebagai aparat penegak hukum dituntut untuk menuntaskan suatu

perkara jelaskan bagaimana langkah anda dalam menganalisa suatu perkara secara

hukumnya !

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan silogisme dan berikan contohnya ! min 3

contoh

3. Apa yang dimaksud oposisi dalam penalaran ?Jelaskan dan beri contoh oposisi

kontraris dan tentukan mana putusan yang benar dan nama putusan yang salah !

4. Apa yang dimaksud dengan definisi ? Jelaskan dan beri contohnya !

5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kesalahan logis dan ada berapa macam ?

Jelaskan !
NAMA : ALIFVIAN DZULFIKRI HERMAWAN
NIM : 202121500014

JAWABAN :

1. Apabila saya menjadi aparat penegak hukum, langkah yang akan saya lakukan
dalam menganalisa suatu perkara adalah sebagai berikut :

a. Memahami Kasus, memahami dengan cermat kasus yang sedang saya tangani.
Hal ini meliputi membaca dan mengkaji semua informasi, laporan, bukti, dan
dokumen terkait dengan perkara tersebut.
b. Mengidentifikasi Masalah, dalam mengidentifikasi masalah hukum yang
menjadi dasar atas suatu perkara tersebut. Apakah perkara tersebut terkait
dengan pidana, perdata, administrasi, atau bidang hukum lainnya.
c. Penelitian Hukum, dalam melakukan penelitian hukum, hal yang paling
penting adalah untuk memastikan bahwa keputusan dan langkah-langkah yang
diambil didasarkan pada landasan hukum yang kuat seperti peraturan
perundang-undangan, putusan pengadilan, dan literatur hukum yang relevan
terkait dengan perkara tersebut.
d. Analisa Bukti dan Fakta, menganalisis bukti dan fakta yang ada pada perkara
tersebut, melakukan tinjauan apakah bukti-bukti tersebut sah dan relevan,
serta apakah bukti tersebut mendukung argumen dari masing-masing pihak
yang terlibat dalam perkara tersebut.
e. Pendekatan Hukum, setelah semua informasi terkumpul, fakta dan bukti dari
para pihak. Kemudian, menentukan pendekatan hukum yang tepat untuk
menyelesaikan perkara tersebut.
f. Penyusunan Argumen Hukum, setelah menganalisa semua aspek pada perkara
tersebut, langkah selanjutnya adalah menyusun argumen hukum yang kuat dan
menyajikannya secara jelas dan sistematis. Argumen ini akan menjadi dasar
dalam mempuat keputusan dan tindakan hukum yang akan diambil.
g. Tindakan Hukum, melakukan tindakan hukum yang sesuai dengan analisa
kasus pada perkara tersebut. Tindakan ini bisa berupa penuntutan di
pengadilan, mediasi, negosiasi, atau tindakan hukum lainnya, tergantung pada
sifat perkara dan pendekatan hukum yang telah ditetapkan.
h. Evaluasi Hasil, melakukan evaluasi terhadap hasil yang dicapai dalam
menuntaskan perkara tersebut. Melakukan tinjauan kembali apakah
pendekatan yang diambil berhasil atau memerlukan perbaikan untuk kasus
serupa di masa yang akan datang.

2. Syllogisme adalah suatu bentuk penarikan konklusi secara deduktif tak langsung
yang konklusinya ditarik dari premis yang disediakan serentak. Karena syllogisme
adalah penarikan konklusi yang sifatnya deduktif maka konklusinya tidak dapat
mempunyai sifat yang lebih umum daripada premisnya. Syllogisme merupakan
penarikan konklusi secara tidak langsung, konklusi ditarik dari 2 premis tidak
ditarik satu premis saja. Contohnya ialah :
1. Premis 1 : Semua manusia adalah makhluk berakal
Premis 2 : Saya adalah seorang manusia
Konklusi : Saya adalah makhluk berakal
2. Premis 1 : Setiap warga negara Indonesia berhak mendapat perlindungan hukum
Premis 2 : Joni warga negara Indonesia
Konklusi : Joni berhak mendapat perlindungan hukum
3. Premis 1 : Segala tindakan pencurian akan dipenjara
Premis 2 : Dika mencuri uang
Konklusi : Dika akan dipenjara
3. Dalam penalaran oposisi adalah pertentangan yang terdapat pada dua proposisi
yang mempunyai subyek dan predikat yang sama tetapi berbeda dari segi
kuantitas atau kualitasnya sehingga menyebabkan yang lain benar dan yang lain
salah. Sedangkan oposisi kontraris adalah Pertentangan yang terdapat antara 2
proposisi mempunyai predikat yang sama namun berbeda kualitas. Pertentangan
ini terjadi antara putusan affirmative universal dengan negative universal .
Contoh oposisi kontraris ialah :
1. Putusan Benar : Penyalahgunaan narkoba adalah kejahatan dan akan dihukum
Putusan Kontraris : Penyalahgunaan narkoba tidak dianggap sebagai
kejahatan dan tidak akan dihukum.

4. Definisi berasal dari bahasa latin “definire” yang berarti menandai batas-batas
pada sesuatu , menentukan batas sesuatu. Definisi dapat diartikan sebagai
penjelasan apa yang dimaksud dengan sesuatu term, atau dengan kata lain
“sebuah pernyataan yang memuat penjelasan tentang arti sesuatu term”. Definisi
menurut Poespoprodjo adalah Definisi sebagai menentukan batas-batas pengertian
tertentu sehingga jelas apa yang dimaksudkan, tidak kabur dan tidak dicampur
adukan dengan pengertian-pengertian lainnya. Contoh definisi ialah :
 Hukum adalah serangkaian aturan dan norma yang ditetapkan oleh
penguasa atau lembaga yang berwenang untuk mengatur perilaku
masyarakat dan memberikan kerangka kerja bagi penegakan hak dan
kewajiban.
 Hukum pidana adalah cabang hukum yang berkaitan dengan pelanggaran
hukum yang merugikan masyarakat secara keseluruhan. Tujuan utama
hukum pidana adalah untuk memberikan hukuman kepada pelaku
kejahatan sebagai bentuk pembalasan dan untuk mencegah kejahatan
lainnya.

5. Kesalahan logis, juga dikenal sebagai kesalahan penalaran, adalah ketidakbenaran


dalam struktur argumen atau alasan yang digunakan untuk menyimpulkan suatu
pernyataan atau klaim. Ketika seseorang melakukan kesalahan logis, kesimpulan
yang diambil tidak dapat diandalkan atau tidak valid berdasarkan premis atau
informasi yang diberikan. Macam-Macam kesalahan logis ialah :
1. Kesalahan Generalisasi, generalisasi tergesa-gesa terjadi karena
kecorobohan, tidak mempunyai dasar induktif yang sehat.
2. Non sequitur, Merupakan loncatan yang sembarang dari premis ke
kesimpulan yang tidak ada kaitannya dengan premis tadi. Hubungan premis
dan kesimpulan hanya semu, hubungan yang sesungguhnya tidak ada.
3. Analogi Palsu, suatu bentuk perbandingan yang mencoba membuat suatu ide
terlihat benar dengan cara membandingkannya dengan ide atau gagasan lain
yang sesungguhnya tidak mempunyai hubungan dengan ide atau gagasan yang
pertama tadi.
4. Penalaran Melingkar, di dalam diskusi atau penalaran hendaknya kita
waspada. Apakah para pembicara tidak mengasumsikan di dalam premis-
premisnya kesimpulan-kesimpulan yang dicobakan untuk diyakinkan agar
anda menerimanya.
5. Deduksi Cacat, apabila kita memakai suatu premis yang cacat didalam
menarik suatu kesimpulan deduktif, besar kesimpulannya juga cacat.
6. Pikiran Simplitis, kesalahan logis karena si penalar terlalu menyederhanakan
masalah. masalah yang berseluk beluk disederhanakan menjadi 2 kutub yang
berlawanan karenanya disebut pula pikiran polarisasi. karena dirumuskan
hanya dalam 2 pilihan.
7. Argumen ad hominem, Kesalahan logis ini terjadi karena kita tidak
memperhatikan masalah yang sesungguhnya dan menyerang orangnya,
pribadinya.
8. Kewibawaan Palsu, kesalahan logis ini berada pada dipakainya kewibawaan
bukan yang sesungguhnya.
9. Sesudahnya maka karenanya ( Post hoc ergo propter hoc), berkaitan
dengan salah interpretasi terhadap hubungan sebab akibat
10. Argumentum Ad Baculum, menolak/menerima argumentasi hanya krn
ancaman dan menimbulkan perasaan takut. Dalam bidang hukum cara ini
tidak sesat apabila digunakan untuk mengingatkan orang tentang sesuatu
ketentuan hukum.
11. Argumen ad Populum, juga dikenal sebagai bandwagon fallacy, adalah
sebuah jenis kesalahan logis yang terjadi ketika seseorang mencoba
meyakinkan orang lain bahwa suatu pernyataan atau tindakan adalah benar
atau buruk berdasarkan popularitasnya atau seberapa banyak orang yang
mendukungnya. Dalam argumen ini, asumsi dasarnya adalah "banyak orang
mendukungnya, maka itu harus benar" atau "banyak orang menentangnya,
maka itu pasti salah."

Anda mungkin juga menyukai