Pandecta
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/pandecta
Muhammad Helmi1
Abstract
In general, defense by advocates is protecting the rights of suspects/defendants from
avoiding arbitrary treatment by irresponsible parties. The purpose of this study is to
describe defense by advocates using the critical theory paradigm of Guba and Lin-
coln that the position of the suspect/defendant does not always wrong but the law is
wrong. The use of paradigms is based on three questions, ontology, epistemology, and
methodology. Advocates and the rules is an Interactive; findings in ‹mediation› by the
value held. Both are interrelated interactively and then mediated by the values held
by advocates. Thus subjectivity through the value of taste, creativity, and the initiative
of advocates affects the defense. The methodology is dialogic / dialectic. Using the
critical theory paradigm for advocates, they must fight for those who are dominated/
tyrannized to change the injustice of the enactment of the arguments of the indict-
ment. For them, the rules are not based on formal justice, the task of advocates to find
substantive justice that allows it to be outside the rules. This will become the basis for
the judge’s consideration in deciding.
agamanya masing-masing untuk bersungguh- difikasi yaitu aliran legisme yang merupakan
sungguh menjalankan profesinya tidak hanya aliran dalam ilmu hukum dan peradilan tidak
mencari keuntungan secara materiil, tetapi mengakui hukum di luar undang-undang.
juga harus menjalankan tanggung jawab- Mereka menyebutkan bahwa hukum adalah
nya sesuai dengan kode etik serta peraturan undang-undang sedangkan hukum kebia-
perundang-undangan yang lainnya. Bukan saan dan ilmu pengetahuan hukum baru dia-
hanya itu profesi advokat juga sebagaimana kui sebagai hukum apabila undang-undang
istilah officium nobile yaitu profesi yang ter- mengaturnya (Siahaan, 2006: 27-28)
hormat. Dengan demikian seorang advokat Aliran legisme mempengaruhi sistem
harus memiliki integritas yang beretika serta hukum Indonesia termasuk dalam kajian ini
moral yang tinggi karena mengemban tang- advokat. Tugas advokat dalam memberikan
gung jawab sebagai penegak hukum dan pembelaan yaitu pada hak-hak tersangka
keadilan (Nugroho, 2016: 15) atau terdakwa dalam perkara pidana yang
Pledoi atau nota pembelaan merupa- diatur Pasal 50 sampai dengan Pasal 68 KU-
kan pembelaan berisikan tangkisan terhadap HAP, meliputi : 1) “Hak untuk segera dipe-
segala tuntutan atau tuduhan Jaksa Penuntut riksa, diajukan ke pengadilan dan diadili
Umum dengan dasar mengemukakan hal- (Pasal 50 ayat (1), (2), dan (3)); 2) Hak un-
hal yang meringankan atau membenarkan tuk mengetahui dengan jelas dalam bahasa
dirinya yang diucapkan oleh terdakwa atau yang dimengerti olehnya tentang apa yang
Penasihat Hukum. Terdapat 3 (tiga) hal disangkakan dan apa yang didakwakan (Pasal
yang dapat menjadi kesimpulan dalam 5 butir a dan b); 3) Hak untuk memberikan
nota pembelaan (pledoi). Pertama, Terdak- keterangan secara bebas kepada penyidik
wa minta dibebaskan dari segala dakwaan atau hakim (Pasal 52); 4) Hak untuk menda-
(bebas murni) karena tidak terbukti. Kedua, pat juru bahasa (Pasal 53 ayat (1)); 5) Hak
terdakwa supaya dilepaskan dari segala tun- untuk mendapat bantuan hukum pada setiap
tutan hukum, karena dakwaan terbukti, te- tingkat pemeriksaan (Pasal 54); 32 6) Hak un-
tapi bukan merupakan suatu tindak pidana. tuk mendapat nasehat hukum dari penasehat
Ketiga, Terdakwa meminta dihukum yang se- hukum yang ditunjuk oleh pejabat yang ber-
ringan-ringannya karena telah terbukti mela- sangkutan pada semua tingkat pemeriksaan
kukan suatu tindak pidana yang didakwakan bagi tersangka atau terdakwa yang diancam
(Djami, 2018: 3) pidana mati atau ancaman pidana lima belas
tahun atau lebih dengan biaya cuma – cuma
Ketiga kesimpulan pledoi di atas me-
(Pasal 56); 7) Hak tersangka atau terdakwa
nunjukan bahwa terbukti atau tidaknya ter- yang berkebangsaan asing untuk menghu-
dakwa melakukan tindak pidana yang diatur bungi dan berbicara dengan perwakilan ne-
dalam ketentuan peraturan perundang-un- garanya (Pasal 57 ayat (2)); 8) Hak untuk di-
dangan. Dengan kata lain bahwa tidak ada beritahu kepada keluarganya atau orang lain
hukum atau keadilan di luar aturan, ini me- yang serumah dengan tersangka atau terdak-
rupakan ajaran dari warisan penjajah di In- wa yang ditahan untuk mendapat bantuan
donsia. Di sisi lain jika pledoi dibuat dengan hukum atau jaminan bagi penangguhannya
berpikir kritis dan mendalam tidak hanya dan hak untuk berhubungan dengan keluar-
terbukti atau tidaknya terdakwa namun perlu ga dengan maksud yang sama diatas (Pasal 59
kajian kritis apakah memungkinkan perbua- dan Pasal 60); 9) Hak untuk dikunjungi sa-
tan pidana tersebut dibenarkan. nak keluarga yang tidak ada hubungan den-
Warisan pemerintah kolonial Belan- gan perkara tersangka atau terdakwa untuk
da semenjak ratusan tahun yang lalu yaitu kepentingan pekerjaan atau kekeluargaan
Indonesia menganut sistem hukum civil law (Pasal 62); 10) Hak untuk berhubungan surat
(Eropa Kontinental). Sistem hukum civil law menyurat dengan penasihat hukum dan sa-
tentang hukum yang tertulis merupakan sa- nak keluarganya (Pasal 62); 11) Hak untuk
tu-satunya sebagai sumber hukum. Hal itu menghubungi dan menerima kunjungan ro-
ditandai oleh munculnya suatu gerakan ko- haniawan (Pasal 63); 12) Hak untuk men-
47
Pandecta. Volume 16. Number 1. June 2021 Page 45-54
lam maupun di luar pengadilan yang me- bertanggungjawab kepada klien tetapi juga
menuhi persyaratan berdasarkan ketentuan bertanggungjawab kepada bangsa dan nega-
Undang-Undang ini. Terkait jasa hukum yang ra, pengadilan, masyarakat serta pihak lawan
dilakukan oleh advokat disebutkan pada ang- (Lubis, 2016:180-181)
ka 2 yang menyebutkan bahwa Jasa Hukum Selain profesi advokat mulia atau ter-
adalah jasa yang diberikan Advokat berupa hormat, profesi ini juga tidak mencari keun-
memberikan konsultasi hukum, bantuan hu- tungan semata, namun idealisme dan profe-
kum, menjalankan kuasa, mewakili, men- sional seorang advokat dengan menilai suatu
dampingi, membela, dan melakukan tinda- kebenaran dan keadilan serta menjunjung
kan hukum lain untuk kepentingan hukum tinggi nilai moralitas serta ia wajib melakukan
klien. pembelaan bagi kliennya tanpa membeda-
Berdasarkan ketentuan Undang-Un- kan perlakukan atau diskriminasi berdasar-
dang Nomor 18 Tahun 2003 Tentang Ad- kan pada asas equality before the law (Dhara-
vokat Pasal 15 menyebutkan advokat bebas yanti, 2018: 177).
dalam menjalankan tugas profesinya untuk Seorang advokat berdasar pada sum-
membela perkara yang menjadi tanggung ja- pah pengangkatan dinyatakan bahwa: (1) Se-
wabnya dengan tetap berpegang pada kode tiap penasihat hukum adalah warga negara
etik profesi dan peraturan perundangundan- yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
gan.” Kemudian Pasal 16 menyebutkan bah- dan menjalankan praktek profesinya men-
wa advokat tidak dapat dituntut baik secara junjung tinggi hukum berdasarkan Pancasila
perdata maupun pidana dalam menjalankan dan Undang-Undang Dasar NRI 1945 serta
tugas profesinya dengan iktikad baik untuk sumpah jabatannya. (2) Penasihat hukum di-
kepentingan pembelaan klien dalam sidang larang melakukan sikap-sikap diskriminasi,
pengadilan.” Menurut Penjelasan Pasal 16 karena itu harus bersedia memberi nasehat
yang dimaksud dengan “iktikad baik” ada- dan bantuan hukum kepada yang memer-
lah menjalankan tugas profesi demi tegaknya lukannya tanpa membedakannya suku, aga-
keadilan berdasarkan hukum untuk membe- ma, kepercayaan, keturunan, kedudukan
la kepentingan kliennya. sosial atau keyakinana politiknya dan tidak
Berdasar pada kedua ketentuan terse- semata mencari imbalan materi, tetapi harus
but hubungan antara advokat dengan klien- mengutamakan penegakan hukum, keadilan
nya harus dalam kondisi saling mempercayai, dan kebenaran dengan cara jujur dan ber-
sehingga tidak ada kendala psikologis dalam tanggung jawab. (3) Penasihat hukum da-
proses penyampaian tujuan luhur mencari lam menjalankan praktek profesinya harus
nilai kebenaran dan keadilan hukum. Advo- bebas dan mandiri sertsa tidak dipengaruhi
kat tidak boleh menerima kuasa untuk me- oleh siapa pun dan wajib memeperkuangkan
nyelesaikan perkara dalam suasana terpaksa. setinggi-tingginya hak asasi manusia di da-
Advokat dapat menolak menangani perkara lam negara hukum Indonesia. (4) Penasihat
yang diyakini tidak ada dasar hukumnya. Da- hukum wajib memegang teguh solidaritas se-
lam menjalankan professionalnya advokat sama teman sejawat dan apabila teman seja-
harus dengan kesadaran untuk menjalankan wat diajukan sebagai tersangka dalam suatu
tugas sebagai kuasa hukum yang didalamnya perkara pidana, maka ia wajib dibela oleh
terkandung misi yang luhur yaitu tegaknya teman sejawat lainnya secara Cuma-Cuma.
kebenaran dan keadilan (Artijo, 2010: 74) (5) Penasihat hukum tidfak dibenarkan me-
Profesi advokat sebagai penasehat hu- lakukan pekerjaan yang dapat merugikan
kum merupakan profesi yang mulia karena kebebasan, derajat dan martabat penasihat
advokat saat melakukan pembelaan tidak hukum dan dalam perilaku sehari-harinya se-
membedakan latar belakang klien baik orang nantiasa menjunjung tinggi profesi pensase-
kaya maupun orang yang tidak mampu. hat hukum sebagai profesi yang terhormat
Seorang yang ingin menjadi advokat terle- (officium nobile). (f) Penasihat hukum dalam
bih dahulu disumpah bahwa ia tidak hanya melakukan praktek profesinya harus bersikap
49
Pandecta. Volume 16. Number 1. June 2021 Page 45-54
hati-hati dan menjaga sopan santun terhadap laksanaan profesi Advokat selalu didasarkan
para pejabat penegak hukum, sesama teman pada nilai keadilan, kemanusiaan, kejujuran,
sejawat dan masyarakat, namun berkewa- kepatuhan dan kewajaran, keharusan untuk
jiban mempertahankan hak dan martabat memiliki kualitas keahlian dan keilmuan ser-
penasihat hukum di mana pun ia berada (Ro- ta kesadaran untuk selalu menghormati dan
syadi, 2002: 89) menjaga integritas serta menghormati pro-
Pemahaman hukum yang benar, be- fesinya, dan pelayanannya pada kepentin-
kerja keras, beretika serta moral sesuai nilai- gan publik terutama pembelaannya atas hak
nilai kemasyarakatan, hal tersebut menjadi dan kepentingan hukum seorang terdakwa
ukuran kompetensi yang dimiliki. (Sartono, di depan Persidangan. Pembelaan seorang
2013:222) Advokat memiliki nilai penting bagi seorang
terdakwa dalam membuktikan apakah ia
Seorang advokat dalam berfikir, ber-
bersalah atau tidak bersalah sehingga menja-
tingkah laku, dan berbicara dipersidangan
di bahan bagi hakim dalam mempertimbang-
wajib mematuhi prinsip-prinsip persidangan
kan dan memutuskan (Kevin, 2016: 5).
sebagaimana yang telah ditentukan oleh pe-
raturan perundang-undangan yang berlaku.
Advokat yang mendampingi klien di muka Pembelaan oleh Advokat Melalui Paradig-
pengadilan harus menempatkan diri sebagai ma Critical Theory Guba and Lincoln
agen of service, yakni pelayan yang mengabdi
Profesi advokat merupakan profesi
kepada keadilan, serta berkewajiban untuk
yang sangat dibutuhkan oleh para pihak yang
membela kepentingan klien yang senantiasa
sedang bersengketa untuk mendapatkan pe-
ditimpa dengan nilai-nilai kebenaran dalam
layanan jasa hukum, berupa konsultasi hu-
menegakkan hukum dan hak-hak asasi klien
kum, bantuan hukum, menjalankan kuasa,
(Ishak, 2012: 45)
mewakili, mendampingi, membela dan
Ada tiga hal yang menyebabkan ma- melakukan tindakan hukum untuk kepen-
syarakat memilih untuk menggunakan jasa tingan klien sesuai ketentuan hukum dan
advokat dalam mewakili perkaranya untuk Peraturan Perundang-undangan yang ber-
diselesaikan di Pengadilan, antara lain; (1) laku serta kode etik profesi hukum(Jaidun,
Pada umumnya pengetahuan masyarakat 2019: 195).
sangat lemah atau kurang tentang hukum
Problematikanya adalah keberadaan
dan proses beracara pada persidangan di
profesi advokat sebagai profesi terhormat
muka Pengadilan Agama. (2) Dengan meng-
(officium nobille) dan kedudukannya sebagai
gunakan jasa advokat, maka mempermudah
penegak hukum, senantiasa menghormati
dan memperlancar jalannya persidangan,
hukum dan keadilan yang merupakan tun-
disebabkan karena mereka tahu dan paham
tunan umat manusia. Tidak ada kehidupan
tentang hukum dan proses beracara di muka
bersama yang manusiawi tanpa hukum dan
persidangan. (3) Orang yang menggunakan
keadilan. Advokatlah sebagai salah satu apa-
jasa advokat dalam menyelesaikan perkara di
rat penegak hukum yang ditugaskan mem-
Pengadilan Agama, maka akan memperoleh
pertahankan hukum dan keadilan. Fungsi
hasil yang maksimal dibandingkan dengan
dan tugas advokat, bukan fungsi dan tugas
menyelesaikan perkara sendiri tanpa bantu-
yang biasa, tapi merupakan tugas yang mulia
an jasa advokat (Gunawan, 2012: 15-16).
untuk mempertahankan komunitas manusia
Profesi advokat dipahami dengan pen- yang manusiawi (Solehoddin, 2015: 92).
getahuannya dan keahliannya tentang ilmu
Satjipto Rahardjo berpendapat bahwa
hukum di Indonesia, yang dilaksanakannnya
“Peran yang diperankan seorang pembela
dalam rangka mewujudkan suatu kepastian
yaitu sebagai penjaga (pengawal) kekuasaan
hukum dan menegakkan ketertiban yang
pengadilan. Dalam hal ini pembela bertugas
berkeadilan. Berdasarkan pemikiran terse-
untuk menjamin agar perangkat hukum tidak
but, maka sudah selayaknya bila di masya-
melakukan penyelewengan-penyelewengan
rakat muncul harapan dan tuntutan agar pe-
50
Muhammad Helmi, Pembelaan (Pledoi) Advokat berdasar Paradigma Critical Theory Guba And Lincoln
sehingga merugikan hak terangka/terdakwa bidang lain seperti bidang politik, hukum, so-
(Rahardjo, 1974: 104). sial dan ekonomi. Paradigma dapat dimaknai
Peran advokat dalam memberikan jasa sebagai kerangka pikir, acuan, tolok ukur, pa-
hukum bagi kepentingan klien diartikan bah- rameter, arah dan tujuan. Oleh karena itu,
wa bagaimana advokat menjalankan profe- paradigma memiliki peran penting dalam
sinya sesuai dengan tugas dan fungsinya se- melaksanakan segala hal.(Erika, 2014:38).
suai kode etik dan sumpah advokat. Selain Peran penting paradigma untuk dite-
itu juga harus mendalami keperanan advokat rapkan karena terdapat dua fungsi pemikiran
dengan kajian paradigmatik, maka untuk mu- kritis. Pertama, sebagai paradigma alterna-
dah mendapat pegangan tentang yang wajib tif selain kajian konvensional. Tujuan peng-
ditaati dan dipenuhi oleh advokat. Paradig- gunaan paradigma alternatif tersebut tidak
ma memberikan lebih jelas kepada advokat seperti kajian konvensional, tidak hanya
tentang praktek dalam profesi yang harus di- sekedar prediksi atau kontrol, namun juga
lakukan. penjelasan dan pemahaman yang lebih men-
Paradigma menurut Guba and Lincoln dalam. Kedua, paradigma alternative mampu
adalah suatu sistem filosofis utama, induk, menciptakan “kognitif ekonomi”. Paradigma
atau ‘payung’ yang terbangun dari ontologi, berfungsi sebagai metafisik dan kerangka ker-
epistemologi, dan metedologi tertentu,yang ja metodologis untuk bersosialisasi praktisi ke
masing-masingnya terdiri datu satu ‘set’ belief disiplin masing-masing, dan akibatnya akan
dasar atau worldview yang tidak dapat diper- memahami paradigma dengan baik dan ba-
tukarkan (dengan belief dasar atau worldview gian-bagian lain tetap ada intuitif (Lincoln &
dari ontologi, epistemologi, dan metodologi Egon, 2007: 1-2).
paradigm lainnya). Paradigma mempresenta- Guba and Lincoln menguraikan para-
sikan suatu sistem atau set belief ‘dasar’ ter- digma kedalam tiga pertanyaan yang melipu-
tentu yang berkenaan dengan prinsip-prinsip ti: ontology, epistemology, dan methodology.
utama atau pertama, yang mengikatkan pen- Ontology berkaitan dengan pertanyaan dasar
ganutnya/ penggunanya pada worldview ter- tentang hakikat suatu realitas. Epistemology
tentu, berikut cara bagaimana ‘dunia’ harus berkaitan dengan pertanyaan tentang bagi-
dipahami dan dipelajari serta senantiasa me- mana cara kita mengetahui sesuatu, dan apa
mandu setiap pikiran, sikap, kata, dan per- hubungan antara peneliti dengan pengeta-
buatan penganutnya (Indarti, 2010: 16). huan. Methodology berkaitan dengan per-
Perkembangan paradigma tidak hanya tanyaan bagaimana cara kita memperoleh
dalam bidang ilmu pengetahuan, namun juga pengetahuan (Guba & Lincoln, 1994: 108).
Tabel 1. Basic Beliefs (Metaphysics) of Alternative Inquiry Paradigms
Pertanyaan Positivisme Critical Theory et al
Ontologi realisme naif realisme historis-
realitas eksternal, objektif, real realitas ‘virtual’ yang terbentuk oleh fak-
dan dapat dipahami tor sosial. politik, budaya, ekonomi, et-
nis, dan gender
Epistemology dualist/ objectivist; Transactiona/ subjectivist
Peneliti dan objek invstigasi Peneliti dan objek investigasi terkait se-
adalah dua entity independen; cara interaktif; temuan di ‘mediasi’ oleh
bebas nilai nilai yang dipegang semua pihak
Methodology Experimental/ manipulative dialogic/ dialectical
Uji empiris dan verifikasi research Ada dialog antara peneliti dengan ob-
question dan hipotesa; manipu- jek investigasi; bersifat dialektikal men
lasi dan control terhadap kondisi ‘transform’ kemasabodohan dan kes-
berlawanan; utamanya metode alahpahaman menjadi kesadaran untuk
kuantitatif mendobrak
Sumber: (Indarti, 2010: 19)
51
Pandecta. Volume 16. Number 1. June 2021 Page 45-54
52
Muhammad Helmi, Pembelaan (Pledoi) Advokat berdasar Paradigma Critical Theory Guba And Lincoln
53
Pandecta. Volume 16. Number 1. June 2021 Page 45-54
54