Anda di halaman 1dari 3

Nama : Riska Purnamasari

NIM : 041719885

UP- BJJ : Surakarta

Tugas 1

1. Posner adalah penganut normative directive yang menyodok agar hukum seharusnya
mempromosikan efisiensi dan menggunakan analisi social wealth maximization
untuk mencari sistesis theoremanya. Dalam bukunya berjudul “Frontiers of Legal
Theory”, Posner juga meneliti aspek heuristic dan descriptive dari analisis ekonomi
dalam hukum. Aspek heuristic ingin mengkaji kesatuan antara doktrin hukum dengan
institusi hukum. Sementara aspek descriptive berusaha mencari logika ekonomi yang
mempengaruhi doktrin dan institusi hukum hingga mengakibatkan perubahan hukum.
Pada dasarnya, Posner menginkan suatu kebijaksanaan dalam memutuskan suatu
perkara. Karena itu, suatu kasus kriminal harus diexamine tidak hanya dari sudut
hukum tradisional praktis atau pun teori legal yang vacuous. Tetapi lebih dari itu,
segala aspek eksternal wajib dirtimbangkan.
Teori analisis ekonomi dalam hukum adalah sebuah teori baru yang tentu juga
memiliki imbasnya bagi penganut civil law seperti hukum Indonesia. Selain itu,
pengaruh teori hukum kritis (CLS) serta Hukum Progresif yang berusaha
membongkar kemapanan aturan secara tidak langsung telah memaksa hakim di
Indonesia berpikir secara holistik dan menyeluruh untuk memutuskan setiap perkara
pengadilan. Dilema yang rasakan manusia secara rasional adalah di mana peran
hukum - hukum sebagai instrumen untuk mengalokasikan hak dan kewajiban antara
subyek hukum hanya melalui keputusan pengadilan, kesepakatan atau perjanjian,
prinsip umum, dan / atau doktrin. Akibatnya, dari sudut pandang ekonomi, cenderung
mengabaikan nilai-nilai kehidupan yang ada, dan mungkin berakhir dengan
pelanggaran hukum. Pada saat bersamaan, juga meminimalkan biaya transaksional.

2. Penafsiran hukum (interpretasi) adalah sebuah pendekatan pada penemuan hukum


dalam hal peraturannya ada tetapi tidak jelas untuk dapat diterapkan pada
peristiwanya. Sebaliknya dapat terjadi juga hakim harus memeriksa dan mengadili
perkara yang tidak ada peraturannya yang khusus Interpretasi merupakan suatu sarana
yang harus digunakan untuk mencari penyelesaian, atau setidaknya untuk mencari
jawaban yang dapat disampaikan terhadap suatu problem ketidakpastian bahasa dalam
menentukan pengertian perundang-undangan. Jika suatu kata atau kalimat di dalam
perundang-undangan tidak mempunyai arti yang tepat dan karena itu tidak dapat
dijadikan suatu dasar hukum melalui proses legal reasoning, maka haruslah ada pihak
yang menjadi penafsirnya yang memberi arti melalui proses interpretasi.

Ketika melakukan intepretasi hukum dan penalaran dan interpretasi hukum terhadap
suatu kasus, terdapat semacam proses yang memandu seorang sarjana hukum dalam
memikirkannya. Proses itulah yang disebut dengan koherensi. interpretasi merupakan
suatu sarana yang harus digunakan untuk mencari penyelesaian, atau setidaknya untuk
mencari jawaban yang dapat disampaikan terhadap suatu problem ketidakpastian
bahasa dalam menentukan pengertian perundang-undangan. Jika suatu kata atau
kalimat di dalam perundang-undangan tidak mempunyai arti yang tepat dan karena itu
tidak dapat dijadikan suatu dasar hukum melalui proses legal reasoning, maka
haruslah ada pihak yang menjadi penafsirnya yang memberi arti melalui proses
interpretasi. Peranan pandangan ahli filsafat hukum (di antaranya Ronald Dworkin)
sangat membantu dalam memperkenalkan teori hukum sebagai “interpretative
concept” yang membawa pengaruh terhadap kegiatan hakim dan para ahli teori
hukum dalam memberi kontribusi terhadap peranan interpretasi dalam legal
reasoning.
3. Metode penelitian hukum dalam proses aplikasi dan pengembangannya mengalami
berbagai pengaruh baik itu faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal
misalnya terjadinya perluasan objek studi akibat perkembangan kasus-kasus yang
terjadi di masyarakat secara kultural, terjadi keharmonisan pemikiran tentang objek
kajian yang mengakibatkan terjadinya modifikasi substansi pembelajaran, hasil-hasil
penelitian yang berpengaruh pada proses pembelajaran dan sebagainya. Secara
eksternal hal ini dapat dilihat dari kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
terjadinya perubahan struktural dan sistem legislasi, tuntutan masyarakat akan
kebutuhan prototipe sarjana hukum, tuntutan para pengguna lulusan (stake holders)
dan sebagainya.Dalam perkembangan metodologi penelitian hukum mengalami
pengaruh pula dari perkembangan metodologi penelitian ilmu-ilmu sosial. Hal itu
disadari sepenuhnya karena ranah penelitian dari metodologi penelitian hukum
berinduk pada ranah makro dalam penelitian ilmu-ilmu sosial. Keterkaitan tersebut
dapat ditelusuri dari paradigma epistimologi dalam metodologi seperti: positivisme
logis; rasionalisme kritis; empirisme analitis; hermeneutika; konstruktivisme kritis
(Carey, 2015). Metode penelitian hukum pada umumnya membagi penelitian atas dua
kelompok besar, yaitu metode penelitian hukum normatif dan metode penelitian
hukum empiris. Metode penelitian hukum normatif diartikan sebagai sebuah metode
penelitian atas aturan-aturan perundangan baik ditinjau dari sudat hirarki
perundangundangn (vertikal), maupun hubungan harmoni perundang-undangan
(horizontal). (Peter Mahmud Marzuki, 2008)

Anda mungkin juga menyukai