Anda di halaman 1dari 4

TSANIA AZIZIYAH

032124153028
UAS METODE HUKUM (C)

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER

Mata Kuliah : Metode Hukum (Kelas C)


Hari/tanggal : Selasa, 14 Juni 2022
Waktu : 90 menit
Sifat : Terbuka

Catatan: Selama ujian berlangsung DILARANG bekerjasama dengan media apapun termasuk
namun tidak terbatas pada penggunaan Handphone dan/atau Aplikasi WhtassApp (WA)!

Kelompok A: Prof. Dr. Tatiek Sri Djatmiati, S.H., M.S.

1. Metode hukum merupakan bentuk pendalaman dari argumentasi yang hakekatnya adalah
legal problem solving.
Tugas :
a. Berikan penjelasan tentang pernyataan di atas.
Dalam arti luas argumentasi merupakan proses psikologis sehingga mencapai pada
penalaran. Sedangkan dalam arti sempit argumentasi merupakan giving reason sehingga
mencapai sebuah argumentasi. Sehingga argumentasi hukum disini bukan sekedar cara
atau langkah untuk sampai pada idea tertentu, tapi juga untuk melatih pemikiran atau
penalaran secara kritis. Argumentasi hukum merupakan proses dari penalaran hukum.
Dalam ranah hukum argumentasi itu penting dalam pertimbangan, penjatuhan putusan,
atau menyelesaikan problem yuridis yang ada. Sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan
bahwa argumentasi hukum merupakan pendapat atau pandangan hukum yang
dirumuskan oleh seseorang yang digunakan untuk menyelesaikan problem yuridis yang
ada (legal problem solving).

b. Beri suatu penjelasan tentang hubungan antara legal problem solving dengan karakter
norma yang imperatif.
Norma merupakan rangkaian konsep. Norma imperative yaitu mereka wajib terlepas dari
keinginan atau kehendak rakyat. Dalam bidang profesi hukum manapun seorang sarjana
hukum bekerja selalu akan dihadapkan pada masalah hukum yang harus dipecahkannya.
Maka dengan demikian, norma hukum, sistem hukum dan penemuan hukum, adalah
merupakan bekal yang digunakan dalam memecahkan masalah hukum.

2. Argumentasi hukum dibangun atas dasar logika (logika merupakan conditio sine qua non).
Tugas :
a. Berikan suatu penjelasan tentang makna conditio sine non qua non dalam kaitan dengan
hukum positif.
Conditio sine non qua non memiiki arti semua syarat merupakan suatu sebab terjadinya
suatu akibat. Dengan demikian, setiap sebab adalah syarat dan setiap syarat adalah sebab.
Teori ini dapat diterapkan dalam hukum positif. Misalnya terjadi suatu kasus
pembunuhan adakalanya adakalanya penyidik sulit menemukan bukti langsung yang
sangat kuat untuk dapat dijadikannnya seseorang sebagai tersangka.
Biasanya penyidik melakukan hal ini dengan hanya melihat petunjuk dari BAP tersangka
lain (saksi mahkota) sehingga terkadang dibuatlah suatu rekonstruksi baru dan BAP baru
agar didapat tersangka berdasar teori ini.
TSANIA AZIZIYAH
032124153028
UAS METODE HUKUM (C)

Dengan penerapan ini apa yang menjadi sebab dari suatu kejadian itu mempunyai
hubungan satu sama lain. Sehingga penyidik harus membuktikan bahwa seseorang
ditetapkan sebagai tersangka hanya karena adanya suatu sebab yang berhubungan satu
sama lain yang menyebabkan timbulnya suatu akibat. Hal ini akan sangat sulit
pembuktiannya dalam persidangan karena penyidik harus mampu membuktikan adanya
suatu sebab yang cukup wajar yang bisa menyebabkan suatu akibat langsung terhadap
suatu kejadian pidana.

b. Berikan suatu uraian tentang langkah – langkah lapisan argumentasi hukum yang
rasional dengan menunjuk contoh – contohnya.
Ada 3 lapisan argumentasi hukum yang rasional :
1. Kumpulkan peraturan hukum yang terkait
Jika hanya menemukan satu perundang-undangan maka menggunakan teori
snowball. Contohnya ada pada bab memperhatikan pada suatu peraturan itu merujuk
kemana.
2. Identifikasi aturan hukum
Sudah ada aturannya, jelas aturannya, dan ada beberapa aturan perundang-undangan
itu yang terjadi harmonisasi. Contoh masalah muncul setelah melakukan identifikasi,
kenyataannya aturannya tidak ada sama sekali maka terjadi kekosongan hukum.
Kemudian peraturan yang saling bertentangan dengan peraturan yang lain maka
terjadi konflik norma. Dan ada aturan namun aturan itu kabur.
3. Rectsvinding (menemukan norma yang konkret)

Kelompok B : Prof. Dr. Nur Basuki Minarno, S.H., M.Hum.

3. Legal Argumentation yang hakekatnya adalah giving reason harus didukung oleh ars
(ketrampilan hukum).
Tugas :
a. Berikan suatu penjelasan ( secara yuridis ) kenapa demikian.
Legal argumentation yang pada hakekatnya adalah giving reason harus di dukung oleh
ars (keterampilan hukum) karena ars harus dimiliki oleh para jurist agar bermanfaat
dalam proses mencari, mendapatkan dan memberikan penyelesaian (solution) untuk
segala problematika yang ada dalam masyarakat. Selain itu argumentasi hukum
merupakan suatu alat bantu bagi para pakar hukum (jurist) atau seseorang yang mengkaji
ilmu hukum khususnya terkait dengan proses pembuatan peraturan perundang-undangan
(legal drafting), baik berbentuk regulasi maupun legislasi sehingga mencapai kepastian
hukum (due process of law) bagi semua komponen masyarakat tanpa membedakan latar
belakang maupun status sosial (equality before the law) dan rasa keadilan (justice for
all).

b. Berikan penjelasan kenapa konsep yuridis harus tepat dan berikan contoh – contohnya.
Dapat membuat konsep yuridis harus jelas dan tepat agar kesimpulannya benar.

4. Argumentasi hukum dan penalaran hukum memegang peran yang penting dalam legal
problem solving.
Tugas :
a. Berikan penjelasan tentang makna dan hubungan argumentasi hukum dengan penalaran
hukum
TSANIA AZIZIYAH
032124153028
UAS METODE HUKUM (C)

Penalaran melalui argumentasi hukum merupakan ilmu yang memberikan prinsip-


prinsip yang harus diikuti agar dapat berpikir valid menurut aturan yang berlaku. Ini
dikarenakan, penalaran ilmiah menghendaki pembuktian kebenaran secara terpadu.

b. Berikan penjelasan tentang adanya fallacy atau kesesatan dalam penalaran dan berikan
contoh - contohnya.
Fallacy atau kesesatab vusa terjadi karena yang sesat itu, karena suatu hal, lelihatan
tidak masuk akal. Kesesatan yang demikian merupakan kesesatan relevensi mengenai
penalaran. Ada lima kesesatan atau fallacy :
1. Argumentum ad ignorantiam
Kesesatan terjadi bila orang berargumen: proposisi sebagai benar karena tidak
terbukti salah atau suatu proposisi salah karena tidak terbukti salah. Dalam bidang
hukum, Argumen ini dapat dilakukan, jika dimungkinkan oleh hukum acara.
Contohnya Asas pembuktian hkm Perdata (psl 1865 KUHPer: penggugat harus
membuktikan kebenaran dalilnya, sehingga jika tidak dapat membuktikan gugatan
dapat ditolak.
2. Argumentum ad Verecundiam
Menolak atau menerima argumentasi tidak didasarkan pada nilai penalarannya,
melainkan lebih didasarkan pada kebesaran nama dan kewibawaan, kekuasaan,
keahlian siapa yang mengajukan argumentasi tersebut. Dalam bidang hukum,
Argumen ini tidak sesat, jika suatu Yurisprodensi menjadi yurisprudensi tetap.
Contoh untuk kriteria perbuatan melanggar hukum oleh penguasa ebagai
yurisprudensi tetap dianut putusan MA No. 838/k.Sip/1972 yang dikenal dengan
sebutan kasus yosopendoyo.
3. Argumentum ad Hominem
Menolak / menerima argumen tidatau usul bukan karena penalaran tapi karena
keadaan orangnya. Contoh Ketika mendiskreditkan seseorang saksi yag pada
dasarnya tidak mengetahui secara pasti kejadian yang sebenarnya.
4. Argumentum ad Misericordiam
Argumentasi yg bertujuan menimbulkan empati dan belas kasihan. Dalam bidang
hukum Argumentasi ini tidak sesat jika digunakan untuk meminta keringanan
hukuman (Klementia dlm Pledooi), tetapi jika digunakan untuk pembuktian tdk
bersalah, hal ini merupakan kesesatan
5. Argumentum ad baculum
Menerima/menolak argumentasi hanya krn ancaman dan menimbulkan perasaan
takut. Contoh disurabaya dipasang papan kuning dengan tulisan accaman pada
pelanggar kebersihan.

Kelompok C : Dr. Faizal Kurniawan, S.H., M.H., LL.M.

Premis Mayor : Semua kontrak yang telah disepakati mengikat para pihak yang membuatnya
Premis Minor : Joko membuat kontrak dengan objek prostitusi.
Kesimpulan : Oleh karena itu, kontrak Joko mengikat dan wajib untuk dilaksanakan.

5. Jika dikaitkan dengan kesesatan seperti halnya soal 4, apakah kesimpulan dari Premis-
premis tersebut juga menghasilkan kesesatan? Jika ya jenis kesesatan yang mana?
Jelaskan disertai dengan argumentasi hukumnya
TSANIA AZIZIYAH
032124153028
UAS METODE HUKUM (C)

6. Benar. Premis mayor tidak menimbulkan kesesatan namun karena premis minor
menyebutkan hal yang tidak sesuai dengan norma dan aturan maka meskipun
kesimpulannya tidak terdapart suatu masalah hal tersebut teap menjadi masalah.
7. Argumentasi hukum berbeda dengan argumentasi tradisional, dengan menekankan
bahwa “an important step in legal reasoning is to test these premises arguing by
analogy or arguing by distinguishing, since "the finding of similarity or difference is
the key step in the legal process." Benarkah pernyataan ini? Dan Pada Situasi apa
menggunakan argumentasi hukum melalui analogi? Jelaskan disertai dengan
argumentasi hukumnya!
Benar. Argumentasi hukum menimbulkan ketidakpastian dalam masyarakat. Dalam
enafsiran hukum pidana terjadi berbeda pendapat sehingga sulit menentukan apakah
suatu perbuatan merupakan suatu tindak pdana. Sehingga argumentasi dari metode
analogi tidak seharusnya dipakai.

Anda mungkin juga menyukai