Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah hukum perdata
Disusun oleh :
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
perihal orang, didalamnya membahas hukum diri seseorang dan hukum keluarga;
memuat hukum kekayaan yang terkait dengan hak-hak dan kewajiban setiap orang
bagian ini memuat perihal alat-alat pembuktian dan akibat-akibat lewat waktu
Hukum Perdata yang ke-IV tentang pembuktian dan daluwarsa merupakan hal
yang urgen untuk dipahami, sebab ini merupakan sebagian pengetahuan yang
2
terdapat dalam hukum acara perdata, artinya dengan mempelajari serta mengetahui
hukum acara perdata. Hal inilah yang melatar belakangi disusunnya makalah ini.
B. Rumusan Masalah
pembuktian dan daluwarsa tersebut. Untuk itu masalah yang akan dibahas dalam
pembuktian?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembuktian
yang berarti keterangan nyata; sesuatu yang menyatakan kebenaran suatu peristiwa
pembuktian adalah upaya meyakinkan hakim tentang kebenaran dalil atau dalil-
3
dalil yang dikemukakan dengan persengketaan. Kemudian Nashr Farid Washil
alat-alat bukti yang sah berdasar hukum kepada hakim yang memeriksa suatu
perekara guna mentapkan apakah seseorang itu memiliki hak atau tidak.
Hukum Perdata. Dasar ini terdapat dalam pasal 1865 yang berbunyi “Setiap orang
yang mendalikan bahwa dia mempunyai suatu hak atau, guna meneguhkan haknya
sendiri maupun membantah suatu hak orang lain, menunjukan kepada suatu
untuk mendapatkan hak, meneguhkan, atau pun membantah hak orang lain
perkara hukum acara perdata. Dalam hal ini hukum pembuktian hanya berlaku
dalam perkara sengketa yang sering diselesaikan dalam acara perdata. Dengan
adanya hukum pembuktian inilah hakim dapat menentukan pihak mana yang
konsekuensi seberapa kuat atau pun lemah bukti yang diajukan oleh beberapa
pihak dalam menyelesaikan perkara sengketa, untuk itu adanya pembuktian dalam
4
A. Pitlo (1968:3) mengatakatan bahwa acuan yang digunakan oleh orang-
1. Hukum materil adalah hukum dalam suasana damai, dan hukum formil
pertentangan
2. Hukum materil adalah suatu aturan mengenai isi aturan, dan hukm formil
adala suatu aturan yang mengenai bentuk luar. Berbeda dengan pendekatan
materil.
B. Teori-teori Pembuktian
Ilmu pasti memandang pembuktian harus logis dan seksama. Sebagai contoh
ilmu pasti dapat membuktikan secara pasti bahwa tiga ditambah dengan dua
5
ditambah tiga hasilnya tetap akan sama, dan dua garis yang sejajar tidak akan
pernah bertemu merupakan hal yang tak dapat diperdebatkan lagi validitas dan
kebenaran pembuktiannya.
pasti. Ilmu hukum menolak pembuktian dari penalaran logis yang menurut ilmu
pasti akan menghasilkan kepastian, hal ini berbeda dengan anggapan ilmu hukum
bahwa pembuktian baik banyak maupun sedikit tidak memiliki kepastian. Asumsi
ilmu hukum tentang hal ini adalah jika bukti itu sempurna, maka bukti sangkalan
benar adanya akan memberikan keabsahan atas hak yang dimiliki tersebut.
pada dasarnya setiap manusia memiliki hak atas apa yang dimiliki, untuk
6
membuktikan kepemilikan tersebut sudah pasti harus dibuktikan terlebih
Siapa yang datang kepada hakim, maka perbuatannya tidak lain dari
itu dalam hal yang konkrit membawa kepada hal yang tidak patut. Apabila
C. Alat-alat Pembuktian
7
Subekti,R,Tjitrosudibio,R (2006:475) berpendapat bahwa alat-alat yang digunakan
1. Bukti tulisan;
3. Persangkaan-persangkaan;
4. Pengakuan;
5. Sumpah;
1. Bukti Tulisan
1869 undang-undang B.W ialah suatu akta yang didalam bentuk yang
notaries atau seorang pegawai lain yang ditunjuk oleh undang-undang dari
8
mana bahwa ia mengenal sipenanda tangan atau bahwa orang yang
2. Bukti Saksi-saksi
peristiwa yang dilihat dengan mata sendiri atau yang dialami sendiri oleh
seorang saksi. Jadi tidak boleh saksi itu hanya mendengar saja tentang
adanya peristiwa dari orang lain. Selanjutnya tidak boleh pula keterangan
kesimpulan-kesimpulan itu.
mengikat hakim, tetapi terserah pada hakim untuk menerimanya atau tidak.
9
kewajibannya untuk memberikan kesaksian.Selanjutnya, undang-undang
menetapkan bahwa keterangan satu saksi tidak cukup. Artinya, hakim tidak
keterangannya satu saksi saja. Jadi kesaksian itu selalu harus ditambah
Perlu diketahui juga bahwa terdapat golongan orang yang tidak dapat
dijadikan sebagai saksi, yaitu orang yang belum berumur 15 tahun, orang
yang dungu, sakit jiwa, mata gelap yang berada di bawah pengampuan,
3. Persangkaan-persangkaan
yang sudah terang dan nyata. Dari peristiwa yang terang dan nyata ini
ditarik kesimpulan bahwa suatu peristiwa lain yang dibuktikan juga telah
terjadi. lebih jelasnya lagi bahwa Persangkahan adalah jika dari fakta-fakta
10
pada suatu hari tertentu tidak di A untuk itu saya membuktikan bahwa saya
pada hari itu berada di B, dari kenyataan, bahwa saya berada di B, orang
dengan mata kepalanya sendiri telah melihat peristiwa itu. Misalnya, dalam
dengan lelaki lain. Hal ini tentunya sangat sukar memperoleh saksi-saksi
yang melihat dengan mata kepalanya sendiri perbuatan zina itu. Akan
11
tetapi, jika ada saksi-saksi yang melihat si istri itu menginap dalan satu
kamar dengan seorang lelaki sedangkan didalam kamar tersebut hanya ada
satu buah tempat tidur saja, maka dari keterangan saksi-saksi itu hakim
4. Pengakuan
dari salasatu pihak dalam satu perkara, dimana ia mengakui dimana apa
yang dikemukakan oleh pihak lawan atau sebagian dari apa yang di
pembuktian, karena jika suatu pihak mengakui sesuatu hal, maka pihak
peristiwa yang diakui. Ini berarti, hakim terpaksa untuk menerima dan
12
tetapi sebagai pembelaan mengajukan suatu peristiwa lain yang
yang telah berlangsung itu. Dengan kata lain, suatu pengakuan yang
sebagai alat pembuktian dalam suatu proses, yaitu dalam suatu perkara
pemisahan kekayaan.
5. Sumpah
Tidak semua orang suka pada kebenaran. Hal ini berlaku secara
spikologi mengajarkan kepada kita, bahwa tidak berkata benar tidak selalu
13
sebenarnya, akan tetapi oleh karena kita tidak sanggup mengatakan hal
yang sebenarnnya, tidak ada sesuatu keterangan pun yang dapat diastikan,
memberikan keterangan itu dan dari keadaan keliling dimana ini telah
terjadi, keterangan yang satu lebih dapat dipercaya dari pada yang lain
(pitlo,1968:172).
oleh salah satu pihak yang berperkara kepada pihak lawan dengan maksud
untuk mengakhiri perkara yang sedang diperiksa oleh hakim. Jika pihak
14
sungguh-sungguh Saya tidak menerima barang”. Jika sumpah
mengangkat sumpah itu. Untuk itu hakim memeriksa apakah hal yang
sumpah atau suatu peristiwa yang telah dilihat sendiri oleh pihak itu.
terbuktinya hal yang disumpahkan itu nanti perselisihan antara kedua pihak
pada salah satu pihak yang beperkara apabila hakim itu barpendapat bahwa
15
tambahan atau tidak dan apakah suatu hal sudah merupakan permulaan
pembuktian.
tambahan, hanya dapat mengangkat atau menolak sumpah itu. Tetapi ia tak
Tidak semua orang suka pada kebenaran. Hal ini berlaku secara
spikologi mengajarkan kepada kita, bahwa tidak berkata benar tidak selalu
sebenarnya, akan tetapi oleh karena kita tidak sanggup mengatakan hal
yang sebenarnnya, tidak ada sesuatu keterangan pun yang dapat diastikan,
memberikan keterangan itu dan dari keadaan keliling dimana ini telah
terjadi, keterangan yang satu lebih dapat dipercaya dari pada yang lain.
D. Pengertian Daluwarsa
16
Salah satu fungsi dari hukum objektif adalah melindungi keadaan yang ada.
Pemlik dari sebidang tanah dalam melawan orang yang memakai sebagian dari
tanahnya tanpa izinnya. Seorang kreditur dapat menggugat debiturnya yang lalai
undang-undang.
Orang yang haknya dilanggar dapat juga bersifat pasiv. Pemilik tanah
membayar. Hal ini bisa terjadi, oleh karena orang tidak mengetahui, bahwa ada
pelanggaran hak. Bisa juga terjadi oleh karena ia tidak cekatan, suka mengalah,
atau oleh suatu sebab lain apapun maka terjadilah sesuatu yang nyata yang
mencampuri hal ini, karena tidak berada dibidang hukum perdata. Hakim
Tata masyarakat menghendaki, bahwa keadaan yang baru ini, apabila sudah
lama berjalan menjadi suatu keadaan hukum, suatu tuntutan yang diladeni oleh
hukum. Adalah tidak patut apabila pemilik tanah selama 50 atau 100 tahun
mereka itu. Demikian juga tidak dapat dibenarkan juga apabla seorang kreditur,
sesuadah 50 atau 100 membiarkan saja debiturnya yang lalai itu, kemudian
17
E. Syarat-syarat Daluwarsa
Daluwarsa yang berlaku tidak hanya dilihat dari waktu yang telah lewat
sebagai akibat hukum. Akan tetapi terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi agar
supaya hukum daluwarsa ini berlaku. Dalam hal ini terdapat dua syarat yang harus
terpenuhi pertama yaitu kedudukan atau kekuasaan yang jelas terhadap suatu objek
daluwarsa tersebut, dan beritikad baik bagi orang yang telah mendapatkan
Untuk menjadi orang yang berhak, diperlukan orang yang menguasai benda
dari orang lain selama waktu yang diperlukan untuk daluwarsa, menguasai benda
itu bagi dirinya sendiri. Kemudian orang yang mendapatkan kekuasaan terhadapp
benda tersebut harus beritikad baik, agar supaya terhindar dari situasi yang dapat
F. Bentuk-bentuk Daluwarsa
1. Acquisitieve Verjaring
Syarat adanya kedaluarsa ini harus ada itikad baik dari pihak yang
daluwarsa memperoleh.(Pitlo,1968:214)
18
Pasal 1963 KUH Perdata: Pasal 2000 NBW “ Siapa yang dengan itikad
baik, dan berdasarkan suatu alas hak yang sah, memperoleh suatu benda
tak bergerak, suatu bunga, atau suatu piutang lain yang tidak harus dibayar
atas tunjuk, memperoleh hak milik atasnya dengan jalan daluarsa , dengan
suatu penguasaan selama dua puluh tahun “. Dan “ Siapa yang dengan
itikad baik menguasainya selama tiga puluh tahun, memperoleh hak milik
Seorang bezitter yang jujur atas suatu benda yang tidak bergerak lama
kelamaan dapat memperoleh hak milik atas benda tersebut. Dan apabila ia
bisa menunjukkan suatu title yang sah, maka dengan daluarsa dua puluh
tanah perkarangan tanpa adanya title yang sah selama 30 tahun. Selama
waktu itu tidak ada gangguan dari pihak ketiga, maka demi hukum, tanah
tersebut.
2. Extinctieve Verjaring
19
Rp.10.000.000,00 . Dalam jangka waktu 30 tahun, uang itu tidak ditagih
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
tiga, yaitu teori hak (Teori hukum subjektif), teori hukum (Teori hukum objektif),
dan teori hukum acara dan teori kepatutan. Alat-alat yang digunakan sebagai
20
pembuktian dalam penyelesaian sengketa atau pun perkara diantaranya adalah
bukti tertulis, bukti saksi, bukti persangkaan, pengakuan, dan sumpah. Masing-
masing dari setiap alat bukti tersebut memiliki kekuatan hukum untuk digunakan
para pihak harus memenuhi dua syarat, yaitu memiliki kekuasaan atau kedudukan
atas benda yang diperkarakan dan harus memiliki iktikad baik bagi orang yang
DAFTAR PUSTAKA
21
Subekti, R, Tjitrosudibio, R. 2006. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Wansyah, Riyo. “Pembuktian dan Daluwarsa”. diambil pada tanggal 15 juni 2017.
Dari http://riyowansyah.blogspot.co.id/2014/10/makalah-pembuktian-dan-
daluarsa.htm, 2014.
Tim Penyusun, 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Kedua, Jakarta: Balai
Pustaka.
Anshoruddin. 2004. Hukum Pembuktian Menurut Hukum Acara Islam dan Hukum
22