BEBAN PEMBUKTIAN
A. TUJUAN PERKULIAHAN
1. Setelah proses perkuliahan diharapkan dapat Mahasiswa dapat menjelaskan tentang
Beban Pembuktian dalam hukum acara perdata
B. DESKRIPSI MATERI
a. Berdasarkan Undang-Undang
Sebagai pedoman pembagian beban pembuktian digariskan dalam Pasal 163 HIR,
Pasal 283 RBG dan Pasal 1865 KUH Perdata yang menegaskan bahwa setiap orang
yang mendalilkan bahwa ia mempunyai sesuatu hak, atau guna menegakkan
haknya sendiri maupun membantah sesuatu hak orang lain, menunjuk pada suatu
peristiwa, diwajibkan membuktikan adanya hak atau peristiwa tersebut.
Dalam sistem hukum Common Law pedoman pembagian pembuktian dikenal
dengan Burder Of Proof dengan kalimat, Ho Who Asserts Must Prov,artinya
siapa yang menyatakan sesuatu, mesti membuktikannya.
Dalam Putusan MA No. 3164 K/Pdt/1983 ditegaskan bahwa beban pembuktian ada
ditangan penggugat, karena ia yang mengemukakan sesuatu hak dan berarti pihak
yang dibebani wajib membuktikan dalil gugatannya.
a. keterangan yang diberikan didukung oleh alasan dan pengetahuan yang jelas
sesuai ketentuan Pasal 1907 KUH Perdata dan Pasal 171 HIR;
b. fakta peristiwa yang diterangkan bersumber dari pengalaman, penglihatan,
dan mendengar sendiri tentang hal yang benar-benar berkaitan langsung
dengan perkara yang disengketakan sesuai Pasal 1907 KUH Perdata dan
Pasal 171 HIR;
c. keterangan yang diberikan saling bersesuaian antara yang satu dengan yang
lain atau dengan alat bukti lain berdasarkan Pasal 1906 KUH Perdata dan
Pasal 170 HIR. .
LATIHAN
1. Apakah Pedoman dalam Pembagian Beban Pembuktian ?
2. Bagaimana seharusnya kita dalam menyikapi penerapan beban pembuktian
masalah yuridis.?
3. Bersumber dari apa sajakah fakta peristiwa yang diterangkan ?
4. Berdasarkan teori hak, beban pembuktian ada di Penggugat, karena ia pihak
yang mengemukakan haknya. Apa yang harus dibuktikan?
DAFTAR PUSTAKA