KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
Hari / tanggal Presentasi Kasus: 20 Juni 2015
SMF ILMU JIWA
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI JAWA BARAT
Tanda tangan
: 11.2014.255
: 045052
Nama pasien
: Ny. N
: 15 Juni 2015
......................
Riwayat perawatan
: pernah berobat jalan di RSJ Provinsi Jawa Barat sejak tahun 2012
secara teratur dan di rawat inap sebanyak 3 kali: 25 Januari 2012;
27 Juni 2013 selama 24 hari; 5 Januari 2015 selama 47 hari
I. Identitas Pasien
Nama
: Ny. N
: Perempuan
Suku bangsa
: Sunda
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: tidak bekerja
Status perkawinan
: Janda
Alamat
A. Keluhan Utama
Merasa selalu sedih, rasa capek yang berlebihan meskipun tidak beraktivitas (lack of energy),
perasaan tidak berguna, dan merasa tidak memiliki masa depan.
3. Riwayat Pendidikan
Pasien berpendidikan sampai tamat SMP karena ketiadaan biaya dan harus berbagi dengan
saudara yang lain agar mendapat pendidikan.
4. Riwayat pekerjaan
Pasien pernah bekerja bertani membantu orang tua tetapi setelah menikah pasien tidak
bekerja
5. Kehidupan beragama
Pasien beragama Islam dan melaksanakan tugas dan perintah agama dengan baik, sering
beribadah dan sholat.
pasien tidak begitu baik, pasien jarang bergaul dengan tetangga karena alasan merasa orang
berpendapat dirinya gila dan membicarakan dirinya.
E. Riwayat Keluarga
F. Genogram
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Pasien berusia 25 tahun, terlihat sesuai dengan usianya, berpenampilan rapi, kebersihan diri
baik, kulit berwarna sawo matang, menggunakan kerudung, postur tegak. Saat wawancara
pasien mengenakan baju lengan panjang, celana panjang, serta memakai sendal. Ada kontak
mata.
2. Kesadaran
Kesadaran sensorium/neurologik
: Compos Mentis
Kesadaran psikiatrik
: Tampak terganggu
5. Pembicaraan
Cara berbicara
Pasien berbicara spontan, volume cukup, artikulasi jelas.
Gangguan berbicara
Tidak ada
: melambat
b. Stabilisasi
: stabil
c. Kedalaman
: dalam
d. Skala diferensiasi
: dalam
e. Keserasian
: serasi
f. Pengendalian impuls
: lemah
g. Ekspresi
: wajar
h. Dramatisasi
: tidak ada
i. Empati
: dapat berempati
C. Gangguan Persepsi
a. Halusinasi
: Pseudohalusinasi
b. Ilusi
: tidak ada
: tidak ada
2. Pengetahuan umum
: Sedang
3. Kecerdasan
: rata-rata
4. Konsentrasi
: baik
5. Orientasi
Waktu
: Baik
Tempat : Baik
Orang
: Baik
6. Daya ingat
Immediate : baik
Recent
: baik
7. Pikiran abstraktif
: Tidak dilakukan
8. Bakat kreatif
Tidak dilakukan
9. Kemampuan menolong diri sendiri
Cukup, pasien mampu makan dan mandi sendiri
E. Proses Pikir
1. Bentuk Pikir
Produktivitas
Kontinuitas
: relevan
Hendaya berbahasa
: tidak ada
2. Isi Pikir
Preokupasi dalam pikiran: tidak ada
Waham
: ada
Obsesi
: tidak ada
Fobia
: tidak ada
Gagasan rujukan
: tidak ada
Gagasan pengaruh
: tidak ada
F. Pengendalian Impuls
Baik (pasien mampu mengendalikan diri, dan bersikap sopan selama wawancara)
G. Daya Nilai
Daya nilai sosial
: tidak dilakukan
: tidak dilakukan
: tidak dilakukan
H. Tilikan
Derajat 4 : menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan namun tidak memahami penyebab
sakitnya
I. Realibilitas
Dapat dipercaya
10
IV.
Pemeriksaan Fisik
A. Status internus
Keadaan umum
: Baik
Kesadaran
: Compos Mentis
Tekanan darah
: 120/80 mmHg
Frekuensi nadi
: 84x/menit
Frekuensi nafas
: 20x/menit
Suhu tubuh
: 36.5 oC
Bentuk tubuh
: Normal
Sistem kardiovaskular
Sistem respiratorius
Sistem gastro-intestinal
Sistem musculo-skeletal
Sistem urogenital
Kesimpulan
B. Status Neurologik
A. Saraf kranial (I-XII)
: (-) negatif
Refleks fisiologis
: (+) normal
Refleks patologis
: (-) negatif
C. Mata
D. Pupil
E. Oftalmoscopy
F. Motorik
G. Sensibilitas
: Baik
I. Fungsi luhur
: Baik
J. Gangguan khusus
: Tidak ada
V.
Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
VI.
Ny. S.O, 36 tahun, anak ketujuh dari sembilan bersaudara, janda, dibawa ke RSJ Provinsi Jawa
Barat untuk kontrol, keluhan yang disampaikan pasien berupa merasa sedih jika mengingat masa
lalu, juga kesal dengan orang tua karena merasa orang tua tidak mengerti dirinya. Yang dirasakan
hanya ingin menangis terus menerus dan tidak ingin melakukan apa-apa. Merasa capek yang
berlebihan meskipun tidak beraktivitas, perasaan tidak berguna, dan merasa tidak memiliki masa
depan. Waktu luang dipakai untuk berbicara dengan ibu dan tidak melakukan aktivitas. Pasien
mengatakan merasa kesepian tidak punya teman dan seperti memiliki perasaan curiga terhadap
orang-orang sekitar atau tetangga berpikiran buruk terhadap dirinya, mengatakan bahwa pasien
adalah orang gila. Pasien juga merasakan diri aneh dan tidak akan sembuh karena keluarga pasien
seperti tidak mendukung kesembuhan pasien. Pasien mengatakan ada suara dari bawah dagunya
yang menyuruh untuk tidak melakukan apapun. Pasien dulu pernah berniat untuk bunuh diri akan
tetapi sekarang sudah tidak lagi.
Perkembangan kepribadian pasien pada masa dewasa merasa tertekan karena tidak dapat
melanjutkan sekolah dan dipaksa oleh orang tua agar menikah dengan pilihan orang tuanya.
Kemudian pasien mendapatkan kekerasan dari mantan suami pertamanya. Hubungan pernikahan
12
yang kedua juga tidak berjalan baik dan akhirnya bercerai. Kemudian pasien menikah untuk
ketiga kalinya dengan pilihannya sendiri tetapi bercerai dengan alasan suami tidak bertanggung
jawab dan telah memiliki istri dan anak sebelumnya dan belum bercerai, pasien juga sering
dibanding-bandingkan dengan istrinya tersebut. Pasien pernah merasa ingin bunuh diri tetapi
sekarang tidak lagi.
Dari status mental didapatkan penampilan pasien baik, kesadaran neurologik, begitu pula dengan
kesadaran psikiatrik. Perilaku sebelum, selama, dan sesudah wawancara tenang.
Pada alam perasaan mood pasien depresi, afeknya lambat, stabil, kedalamannya dalam, skala
diferensiasi luas, afek serasi, pengendalian impuls kuat, ekspresi wajar, tidak didapatkan
dramatisasi, dan empati dapat dirasakan. Didapatkan adanya waham curiga dan pseudohalusinasi
VII.
Formulasi diagnostik
13
Different Diagnosis
Skizoafektif tipe depresi
Kategori ini dipakai untuk episode skizoafektif tipe depresif yang tunggal, dan untuk
gangguan berulang di mana sebagian besar episode didominasi oleh skizoafektif tipe depresif;
afek depresif menonjol disertai oleh sedikitnya dua gejala khas, baik depresif maupun gejala
terkait seperti tercantum dalam uraian untuk episode depresif (F32); dalam episode yang sama,
sedikitnya harus jelas ada satu, sebaiknya ada dua, gejala khas skizofrenia (sebagaimana
ditetapkan dalam pedoman diagnostik skizofrenia (F20).
Pasien memiliki gejala sisa dari skizofrenia dan memiliki semua gejala depresif. Hal yang
tidak mendukung pada diagnosis ini berupa onset kemunculan dari gangguan yaitu skizofrenia
telah ada sebelum adanya episode dari depresif (tidak timbul secara bersamaan)
Episode depresif berat dengan gejala psikotik
Memenuhi kriteria depresi; waham biasanya melibatkan ide tentang dosa, kemiskinan, atau
malapetaka yang mengancam, dan pasien merasa bertanggung jawab atas hal itu. Halusinasi
auditorik atau olfatorik biasanya berupa suara yang menghina atau daging membusuk.
Retardasi psikomotor yang berat dapat menuju pada stupor.
Pasien hanya memenuhi kriteria depresi berat akan tetapi hal yang tidak mendukung adalah
waham yang dimiliki berupa waham curiga, bukan waham yang ada pada kriteria episode
depresif dengan gejala psikotik. Halusinasi auditorik juga bukan suara yang menghina dan
tidak terdapat halusina olfatorik. Tidak didapatkan retardasi psikomotor.
pasien terpisah dan tinggal dengan mantan suami pertama pasien. Masalah dengan lingkungan
sosial berupa pasien merasa tetangga membicarakan dirinya dan mengatakan dirinya gila. Masalah
pendidikan berupa jenjang pendidikan terakhir SMP sedangkan pasien sangat ingin melanjutkan
sekolah tetapi tidak bisa karena terbentur biaya dan orang tua masih harus menyekolahkan adikadiknya dan memenuhi kebutuhan ekonomi. Masalah pekerjaan berupa pasien tidak memiliki
pekerjaan sama sekali. Masalah ekonomi berupa pasien tidak memiliki penghasilan sendiri dan
berasal dari keluarga menegah ke bawah
Aksis II
Aksis III
Aksis IV
Aksis V
IX.
Prognosis
: Bonam
Ad fungsionam
: dubia ad malam
X.
Daftar Masalah
Organobiologis
: hemorroid
Psikologi/psikiatrik
Sosial/keluarga
16
XI.
Rencana Tatalaksana
a. Psikofarmaka
R/ Fluoxetine 20 mg tab
S 1 dd tab 1 (1-0-0)
--------------------------------------- paraf
R/ Olanzapine 5 mg tab
S 2 dd tab 1 (0-1-1)
--------------------------------------- paraf
b. Psikoterapi
Pasien dibimbing untuk menceritakan segala permasalahannya, apa yang menjadi
kekhawatirannya, sehingga dapat diberikan terapi yang tepat dan mengetahui antisipasi
dari faktor pencentus, diberikan motivasi bahwa pasien dapat sembuh dan tidak gila. Perlu
dilakukan edukasi terhadap pasien pentingnya memastikan diri untuk selalu kontrol teratur
dan minum obat secara rutin.
c. Edukasi Keluarga
Perlu ditekankan kepada keluarga pasien untuk memastikan pasien selalu minum obat dan
kontrol secara teratur. Diberikan pengertian bahwa pasien diperlakukan selayaknya orang
sehat dan memberikan semangat dan motivasi kepada pasien. Diberikan pengertian
mengenai apa yang sedang terjadi terhadap pasien dan menghindarkan pasien dari depresi
yang dipicu oleh masalah keluarga. Mengarahkan kepada terapi jangka panjang dalam
mengatasi masalah dan mengurangi stres serta menuju reintegrasi bertahap ke kehidupan
sehari-hari.
17