Fokus!
Sangat dihindari saat beradu argumen dengan lawan bicara
Logical Fallacy atau sering disebut sesat pikir merupakan sebuah kata untuk
menggambarkan bagaimana seseorang salah berpikir atau sesat pikir yang dapat
berakibat fatal. Hal ini dapat terjadi karena seseorang mengeluarkan argumen yang
salah. Penyampaian argumen yang bertele-tele juga bisa berakibat fatal jika
pendengar tidak serius menanggapi argumen tersebut.
Dalam konteks Logical Fallacy, orang yang salah bukan hanya dari satu pihak saja,
melainkan dapat terjadi dalam dua pihak sekaligus. Banyak jenis kesalahan yang
memiliki ciri berbeda satu sama lain.
Yuk, simak delapan jenis Logical Fallacy yang harus diketahui berikut!
1. Ad Hominem
Ad Hominem termasuk dalam jenis sesat pikir yang terjadi ketika dua pihak beradu
argumen. Pada jenis ini satu pihak akan menyerang pribadi pihak lain yang tidak
berhubungan dengan pembahasan. Mereka akan menyerang dengan menuju pada
bentuk badan, keadaan hidup, serta masih banyak lagi sehingga tak jarang
mengakibatkan body Shamming.
2. Straw Man
Hampir sama seperti Ad Hominem, Straw Man akan menanggapi suatu argumen
pihak lain di luar konteks. Walaupun tidak menyerang pribadi pihak lain, Straw Man
akan mengalihkan topik pembahasan disengaja maupun tidak disengaja. Hal ini
bertujuan agar pembahasan yang mereka tidak ketahui dan atau tidak disetujui akan
beralih ke topik yang mereka buat sendiri.
3. Hasty Generalization
Hasty Generalization dapat terjadi ketika suatu pihak tidak memiliki data yang
memadai. Mereka akan berargumen sesuai data yang mereka miliki sehingga akan
keluar dari topik. Salah satu contoh sesat pikir ini adalah ketika kita bertemu beberapa
teman dari Bali yang langsing, sehingga kita akan berargumen bahwa semua orang
Bali itu langsing.
5. Post Hoc
Post Hoc terjadi ketika kita terlalu yakin dengan sesuatu yang berdekatan sehingga
akan melebih-lebihkan kejadian itu. Sesat pikir ini banyak terjadi tanpa beradu
argumen dengan pihak lain. Contoh sesat pikir Post Hoc yaitu ketika kita yakin cecak
pembawa malapetaka karena di hari sebelumnya seseorang kejatuhan cecak dan di
hari berikutnya seseorang itu kecelakaan.
6. Ad Ignorantum
Sesat pikir ini terjadi ketika seseorang berargumen bahwa suatu hal sama dengan hal
yang lainnya sehingga menimbulkan konflik. Pihak ini akan melebihkan suatu topik
dengan ketidaksetujuan.
Contoh sesat pikir ini yaitu penilaian tentang buku seorang penulis yang sebelumnya
tidak bagus sehingga dia beranggapan bahwa buku yang lainnya juga tidak bagus.
Padahal pihak tersebut belum pernah membaca buku tersebut.
8. Non Sequitur
Sesat pikir Non Sequitur terjadi ketika argumen yang disampaikan seseorang benar
tapi kesimpulannya salah. Bisa juga terjadi ketika argumen dan kesimpulannya sama
tetapi keduanya tidak berhubungan dan tidak logis. Sesat pikir ini sering terjadi ketika
debat adu argumen berjalan.
Berbagai kesalahan dalam beradu argumen sangat banyak. Kesalahan tersebut juga
sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari kesalahan dasar hingga
kesalahan besar terjadi sehingga dapat berakibat fatal. Nah, itulah rangkuman delapan
jenis Logical Fallacy yang harus diketahui untuk beradu argumen.