Salafus shalih sangat terkesan dg ayat2 Allah. Saat itu mereka berada pada masa
awal2 diturunkannya. Al Quran memang diturunkan dlm keadaan menarik dan
lembut. Apalagi Rasulullah saw hidup dg (menerapkan) Al Quran di tengah2 mereka.
Al Quran yg tlh memberikan contoh2 luar biasa dari salaful ummah unt kita, tdk
kehilangan kemampuannya unt memberikan pengaruh kpd pembacanya di zaman kita
ini. Pengaruhnya tdk akan pernah hilang bagi siapa saja yg membacanya dg
sebaik2nya unt memetik nilai-nilainya, mencari bimbingannya, berjalan di atas jln dan
petunjuknya.
Berikut ini deretan sikap dan kisah2 nyata zaman sekarang, yg menceritakan
pelakunya tentang bgmn keadaan mrk bersama Al Quran dlm mentadaburi dan
mengamalkannya. Bgmn pengaruhnya dlm mengubah mrk dari kesesatan menuju
hidayah, dari pengikut syahwat dan hawa nafsu menuju kesungguhan dlm beribadah
kpd Allah. Bgmn penutup akal dan hati mrk bisa sirna sehingga mrk merasakan
keadaan dan kedekatan kpd Allah yg blm pernah mrk rasakan sebelumnya sekalipun
tlh berkali2 mrk membaca ayat2 tsb.
Demi Allah, semua itu tlh membuahkan kelezatan dan keimanan di dlm hati mrk. Dua
hal yg tdk akan diperoleh kecuali oleh org yg hidup bersama Al Quran sbgmn mrk,
dan mentadaburinya sbgmn mrk bertadabur.
Saya akan bawakan kisah2 tsb tanpa menyebutkan nama2 pelakunya yg menulis.
Sebab, subtansi dari kisah2 tsb bkn pd nama2 dan pelakunya. Saya membagi kisah2
tsb menjadi 2 bagian:
Pertama, kisah2 yg menceritakan usaha2 atau pengalaman ahlul Quran
mentadaburi ayat2nya.
Kedua, kisah2 yg menceritakan tentang tadabur dan sikap terhadap ayat2 Al
Quran.
Tdk ada kesempatan unt tidur krn suara2 siksaan, jg krn air yg merendam kaki kami.
Ujian saat itu sangat keras. Tdk ada yg meringankan siksaan tsb kecuali dzikrullah,
dan sisa keimanan yg kami reguk pd hari2 lapang yg semu, seblm kami ditangkap.
Suatu malam ketika ujian sdh sedemikian kerasnya saya rasakan, sel menjadi sangat
sempit, tiba2 aku melihat seperti org yg mimpi — melamun — bahwa ada salah
seorang shalih yg kukenal yg menemuiku. Aku pun sangat gembira krn melihatnya
baik2 saja. Lalu ia mengucap salam dan bertanya kpdku, "Apakah kamu hafal surat Al
A'raf?" Aku jawab, "Ya, hafal." Ia lalu berkata, "Bacalah:
Setelah membacanya — seakan2 ia baru diturunkan dan seakan2 aku blm pernah
membacanya seblm ini — Allah meneguhkan hatiku dan mententramkan jiwaku, serta
dilimpahi rahmat, sepertinya aku tidur di rumahku sendiri di atas kasurku. Aku pun
kagum dg pengaruh ayat tsb. Setlh itu, aku mulai membacakannya kpd ikhwan2ku
setiap kali aku melihat salah seorang dari mereka lemah atau menyerah. Dan segala
puji bagi Allah yg tlh menghidupkan kami setlh ujian tsb, serta menyelamatkan
kami."
Kemudian syaikh membaca ayat yg tadi dibaca imam. Lalu beliau menerangkan kata
per kata dan menyebutkan banyak kisah dan keterangan2 penguat sampai muadzin
mengumandangkan adzan Isya.
Keterangan beliau berbarengan dg langit menyuarakan petir dan terdengar keras dari
dlm masjid, yg semakin menambah kuat keterangan beliau. Allah pun membukakan
hati beliau sehingga beliau banyak menyampaikan perkataan salaf dan syair2 terkait
hal tsb, yg menumbuhkan rasa khasyyah (takut), penuh pelajaran.
Keterangan yg beliau sampaikan itu tdk seperti biasanya. Sebab, ketika itu beliau
sangat sensitif perasaannya dan sebagian muridnya banyak terkesan. Dan bersamaan
dg semua itu, diiringi rintik air yg terdengar di jendela2 masjid, hati kami hidup dlm
suasana ruhiyah yg sangat menakjubkan, yg membuat kami menyadari nilai air, kreasi
Allah dlm penciptaan awan.
Semua suasana itu tdk bisa disampaikan oleh ribuan film dokumenter modern, yg
menggambarkan turunnya hujan, disertai suara dan gambar."
dikutip dari Hakadza 'Asyu Ma'a Al-Quran karangan Dr. Asma' binti Rasyid Ar-Ruwaisyid
bagian dari buku Panduan Tadabbur Al-Quran terbitan Kiswah Media