Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH MATA KULIAH TAFSIR TAHLILI JUZ 16-20

( TAFSIR SURAT AL-QASHASH AYAT 53-57 )

Dosen Pengampu :
Ust. Abdul Kholiq, MA.

Disusun Oleh ;
Ahmad Dzikri

Fakultas Ushuluddin
Prodi S-1 Ilmu Al-Qur’an dan tafsir
Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an ( PTIQ ) Jakarta
Jl. Batan I No. 63 Lebak Bulus, Cilandak kota Jakarta Selatan
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji dan Syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Swt, zat Yang Maha
Indah dengan segala keindahan-Nya, zat yang Maha Pengasih dengan segala kasih
sayang-Nya, yang terlepas dari segala sifat lemah semua makhluk-Nya.
Alhamdulillah berkat Rahmat dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan
ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, sebagai pembawa risalah Allah terakhir dan penyempurna seluruh risalah-Nya.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati izinkanlah saya untuk menyampaikan
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang
telah berjasa memberikan motivasi dalam rangka menyelesaikan Makalah ini. Dan
juga kepada Dosen Pengampu mata kuliah ini, yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan Makalah ini. Semoga kebaikan yang diberikan oleh semua pihak
kepada penulis menjadi amal sholeh yang senantiasa mendapat balasan dan kebaikan
yang berlipat ganda dari Allah Subhana wa Ta’ala.
Amin….
Akhir kata, saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam laporan ini,
untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.

-1-
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PEMBAHASAN

A. Surat Al-Qashsah ayat 52-55

- Munasabah

- Sabab Nuzul

- Tafsir ayat

B. Surat Al-Qashsah ayat 56-57

- Munasabah

- Sabab Nuzul

- Tafsir ayat

C. Kesimpulan

PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

-2-
BAB I
PEMBAHASAN

A. Surat Al-Qashsah ayat 52-55

uli ϖ˴Τ ‫ﱠ﮵‬7l‫ ﺘ‬l‫﮵‬lm ‫ﻨﱠ‬i‫͉ ﺘ‬Τ Ϣl˶Ϭ˸ϴ ˸ l‫( ﺘ‬52) ϥ͉‫ﻨ‬li l‫﮵‬lm Ϣm l‫﮵‬l˸˵ uli Ώ l Τ Ϣm ‫ﻨ‬Ϭ ‫ ﺘ‬u l ‫ﱠ‬Τ
lΔ‫ﻨ‬Ϩ˴Τ lm ϥ ˵˸ lm luϬ ‫ ﱠ‬i Ϣm ˴ή ϥ͉ Ϧl˸Τ ή (53) uϬl l˸Ϩi l‫﮵‬l˸˵ uli ‫ﱠ ﻨﱠ‬7l‫ﻨ ﺘ‬lm
Ϣ Τ ‫ﻨ‬Τ ϴή ‫ﻨ‬Τ ͉Τ ‫ﻨ﮵‬ϴ ͉˵ ϴή ͉˵‫˸ﱠ‬Τ ͉˸l ˴ l‫( ﺘ‬5 ) ϥ͉ l ‫ ﻨ‬Ϣm ‫ﻨ‬ ‫ ﱠ‬li Δ˸lϬ‫ﱠ‬ϨΤ
(55) uϬl˸lm ˶Τ l˵ ˵7 Ϣ Ϭ˸ϴ ϡ ˴ Ϣ Τ ϴή
Orang-orang yang telah Kami datangkan kepada mereka Al-Kitab sebelum
Al-Qur'an, mereka beriman (pula) dengan Al-Qur’an itu. Dan apabila
dibacakan (Al-Qur'an itu) kepada mereka, mereka berkata, "Kami beriman
kepadanya; sesungguhnya Al-Qur’an itu adalah suatu kebenaran dari Tuhan kami,
sesungguhnya kami sebelumnya adalah orang-orang yang membenarkannya).
Mereka itu diberi pahala dua kali disebabkan kesabaran mereka dan mereka
menolak kejahatan dengan kebaikan, dan sebagian dari apa yang telah Kami
rezekikan kepada mereka, mereka nafkahkan. Dan apabila mereka mendengar
perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling darinya dan mereka berkata,
"Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu, kesejahteraan atas dirimu,
kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang jahil.”

1 .Munasabah
Allah Swt. menceritakan para ulama lagi para wali dari kalangan Ahli Kitab, bahwa
mereka beriman kepada Al-Qur’an, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain
melalui firman-Nya:
l‫﮵‬lm ϥ͉‫ﻨ‬li Ϧl˸Τ ή l‫﮵‬l l ‫ﱠ‬ϖm ‫﮵‬7͉˸ Ώ l Τ Ϣm ‫ﻨ‬Ϭ ‫ ﺘ‬u l ‫ﱠ‬Τ
Orang-orang yang telah Kami berikan Al-Kitab kepadanya, mereka membacanya
dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. (Al-Baqarah: 121)
l‫ﱠ‬m uϬl˸lq a Ϣl˶ϬΤl‫ ﺘ‬217ή i Ϣ ϬΤl‫ ﺘ‬217ή i l‫ﱠ‬m lm uli u Τ lΏ l Τ lϦmή uli ‫ﱠ‬ϥl‫ﺘ‬
Dan sesungguhnya di antara Ahli Kitab ada orang yang beriman kepada Allah dan
kepada apa yang diturunkan kepada kamu dan yang diturunkan kepada mereka,
sedangkan mereka berendah hati kepada Allah. (Ali Imran: 199)1
ϥl‫ﻨ ﺘ‬lm ϥ ˴˵˴ ϥ͉Τ͉ l ‫ ˴˶ﱠ‬lϥ lΤ ϥ l‫ ﺨ‬Ϣl˶Ϭ˸ϴ ˸ l‫ ﺘ‬l‫﮵‬l˸˵ uli Ϣ˸l˸Τ ͉ ή u l ‫ﱠ‬Τ ‫ﱠ‬ϥl‫ﺘ‬
͉˸ Τ ‫ﻨ‬lm ϴ ϥ
Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al-Qur'an
dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud,
dan mereka berkata, "Mahasuci Tuhan kami; sesungguhnya janji Tuhan kami pasti
dipenuhi.” (Al-Isra: 107-108)
Dan firman Allah Swt.:

1
Muhammad Mutawalli As-Sya’rawy, Tafsir As-Sya’rawy, vol. 18 (1997; Messir Muthobi’ Akhbarul
Yaum, n.d.), 10957.

-3-
7l ˵m uϬlϨϬlϨl Ϣ˶‫ﻨ‬li ‫ﱠ‬ϥ˵lm ϦlΤ Ύ7 ‫ﱠ‬7l‫͉ ﺘ‬Τ u l ‫ﱠ‬Τ ͉‫ﻨ‬i‫ ﺘ‬u l ‫˸ﱠ‬lΤ lΓ‫͉͉ﱠ‬i Ϣ˶m ή ‫ﱠ‬ϥ l˶ Τ
͉˵ ϴ ‫ ﱠ‬li lϊi‫ ﱠ‬Τ uli ξϬl Ϣ˶‫ﻨ‬Ϭϴή l2͉˴‫ ﱠ‬Τ Τl‫ ﺘ‬217ή i ͉˸l ˴ l‫ ﺘ‬.ϥ l˵ Ϩ Ϣ˶‫ﱠ‬7ή
u l lm ‫˶ﱠ‬Τ ϊi ‫ﻨﱠ ˵ ˵ﻨ‬i‫ﱠﻨ ﺘ‬m ϥ͉Τ͉ lϖ˴Τ uli
dan Sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan
orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Kami
ini orang Nasrani". yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu
(orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena
Sesungguhnya mereka tidak menymbongkan diri. dan apabila mereka mendengarkan
apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu Lihat mata mereka
mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Quran) yang telah mereka ketahui
(dari Kitab-Kitab mereka sendiri); seraya berkata: "Ya Tuhan Kami, Kami telah
beriman, Maka catatlah Kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas
kebenaran Al Quran dan kenabian Muhammad s.a.w.).

2. Sabab Nuzul
Sa'id ibnu Jubair mengatakan bahwa ayat di atas diturunkan berkenaan dengan tujuh
puluh orang pendeta yang diutus oleh Raja Najasy setelah mereka datang kepada
Nabi Saw., dan Nabi Saw. membacakan kepada mereka surat Yasin, yaitu:
lϢϬl ˴Τ lϥ‫ ﺘ‬Τ .
Ya Sin. Demi Al-Qur’an yang penuh hikmah. (Yasin: 1-2), hingga akhir surat.
Lalu mereka menangis dan masuk Islam. Maka turunlah firman Allah Swt. berkenaan
dengan mereka, yaitu:
‫ﻨ‬lm uli ϖ˴Τ ‫ﱠ﮵‬7l‫ ﺘ‬l‫﮵‬lm ‫ﻨﱠ‬i‫͉ ﺘ‬Τ Ϣl˶Ϭ˸ϴ ˸ l‫ ﺘ‬.ϥ͉‫ﻨ‬li l‫﮵‬lm Ϣm l‫﮵‬l˸˵ uli Ώ l Τ Ϣm ‫ﻨ‬Ϭ ‫ ﺘ‬u l Τ‫ﱠ‬
uϬl l˸Ϩi l‫﮵‬l˸˵ uli ‫ ﻨﱠ‬7‫ ﱠ‬l‫ﺘ‬
Orang-orang yang telah Kami datangkan kepada mereka Al-Kitab sebelum
Al-Qur’an, mereka beriman (pula) dengan Al-Qur’an itu. Dan apabila
dibacakan (Al-Qur'an itu) kepada mereka, mereka berkata, "Kami beriman
kepadanya; sesungguhnya Al-Quran itu adalah suatu kebenaran dari Tuhan kami,
sesungguhnya kami sebelumnya adalah orang-orang yang
membenarkannya.” (Al-Qashash: 52-53)
Maksudnya, sebelum Al-Qur'an kami adalah orang-orang muslim; yakni orang-orang
yang mengesakan Allah, ikhlas kepada-Nya, dan memenuhi seruan-Nya, Allah Swt.2

3. Tafsir Ayat 52-55

Dari ayat diatas, menyatakan bahwa sebenarnya mereka itu sudah beriman kepada
Allah dan percaya terhadap isi Al-Qur’an. Dan mereka bekata kepada Nabinya yaitu
Muhammad Saw : “ saya menjadikan orang yang menentangmu itu dari kalangan ahli
kitab, agar mereka mau bersaksi bahwa engkau adalah utusan Allah SWT, karena
mereka telah mengetahui mu seperti mereka mengetahui anak-anak mereka, serta
sudah tertera di kitab-kitab mereka tentang sifat-sifat kenabianmu bahkan gambaran
bentukmu.”

2
Abu Fida ismail bin Umar bin Katsir Al-Qarsyi, Tafsir Ibnu Katsir, vol. 4 (1419; Bashrah: Daarul
Kutub Al-Alamiyyah, n.d.), 219.

-4-
Jika dibacakan ayat-ayat didalam Al-Qur’an, mereka akan menangis dan masuk islam,
sebagaimana disebutkan pada paragraf asbabun nuzul, bahwa ketika nabi
membacakan surah yasinn, mereka berbondong-bondong masuk islam. Contohnya
seperti abdullah bin salam, salah seorang tokoh yahudi, yang masuk islam karena
mengetahui tanda-tanda kenabian yang disebutkan di dalam Al-Kitab.

berfirman dalam ayat selanjutnya:


˵˸ lm luϬ ‫ ﱠ‬i Ϣm ˴ή ϥ͉ Ϧl˸Τ ή
Mereka itu diberi pahala dua kali disebabkan kesabaran mereka. (Al-Qashash: 54)
Yakni mereka yang menyandang sifat-sifat tersebut adalah orang-orang yang beriman
kepada kitab terdahulu dan kitab yang kemudian (Al-Qur'an). Karena itulah
disebutkan oleh firman-Nya: disebabkan kesabaran mereka. (Al-Qashash: 54) dalam
mengikuti perkara yang hak, sekalipun mengakui hal seperti itu merupakan suatu
perbuatan yang sangat berat dirasakan oleh mereka.
Di dalam sebuah hadis sahih melalui riwayat Amir Asy-Sya'bi, dari Abu Burdah, dari
Abu Musa Al-Asy'ari r.a. disebutkan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
‫͉ﱠ‬ή ϙ͉˸ i ˵ϴ ml ui‫ﱠ ﺘ‬Ϣ忠 l‫﮵‬lϬl˵‫ﻨ‬lm ui‫ ﺘ‬lΏ l Τ lϦmή uli Ϧ˴ :uϬ i Ϣm ˴ή ϥ͉ Δ忠 忠
˶˴‫ ﱠ‬1 ˵ ˶ ϴή ‫ﱠ‬Ϣ忠 ˶˵ l͉˵ uϨm˵˵ ˶m‫ ˵˵͉ﱠ‬Δiή ‫﮵‬Τ Ζ7 Ϧ˴ ‫﮵‬l ϬlΤ ͉i ‫ﱠ‬ϖm l‫ﱠ‬o ϖ ‫ ﱠ‬m
Ada tiga macam orang yang pahalanya diberi dua kali, yaitu seorang lelaki dari
kalangan Ahli Kitab yang beriman kepada nabinya, kemudian beriman kepadaku;
seorang hamba sahaya yang menunaikan hak Allah dan hak majikannya; dan
seorang lelaki yang mempunyai seorang budak perempuan, lalu ia mendidiknya
dengan baik, kemudian memerdekakannya dan mengawininya.

Firman Allah Swt.:


Δ˸lϬ‫ﱠ‬ϨΤ lΔ‫ﻨ‬Ϩ˴Τ lm ϥ
dan mereka menolak kejahatan dengan kebaikan. (Al-Qashash: 54)
Mereka tidak membalas kejahatan dengan hal yang semisal, tetapi memaaf dan
melupakannya.
ϥ͉ l ‫ ﻨ‬Ϣm ‫ﻨ‬ ‫ ﱠ‬li
dan sebagian dari apa yang telah Kami rezekikan kepada mereka, mereka
nafkahkan. (Al-Qashash: 54)
Yaitu mereka membelanjakan sebagian dari rezeki halal yang mereka peroleh kepada
makhluk Allah, yaitu nafkah yang wajib, buat keluarga mereka dan kaum kerabat
mereka. Mereka pun membayar zakat yang fardu dan yang sunat, juga
amal taqarrub dan sedekah nafilah.

Firman Allah Swt.:


‫ﻨ﮵‬ϴ ͉˵ ϴή ͉˵‫˸ﱠ‬Τ ͉˸l ˴ l‫ﺘ‬
Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling
darinya. (Al-Qashash: 55)

-5-
Yakni mereka tidak bergaul dengan para pelakunya dan tidak mau berteman dengan
mereka, bahkan sikap mereka adalah sebagaimana yang disebutkan oleh Allah Swt.

Adapun firman Allah Swt.:


uϬl˸lm ˶Τ l˵ ˵7 Ϣ Ϭ˸ϴ ϡ ˴ Ϣ Τ ϴή Ϣ Τ ‫ﻨ‬Τ ϴή ‫ﻨ‬Τ ͉Τ
dan mereka berkata, "Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu,
kesejahteraan atas dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang
jahil.” (Al-Qashash: 55)
Yakni apabila mereka dibodoh-bodohi dan dikata-katai dengan ucapan yang tidak
layak bagi diri mereka, maka jawaban mereka adalah berpaling darinya, dan mereka
tidak membalasnya dengan perlakuan yang semisal dari kata-kata yang buruk, dan
tiada yang dikeluarkan oleh lisan mereka kecuali kata-kata yang baik. Karena itulah
Allah Swt.

Maksudnya, kami tidak ingin menempuh jalannya orang-orang yang jahil dan kami
tidak menyukainya.
Muhammad ibnu Ishaq telah mengatakan di dalam kitab As-Sirah, bahwa telah
datang kepada Rasulullah Saw., ketika beliau berada di Mekah, kurang lebih dua
puluh orang Nasrani. Mereka telah mendengar perihal Nabi Saw. saat mereka di
negeri Abesinia; mereka menjumpai Rasulullah Saw. berada di masjid, lalu mereka
duduk dengannya, berbicara dengannya, serta bertanya kepadanya. Saat itu terdapat
banyak kaum laki-laki dari kalangan Quraisy berada di tempat perkumpulan mereka
di sekeliling Ka'bah. Setelah mereka selesai dari menanyai Rasulullah Saw. tentang
berbagai hal yang ingin mereka tanyakan kepadanya, maka Rasulullah Saw. menyeru
mereka untuk menyembah Allah Swt. dan membacakan Al-Qur'an kepada mereka.
Setelah mereka mendengar bacaan Al-Qur'an itu, maka berlinanganlah air mata
mereka. Lalu mereka memenuhi seruan Allah, beriman kepadaNya, dan
membenarkan Nabi-Nya serta mengetahui dari Nabi Saw. segala apa yang telah
disifatkan di dalam kitab mereka mengenai dirinya.

Ketika mereka bangkit meninggalkan Nabi Saw., maka Abu Jahal ibnu Hisyam
bersama sejumlah orang Quraisy menyapa mereka seraya mengatakan, "Semoga
Allah membuat kalian kecewa sebagai iringan kafilah; orang-orang di belakang
kalian dari kalangan pemeluk agama kalian mengutus kalian untuk mendatangkan
kepada mereka berita tentang lelaki ini. Tetapi setelah kalian duduk bersamanya,
tiada lain kalian langsung meninggalkan agama kalian, lalu kalian membenarkan
ucapannya. Kami tidak pernah mengetahui ada delegasi yang lebih dungu dari pada
kalian," atau ucapan lainnya yang semisal.

-6-
Maka mereka menjawab, "Kesejahteraan atas kalian. Kami tidak mau bersikap jahil
seperti kalian, bagi kami amal-amal kami dan bagi kalian amal-amal kalian; kami
tidak merasa puas dengan kebaikan."
Menurut pendapat yang lain, rombongan tersebut adalah dari kalangan penduduk
Nasrani Najran. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui siapakah mereka di
antaranya yang sebenarnya. Menurut pendapat yang lainnya lagi, hanya Allah-lah
Yang Maha Mengetahui, sesungguhnya berkenaan dengan merekalah ayat ini
diturunkan, yaitu firman Allah Swt.: Orang-orang yang telah Kami datangkan kepada
mereka Al-Kitab sebelum Al-Qur'an, mereka beriman (pula) dengan Al-Qur'an
itu. (Al-Qashash: 52) sampai dengan firman-Nya: kami tidak ingin bergaul dengan
orang-orang jahil. (Al-Qashash: 55)
Muhammad ibnu Ishaq mengatakan bahwa ia bertanya kepada Az-Zuhri tentang
ayat-ayat ini, yakni berkenaan dengan siapakah penurunannya. Maka Az-Zuhri
menjawab bahwa masih terngiang-ngiang di telinganya perkataan para ulama kita
yang mengatakan bahwa ayat-ayat tersebut diturunkan berkenaan dengan Raja Negus
dan sahabat-sahabatnya, juga ayat-ayat yang ada di dalam surat Al-Maidah, yaitu
firman-Nya:
u l lm ‫˶ﱠ‬Τ ϊi ‫ ˵ ˵ﻨ‬:l‫﮵‬lΤ͉ Τl‫ ﺘ‬l7 ˵m uϬlϨϬlϨl Ϣ˶‫ﻨ‬li ‫ﱠ‬ϥ˵lm ϦlΤ
Yang demikian itu disebabkan di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat
pendeta-pendeta dan rahib-rahib. (Al-Maidah: 82) sampai dengan firman-Nya: maka
catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al-Qur'an
dan kenabian Muhammad Saw.). (Al-Maidah: 83)3

3
Abu Fida ismail bin Umar bin Katsir Al-Qarsyi, Tafsir Ibnu Katsir, vol. 4 (1419; Bashrah: Daarul
Kutub Al-Alamiyyah, n.d.), 222.

-7-
B.Surah Al-Qashash ayat 56-57

ϊl l˵‫ ﱠ‬7 ϥl‫͉ ﺘ‬Τ (56) u l ˶ Τ lm Ϣ˸ϴή ͉m ˶ ui l ˶ ‫ﱠ‬o ‫ﱠ‬ul Τ Ζ˵˵mή ui l ˶ Ϧ‫ﱠ‬7l‫ﺘ‬
uli l l q lϦ Ε 忠 l‫﮵‬ϬΤl‫ ˶˵ ﺘ‬l‫ﻨ‬li‫ ﺘ‬li m Ϣ˶Τ ul 7 ϢΤ ή ‫ﻨ‬l˵ ή uli ϒ‫ ﺨ͉ﱠ‬7 Ϧ˸i ˶Τ
(57) ϥ͉ ˸˸ Ϣm ˴ ή ‫ﱠ‬ul Τ ‫ﱠ‬7 Τ
Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu
kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan
Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk. Dan mereka
berkata, "Jika kami mengikuti petunjuk bersama kamu, niscaya kami akan diusir dari
negeri kami.” Dan apakah kami tidak meneguhkan kedudukan mereka dalam daerah
haram (tanah suci) yang aman, yang didatangkan ke tempat itu buah-buahan dari
segala macam (tumbuh-tumbuhan) untuk menjadi rezeki (bagimu) dari sisi Kami?
Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.

1. Munasabah ayat

˶ ui l ˶ ‫ﱠ‬o ‫ﱠ‬ul Τ Ϣm m ϦϬ˸ϴ ϬΤ


Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi
Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufik) siapa yang
dikehendaki-Nya. (Al-Baqarah: 272)
Dan firman Allah Swt.:
uϬl‫ﻨ‬li lm Ζ˸ m ͉Τ lα ‫ﻨﱠ‬Τ ˴ ή i
Dan sebagian besar manusia tidak akan beriman, walaupun kamu sangat
menginginkannya. (Yusuf: 103)
Yakni masalah petunjuk bukanlah merupakan urusan kamu. Sesungguhnya tugasmu
hanyalah menyampaikan, sedangkan Allah-lah yang akan memberi petunjuk kepada
siapa yang dikehendaki-Nya. Bagi-Nya hikmah yang tak terperikan dan hujah yang
mengalahkan.4

2. Sabab Nuzul

- Al-Qashash ayat 56
Di dalam kitab Sahihain telah disebutkan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan
dengan Abu Talib, paman Rasulullah Saw. Padahal Abu Talib adalah orang yang
melindunginya, membantunya dan berdiri di pihaknya, serta mencintainya dengan
kecintaan yang sangat secara naluri, bukan secara syar'i. Tatkala ajal menjelang dan
sudah tiba saat ajalnya, Rasulullah Saw. menyerunya untuk beriman dan masuk Islam.
Tetapi takdir telah mendahuluinya dan nyawanya telah meregang, sedangkan ia

4
Ibnu Katsir, tafsir ibnu katsir maktabah islamiyyah hal.221

-8-
masih tetap berada di dalam kekafirannya. Hanya bagi Allah-lah hikmah yang
sempurna.

‫ﱠ‬o ˵ l li 1‫ ﺨ‬Τ ϥ1m um ‫ﱠ‬ϬϨ Τ ͉m - l‫﮵‬Ϭlmή uϴ ‫ﱠ‬ϬϨ Τ um Ϭl˸˴ l‫ﻨ‬忠‫ ﱠ‬m : l m1Τ 2
mή ‫ﻨ‬lϴ ˴͉˵ Ϣ‫ ˴˸ﱠ‬l‫﮵‬Ϭ˸ϴ ‫ﱠ‬o ‫ ˸˸ﱠ‬l‫ﱠ‬o l2͉˴ ˴ Γ ˵͉Τ lΤ 䔼 mή Ε ήm ‫ ﱠ‬Τ :2 - ‫ﻨ﮵‬ϴ
:Ϣ‫ ˴˸ﱠ‬l‫﮵‬Ϭ˸ϴ ‫ﱠ‬o ‫ ˸˸ﱠ‬l‫ﱠ‬o 2͉˴ 2 ˵ .lΓ Ϭl˵ Τ lum Δ‫ﱠ‬Ϭiή lmή um l‫ﱠ‬o ˵ϴ ϡ ˶lm um lϦ˶˴
mή :Δ‫ﱠ‬Ϭiή lmή um l‫ﱠ‬o ˵ϴ Ϧ˶˴ ͉mή 2 ˵ . l‫ﱠ‬o ‫ﻨ‬lϴ ˶lm ϦΤ ˶qή Δ l˸ ‫ﱠ‬o ‫ ﱠ‬l‫﮵ ﺘ‬Τl‫ ﺘ‬:Ϧ lϢϴ
l‫﮵‬Ϭ˸ϴ ˶˵l ˸ Ϣ‫ ˴˸ﱠ‬l‫﮵‬Ϭ˸ϴ ‫ﱠ‬o ‫ ˸˸ﱠ‬l‫ﱠ‬o 2͉˴ 21 Ϣ˸˵ l l˸‫ ͉ﱠ‬Τ l ˵ϴ lΔ‫˸ﱠ‬li uϴ ˴ ή lΤ 䔼
‫﮵‬Τl‫ ﺘ‬:2͉ ϥή mή .l l˸‫ ͉ﱠ‬Τ l ˵ϴ lΔ‫˸ﱠ‬li ˸ϴ ͉m :2 i a‫ ﺘ‬2 ‫ ﱠ‬m lΔΤ Τ Ϧ˸l lm ‫﮵‬Τ lϥ ͉͉˸
‫ﱠ‬1ϴ ‫ﱠ‬o 217˵˵ . Ϧ‫ﻨ‬ϴ ‫﮵‬7ή ϢΤ i ϦΤ ‫ﱠ‬ϥ l ˵ ˴䁐 iή :Ϣ‫ ˴˸ﱠ‬l‫﮵‬Ϭ˸ϴ ‫ﱠ‬o ‫ ˸˸ﱠ‬l‫ﱠ‬o 2͉˴ 2 ˵ .l‫ﱠ‬o ‫ ﱠ‬l‫ﺘ‬
:Δm͉ Τ m lΤ ή ͉7 ͉Τ uϬl l ˶ ˸lΤ l ˵ Ϩ ϥή ͉‫ﻨ‬i‫ ﺘ‬u l ‫ﱠ‬Τ l l˵‫˸ﻨﱠ‬lΤ ϥ i :‫ﱠ‬Ϧ˴
˶ ui l ˶ ‫ﱠ‬o ‫ﱠ‬ul Τ Ζ˵˵mή ui l ˶ Ϧ‫ﱠ‬7l‫ ﺘ‬: lΤ 䔼 lmή l˵ 217ή͉m 113
Az-Zuhri mengatakan, telah menceritakan kepadaku Sa'id ibnul Musayyab, dari
ayahnya Al-Musayyab ibnu Hazn Al-Makhzumi r.a. yang menceritakan bahwa ketika
Abu Talib menjelang ajalnya, Rasulullah Saw. datang. Beliau Saw. menjumpai Abu
Jahal ibnu Hisyam dan Abdullah ibnu Abu Umayyah ibnul Mugirah ada di sisi Abu
Talib. Maka Rasulullah Saw. bersabda: Wahai paman(ku), ucapkanlah, "Tidak ada
Tuhan selain Allah, " yaitu suatu kalimat yang dengannya kelak aku akan
membelamu di hadapan Allah! Maka Abu Jahal dan Abdullah ibnu Abu Umayyah
berkata, "Hai Abu Talib, apakah kamu tidak suka dengan agama Abdul Muttalib?"
Rasulullah Saw. terus-menerus menawarkan hal itu kepada Abu Talib, tetapi
keduanya selalu menentangnya dengan kalimat itu terhadap Abu Talib. Sehingga di
akhir kalimat yang diucapkan Abu Talib menyatakan bahwa dirinya tetap berada
pada agama Abdul Muttalib, dan menolak untuk mengucapkan kalimat "Tidak ada
Tuhan selain Allah." Maka Rasulullah Saw. bersabda: Demi Allah, sungguh aku akan
memohonkan ampun buatmu (kepada Allah) selama aku tidak dilarang
memohonkannya buatmu. Maka Allah menurunkan firman-Nya: Tiadalah sepatutnya
bagi nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi
orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum
kerabat(nya). (At-Taubah:113) Dan sehubungan dengan Abu Talib itu Allah Swt.
menurunkan firman-Nya: Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk
kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang
dikehendaki-Nya. (Al-Qashash: 56)
Imam Bukhari dan Imam Muslim mengetengahkannya melalui hadis Az-Zuhri.5

5
Abi Hasan Ali bin Ahmad Al-Wahidy An-Nisabury, Asbabun Nuzul, vol. 1 (2010; Dar Al-Kutub
Al-Islamiyyah, n.d.), 208.

-9-
- Al-Qashash Ayat 57
harist bin ustman bin manaf menceritakan alasan sebagian orang-orang kafir yang tidak
mau mengikuti jalan petunjuk. Mereka berkata kepada Rasulullah Saw, seperti yang disitir
oleh firman-Nya: Jika kami mengikuti petunjuk bersama kamu, niscaya kami diusir dari
negeri kami. (Al-Qashash: 57) Yakni kami takut jika mengikuti petunjuk yang kamu
sampaikan dan menentang orang-orang Arab musyrik yang ada di sekitar kami, maka mereka
akan mengganggu kami, memerangi kami, dan mengusir kami dari tempat kami berada..
maka turun lah ayat ini.

3. Tafsir Surah Al-Qashash ayat 56-57

Ketahuilah, bahwa yang dimaksud Firman Allah ta’ala diatas yaitu :


˶ ui l ˶ ‫ﱠ‬o ‫ﱠ‬ul Τ Ζ˵˵mή ui l ˶ Ϧ‫ﱠ‬7l‫ﺘ‬
Memiliki beberapa unsur yang perlu kita ketahui, diantaranya yaitu :
- ayat ini tidak menunjukan pada makna aslinya terhadap kekufuran Abi thalib,
bahkan az-zujaj mengatakan :”Orang-orang muslim berkumpul sedangkan ayat ini
turun ketika sayyidina abi thalib bersama dengan mereka, seraya mengatakan “ wahai
seluruh keturunan abdi manaf, taatlah kalian kepada Nabi Muhammad saw,dan
yakinlah agar kalian selamat “ maka Nabi mengatakan kepada pamanya : “wahai
pamanku,engaku menyerukan kepada yang lain, namun dirimu belum
melakukannya”, maka berkata lagi abi thalib :” Lalu apa yang kau ingin kan wahai
anak saudaraku ?” lalu Nabi bersabda : “ Aku ini terucap dari lisanmu satu kalimat
diakhir hayatmu yaitu kalimat l‫ﱠ‬o ‫ ﱠ‬l‫﮵ ﺘ‬Τl‫ﺘ‬ dan bersaksi bahwa aku adalah Utusan
Allah.” kemudian berkata lagi Abi Thalib :”Wahai anaku ! Aku sebenarnya sudah
mengetahui bahwa ajaran yang kamu bawa adalah benar, namun aku berat
mengucapkannya ketika sakaratul maut, seandaikan aku bukan keturunan dari
ayahmu, maka aku pasti akan bersyahadat, akan tetapi aku pasti akan mati sama
seperti para keturunan abdul muthallib dan hasyim dan abdi manaf.

- ada juga sebagian para mufassir mengatakan bahwa makna ayat diatas adalah
makna yang sebenarnya (hidayah), dengan dalil bahwa kedatangan Nabi Muhammad
adalah sudah merupakan petunjuk bagi umat manusia, dan makna hidayah yang
dimaksud ayat ini adalah menunjukan kepada jalan menuju surganya Allah jalla wa
‘ala. Maka menujukkan sesuatu yang benar adalah bukan soal kehenadak tuhan atau
tidak, mlainkan menjadi sebuah kewajiban yang harus dilakukan bagi seorang Nabi
terhadap umatnya.6

6
Fakhruddin Ar-Razzi, “Mafatihul Ghaib,” in Tafsir Al-Kabir Maktabah Islamiyyah, 3rd ed., vol. 30
(Daar Ihyau Turost Al-Arabiy, n.d.), bk. 5.

- 10 -
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Mutawalli As-Sya’rawy, Tafsir As-Sya’rawy, vol. 18 (1997; Messir Muthobi’


Akhbarul Yaum, )
Fakhruddin Ar-Razzi, “Mafatihul Ghaib,” in Tafsir Al-Kabir Maktabah Islamiyyah,
Abu Fida ismail bin Umar bin Katsir Al-Qarsyi, Tafsir Ibnu Katsir, vol. 4 (1419; Bashrah: Daarul
Kutub Al-Alamiyyah, )
Abi Hasan Ali bin Ahmad Al-Wahidy An-Nisabury, Asbabun Nuzul, vol. 1 (2010; Dar Al-Kutub
Al-Islamiyyah, )

- 11 -

Anda mungkin juga menyukai