Anda di halaman 1dari 3

NAMA : SEFRIZAL EFENDI

NIM : 050990921

1. Jenis-jenis Term

- Term Singular (Tunggal)

Term singular adalah term yang merujuk pada satu Objek atau entitas. Contohnya,
"meja" merujuk pada satu meja.

- Term general adalah term yang merujuk pada sekelompok objek atau entitas.
Contohnya, "hewan" merujuk pada berbagai jenis hewan.

- erm Partikular (Khusus)

- Term partikular adalah term yang merujuk pada objek atau entitas tertentu. Contohnya,
"anjingku" merujuk pada anjing milik seseorang.

2. Logical fallacy adalah kesalahan dalam menyusun logika yang tepat dalam sebuah
argumen. Dalam hal ini, argumen tersebut tidak mempunyai keterkaitan antara
kesimpulan serta premis. Kalaupun premis yang disampaikan tepat, tetapi
kesimpulannya salah, dapat dianggap sebagai sesat pikir. Dalam bahasa lebih
sederhana, argumentasi yang mereka sampaikan tidak nyambung.

Dalam kehidupan sehari-hari, kamu bakal cukup sering menjumpai penggunaan logical
fallacy, baik disengaja ataupun tidak. Ada banyak tujuan kenapa seseorang
menggunakan cara berpikir yang sesat dalam berargumentasi, termasuk di antaranya
adalah propaganda, tipu muslihat, atau sarana mempengaruhi orang lain.

Kemampuan dalam mengidentifikasi logical fallacy adalah modal penting yang perlu
kamu miliki ketika ingin berinvestasi atau menjalankan bisnis. Dengan modal
kemampuan tersebut, kamu dapat terhindar dari risiko penipuan yang bisa terjadi kapan
saja. Apalagi, pengambilan kesimpulan yang salah akibat logical fallacy bisa membuat
kamu mengambil keputusan yang tidak tepat.

Berkaitan dengan logical fallacy, kamu perlu tahu contoh-contoh sesat pikir yang sering
terjadi di masyarakat. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:

- Strawman

Logical fallacy yang pertama adalah strawman. Dalam kesesatan berpikir ini, lawan
bicara akan menyederhanakan argumen kamu. Hal itu mereka lakukan agar bisa
menyerang argumen kamu dengan lebih mudah. Biasanya, mereka akan menggunakan
argumen lain yang sepenuhnya tidak berkaitan.

Contoh logical fallacy strawman adalah ketika kamu berargumen kalau nelayan dan
petani tidak nyaman dengan praktik koperasi di lapangan. Alasannya, karena manfaat
dari koperasi hanya dirasakan oleh pengurus. Di sisi lain, lawan bicara menganggap
kamu menolak keberadaan koperasi. Bahkan, mereka beranggapan kalau kamu
menolak keberadaan koperasi bagi nelayan dan petani.

- Circular argument

Selanjutnya, kamu akan menjumpai logical fallacy yang disebut circular argument.
Sesat pikir yang satu ini akan membawa kamu dalam proses adu argumen yang
berputar-putar dan tidak ada habisnya.

Contoh, seseorang menganggap kalau kuliah itu sia-sia kalau ujung-ujungnya bakal jadi
pengangguran. Argumen ini dilontarkannya berdasarkan fakta bahwa ada banyak
lulusan kuliah yang menganggur.

Pernyataan itu sekilas memang terlihat logis. Namun, fakta bahwa ada banyak lulusan
perguruan tinggi yang menganggur tidak secara langsung membuat kuliah yang mereka
jalani sia-sia. Apalagi, proses kuliah tidak hanya bertujuan untuk mencari pekerjaan.

- Ad hominem

Menyerang pribadi dari orang yang melontarkan sebuah argumen atau ad hominem
termasuk sebagai salah satu contoh sesat pikir. Cara ini kerap dilakukan dengan tujuan
untuk melemahkan argumen dari lawan bicara.

Contoh ad hominem bisa kamu dapati ketika berbicara tentang prestasi akademik di
sekolah. Kamu beranggapan kalau peringkat tinggi di sekolah itu bukan pencapaian
penting. Sebaliknya, kamu lebih mengutamakan sikap jujur dan pemahaman ilmu yang
mendalam. Lalu, ada orang lain yang berseloroh, “Kamu bicara seperti itu karena belum
pernah rangking satu sih!”.

- False dilemma

Selanjutnya, kamu perlu mengetahui jenis sesat pikir false dilemma. Dalam logical
fallacy adalah yang satu ini, seseorang melontarkan argumennya dengan memberikan
hanya dua pilihan. Contoh,”Kamu itu orang yang tak punya pendirian kalau cuma bisa
mengikuti pendapat orang lain”.

- Appeal to popularity

Berikutnya, kamu perlu mengetahui sesat pikir yang dikenal sebagai appeal to
popularity. Kesesatan berpikir yang satu ini dilakukan dengan menggunakan
pernyataan sebagian besar masyarakat. Contoh, “Banyak orang yang berinvestasi emas.
Jadi, emas adalah jenis investasi yang paling tepat”. Padahal, di sisi lain ada banyak
opsi investasi yang menjanjikan potensi keuntungan tidak kalah dibanding emas.

- Gambler’s fallacy
Kesalahan berikutnya yang termasuk logical fallacy adalah gambler’s fallacy. Pola
pikir ini beranggapan kalau penyimpangan yang terjadi dalam jangka pendek akan
terkoreksi secara alami. Contoh, “Harga saham perusahaan X dalam beberapa hari
terakhir terus menurun. Besok pasti naik”.

Anda mungkin juga menyukai