Anda di halaman 1dari 6

Hukum Tata Pemerintahan

DISUSUN OLEH

Nama : HASNUL FAUZI


Nim : 050547104
Jurusan : FHISIP Semester II SUMBAR PADANG
1) Jelaskan dalam sebuah matrik menurut pendapat anda (kesimpulan/justifikasi)
tentang kelebihan dan kekurangan atas pengertian dan pemaknaan yang paling
tepat dari nomenklatur Hukum Tata Pemerintahan dalam kerangka hukum negara
dari masing-masing pendapat para ahli atau institusi!

MATRIK JUSTIFIKASI NOMENKLATUR HUKUM TATA PEMERINTAHAN

Jawaban soal No. 1


NO. Nama NomenKlatur Kelebihan Kekurangan Justifikasi
ahli/Institusi
1. Kuntjoro Hukum Tata Ketegasan, ketepatan, 1. Belum mencakup 1. Dengan adanya
Purbopranoto Pemerintahan keterkaitan, konsistensi, aspek hukum “Hukum Tata
dan pengakuan dalam administrasi secara Pemerintahan” yang
konteks hukum di menyeluruh. di pergunakan
Indonesia. Kurangnya sebagai pedoman
-Menekankan pentingnya spesifikasi dalam bagi penyelenggara
pedoman bagi bidang-bidang Negara, dalam
penyelenggara negara tertentu, sehingga menjalankan tugas
dalam menjalankan tugas mungkin dan kewenangan
dan kewajiban membingungkan pemerintah agar
pemerintahan dan bagi pembaca yang pemerintah tidak
menjamin adanya mencari informasi sewenang-wenang
kepastian hukum dalam lebih mendalam dan sesuai dengan
pelaksanaan pemerintah. secara umum dan prinsip-prinsip
luas. negara hukum.
2. Beberapa aspek 2. Dapat menjamin
hukum tidak adanya kepastian
tercakup dengan hukum dalam
baik, dan pelaksanaan
mempunyai pemerintahan,
keterbatasan adanya aturan yang
konteks untuk jelas sehingga
menggambarkan masyarakat dapat
perubahan hukum mengetahui hak dan
tata pemerintahan kewajibannya, serta
yang terjadi seiring mengawasi
berjalannya waktu. pelaksaan jalannya
3.Terdapat pemerintahan.
penggunaan istilah 3. Memberikan
yang kurang perlindungan hukum
spesifik, sehingga bagi masyarakat dari
dapat membatasi tindakan pemerintah
pemahaman yang melanggar
tentang keragaman hukum atau
topik yang merugikan
tercakup dalam masyarakat, dan
hukum tata sejalan dengan
pemerintahan. prinsip negara
hukum yang
menjunjung tinggi
hak asasi manusia.
2. Philipus Hukum -Mencakup aspek hukum -Kurang spesifik -Konsepnya lebih
M.Hadjon Administrasi administrasi secara luas, dalam menyoroti luas dan mencakup
Negara termasuk hubungan antara aspek tata laksana keseluruhan aspek
pemerintah dengan warga pemerintahan. hukum administrasi
negara. Philipus M.Hadjon negara, namun
-Menekankan pentingnya juga menyatakan kurang spesifik
asas-asas umum bahwa hukum dalam menyoroti
pemerintahan yang baik. administrasi negara aspek tata laksana
merupakan pemerintahan.
pembatasan dari
kebebasan
pemerintah dalam
melaksanakan
tugasnya dan
badan-badan
kenegaraan
memperoleh
kewenangan dalam
hukum tata negara,
dan dalam
melaksanakan
kewenangan
kenegaraan harus
berhubungan
dengan hukum
administrasi
negara.
3. Bagir Manan Hukum Tata -Memberikan Penekanan -Cenderung -Konsepnya lebih
Usaha pada aspek prosedural dan terfokus pada menekankan pada
Negara tata laksana pemerintahan. aspek prosedural aspek prosedural dan
-Menekankan pentingnya dan kurang tata laksana
pengawasan terhadap menyentuh aspek pemerintahan, serta
tindakan pemerintah. substansi kebijakan pentingnya
pemerintah. pengawasan
-Kurangnya terhadap tindakan
pengembangan pemerintah.
hukum tata negara
yang menyangkut
dasar-dasar sistem
ketatanegaraan,
yang membuat
hukum tata negara
mudah usang dan
memerlukan
pembaruan yang
cepat. Tidak sesuai
dengan konsep
hukum Indonesia
yang menganut
Hukum Modern
yang memiliki
sistem
ketatanegaraan
yang dinamis.
4. Mahkamah Hukum Tata -Menggunakan istilah -Kurang mencakup -Konsepnya
Agung Usaha yang lebih familiar di aspek substansi menggunakan istilah
Negara Indonesia. kebijakan yang lebih familiar
-Menekankan pentingnya pemerintah. di Indonesia dan
pengawasan terhadap menekankan
tindakan pemerintah pentingnya
melalui peradilan tata pengawasan
usaha negara. terhadap tindakan
pemerintah melalui
peradilan tata usaha
negara, namun
kurang mencakup
aspek substansi
kebijakan
pemerintah.
5. Van Hukum Tata -Menekankan pentingnya -Adanya perbedaan -Keberadaan hukum
Vollenhoven Pemerintahan aturan hukum dalam pendapat mengenai tata pemerintahan
atau pelaksanaan pemerintah nomenklatur yang menjadi sangat
Administrasi untuk mencegah tindakan paling tepat. penting dalam
Negara sewenang-wenang dan -Cakupan yang negara hukum
menjamin kepastian masih terbatas, modern untuk
hukum. belum mencakup mengatur hubungan
-Memberikan seluruh aspek antara pemerintah
perlindungan hukum bagi hukum yang baik, bersih,
masyarakat dari tindakan administrasi negara dan bertanggung
pemerintah yang secara menyeluruh. jawab.
melanggar hukum atau -Masih terdapat -Hukum tata
merugikan masyarakat. celah bagi pemerintahan
-Mewujudkan prinsip penyalahgunaan memberikan
good governace seperti kekuasaan oleh kepastian hukum dan
akuntabilitas, tranpalasi, pemerintah jika keadilan bagi
dan partisipasi masyarakat aturan tidak di masyarakat dalam
dalam penyelenggaraan tegakkan secara menghadapi
pemerintah. konsisten. tindakan pemerintah
yang sewenang-
wenang atau
melanggar hukum.
-Dengan adanya
aturan hukum yang
jelas, masyarakat
dapat berpartisipasi
dalam mengawasi
jalannya
pemerintahan dan
menegakkan prinsip-
prinsip good
governance.

Kesimpulan :
Dari berbagai pendapat para ahli dan institusi tersebut, dapat di simpulkan bahwa nomenklatur
“Hukum Tata Pemerintahan” yang di kemukakan oleh Kuntjoro Purbopranoto memiliki justifikasi
yang kuat dalam kerangka hukum negara Indonesia.
Konsep ini menekankan pentingnya aturan hukum dalam menjalankan pemerintahan untuk mencegah
tindakan sewenang-wenang dan melindungi hak-hak masyarakat sesuai dengan prinsip negara hukum.
Namun, konsep ini juga perlu di kembangkan lebih lanjut untuk mencakup aspek hukum administrasi
negara secara menyeluruh. Seperti hubungan antara pemerintah dengan warga negara, asas-asas
umum pemerintah yang baik serta aspek substansi kebijakan pemerintah.

2). Dalam Hukum Tata Pemerintahan disebutkan, bahwa konsep tata pemerintahan
adalah penataan terhadap kewenangan dan aktivitas-aktivitas perbuatan
memerintah. Namun dalam prakteknya, apa yang dikonsepkan bertolak belakang
dengan apa yang dipraktekkan. Sudah menjadi pemberitaan umum bahwa
penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang sering terjadi di lingkungan
pemerintahan.

Diskusikan bagaimana cara mencegah terjadinya penyalahgunaan kekuasaan dan


wewenang di lingkungan pemerintahan?

Jawaban soal No. 2


Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang di lingkungan
pemerintahan, di perlukan upaya yang komperhensif dan berkelanjutan dari berbagai pihak.
Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan :
1. Memperkuat sistem pengawasan dan keseimbangan kekuasaan
 Memastikan adanya pemisahan kekuasaan yang jelas antara lembaga esekutif,
legislatif, dan yudikatif.
 Memperkuat peran lembaga pengawas independen seperti Ombudsman, Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
 Meningkatkan peran dan partisipasi masyarakat dalam mengawasi jalannya
pemerintahan, seperti melalui media massa, organisasi masyarakat sipil, dan
mekanisme pengaduan publik.
2. Menegakkan supremasi hukum prinsip-prinsip Good Governance
 Menjamin independensi dan kekuatan lembaga peradilan dalam menegakkan
hukum dan menindak penyalahgunaan kekuasaan.
 Menerapkan prinsip-prinsip good governance seperti tranparansi, akuntabilitas,
partisipasi masyarakat, dan penegakkan hukum secara konsisten dalam
penyelenggaraan pemerintahan.
 Membangun budaya integritas dan etika di lingkungan pemerintahan melalui
pendidikan dan pelatihan aparatur negara.
3. Memperkuat regulasi dan sistem pengawasan internal.
 Menyusun regulasi yang jelas dan tegas mengenai batasan kewenangan, prosesdur
pengambilan keputusan, dan saksi bagi penyalahgunaan kekuasaan.
 Membangun sistem pengawasan internal yang efektif di setiap instansi
pemerintahan, seperti inspektorat, auditor internal, dan unit pengawasan internal
lainnya.
 Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan negara,
pengadaan barang dan jasa, serta pelaksanaan program-program pemerintah.
4. Meningkatkan kesejahteraan dan profesionalisme aparatur negara
 Memberikan remunerasi yang layak dan memadai bagi aparatur gera untuk
mencegah tindakan koruptif yang di sebabkan oleh faktor ekonomi.
 Melakukan rekrutmen dan seleksi yang ketat untuk mendapatkan aparatur negara
yang berkualitas dan berintegritas .
 Memberikan pelatihan dan pengembangan kapasitas secara berkelanjutan untuk
meningkatkan profesioalisme dan integritas aparatur negara.
5. Membangun budaya dan kesadaran masyarakat
 Melakukan pendidikan dan kampanye publik untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang hak-hak mereka dan pentingnya mengawasi jalannya
pemerintahan.
 Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dan
pemantauan kebijakan pemerintahan.
 Menumbuhkan budaya kritis dan anti-korupsi di kalangan masyarakat melalui
pendidikan dan sosialisasi yang berkelanjutan.
Kesimpulan :
Upaya-upaya tersebut membutuhkan komitmen dan kerjasama yang kuat dari seluruh pemilik
kepentingan, termasuk pemerintah, lembaga negara, sektor wisata, organisasi masyarakat
sipil, dan masyarakat luas. Dengan demikian, penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang di
lingkungan pemerintahan dapat di cegah dan diminimalisir secara efektif.

Sumber Data Referensi dan Pengetahuan :


- IPEM4321. Modul 1 hal 1.3, 1.6,1.7-1.31
- Nurbaiti, N. U. R. B. A. I. T. I. (2015). Permasalahan Hukum Tata Pemerintahan Dalam
Kaitannya dengan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Indonesia. Jurnal MP
(Manajemen Pemerintahan), 1(1), 1-13.
- Jurdi, F. (2019). Hukum tata negara Indonesia. Kencana.
- Munaf, Y. (2016). Hukum Administrasi Negara. Pekanbaru: Marpoyan Tujuh.
- Santoso, B. T., & Munir, A. (2023). Efforts to Prevent Acts of Abuse Authority That Result in
Harm State Finances Using the Government’s Internal Supervision Apparatus. Widya Pranata
Hukum: Jurnal Kajian dan Penelitian Hukum, 5(1), 1-14.
- Negara, H. T. (2023). Hukum administrasi negara. PENGANTAR ILMU HUKUM, 173.
- Al Hafis, R. I., & Yogia, M. A. (2017). Abuse of power: Tinjauan terhadap penyalahgunaan
kekuasaan oleh pejabat publik di Indonesia. Publika: Jurnal Ilmu Administrasi Publik, 3(1), 80-
88.

Anda mungkin juga menyukai