Anda di halaman 1dari 2

Keutamaan dan ke istemewaan Bulan Ramadhan

Assalamualaikum wr wb. Puasa Ramadhan adalah ibadah dengan menahan lapar dan haus yang
harus dilaksanakan muslim ketika Ramadhan tiba. Meski berat, puasa akan menjadi terasa indah
dan nikmat, jika dilandaskan pada keyakinan bahwa ini adalah perintah dari Allah. Fadilah dan
keutamaan yang diberikan kepada orang-orang yang berpuasa di bulan Ramadan adalah janji
Allah. Beberapa keutamaan puasa sebagaimana dikabarkan oleh Rasulullah saw.:
Pertama, Mendapat Balasan Langsung dari Allah Allah berfirman dalam hadits qudsi: “Orang
yang berpuasa itu meninggalkan makan, minum dan syahwatnya karena taat pada perintah Allah.
Puasa adalah untukku (Allah) dan Aku akan memberikan balasannya, sedang sesuatu kebaikan
itu dibalas dengan sepuluh kali lipat gandanya.” (HR Bukhari)
Kedua, Masuk Surga Melalui Pintu Rayyan Dari Abu Said r.a.: “Rasulullah saw., bersabda:
“Barangsiapa yang termasuk dalam ahli puasa, ia akan dipanggil dari pintu Rayyan.” Ketiga,
Sehari Berpuasa Dijauhkan 70 Tahun dari Neraka Dari Abu Said r.a.: “Rasulullah saw.,
bersabda: “Tiada seorang hambapun yang berpuasa sehari dengan niat fisabilillah, yakni semata-
mata menuju kepada ketaatan kepada Allah, melainkan Allah akan menjauhkan wajahnya yakni
dirinya karena puasanya tadi, sejauh perjalanan tujuh puluh tahun dari neraka,” (muttafaq ‘alaih).
Keempat, Diampuni Dosa-dosa Terdahulu Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Nabi bersabda:
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena didorong oleh keimanan dan mengharapkan
keridhaan Allah, maka di ampunkanlah untuknya dosa-dosanya yang terdahulu,” (muttafaq
‘alaih). Kelima, Ada Keberkahan di Dalam Makan Sahur Rasulullah saw., bersabda: “Makan
sahurlah kalian, karena pada makan sahur itu terdapat keberkahan,” (HR Muslim). Keenam,
Senantiasa dalam Kebaikan Selama Berbuka Rasulullah saw., bersabda: “Orang-orang itu
senantiasa dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka,” (HR Muslim). Semoga kita
semua selama puasa berlangsung bisa mendapatkan keutamaan puasa Ramadan.
Selain itu,, bulan Ramadhan juga memiliki keistimewaan dibandingkan bulan- bulan yang lain
sebagaimana ALLAH telah berfirman dalam surat albaqarah yang artinya
Dalam Surah Al-Baqarah ayat 183, Allah SWT berfirman, "Hai orang-orang yang beriman,
diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar
kamu bertaqwa." Dalam ayat ini, Allah SWT menegaskan bahwa puasa di bulan Ramadhan
adalah suatu kewajiban bagi umat Islam, dan tujuan dari puasa adalah untuk mendapatkan taqwa
atau ketakwaan kepada Allah SWT.
Dalam ayat ini, Allah SWT menegaskan bahwa puasa di bulan Ramadhan adalah suatu
kewajiban bagi umat Islam, dan tujuan dari puasa adalah untuk mendapatkan taqwa atau
ketakwaan kepada Allah SWT
Kedua, di bulan Ramadhan, pahala dari Allah SWT untuk amal ibadah yang dilakukan oleh umat
Islam dilipatgandakan. Hal ini terdapat dalam sebuah hadis riwayat Bukhari dan Muslim, di
mana Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa melakukan puasa Ramadhan dengan iman dan
harapan pahala dari Allah SWT, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." Dalam
hadis ini, terlihat betapa pentingnya beribadah dengan niat yang tulus dan penuh harapan agar
mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Kedua, di bulan Ramadhan, pahala dari Allah SWT untuk amal ibadah yang dilakukan oleh umat
Islam dilipatgandakan. Hal ini terdapat dalam sebuah hadis riwayat Bukhari dan Muslim, di
mana Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa melakukan puasa Ramadhan dengan iman dan
harapan pahala dari Allah SWT, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." Dalam
hadis ini, terlihat betapa pentingnya beribadah dengan niat yang tulus dan penuh harapan agar
mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Ramadhan Bertema Keikhlasan
Hadirin kaum muslimin wal muslimat rahimakumullah, Bulan Ramadan merupakan bulan yang
mulia. Umat Islam tidak hanya diwajibkan berpuasa pada siang hari, tetapi juga bisa menunaikan
ibadah sunah lain, seperti Salat Tarawih dan bersedekah. Dalam menjalankan berbagai ibadah
selama Ramadan, kaum muslim tentu tidak menghendaki kesia-siaan, seperti tidak berbalas
pahala atau bahkan ditolak Allah Swt. Amalan yang tidak diterima sama dengan melakukan
perkara sia-sia. Lantas, bagaimana supaya amalan kaum muslim dapat diterima Allah Swt?
Jawabanya adalah melakukan berbagai ibadah dengan ikhlas. Salah satu syarat diterimanya
ibadah dalam Islam adalah ikhlas. Ikhlas ( ‫ )ِإْخ َالٌص‬berakar dari kata dalam bahasa Arab khalasha (
‫ )َخ َلَص‬yang berarti bersih, murni, atau jernih. Ikhlas secara sederhana dapat dimaknai dengan
melakukan suatu amalan hanya untuk mengharap rida Allah Swt. Lebih jauh lagi, ikhlas dapat
dimaknai sebagai pemurnian agama dari hawa nafsu dan perilaku menyimpang, pemurnian amal
dari bermacam penyakit dan noda yang tersembunyi, pemurnian ucapan dari kata-kata yang tidak
berguna, dan pemurnian budi pekerti dengan mengikuti apa yang dikehendaki Allah Swt. Hadirin
kaum muslimin wal muslimat rahimakumullah, Di dalam Al-Qur’an terdapat banyak ayat yang
memuat pembahasan perihal ikhlas. Salah satunya adalah Surah An-Nisa ayat 146,
Yang Artinya: “Kecuali orang-orang yang bertobat dan memperbaiki diri dan berpegang teguh
pada [agama] Allah dan dengan tulus ikhlas [menjalankan] agama mereka karena Allah. Maka,
mereka itu bersama-sama orang-orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan pahala
yang besar kepada orang-orang yang beriman,” (QS. An-Nisa [4]: 146). Islam membagi ikhlas
menjadi 3 tingkatan, mulai yang tertinggi hingga terendah.
Pertama, ikhlas berupa hanya mengharap rida Allah Swt. Ikhlas ini adalah yang tertinggi karena
semua perbuatan semata-mata dilakukan demi mencari rida Allah, tanpa mengharap imbalan atau
perhatian orang lain seperti pujian, simpati, harta, dan sebagainya.
Kedua, ikhlas berupa mengharap surga dan minta dihindarkan dari neraka. Allah Swt.
menjanjikan balasan surga dan menjauhkan dari neraka bagi kaum muslim yang berbuat baik
serta amal saleh.
Ketiga, ikhlas berupa mengharap berkah dunia dari Allah Swt. Ikhlas ini merupakan tingkatan
yang paling rendah. Kendati demikian, Allah Swt. memang telah menjanjikan hal itu kepada
kaum muslim. Sebagai contoh, orang menjalankan Salat Duha karena mengharap keluasan
rezeki. Hadirin kaum muslimin wal muslimat rahimakumullah, Menjalankan sifat ikhlas terlihat
seperti perkara yang mudah. Namun, manusia harus bisa menahan hawa nafsu serta bisikan
setan, yang menjerumuskan. Godaan tersebut biasanya membuat seorang muslim beribadah
dengan tujuan riya atau pamer. Kendati ikhlas berada di dalam hati, terdapat tanda-tanda yang
mencerminkan para pengamalnya. Beberapa tanda-tanda orang yang memiliki sifat ikhlas
sebagai berikut: Orang ikhlas tidak mengharap popularitas. Ikhlas hadir ketika seseorang
mengakui dirinya memiliki banyak kekurangan. Orang ikhlas cenderung menyembunyikan amal
kebaikan yang dilakukan. Orang ikhlas akan marah atau cinta pada suatu perkara karena Allah
Swt. Orang ikhlas merasa gembira ketika saudaranya memiliki kelebihan. Hadirin kaum
muslimin wal muslimat rahimakumullah,
Rasulullah saw. menegaskan jika segala amal ibadah kita termasuk menjalani saum Ramadan
penuh keikhlasan demi memperoleh rida Allah Swt. semata. Walau segenap jiwa dan raga
bahkan pikiran terkuras jika tak menjalani penuh keikhlasan, pastinya semua amalan ibadah akan
terasa sia-sia di mata Allah Swt. Dengan demikian, maka sangat merugi orang yang sedekah
sebanyak-banyaknya di bulan suci hanya karena demi konten dan terlihat dermawan. Mulai
sekarang, teman-teman hadirin sekalian diingatkan untuk kembali ke fitrahnya dalam beribadah,
beramal saleh penuh keikhlasan dalam berbagai aktivitas khususnya di bulan suci Ramadhan.

Anda mungkin juga menyukai