Anda di halaman 1dari 3

Jawaban Diskusi Sesi 2

Hukum Tata Pemerintahan

Nama : Lidiawati
Nim :
050131053
Prodi : Ilmu Pemerintahan (FHSIP)
UT Bogor S1. Semester 2
Pertanyaan Sesi Ke 2 :

Saudara mahasiswa,

Anda diminta untuk mendiskusikan dengan menyebut alasan pokok dan tolok
ukurnya "Apakah pernyataan, perkataan atau perbuatan yang dilakukan oleh tokoh-
tokoh berpengaruh pada masa lampau dapat dijadikan sebagai sumber hukum?
Jelaskan irisan-irisan (overlay/batas tumpang tindih) antara sumber hukum
materiel-formiel dengan sumber hukum internasional?"

Jawaban Sesi Ke 2 :
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita perlu memahami terlebih dahulu konsep
sumber hukum dan pemberdayaan yang menjadi sumber hukum materiel dan sumber
hukum formiel, serta kaitannya dengan sumber hukum Internasional.
 Sumber hukum materiel mengacu pada faktor-faktor yang mempengaruhi
pembentukan hukum, seperti nilai-nilai, keyakinan, dan kesadaran hukum pada
masyarakat.
 Sumber hukum formiel adalah sumber hukum yang berbentuk tertulis dan
mengikat secara formal, seperti peraturan perundang-undangan, yuris prudensi
dan traktat.
*Dalam konteks ini, pernyataan, perkataan, atau perbuatan tokoh-tokoh yang
berpengaruh di masa lalu atau masa lampau dapat di jadikan sebagai sumber hukum
materiel.
Alasan pokoknya adalah bahwa mereka merupakan respresentasi dari nilai-nilai,
keyakinan, dan kesadaran hukum pada masyarakat masa itu. Maka tolak ukurnya
adalah sejauh mana pernyataan, perkataan, atau perbuatan tersebut dapat
mempengaruhi pembentukan hukum dan mencerminkan nilai-nilai yang hidup dalam
masyarakat.
Namun, pernyataan, perkataan, atau perbuatan tokoh-tokoh berpengaruh di masa
lampau tidak dapat secara langsung di jadikan sebagai sumber hukum formiel karena
tidak memiliki kekuatan mengikat secara hukum. Sedangkan untuk menjadi sumber
hukum formiel, pernyataan, perkataan, atau perbuatan tersebut harus di
transformasikan ke dalam bentuk hukum tertulis, seperti peraturan perundang-
undangan atau putusan pengadilan.
*Dalam konteks hukum Internasional, terdapat irisan atau batas tumpang tindih
antara sumber hukum materiel-formiel dengan sumber hukum Internasional.
 Sumber hukum Internasional mencakup perjanjian Internasional (Traktat)
kebiasaan internasional, prinsip-prinsip hukum umum, putusan pengadilan, dan
ajaran para ahli hukum terkemuka.
Maka dari itu, pernyataan, perkataan, atau perbuatan tokoh-tokoh berpengaruh di
masa lampau dapat menjadi bagian dari sumber hukum internasional dalam bentuk
kebiasaan internasional atau ajaran para ahli hukum terkemuka. Misalnya, ajaran
para filosof atau pemikir besar seperti Grotius, Vattel, atau Oppenheim telah
memberikan kontribusi signifikan dalam pembentukan prinsip-prinsip hukum
internasional.
Tetapi dalam hal ini, pernyataan, perkataan, atau perbuatan toko-tokoh berpengaruh
di masa lampau tidak menjadi sumber hukum formiel, pernyataan, perkataan, atau
perbuatan tersebut harus di informasikan ke dalam perjanjian internasional atau
putusan pengadilan internasional.
Oleh karena itu, irisan antara sumber hukum materiel-formiel dengan sumber sumber
hukum internasional terletak pada kemampuan pernyataan, perkataan, atau perbuatan
tokoh-tokoh berpengaruh di masa lampau untuk mempengaruhi pembentukan hukum
internasional, baik secara langsung sebagai bagian dari kebiasaan internasional atau
ajaran para ahli hukum terkemuka, maupun secara tidak langsung sebagai sumber
hukum materiel yang mempengaruhi pembuatan sumber hukum formiel internasional
seperti perjanjian internasional atau putusan pengadilan internasional.

Anda mungkin juga menyukai