Anda di halaman 1dari 3

1. Jelaskan hubungan ide, konsep dan term dengan prinsip penalaran!

Ide, Konsep, dan Term:


Hubungan dengan Prinsip Penalaran.
Dalam memahami suatu bidang ilmu atau topik tertentu, penting untuk
memahami hubungan antara ide, konsep, dan term dengan prinsip
penalaran. Ide, konsep, dan term adalah elemen-elemen yang mendasari
dan membentuk pemikiran kita dalam suatu subjek. Prinsip penalaran, di
sisi lain, adalah metode yang digunakan untuk menghubungkan ide,
konsep, dan term agar dapat membentuk argumen yang konsisten, logis,
dan kuat.
a. Ide
Ide merujuk pada gagasan atau konsepsi yang ada dalam pikiran
seseorang. Ide muncul sebagai hasil dari observasi, refleksi, dan pemikiran
kritis terhadap suatu topik. Ide bisa datang dalam bentuk visi, konsep
umum, atau gagasan khusus yang menjadi dasar dalam memahami
sesuatu.
b. Konsep
Konsep adalah abstraksi dari ide yang telah diorganisasikan dalam suatu
kerangka pemahaman yang lebih sistematis. Konsep memberikan
wawasan yang lebih mendalam terkait suatu hal atau topik tertentu.
Biasanya, konsep memiliki definisi yang jelas dan hubungan dengan
konsep lainnya di dalam bidang yang sama.
c. Term
Term adalah kata atau frasa yang digunakan untuk menggambarkan suatu
konsep secara singkat atau spesifik. Term menjadikan bahasa kita lebih
terstruktur dan baku. Dalam banyak bidang, term memiliki arti khusus yang
sudah disepakati dan sejalan dengan istilah yang digunakan oleh
komunitas ilmiah atau profesional.

Setelah kita memahami apa itu ide, konsep, dan term, penting juga untuk
memahami prinsip penalaran yang digunakan dalam membangun argumen
yang kuat. Prinsip penalaran adalah aturan atau metode yang digunakan
dalam proses berpikir logis dan rasional. Berikut adalah beberapa prinsip
penalaran yang umum digunakan:

1. Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah proses menghasilkan kesimpulan yang benar
berdasarkan premis-premis yang sudah diketahui. Dalam penalaran
deduktif, premis-premis yang sudah diterima dijadikan dasar untuk
menyimpulkan kesimpulan yang pasti. Misalnya:

Premis 1: Semua manusia adalah makhluk hidup


Premis 2: Saya adalah manusia
Kesimpulan: Oleh karena itu, saya adalah makhluk hidup
2. Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah proses menghasilkan kesimpulan yang mungkin
benar berdasarkan premis-premis yang ada. Dalam penalaran induktif, kita
mencari pola atau tren dari informasi yang sudah ada untuk kemudian
membuat generalisasi. Misalnya:
Premis 1: Semua anjing yang pernah saya temui berkaki empat
Premis 2: Saya melihat seekor anjing baru dengan kaki empat
Kesimpulan: Jadi, anjing ini juga pasti berkaki empat
3. Penalaran Analitis
Penalaran analitis adalah proses memecahkan suatu masalah atau
memahami suatu topik melalui analisis komponen-komponennya. Dalam
penalaran analitis, kompleksitas suatu topik dipecah menjadi bagian-
bagian yang lebih kecil untuk dipahami dengan lebih baik. Dalam
penalaran analitis, kita memeriksa bagaimana hubungan antara ide,
konsep, dan term saling terkait dan berpengaruh pada keseluruhan topik.
Dalam kesimpulan, ide, konsep, dan term berperan penting dalam
pembentukan pemikiran dan pemahaman kita tentang suatu subjek. Prinsip
penalaran bertindak sebagai kerangka kerja yang mendasari bagaimana
ide, konsep, dan term digunakan dalam proses berpikir logis dan rasional.
Dengan menggunakan prinsip penalaran yang benar, kita dapat
membangun argumen yang kokoh dan kritis serta mendorong pembaca
untuk berpikir lebih mendalam tentang topik yang dibahas.
Hubungan antara ide, konsep dan term dengan prinsip penalaran dapat
dikatakan menjadi satu-kesatuan dan saling melengkapi karena, ide adalah
model/bentuk pikiran yang berkembang melalui proses penalaran yang
memunculkan konsep, ide dan konsep dapat diungkapkan ke dalam bentuk
kata, dan pemahaman dari pengertian sebuah kata disebut dengan "term"
sehingga dapat disimpulkan bahwa antara ide, konsep dan term dengan
prinsip penalaran sangat erat hubungannya satu dan yg lainnya dan tidak
dapat dipisahkan karena dalam proses ide dan menjadi konsep lalu
tertuang dalam sebuah kata perlu penalaran.

2. Sebutkan dan jelaskan prinsip penalaran yang dapat membuat sesat


pikir!
Jawab:
A.Prinsip Identitas. Prinsip identitas dalam bahasa latin disebut principium
identitatis (law of identity), merupakan dasar dari semua penalaran,
sifatnya langsung analitis dan jelas dengan sendirinya, tidak membutuhkan
pembuktian.
Prinsip identitas berbunyi : "Sesuatu hal adalah sama dengan halnya itu
sendiri." Atau dengan kata lain bahwa sesuatu benda adalah benda itu
sendiri, tidak mungkin yang lain. Dengan perumusan lain dapat dikatakan
suatu pengakuan bahwa benda ini adalah benda ini bukan benda lain, dan
bahwa benda itu adalah benda itu bukan benda yang lain.
B.Prinsip Non Kontradiksi. Prinsip non kontradiksi adalah tidak adanya
suatu kontradiksi. Prinsip non kontradiksi berbunyi : "Sesuatu tidak dapat
sekaligus merupakan hal itu dan bukan hal itu pada waktu yang
bersamaan." Atau dengan kata lain sesuatu pernyataan tidak mungkin
mempunyai nilai benar dan tidak benar pada saat yang sama. Yang
dimaksudkan dengan prinsip ini adalah bahwa dua sifat yang berlawanan
penuh (secara mutlak) tidak mungkin ada pada suatu benda dalam waktu
dan tempat yang sama.
C.Prinsip Eksklusi Tertii. Prinsip eksklusi tertii dalam bahsa latin disebut
principium exclusi tertii (law of excluded middle), yaitu prinsip penyisihan
jalan tengah atau prinsip tidak adanya kemungkinan ketiga yang
merupakan jalan tengah. Arti dari prinsip ini adalah bahwa dua sifat yang
berlawanan penuh, secara mutlak, tidak mungkin kedua-duanya dimiliki
oleh satu benda, hanya salah satu yang dimilikinya.
Di samping tiga prinsip tersebut di atas yang dikemukakan oleh Aristoteles,
seorang filsuf Jerman, Gottfried Wilhelm von Leibniz, menambahkan satu
prinsip lagi yang merupakan pelengkap bagi prinsip identitas, yaitu :

D.Prinsip Cukup Alasan. Prinsip ini dalam bahasa latin disebut principium
rationis sufficientis (law of sufficient reason), yang berbunyi : "Suatu
perubahan yang terjadi pada sesuatu hal tertentu mestilah berdasarkan
alasan yang cukup, tidak mungkin tiba-tiba berubah tanpa sebab-sebab
yang mencukupi". Atau dengan kata lain adanya sesuatu itu mestilah
mempunyai alasan yang cukup, demikian pula jika ada perubahan pada
keadaan tertentu". Prinsip cukup alasan ini dinyatakan sebagai tambahan
bagi prinsip identitas karena secara tidak langsung menyatakan bahwa
sesuatu benda mestilah tetap tidak berubah, artinya tetap sebagaimana
benda itu sendiri, tetapi juka kebetulan terjadi sesuatu perubahan, maka
perubahan itu mestilah ada sesuatu yang mendahuluinya sebagai
penyebab perubahan itu.

Sumber :
1. Modul 2 ISIP421 1 (Logika)
2. Inisiasi 2 DASAR-DASAR PENALARAN LOGIS
3. Noor Muhsin Bakri dan Sonjoruri Budiani Trisakti. Logika. Ed. II. Jakarta:
Universitas Terbuka, 2010, hal 2.33- 2.38

Anda mungkin juga menyukai