Anda di halaman 1dari 9

1

NAMA : MONICA JULIANI NPM : 14211601 KELAS : 3EA27

TUGAS SOFTSKILL BAHASA INDONESIA 2

PENALARAN

Ibu Rini Sawitri

PENALARAN
1. PENGERTIAN PENALARAN Seperti yang kita ketahui, banyak terdapat pengertian tentang penalaran, menurut saya definisi penalaran secara umum adalah serangkaian proses berpikir sistematik dan logis yang menghubungkan fakta yang ada untuk mencapai kesimpulan yang tepat dan benar sehingga dapat menghasilkan pengetahuan. Menurut kamus lengkap Bahasa Indonesia penalaran adalah cara manusia dalam menemukan pemecahan masalah pada persoalan. Cara tersebut bisa menggunakan nalar, pemikiran logis, jangkauan, kepercayaan takhayul, serta pemikiran yang tidak logis. Menurut Shurter dan Pierce, penalaran sebagai reasoning yang didefinisikan sebagai proses pencapaian kesimpulan logis berdasarkan fakta dan sumber yang relevan. Menurut Keraf, penalaran adalah proses berfikir yang berusaha menghubungkan fakta-fakta menuju suatu kesimpulan. Penalaran bisa berbeda atau bertolak dari pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang, baik itu sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah. Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah proposisi dan dijadikan sebagai premis. Jadi semua premis harus bersifat benar, meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Benar secara formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari pengaturan berpikir yang tepat sedangkan benar secara material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.

2. CIRI PENALARAN Berikut ini adalah penjelasan mengenai ciri dari penalaran, yaitu : 1. Terdapat logika, yaitu suatu pola berpikir yang secara luas. 2. Terdapat sifat analitik dari proses berfikir. 3. Dilakukan secara sadar. 4. Bersifat sistematis. 5. Bersifat nyata dan sudah diketahui. 6. Memiliki arah dan tujuan. 7. Menghasilkan kesimpulan atau keputusan baru yang berupa pengetahuan.

3. MANFAAT PENALARAN Berikut ini adalah penjelasan secara singkat mengenai manfaat penalaran, yaitu sebagai berikut : 1. Dapat menambah daya berpikir secara abstrak sehingga melatih dan mengembangkan daya pemikiran dan menimbulkan disiplin intelektual. 2. Membantu dalam hal berpikir sendiri dan membedakan yang benar dan yang tidak. 3. Mencegah agar tidak tersesat oleh segala sesuatu yang diperoleh berdasarkan autoritas, emosi, dan prasangka. 4. Menggunakan prinsip abstrak yang dapat dimengerti oleh semua lapangan ilmu pengetahuan (bahkan seluruh lapangan kehidupan). 5. Membantu berpikir tepat dan teratur karena dengan berpikir demikian dapat memperoleh kebenaran.

4. PRINSIP PENALARAN Prinsip sering diartikan sebagai sebuah kaidah. Prinsip itu sendiri adalah suatu pernyataan yang memiliki nilai kebenaran yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu, serta kebenaran tersebut dapat digunakan dimana saja dan kapan saja. Prinsip yang tidak membutuhkan pembuktian kebenaran serta jelas secara sendirinya disebut sebagai prinsip dasar. Prinsip dasar dalam logika sering disebut dengan prinsip penalaran. Prinsip dasar penalaran memiliki tiga prinsip. Ketiga prinsip ini diuraikan secara terperinci sebagai berikut : 1. Prinsip identitas. Dalam istilah latin prinsip identitas disebut dengan principium identitatis (law of identity), yang berarti prinsip dasar dari semua penalaran yang tidak memerlukan pembuktian serta akan jelas dengan sendirinya dan bersifat analistis. Prinsip identitas berarti sesuatu yang dinyatakan x sama dengan x yang dinyatakan itu, bukan a yang lain. Berikut adalah perumusan secara simbolik (x <=> x) artinya x tersebut adalah identik terhadap x itu sendiri. Prinsip ini menyatakan bahwa sesuatu benda adalah benda itu sendiri, tidak mungkin yang lain. 2. Prinsip non kontradiksi. Dalam istilah latin prinsip ini ditulis principium contradictionis (law of contrediction). Prinsip non kontradiksi adalah sesuatu pernyataan tidak mungkin mempunyai nilai benar dan tidak benar pada saat yang sama atau sesuatu tidak dapat sekaligus merupakan hal itu dan bukan hal itu pada waktu yang bersamaan. Dengan kata lain, sesuatu tidaklah mungkin secara bersamaan merupakan x dan non x. Berikut adalah perumusan secara simbolik - (x

-x) artinya bahwa x dan non x tidak bisa di nyatakan

secara bersamaan. Jika y merupakan anggota x maka tidak mungkin y tersebut sekaligus menjadi anggota non x. Jadi kesimpulan dari yang dimaksudkan pada prinsip ini adalah dua sifat yang berbeda atau berlawanan penuh (secara mutlak) tidak mungkin terdapat pada suatu benda dalam waktu dan tempat yang sama. Berikut contoh suatu pernyataan, benda z merupakan benda hidup dan benda tidak hidup. Kedua pernyataan tersebut menyatakan bahwa benda z memiliki dua sifat yang berlawanan, oleh karena itu kedua pernyataan diatas tidak mungkin diterima pada waktu yang sama, walaupun benda z itu dapat dibenarkan pada suatu saat hidup dan pada saat yang lain tidak hidup, namun tidak mungkin keduanya terjadi pada waktu bersamaan. 3. Prinsip eksklusi tertii. Dalam istilah latin prinsip ini adalah principium exclusi tertii (law of excluded middle), artinya prinsip penyisihan jalan tengah atau prinsip tidak adanya kemungkinan ketiga. Prinsip eksklusi tertii menyatakan bahwa sesuatu jika dinyatakan sebagai hal tertentu atau bukan hal tertentu maka tidak ada kemungkinan ketiga yang merupakan jalan tengah atau sesuatu q mestilah q atau non q sekaligus, atau juga non q dan non-non q bersamaan, hal ini tidak mungkin, berdasarkan prinsip non kontradiksi. Berikut adalah perumusan secara simbolik (q V q) artinya sesuatu mestilah q atau non q. Sesuatu q hanya sebagai anggota q atau anggota non q. Maksud dari prinsip ini adalah dua sifat yang berlawanan penuh (secara mutlak) tidak mungkin keduanya dimiliki oleh suatu benda, jadi hanya salah satu yang dapat dimilikinya, sifat q atau non q. Atau dengan kata lain bahwa salah satu dari dua sifat yang berlawanan penuh harus benar bagi salah satu dan tidak benar bagi yang lain, tidak mungkin keduanya benar atau tidak mungkin keduanya salah. Contohnya benda hidup y adalah manusia atau bukan

manusia. Jika y dinyatakan sebagai manusia maka dinilai benar, berarti pernyataan tersebut sesuai dengan kenyataan, oleh karena itu y bukan manusia adalah salah, karena jelas tidak sesuai dengan kenyataannya, atau bahka sebaliknya, y dinyatakan sebagai manusia dinilai salah, maka bukan manusia adalah benar, tidak ada kemungkinan ketiga, yaitu keduanya benar atau keduanya salah. Selain tiga prinsip yang dikemukakan di atas, seorang filsuf Jerman Gottfried Wilhelm von Leibniz (1646-1716) menambah satu prinsip yang merupakan pelengkap atau tambahan bagi prinsip identitas, yaitu : Prinsip cukup alasan. Dalam istilah latin prinsip ini disebut dengan principium rationis sufficientis (law of sufficient reason), yang artinya suatu perubahan yang terjadi pada sesuatu hal tertentu harus berdasarkan alasan yang cukup kuat, tidak mungkin bisa berubah tanpa sebab yang mencukupi atau adanya sesuatu itu harus mempunyai alasan yang cukup, demikian pula jika ada perubahan pada keadaan tertentu. Contohnya berikut ini, jika suatu benda jatuh ke tanah, alasannya ialah karena adanya daya tarik bumi, sedangkan benda itu tidak ada yang menahannya. Prinsip cukup alasan ini dinyatakan sebagai tambahan bagi prinsip identitas karena secara tidak langsung menyatakan bahwa sesuatu benda mestilah tetap tidak berubah, artinya tetap sebagaimana benda itu sendiri, tetapi jika kebetulan terjadi suatu perubahan, maka perubahan itu mestilah ada sesuatu yang mendahuluinya sebagai penyebab perubahan itu.

5. HAKIKAT PENALARAN Tutur bahasa dari manusia yang berpikir menghasilkan hakikat penalaran. Manusia yang berpikir dilengkapi dengan tutur kata dan akal budi, sehingga manusia disebut sebagai animal rationale. Animal diartikan mengenai dunia yang mengitarinya (arti, susunan alam raya). Rationale berasal dari bahasa Yunani yang dinyatakan dari logos. Logos menunjukkan arti sesuatu perbuatan atau isyarat, inti sesuatu hal, cerita, kata, atau susunan. Manusia baru menjadi manusia sepenuhnya karena mereka bisa menggunakan bahasa. Dalam hal ini penalaran diartikan sebagai proses mental untuk memperoleh pengetahuan atau kebenaran baru berdasarkan sesuatu yang sudah diketahui. Dalam pencapaian penalaran dilakukan secara tak langsung, yaitu melalui mediasi (pemikiran dan asosiatif). Secara sederhana, penalaran merupakan proses dalam berpikir yang membuahkan pengetahuan. Sedangkan pemikiran itu sendiri adalah organisasi dan reorganisasi pengalaman masa lampau yang diterapkan pada situasi sekarang.

6. KONSEP DAN SIMBOL DALAM PENALARAN Suatu kegiatan atau aktivitas pikiran manusia yang bersifat abstrak disebut sebagai penalaran. Dalam hal mewujudkan penalaran tersebut diperlukan simbol atau lambang. Bahasa merupakan bentuk simbol yang digunakan dalam penalaran. Dari bahasa tersebut kita akan mewujudkan penalaran berupa argumen. Dari argumen tersebut kita dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis yang telah disimpulkan sebelumnya. Jadi kesimpulannya, pemikiran manusia merupakan aktivitas atau kegiatan berpikir yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Secara garis besar, penalaran tidak akan terwujud tanpa adanya proposisi. Proposisi itu sendiri merupakan hasil dari

serangkaian pengertian yang pada akhirnya mengalami perluasan kemudian menghasilkan sebuah premis bagi penalaran. Jadi tidak ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi.

7. MACAM PENALARAN Terdapat dua macam penalaran, yaitu : a. Penalaran Langsung Penalaran langsung merupakan suatu penalaran yang premisnya hanya sebuah proposisi dan langsung disusul dengan proposisi lain sebagai kesimpulannya. Penalaran langsung ditarik hanya dari satu premis saja. Penarikan konklusi secara langsung dapat memberikan keterangan yang lengkap tentang proposisi yang diberikan, yaitu dengan menyatakan secara eksplisit apa saja yang telah dinyatakan secara implisit didalam premis. Contohnya, semua anak kecil memakan So Good. (S=P) Jadi, sebagian pemakan So Good adalah anak kecil. Istilah penalaran langsung berasal dari Aristoteles untuk menunjukkan penalaran, yang premisnya hanya terdiri dari sebuah proposisi saja. Konklusinya ditarik langsung dari proposisi yang satu itu dengan membandingkan subjek dan predikatnya. b. Penalaran tidak langsung Penalaran tidak langsung, penarikan konklusinya atas lebih dari satu proposisi. Konklusinya ditarik dari dua premis. Contoh: Semua karyawan memiliki sifat rajin. Roni adalah Karyawan. Roni memiliki sifat rajin.

8. CIRI PENALARAN SEBAGAI PROSES BERPIKIR Berikut merupakan ciri dari penalaran sebagai proses berpikir : i. Sifat logis.Penalaran merupakan suatu proses berpikir logis menurut pola tertentu atau mempunyai logikan masing-masing. ii. Sifat analitik dari proses berpikir. Penalaran merupakan kegiatan berpikir yang mendasarkan diri pada suatu analisis dengan langkah-langkah tertentu dan kerangka berpikir yang digunakan adalah logika.

Anda mungkin juga menyukai