Anda di halaman 1dari 2

1.

kalimat diatas dapat diubah menjadi proposisi dan dipisahkan menjadi beberapa
bentuk, yaitu hipotesis, disjungtif, dan konjungtif.

Hipotesis: Jika Nadim Makarim adalah Menteri Ristekdikti, maka dia tidak bisa
menjadi CEO Gojek.

Disjungtif: Nadim Makarim adalah Menteri Ristekdikti atau CEO Gojek.

Konjungtif: Nadim Makarim adalah Menteri Ristekdikti dan CEO Gojek.

2. Ada beberapa alasan mengapa saya mungkin lebih sering menggunakan


proposisi majemuk konjungtif yaitu salah satunya adalah karena k etepatannya
dalam Menyampaikan Informasi dimana proposisi majemuk konjungtif
memungkinkan saya untuk menyampaikan informasi dengan lebih tepat dan jelas.
Dengan menghubungkan dua proposisi dengan kata “dan”, saya dapat menunjukkan
bahwa kedua peristiwa tersebut terjadi secara bersamaan atau berurutan.

Penggunaan proposisi majemuk konjungtif menurut saya juga dapat membuat


kalimat menjadi lebih ringkas dan padat. Hal ini memudahkan pembaca atau
pendengar seperti saya untuk memahami informasi yang disampaikan tanpa adanya
kerepotan.

Dalam beberapa konteks, penggunaan proposisi majemuk konjungtif dapat


membantu saya menggambarkan hubungan sebab-akibat antara dua peristiwa atau
informasi. Misalnya, “Dia belajar dengan giat dan berhasil dalam ujian” menunjukkan
bahwa keberhasilannya dalam ujian merupakan hasil dari usahanya belajar dengan
giat.

Yang saya ketahui bahwa bahasa Indonesia memiliki struktur kalimat yang
mendukung penggunaan proposisi majemuk konjungtif untuk menyampaikan
informasi dengan baik. Oleh karena itu, kebiasaan saya menggunakan jenis
proposisi ini mungkin juga dipengaruhi oleh kesesuaian struktur bahasa Indonesia
itu sendiri.
Sumber : BMP ISIP4211

Anda mungkin juga menyukai