Anda di halaman 1dari 4

Nama: NURAINI

Nim : 049013208

1. Menangkap Hikmah Bencana Alam

Bencana alam merupakan peristiwa yang sering kali menimbulkan kerusakan,


penderitaan, dan kehilangan bagi manusia. Namun, di balik tragedi tersebut,
terdapat hikmah yang dapat diambil sebagai pembelajaran. Untuk memahami dan
mengapresiasi hikmah-hikmah ini, perlu dilakukan penelitian yang mendalam.

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan mengidentifikasi hikmah yang


terkandung dalam bencana alam. Dengan demikian, diharapkan dapat memberikan
pemahaman yang lebih dalam tentang bencana alam dan dampaknya terhadap manusia.

Penelitian ini memiliki manfaat ganda. Pertama, penelitian ini akan memberikan
wawasan yang lebih baik tentang hikmah bencana alam dan dapat digunakan sebagai
sumber inspirasi dalam menghadapi dan mengatasi bencana di masa depan. Kedua,
penelitian ini akan memberikan kontribusi pada pemahaman teoritis dan ilmiah
tentang bencana alam, khususnya dalam konteks hikmah yang terkandung di dalamnya.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan analisis terhadap data
sekunder yang terkait dengan bencana alam dan studi kasus yang relevan. Data sekunder
meliputi laporan bencana, artikel, dan penelitian terkait. Analisis dilakukan melalui
proses pengumpulan data, pengkodean, kategorisasi, dan interpretasi.

Hasil penelitian menunjukkan beberapa hikmah bencana alam. Pertama, bencana


alam dapat membangkitkan solidaritas dan kepedulian sosial di antara masyarakat yang
terkena dampak, serta memperkuat ikatan komunitas. Kedua, bencana alam dapat
menjadi momentum untuk memperkuat keberdayaan dan ketahanan masyarakat dalam
menghadapi tantangan. Ketiga, bencana alam dapat menginspirasi inovasi dan penemuan
baru dalam teknologi, infrastruktur, dan mitigasi bencana. Keempat, bencana alam dapat
memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya pengelolaan lingkungan yang
berkelanjutan.

Penelitian ini mengungkapkan bahwa di balik bencana alam yang menyakitkan


terdapat hikmah yang dapat memberikan pembelajaran berharga. Dengan memahami dan
menangkap hikmah ini, kita dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik, meningkatkan
ketahanan masyarakat, dan mengembangkan kebijakan yang lebih efektif dalam
menghadapi bencana alam. Penting bagi pemerintah, lembaga terkait, dan masyarakat
umum untuk mengintegrasikan pemahaman tentang hikmah bencana alam ini dalam
upaya penanggulangan dan mitigasi bencana di masa depan.

Kata kunci : Bencana alam, hikmah, pembelajaran, kerusakan, penderitaan, metode


penelitian, solidaritas, keberdayaan, inovasi, pengelolaan lingkungan
2. Belajar mandiri merupakan kegiatan belajar aktif yang didorong oleh niat atau motif untuk
menguasai suatu kompetensi guna menyelesaikan suatu masalah. Hal tersebut dibangun
dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang telah dimiliki.

Seseorang yang sedang menjalankan kegiatan belajar mandiri lebih ditandai dan ditentukan
oleh motivasi yang mendorongnya belajar, bukan oleh kemampuan fisiknya. Pembelajar
mandiri dapat belajar sendiri/individu, atau dalam kelompok. Apabila motivasi belajar
seseorang adalah untuk menguasai suatu kompetensi yang diinginkan, maka orang tersebut
sedang menjalankan belajar mandiri. Belajar mandiri jenis ini disebut Self-motivated
Learning.

Berikut penjelasan mengenai perbaikan yang telah dilakukan:

1) Perbaikan pada kalimat pertama: Kata "guna untuk" diganti menjadi "guna
menyelesaikan" dalam Artikel perbaikan. Perubahan ini memberikan kejelasan bahwa
tujuan dari belajar mandiri adalah untuk menyelesaikan suatu masalah dengan
menguasai kompetensi yang diperlukan

2) Perbaikan pada kalimat kedua: Kalimat "Seseorang yang sedang menjalankan


kegiatan belajar mandiri lebih ditandai dan ditentukan oleh yang
mendorongnya belajar" telah diperbaiki dengan mengganti "yang
mendorongnya belajar" menjadi "motivasi yang mendorongnya belajar".

Hal ini membuat kalimat menjadi lebih jelas bahwa motivasi menjadi faktor yang
lebih dominan dalam belajar mandiri daripada kemampuan fisik.

3) Perbaikan pada kalimat ketiga: Kata "sendiri/individual" dalam Artikel 1 telah diganti
menjadi "sendiri/individu" dalam Artikel perbaikan. Perubahan ini bertujuan untuk
konsistensi penulisan dan menghindari penggunaan tanda slash ("/") yang kurang
sesuai dalam konteks ini. Secara keseluruhan, perbaikan yang dilakukan
pada artikel tersebut bertujuan untuk memperbaiki kesalahan penulisan dan
memberikan kejelasan pada kalimat-kalimat yang ada. Perbaikan tersebut tidak
mengubah makna keseluruhan dari artikel tersebut, namun meningkatkan
kekompakan dan kejelasan dalam menyampaikan informasi.

3. Berikut adalah penulisan ulang latar belakang masalah yang telah diperbaiki: Latar
Belakang Masalah

Dampak Internet bagi Remaja

Pada era digital saat ini, internet telah menjadi bagian yang mudah dijangkau dan melekat
dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi kalangan remaja. Pada dasarnya, internet mampu
membantu dalam menyelesaikan berbagai kegiatan manusia, seperti pekerjaan, pelajaran, dan
komunikasi.

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa sosial media dan dunia maya yang ada di internet juga
memiliki sisi negatif yang dapat berdampak buruk bagi penggunanya.

Remaja pada usia yang masih labil, termasuk dalam pengambilan keputusan dan perilaku,
sangat membutuhkan bimbingan orang tua dalam berbagai hal

Dalam konteks ini, perlu dipahami bahwa penggunaan internet oleh remaja memiliki dampak
yang kompleks dan perlu diperhatikan dengan bijak.

Dengan memahami dampak positif dan negatif internet bagi remaja, dapat diambil langkah-
langkah yang tepat untuk mengoptimalkan manfaatnya dan melindungi remaja dari dampak
yang merugikan.

Berikut adalah penjelasan mengenai perbaikan tersebut:

1) Penggunaan huruf kapital:

Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama semua kata (termasuk unsur bentuk ulang utuh)
seperti pada nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas.

2) Penggunaan tanda baca:

Tanda baca seperti titik, koma, dan tanda hubung ditempatkan dengan benar untuk memisahkan
kalimat dan memberikan keterbacaan yang baik.

3) Pemilihan kata yang tepat:

Beberapa kata dalam versi sebelumnya telah digantikan dengan kata yang lebih tepat.

Misalnya, "para kalangan remaja" diganti dengan "kalangan remaja", "berbagai hal yang sangat
bernilai negatif" diganti dengan "sisi negatif yang dapat berdampak buruk", dan lain sebagainya.

4) Penyusunan kalimat yang lebih jelas:

Kalimat-kalimat yang kurang jelas dalam versi sebelumnya diperbaiki agar memiliki struktur
kalimat yang lebih jelas dan mudah dipahami.

Misalnya, kalimat "Pada usia menginjak remaja tentu sangat masih labil dalam hal apapun baik
untuk mengambil keputusan dan melakukan apapun, tentu sangat dibutuhkan bimbingan orang
tua untuk melakukan banyak hal" disusun ulang menjadi "Remaja pada usia yang masih labil,
termasuk dalam pengambilan keputusan dan perilaku, sangat membutuhkan bimbingan orang tua
dalam berbagai hal."

Perbaikan tersebut dilakukan untuk memastikan latar belakang masalah terdengar lebih jelas,
terstruktur dengan baik, dan meminimalisir kesalahan dalam penulisan. Hal ini penting agar
pembaca dapat dengan mudah memahami isi latar belakang dan melanjutkan membaca artikel
dengan baik.

bahasa bertugas membuka percakapan agar tercipta komunikasi.


5. Fungsi Personal
Fungsi personal meliputi penerapan bahasa sebagai media untuk menggambarkan
keadaan emosi atau perasaan pembicara.
Contoh : "Wah, indah sekali pemandangan di gedung ini" dalam contoh ini fungsi
personal bahasa menunjukkan perasaan kagum dari pembicara mengenai
pemandangan yang ia lihat.
6. Fungsi Heuristik
Fungsi heuristik ialah fungsi bahasa yang ditujukan untuk memperoleh
pengetahuan dan mempelajari lingkungan sekitar.
Contoh : "Mengapa ibu bekerja?" merupakan contoh penggunaan fungsi heuristik
bahasa untuk mendapatkan pengetahuan mengenai alasan atau penyebab
ibu bekerja.
7. Fungsi Imajinatif
Yang dimaksud dengan fungsi imajinatif ialah penggunaan bahasa untuk
menciptakan hal-hal atau peristiwa-peristiwa fiktif ( tidak nyata ), seperti dongeng.
Contoh : "Semalam aku bermimpi bertemu naga" merupakan contoh penggunaan
fungsi imajinatif bahasa dimana pembicara mengungkapkan peristiwa

Anda mungkin juga menyukai