Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Ilmu mantiq berasal dari kata kerja ”nataqa” yang berarti berbicara, istilah lain yang
digunakan adalah logika, berasal dari bahasa yunani “ logos” yang berarti perkataan atau pikiran
yang benar. Dalam perkataan sehari-hari memiliki arti “menurut akal”. Seperti argumentasi logis,
artinya argumentasi menurut akal atau masuk akal, demikian pula sebaliknya.
Tetapi logika sebagai istilah berarti suatu metode atau teknik yang diciptakan untuk
meneliti ketepatan penalaran, sehingga untuk memahami apa logika itu, maka harus memiliki
pengertian yang jelas tentang penalaran dan penalaran adalah suatu bentuk pemikiran.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita haru bisa menyimpulkan apa yang kita dengar dan apa
yang kita baca, sehingga kita dapat memahami makna dari apa yang kita baca, maupun yang kita
dengar.
Dalam suatu keputusan, kita hendaknya dapat menyusun suatu putusan baru atau dapat
membalikkan apa yang kita dengar tesebut selagi pembalikan itu masih sesuai dengan aturan-
aturan dan tidak merubah maknadari apa yang di sampaikan.
Oleh karena itu, pemakalah menjadi tertarik untuk membahas mengenai penyimpulan,
pembalikan dan oposisi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian penyimpulan?
2. Bagaimana maksud penyimpulan induktif?
3. Bagaimana maksud penyimpulan deduktif?
4. Bagaimana maksud penyimpulan langsung?
5. Bagaimana maksud penyimpulan langsung

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian penyimpulan.
2. Untuk mengetahui maksud dari penyimpulan induktif.
3. Untuk mengetahui maksud dari penyimpulan deduktif.
4. Untuk mengetahui maksud dari penyimpulan langsung.
5. Untuk mengetahui maksud dari penyimpulan tidak langsung.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Penyimpulan
Penyimpulan adalah suatu kegiatan manusia yang tertentu. Dalam dan dengan kegiatan
itu ia bergerak menuju kepengetahuan yang telah dimilikinya dan berdasarkan pengetahuan yang
telah dimilikinya itu. disebut „kegiatan manusia‟ karena mencakup seluruh diri manusia,
meskipun akal budinya yang memegang tampuk pimpinan, Dengan kata „bergerak‟ mau
dinyatakan perkembangan pikiran manusia, „kepengetahun yang baru‟ menunjukkan tujuan yang
mau dicapai dalam pemikiran. Pengetahuan yang baru itu juga disebut kesimpulan atau
1
consequens. Hal ini juga menyatakan adanya sesuatu kemajuan.
Beberapa istilah dalam penyimpulan (Poespoprojo dan Gilarso. 1987: 122) yaitu:
Titik pangkal : pengetahuan yang telah dimiliki serta yang merupakan titik tolak dalam
proses pemikiran iu disebut ante-cedens atau premis (artinya : yang mendahului) jadi permis =
hal dari manayang diimpulkan sesuatu.
Hasil pemikiran : pengetahuan baru yang diperoleh yang diperoleh berdasarkan premis-
premis disebut kesimpulan.Hubungan antara premis dan kesimpulan, serta yang merupakan dasar
untuk kesimpulan itu mudahnya kita sebut hubungan.2

B. Peyimpulan Induktif
Penyimpulan yang dilakukan berdasarkan premis-premis berupa kebenaran individual
kemudian ditarik kesimpulan sebagai kebenaran baru dengan cara analogi generalisasi.3 Disini
tampak bahwa kesimpulan pada induksi selalu lebih luas. Karena itu kebenaran yang dihasilkan
juga hanya bersifat probabilitas. Dan tingkat probabilitas juga ditentukan misalya oleh fakta,
faktor analogi, dis-analogi, dan luasnya kesimpulan.4
Pada prinsipnya penyimpulan induktif dan penyimpulan deduktif sama-sama
menggunakaan premis-premis dari proposi kategoris. Namun kesimpulan yang ditarik dalam
penyimpulan induktif selalu lebih besar dari pada premis. Maka dalam penyimpulan induktif kita
1
Alex Lanur OFM, Logika Selayang Pandang, (Yogyakarta: PENERBIT KANISIUS, 1983), hlm. 38.
2
http://kumakalah.blogspot.com/2015/04/penyimpulan-langsung.html, diakses pada tanggal 19 oktober 2018.
3
Benyamin Molan, Logika Ilmu Dan Seni Berpikir Kritis, (Jakarta: PT INDEKS, 2012), hlm 122.
4
F.Warsito Djoko S, LOGIKA, (Jakarta: PT INDEKS, 2011), hlm. 104.

3
tidak bisa bicara tentang sahih dan tidak sahih, melainkan tingkat probalitas. Karena
penyimpulan induktif hanya berujung pada tingkat probalitas itulah maka kebenaran-kebenaran
dari penyimpulan induktif selalu hanya bersifat sementara.5
Dalam fisika misalnya, ada hukum yang mengatakan bahwa logam kalau dipanaskan
akan memuai. Ini adalah kebenaran induktif karena itu kebenaran hukum fisika ini hanya pada
tingkat probalitas, karena kita tak pernah bisa membuktikannya dengan memanaskan semua
logam yang ada di dunia, yang dulu, maupun yang akan datang. Yang bisa kita buktikan hanya
sebagian data, dan mengandaikan bahwa apa yang terjadi secara berulang pada materi, kondisi,
dan persyaratan yang sama akan terjadi lagi bila materi, kondisi, dan persyaratan yang sama itu
terpenuhi.6
Ciri-ciri logika induktif antara lain:
1. Sintesis: Kesimpulan ditarik dengan mensintesakan kasus-kasus yang digunakan dalam
premis-premis.
2. General: Kesimpulan yang ditarik selalu meliputi jumlah kasus yang lebih banyak.
3. Aposteriori: Kasus-kasus yang dijadikan landasan argumen merupakan hasil pengamatan
inderawi.
Secara umum, logika induktif sulit untuk dibuktikan kebenaran/ke-reliable-annya dilihat dari
ciri-cirinya.7

C. Penyimpulan Deduktif
Dalam penyimpulan ini kita bertolak dari kebenaran-kebenaran yang bersifat universal ke
suatu kebenaran baru yang bersifar khusus/particular.8 Yang lebih khusus itu sudah termuat
secara implisit dalam pengetahuan yang lebih umum.9

5
Benyamin Molan, Logika Ilmu Dan Seni Berpikir Kritis, (Jakarta: PT INDEKS, 2012), hlm 122.
6
Ibid, hlm. 122-123
7
https://habib00ugm.wordpress.com/2011/01/22/logika-deduktif-dan-induktif/, diakses pada tanggal 19 oktober
2018
8
F.Warsito Djoko S, LOGIKA, (Jakarta: PT INDEKS, 2011), hlm. 105.
9
Alex Lanur OFM, Logika Selayang Pandang, (Yogyakarta: PENERBIT KANISIUS, 1983), hlm. 40.

4
Dalam penyimpulan deduktif yang benaar, kesimpulan atu konklusi selalu valid atau
sahih lantaran kesimpulan sebenarnya sudah terkandung dalam premis. Maka, kesimpulan yang
luruss dalam metode deduktif ini selalu sahih, bahkan dari materi yang tidak benar.
Ini tampak jelas dalam silogisme berikut:
Semua binatang mempuyai sayap
Semua mobil adalah binatang
Jadi, semua mobil mempunyai
Jika benar bahwa semua binatang mempunyai sayap dan benar juga bahwa semua mobil
adalah binatang, maka kesimpulan bahwa semua mobil mempunyai sayap itu sangat valid.10

Ciri-ciri dari logika deduktif adalah:

1. Analitis: Kesimpulan daya tarik hanya dengan menganalisa proposisi-proposisi atau premis-
premis yang sudah ada
2. Tautologies: Kesimpulan yang ditarik sesungguhnya secara tersirat sudah terkandung dalam
premis-premisnya
3. Apirori: Kesimpulan ditarik tanpa pengamatan indrawi atau operasi kampus.11

D. Penyimpulan Langsung
Penyimpulan langsung (Immediate Inference). Dalam penyimpulan ini, hanya ada satu
putusan atau proposisi sebagai premis. Dari satu premis yang menjadi dasar pemikiran itu
lagsung ditarik kesimpulan. Penyimpulan langsung meliputi antara lain: oposisi, konversi dan
obversi (yang terakhir tidak akan dibicarakan di sini).12
Penyimpulan yang hanya menggunakan satu proposisi saja sebagai premis. Dari satu
proposisi itu langsung bisa ditarik kesimpulan. Misalnya:
Semua mahasiswa lulus. Jika premis yang hanya terdiri dari satu proposisi ini ternyata
benar, bagaimana dengan kesimpulan yang ditarik sebagai berikut:

10
Benyamin Molan, Logika Ilmu Dan Seni Berpikir Kritis, (Jakarta: PT INDEKS, 2012), hlm. 121.
11
https://habib00ugm.wordpress.com/2011/01/22/logika-deduktif-dan-induktif/ diakses pada tanggal 19 oktober
2018.
12
F.Warsito Djoko S, LOGIKA, (Jakarta: PT INDEKS, 2011), hlm. 105.

5
Jadi,, sebagian mahasiswa lulus. Apakah konklusi ini salah atau benar? Ini yang akan
dibicarakan lebih lanjut dalam materi tentang penyimpulan oposisional atau perlawanan.
Contoh premis lainnya:
Semua batu tidak terapung di air. Jika ini benar bagaimana dengan kesimpulan saya
bahwa semua yang terapung di air itu adalah bukan batu. Konklusi ini benar atau salah?
Penyimpulan model ini akan dibicarakan lebih lanjut dalam model peyimpulan yang
disebut konversi atau pembalikan.13

E. Penyimpulan Tidak Langsung


Penyimpulan tidak langsung (Mediate Inference). Dalam penyimpulan ini konklusi ditari
dari dua atau lebih premis secara bersama-sama. Dengan demikian, satu kesimpulan baru
diturunkan dengan bantuan premis-premis lain yang sudah dikeahui kebenarannya. Dari
kebenaran-kebenaran yang sudah diketahui secara pasti, akal budi menemukan kebenaran baru
yang berbeda dengan kebenaran sebelumnya. Contoh penyimpulan induksi dan silogisme.14
Penyimpulan yang dilakukan dari premis yang proposisinya lebih dari satu. Misalnya:
Semua pejabat Negara adalah pelayan rakyat
Para menteri adalah pejabat Negara
Jadi, para menteri adalah pelayan rakyat.
Disini premisnya ada dua:
Semua penjabat Negara adalah pelayan rakyat
Para menteri adalah pejabat Negara
Dari dua premis itu ditarik satu konklusi;
Jadi, para menteri adalah pelayan rakyat.
Model penyimpulan ini akan dibicarakan dalam topik tentang beberapa model penyimpulan
sebagai silogisme.15

13
Benyamin Molan, Logika Ilmu Dan Seni Berpikir Kritis, (Jakarta: PT INDEKS, 2012), hlm. 127-128.
14
F.Warsito Djoko S, LOGIKA, (Jakarta: PT INDEKS, 2011), hlm. 106.
15
Benyamin Molan, Logika Ilmu Dan Seni Berpikir Kritis, (Jakarta: PT INDEKS, 2012), hlm. 128.

6
Selanjutnya kita akan membicarakan model penyimpulan langsung dalam topic tentang
oposisi (perlawanan), konversi (pembalikan) dan obversi. Kemudian model penyimpulan tidak
langsung dalam topik tentang silogisme. Oposisi dan konversi akan dibahas dalam bab ini,
sementara Silogisme akan dibicarakan khusuh dalam Bab 7.16

16
F.Warsito Djoko S, LOGIKA, (Jakarta: PT INDEKS, 2011), hlm. 106.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Penyimpulan adalah suatu kegiatan manusia yang tertentu. Dalam dan dengan kegiatan itu ia
bergerak menuju kepengetahuan yang telah dimilikinya dan berdasarkan pengetahuan yang
telah dimilikinya itu. disebut „kegiatan manusia‟ karena mencakup seluruh diri manusia,
meskipun akal budinya yang memegang tampuk pimpinan.
2. Penyimpulan induktif adalah penyimpulan yang dilakukan berdasarkan premis-premis
berupa kebenaran individual kemudian ditarik kesimpulan sebagai kebenaran baru dengan
cara analogi generalisasi. Disini tampak bahwa kesimpulan pada induksi selalu lebih luas.
Karena itu kebenaran yang dihasilkan juga hanya bersifat probabilitas.
Penyimpulan deduktif yaitu dalam penyimpulan ini kita bertolak dari kebenaran-kebenaran
yang bersifat universal ke suatu kebenaran baru yang bersifar khusus/particular. Yang lebih
khusus itu sudah termuat secara implisit dalam pengetahuan yang lebih umum.
3. Penyimpulan langsung (Immediate Inference). Dalam penyimpulan ini, hanya ada satu
putusan atau proposisi sebagai premis. Dari satu premis yang menjadi dasar pemikiran itu
lagsung ditarik kesimpulan.
Penyimpulan tidak langsung (Mediate Inference). Dalam penyimpulan ini konklusi ditari
dari dua atau lebih premis secara bersama-sama. Dengan demikian, satu kesimpulan baru
diturunkan dengan bantuan premis-premis lain yang sudah diketahui kebenarannya.

B. Saran
1. Jadi kita sebagai manusia yang berakal dapat menyimpulkan apapun sesuai dengan
pemikiran dan pengetahuan kita sendiri.
2. Dengan adanya penyimpulan induktif dan deduktif kita dapat memilih dan memilah
penyimpulan mana yang terbaik untuk kehidupan kita dan lingkungan kita.
3. Dari penyimpulan langsung dan penyimpulan tidak langsung kita dapat menarik kesimpulan
yang sudah diketahui kebenarannya.

8
DAFTAR PUSTAKA

OFM, Alex Lanur. Logika Selayang Pandang, Yogyakarta: PENERBIT KANISIUS, 1983.

Molan, Benyamin. Logika Ilmu Dan Seni Berpikir Kritis, Jakarta: PT INDEKS, 2012.

Djoko S, F.Warsito. LOGIKA, Jakarta: PT INDEKS, 2011.

https://habib00ugm.wordpress.com/2011/01/22/logika-deduktif-dan-induktif/.

http://kumakalah.blogspot.com/2015/04/penyimpulan-langsung.html.

Anda mungkin juga menyukai