Anda di halaman 1dari 18

DASAR DASAR LOGIKA

PENALARAN DAN PENYIMPULAN

OLEH
DESI RAHMADANI
A. LOGIKA VALIDITAS DAN KEBENARAN
PEMBAHASAN
B. HAKIKAT PENALARAN

C. KONVERSI, OBSERVASI, POSIBILITAS


DAN AKTUALITAS

D. SILOGISME KATEGORIK

E. SILOGISME HIPOTETIK

G. DILEMA
ALLPPT Layout Clean Text Slide

01 ➢ Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully designed.

➢ Easy to change colors, photos and Text.

ALLPPT Layout Clean Text Slide

02 ➢ Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully designed.

➢ Easy to change colors, photos and Text.

ALLPPT Layout Clean Text Slide

03 ➢ Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully designed.

➢ Easy to change colors, photos and Text.

Agenda ALLPPT Layout Clean Text Slide

04 ➢ Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully designed.

Infographic ➢ Easy to change colors, photos and Text.


LOGIKA VALIDITAS DAN KEBENARAN
PENGERTIAN
Logika disebut ilmu pengetahuan karena merupakan kumpulan
pengetahuan yang tersusun secara sistematik dan berdasarkan
hukum-hukum atau asas-asas yang harus ditaati supaya orang dapat
berpikir dengan tepat, teratur, dan lurus. Cara berpikir semacam ini
harus dilatih setiap saat sehingga kita dapat menjadi terampil.

Logika itu terutama berhubungan dengan validitas atau lurusnya


penalaran. Namun, selama sasaran logika adalah pembuktian
kebenaran, baik dari segi bentuk (validitas) maupun materinya
(kebenaran), maka sebuah argumen atau penalaran baru disebut logis
jika argumen atau penalaran itu valid dan sekaligus benar, tidak dapat
hanya valid saja.
Unsur Unsur Logika
1. Term
Term ialah gagasan atau sejumlah gagasan,
terdiri dari term subjek (S), term predikat (P)
dan term antara (M).

2. Proposisi
Proposisi disebut juga putusan,
keputusan,judgement, pernyataan, kalimat
logika.

3. Penadikan Kesipulan
a. Deduksi
b. Induksi
3. Manfaat Mempelajari Logika

Studi Logika mendidik kita berpikir jernih dan kritis.

Logika memungkinkan kita melaksanakan disiplin


intelektual yang diperlukan dalam menyimpulkan atau
menarik kesimpulan.

Logika membantu kita menginterpretasikan fakta dan


pendapat orang lain secara memadai.

Logika melatih kita tentang teknik-teknik menetapkan


asumsi dan implikasi.

Logika membantu kita mendeteksi penalaran-penalaran


yang keliru dan tidak jelas

Logika memancing pemikiran-pemikiran ilmiah dan


reflektif.
HAKIKAT PENALARAN
Semua bentuk penalaran selalu bertolak dari sesuatu
yang sudah ada atau sudah kita ketahui. Kita tidak mungkin
menalar bertolak dari ketidaktahuan. Selalu ada sesuatu yang
tersedia yang kita pergunakan sebagai titik tolak untuk menalar.
Titik tolak tersebut kita namakan ”yang telah diketahui”, yaitu
sesuatu yang dapat dijadikan sebagai premis, evidensi, bukti,
dasar, bahkan alasan-alasan dari mana hal ”yang belum
diketahui” dapat disimpulkan. Hal yang disimpulkan itulah yang
disebut KONKLUSI. Inilah kiranya yang merupakan alasan
mengapa penalaran dapat juga didefinisikan sebagai ”berpikir
konklusif’, ”berpikir untuk menarik kesimpulan”.

Jadi, penyimpulan dapat dimengerti sebagai sebuah


proses mental di mana kita bergerak dari satu proposisi atau
lebih menuju ke proposisi lain yang mempunyai hubungan
dengan proposisi yang sebelumnya. Ini merupakan proses
penggabungan ١ejumlah proposisi baru, yaitu konklusi, dapat
diturunkan darinya. Dengan kata lain, inilah yang merupakan
sebuah proses penarikan kesimpulan dari sebuah premis atau
kombinasi sejumlah premis.
Jenis-Jenis Penyimpulan
PENYIMPULAN LANGSUNG
penyimpulan di mana kita secara langsung dan begitu saja
menarik sebuah kesimpulan dari sebuah premis atau satu-
satunya premis yang ada.

PENYIMPULAN TIDAK LANGSUNG


proses penyimpulan di mana kita menarik sebuah kesimpulan
melalui dua premis atau lebih yang dipersatukan.
Perlawanan
Perlawanan (Oposisi atau perlawanan logika)
adalah pertentangan yang terdapat di antara dua
proposisi yang mempunyai subjek dan predikat
yang sama tetapi berbeda dalam kuantitas Hukum Hukum
dan/atau kualitasnya.
Perlawanan
Ada empat macam perlawanan logika, yaitu
perlawanan kontraris, perlawanan kontradiktoris, 1) Hukum-Hukum Perlawanan Kontraris
perlawanan subkontraris, dan perlawanan 2) Hukum-Hukum Perlawanan Kontradiktoris
subaltem 3) Hukum-Hukum Perlawanan Subaltern
4) Hukum-Hukum Perlawanan Subkontraris
KONVERSI, OBSERVASI,
POSIBILITAS DAN AKTUALITAS
Konversi atau Pembalikan adalah sebuah bentuk
penyimpulan langsung di mana subjek menjadi predikat
dan yang semula predikat menjadi subjek, tanpa
mengubah kualitas dan kebenaran yang terkandung di
dalamnya. Proposisi yang asli disebut Konvertend dan
proposisi kesimpulannya disebut Konverse.

Jenis- Jenis Pembalikan :


1. pembalikan sederhana
2. pembalikan aksidental

Hukum – Hukum Pembalikkan


• Hukum 1: Proposisi A hanya dapat dibalik menjadi
proposisi I.
• HUKUM 2: Proposisi E selalu dapat dlbalik karena dalam
proposisi negatif
• Hukum 3: Proposisi 1 hanya dapat diballk menjadi I lagi.
• Hukum 4: Proposisi O tidak dapat diballk.
Observasi
Obverst (juga disebut Equipollence,
Permutasi, Infinitum) adalah sebuah proses
penyimpulan langsung di mana sebuah proposisi Aktualitas dan Posibilitas
afirmatif dinyatakan secara negatif, dan
Aktualitas adalah gagasan yang menyatakan
sebaliknya proposisi negatif dinyatakan secara
afirmatif. Tujuan pola pikir obvervasi adalah tentang kesempurnaan yang saat ini dimiliki oleh
menegaskan proposisi yang asli dengan sebuah proposisi. Artinya, aktualitas menyatakan
menambahkan proposisi lainnya yang setara gambaran tentang kondisi, situasi, atau status
(ekuivalen) dan menjadikan proposisi yang kedua keberadaan tertentu atas suatu hal. Berbeda
dengan aktualitas, Posibilitas justru menyatakan
tersebut mempunyai makna persis sebagaimana
dimaksudkan pada proposisi yang pertama. gambaran bahwa kesempurnaan saat ini dan di
sini belum dimiliki sebuah proposisi.
SILOGISME KATEGORIK,
Silogisme kategorik adalah silogisme yang semua proposisinya
merupakan proposisi kategorik.

Hukum-hukum Silogisme Kategorik :


1. Apabila dalam satu premis partikular,
2. Apabila salah satu premis negatif, kesimpulan harus negatif juga,
3. Dari dua premis yang sama-sama partikular tidak sah diambil kesimpulan.
4. Dari dua premis yang sama-sama negatif, tidak menghasilkan kesimpulan apa pun, karena
tidak ada mata rantai yang menghubungkan kedua proposisi premisnya.
5. Paling tidak salah satu dari term penengah harus tertebar (mencakup).
6. Term-predikat dalam kesimpulan harus konsisten dengan term predikat yang ada pada
premisnya.
7. Term penengah harus bermakna sama, baik dalam premis mayor maupun premis minor.
8. Silogisme harus terdiri dari tiga term, yaitu term subyek, term predikat dan term middle.
Absah dan
Benar
Absah (valid) berkaitan dengan prosedur
penyimpulannya, apakah pengambilan konklusi
sesuai dengan patokan atau tidak. Dikatakan
valid apabila sesuai dengan patokan di atas dan
dikatakan tidak valid bila sebaliknya.

Benar berkaitan dengan proposisi dalam


silogisme itu, apakah ia didukung atau sesuai
dengan fakta atau tidak. Bila sesuai dengan
fakta, proposisi itu benar, bila tidak ia salah.

Keabsahan dan kebenaran dalam silogisme


merupakan suatu satuan yang tidak bisa
dipisahkan, untuk mendapatkan konklusi yang
sah dan benar.
Bentuk Bentuk
Silogisme 01 Medium menjadi subyek pada premis mayor
dan menjadi predikat premis pada premis
minor.

02
Medium menjadi predikat baik pada premis
mayor maupun premis minor.

03
Medium menjadi subyek pada premis mayor
Bentuk silogisme dibedakan atas maupun premis minor
letak medium (term penengah =
middle term) dalam premis. Ada
empat macam bentuk silogisme,
yaitu:
04 Medium menjadi predikat pada premis
mayor dan menjadi subyek pada premis
minor.
SILOGISME HIPOTETIK
Silogisme hipotetik adalah argumen yang premis mayornya berupa proposisi
hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi kategorik yang
menetapkan atau mengingkari term antecedent atau term konsekuen premis
mayornya.

Ada 4 (empat) macam tipe silogisme hipotetik:

1. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent,


2. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian konsekuennya,
3. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari antecedent,
4. Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekuennya,
SILOGISME DISYUNGTIF
Silogisme disyungtif adalah silogisme yang premis mayornya keputusan disyungtif
sedangkan premis minornya keputusan kategorikayang mengakui atau mengingkari
salah satu alternatif yang disebut oleh premi s mayor. Seperti halnya silogisme
hipotetik, istilah premis mayor dan premis minor di sini adalah secat.i analog, bukan
penggunaan semestinya.

Macam – Macam Silogisme Disyungtif


1. Silogisme disyungtif dalam arti sempit dan
2. silogisme disyungtif dalam arti luas.

Hukum-hukum Silogisme Disyungtif


1. Silogisme disyungtif dalam arti sempit, konklusi yang dihasilkan selalu benar,
apabila prosedur penyimpulannya valid,
2. Silogisme disyungtif dalam arti luas, kebenaran konklusinya
DILEMA
Dilema adalah argumentasi, bentuknya merupakan campuran antara
silogisme hipotetik dan silogisme disyungtif. Hal ini terjadi karena premis mayornya
terdiri dari dua proposisi hipotetik dan premis minornya satu proposisi disyungtif.

Cara Mengatasi dilema


1) Dengan meneliti kausalitas premis mayor.
2) Dengan meneliti alternatif yang dikemukakan.
3) Dengan kontra dilema.
4) Dengan memilih alternatif yang paling ringan.

Anda mungkin juga menyukai