1. Logika Deduktif:
Logika deduktif adalah jenis logika yang berfokus pada deduksi,
yaitu proses penarikan kesimpulan yang pasti dan logis dari premis-
premis yang diberikan. Dalam logika deduktif, jika premis-
premisnya benar, maka kesimpulannya juga pasti benar. Berikut
adalah contoh logika deduktif:
2. Logika Induktif:
Logika induktif adalah jenis logika yang berfokus pada induksi, yaitu
proses penarikan kesimpulan yang cenderung benar berdasarkan
bukti atau pengamatan yang ada. Dalam logika induktif, kesimpulan
yang dihasilkan tidak selalu pasti benar, tetapi hanya memiliki
tingkat kepercayaan yang tinggi. Berikut adalah contoh logika
induktif:
Pernyataan 1: Setiap kali saya meminum air dari botol itu, rasanya
segar.
Pernyataan 2: Teman-teman saya juga mengatakan bahwa air dari
botol itu segar.
Bukan Proposisi:
1. "Selamat pagi!"
Ini bukan proposisi karena tidak mengungkapkan pernyataan
yang dapat dinyatakan benar atau salah. Ini adalah ungkapan
salam yang umum digunakan pada pagi hari.
2. "Bagaimana kabarmu?"
Ini bukan proposisi karena merupakan pertanyaan yang
mengarah pada keadaan atau perasaan seseorang, bukan
pernyataan yang bisa benar atau salah.
4. "Oh, tidak!"
Ini bukan proposisi karena merupakan ungkapan emosi atau
ekspresi kejutan, bukan pernyataan yang dapat dinilai benar atau
salah.
5. Dalam perlawanan antar proposisi kita mengenai perlawanan: Kontraris,
Kontradiktoris, Subkontraris dan Subaltern
Dalam perlawanan antar proposisi, terdapat beberapa hubungan yang dapat terbentuk
antara proposisi-proposisi tersebut. Berikut adalah penjelasan tentang empat jenis
perlawanan antar proposisi yang diminta:
1. Kontraris:
- Definisi: Dua proposisi dikatakan kontraris jika keduanya tidak dapat benar secara
bersamaan, tetapi keduanya dapat salah secara bersamaan.
- Contoh:
- Pernyataan 1: Semua siswa suka matematika.
- Pernyataan 2: Tidak semua siswa suka matematika.
- Dalam contoh di atas, kedua pernyataan tidak dapat benar secara bersamaan karena
ada kemungkinan ada siswa yang tidak suka matematika, tetapi keduanya dapat salah jika
semua siswa tidak suka matematika.
2. Kontradiktoris:
- Definisi: Dua proposisi dikatakan kontradiktoris jika keduanya tidak dapat benar atau
salah secara bersamaan.
- Contoh:
- Pernyataan 1: Hari ini adalah hari Senin.
- Pernyataan 2: Hari ini bukan hari Senin.
- Dalam contoh di atas, kedua pernyataan tidak dapat benar atau salah secara bersamaan
karena jika salah satu benar, maka yang lainnya pasti salah.
3. Subkontraris:
- Definisi: Dua proposisi dikatakan subkontraris jika keduanya tidak dapat salah secara
bersamaan, tetapi keduanya dapat benar secara bersamaan.
- Contoh:
- Pernyataan 1: Beberapa siswa suka olahraga.
- Pernyataan 2: Beberapa siswa tidak suka olahraga.
- Dalam contoh di atas, kedua pernyataan tidak dapat salah secara bersamaan karena
minimal ada beberapa siswa yang suka atau tidak suka olahraga, tetapi keduanya dapat
benar jika ada beberapa siswa yang suka olahraga dan beberapa siswa yang tidak suka
olahraga.
4. Subaltern:
- Definisi: Dua proposisi dikatakan subaltern jika satu proposisi merupakan kebalikan atau
penyangkalan dari proposisi lainnya.
- Contoh:
- Pernyataan 1: Semua kucing adalah hewan peliharaan.
- Pernyataan 2: Beberapa kucing bukan hewan peliharaan.
- Dalam contoh di atas, pernyataan 2 merupakan penyangkalan dari pernyataan 1. Jika
pernyataan 1 benar, maka pernyataan 2 harus salah, tetapi jika pernyataan 1 salah,
pernyataan 2 dapat benar atau salah.
Perlawanan antar proposisi ini membantu dalam memahami hubungan logis antara
proposisi-proposisi yang berbeda dan memungkinkan analisis yang lebih mendalam
terhadap argumen atau pernyataan yang diajukan.
- Quantifier: Semua
- Term Subyek: anjing
- Term Predikat: hewan peliharaan
- Kopula: adalah
Dalam proposisi ini, "semua" merupakan quantifier yang menunjukkan bahwa pernyataan
berlaku untuk semua anggota kelas yang diwakili oleh term subyek, yaitu "anjing". "Hewan
peliharaan" merupakan term predikat yang menjelaskan karakteristik atau atribut yang
dikaitkan dengan term subyek. "Adalah" adalah kopula yang menghubungkan term subyek
dengan term predikat dan menyatakan bahwa mereka memiliki hubungan yang ditentukan
dalam pernyataan tersebut.
Proposisi ini menyatakan bahwa setiap anggota kelas "anjing" juga merupakan anggota
kelas "hewan peliharaan".