LOGIKA
DEDUKTIF-INDUKTIF
Kegiatan berpikir merupakan kegiatan mental (mental process) yang dilakukan oleh setiap orang dari
orang awam sampai pada ilmuwan. Kegiatan berpikir digunakan untuk dapat memahami sebuah
permasalahan dari yang termudah sampai yang tersulit atau dari pemikiran yang bersifat konkret sampai
kepada sesuatu yang bersifat abstrak dan konseptual. Yang membutuhkan keterampilan dan analisis
yang baik dalam memahami sebuah permasalahan sehingga didapatkan sebuah pengetahuan lewat cara
berpikir yang baik dan logis. Akan tetapi untuk mencapai sebuah pengetahuan yang baik, sebuah ilmu
pengetahuan yang kemanfaatanya dapat dirasakan oleh masyarakat umum secara luas. Kegiatan berpikir
ini membutuhkan kaidah/norma atau logika yang benar dalam memahami sebuah persoalan atau
memahami fenomena yang terjadi di alam sekitar kemudian menyimpulkanya baik dengan
menggunakan logika deduktif ataupun logika induktif.
Konsep filsafat adalah berpikir. Berpikir
secara logika berarti benar menurut
penalaran atau menggunakan logika
dalam berpikir, baik logik deduktif,
induktif maupun abduktif dengan benar.
01 02
LOGIKA DEDUKTIF LOGIKA INDUKTIF
Definisi Definisi
RUMUSAN MASALAH
03
Perbedaan logika
04
Peranan logika
Deduktif dan Induktif Deduktif dan Indukrif
Tujuan
TUJUAN
Obyek Logika menurut Aristoteles/ Yunani (384-322 SM)
Muhammad Zainuddin dalam
(Hidayat,2018), terdiri dari:
1. Obyek materiil: penalaran / cara berpikir Logika berpikir deduktif. Mengukur valid atau tidaknya
2. Obyek formal: hukum, prinsip, asas, suatu pemikiran/ aspek teoritis dan praktis. Berdasarkan
3. Produk berfikir (konsep, proposisi yang pada analisis bahasa dua premis dan satu kesimpulan
diekspresikan dalam bentuk ungkapan lisan dikenal dengan silogisme. Silogisme terdiri dari 3
atau tulisan) proposisi: premis mayor, premis minor dan konklusi
01
TEORI LOGIKA
DEDUKTIF
LIBRILIANTI KURNIA YUKI
California State University (2018), penalaran
deduktif di mulai dengan pernyataan umum, atau
hipotesis, dan memeriksa kemungkinan untuk
mencapai kesimpulan yang spesifik dan logis.
Mengacu pada pernyataan-pernyataan yang
merupakan kebenaran umum seperti hipotesis,
konsep, variabel dan teori, yang sudah dianggap
umum kebenarannya terpercaya.
Definisi Logika Deduktif berangkat dari teori umum kemudian ke
peristiwa-peristiwa khusus. Penalaran Deduktif adalah suatu kerangka atau
cara berfikir yang bertolak dari sebuah asumsi atau pernyataan yang bersifat
umum untuk mencapai sebuah kesimpulan yang bermakna lebih khusus. Ia
sering pula diartikan dengan istilah logika minor, dikarenakan
memperdalami dasardasar pensesuaian dalam pemikiran dengan hukum,
rumus dan patokanpatokan tertentu. Pola penarikan kesimpulan dalam
metode deduktif merujuk pada pola berfikir yang disebut silogisme. Yaitu
bermula dari dua pernyataan atau lebih dengan sebuah kesimpulan.
Pola penarikan kesimpulan dalam metode deduktif. Silogisme yaitu proses
penarikan kesimpulan menggunakan presmis yang biasa disebut premis minor
dan mayor. Yaitu bermula dari dua pernyataan atau lebih dengan sebuah
kesimpulan. Yang mana kedua pernyataan tersebut sering disebut sebagai
premis minor dan premis mayor. Serta selalu diikuti oleh penyimpulan yang
diperoleh melalui penalaran dari kedua premis tersebut. Namun kesimpulan di
sini hanya bernilai benar jika kedua premis dan cara yang digunakan juga
benar, serta hasilnya juga menunjukkan koherensi data tersebut.
● Contoh :
● Premis Mayor : Perbuatan yang
merugikan orang lain adalah Dosa
● Premis Minor : Menipu merugikan
orang lain
● Kesimpulan : Menipu adalah dosa
Pola berpikir Abduktif Contoh pola berpikir Abduktif
Penalaran abduktif menghasilkan beberapa kesimpulan, Premis: di pagi hari rerumputan basah
memilih tebakan yang paling tepat dari beberapa Kesimpulan: 1. semalam hujan turun
kesimpulan, bukan dari umum ke khusus atau dari 2. adanya embun
khusus ke umum tetapi melibatkan keduanya 3. ada yang menyiram
Sehingga hasil pemikiran kita/ orang lain yang paling tepat dan
mendekati adalah semalam hujan turun
PERBEDAAN LOGIKA
(necessarily follows the premises)
KESIMPULAN
baik deduktif maupun induktif bukan tidak memiliki kekurangan diantara
keduanya. Akan tetapi pemahaman yang benar terhadap kedua metode
tersebut memberikan arahan yang baik kepada seseorang dalam menarik
kesimpulan dari suatu pernyataan. Dan sebagai sintesa keduanya bisa saja
kedua metode tersebut digunakan secara terintegrasi untuk menutupi
kekurangan masing-masing metode agar validitasnya semakin baik.
02
POLA BERPIKIR
INDUKTIF
POLA BERPIKIR
BERPIKIR BERNALAR
Bernalar menggunakan
logika. Logika akan
sistematis menghubungkan
pengetahuan yang satu
dnegan pengetahuan lain
dalam pikiran secara
POLA BERPIKIR teratur.
sistemik
PERUBAHAN DEMI
PERUBAHAN
Sumber: Boeriswati, 2019
PROPOSISI PROPOSISI
Proposisi adalah sebuah hubungan sementara (tentative) antara beberapa argument yang
mengekspresikan sebuah penilaian atau opini
Argumen adalah serangkaian premis-premis yang berfungsi untuk menentukan tingkat kebenaran
pernyataan lain
Premis adalah asumsi-asumsi yang menunjukkan bahwa sesuatu itu benar dan berfungsi untuk
menyatakan bahwa apa yang diklaim oleh sebuah argumen dapat membenarkan sebuah kesimpulan
Kesimpulan dapat menjadi sebuah proposisim argument, atau premis bergantung fungsinya dalam
menyatakan sesuatu.
Proses penarikan kesimpulan disebut silogisme. Sumber: Boeriswati, 2019
POLA BERPIKIR INDUKTIF POLA BERPIKIR DEDUKTIF
Theory teori
Pattern konsep
Observation hypotesis
POLA BERPIKIR INDUKTIF
Umum
Kita tidak boleh mengeneralisasikan kesimpulan dari penalaran induktif,
jika tidak teruji dari waktu ke waktu dalam dunia empiris.
Proses Silogisme
Penalaran induktif yang logis dan kuat selalu didukung oleh premis-
premis yang kuat: pengamatan dalam waktu yang cukup, wawancara yang
mendalam, dan teknik yang tepat untuk mendapatkan data.
Spesifik
Berangkat dari fakta-fakta empirik menuju kesimpulan yang umum atau yang
lebih abstrak.
Akibat:
Nilai keterampilan menulis: siswa
memasukkan pola kalimat B1 dalam B2
Sebab:
Struktur kalimat B1 (bahasa Mandarin)
berbedan dengan B2
Contoh:
KESIMPULAN
POLA BERPIKIR INDUKTIF: LOGIKA STATISTIKA