Anda di halaman 1dari 27

FILSAFAT ILMU

DOSEN :
MELIA PEBRINA, SST, M. Keb
KONSEP LOGIKA
BAHASA
PENALARAN
BERFIKIR
LOGIKA INDUKTIF
LOGIKA DEDUKTIF
 Kata Logika berasal dari bahasa Yunani Logike dari kata Logos artinya
ucapan atau pengartian.
 Ucapan merupakan hasil proses berpikir.
 Berpikir artinya menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan
memutuskan sesuatu.
 Kata pengartian berarti proses, cara, perbuatan memberi arti.
 Dengan demikian maka logika merupakan hasil pertimbangan akal pikiran
yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa.
Pengertian rasional dan logis

Rasional: sesuatu yang masuk akal sesuai dengan hukum alam


Yang tidak sesuai dengan hukum alam berarti tidak rasional
Kebenaran diukur dengan hukum alam
Logis (logical): sesuatu yang masuk akal
Logis bisa sesuatu yang rasional (sesuai dengan hukum alam)
Logis bisa juga sesuatu yang supra-rasional (masuk akal,
meskipun tidak sesuai dengan hukum alam)
BAHASA
Bahasa merupakan wujud yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia, sehingga dapat
dikatakan bahasa adalah milik manusia yang muncul
dalam segala aspek dan kegiatan manusia.
Pikiran yang membentuk bahasa, tanpa pikiran bahasa
tidak akan ada.
Pikiranlah yang menentukan aspek-aspek sintaksis dan
leksikon bahasa bukan sebaliknya (Chaer, 2003: 51).
Sehingga berbicara tidak semata-mata menggunakan kata-
kata, melainkan suatu bahasa yang diilhami oleh pikiran
dan penalaran.
Melalui bahasa manusia bisa berpikir runtut dan sistemis
yang membantu manusia mengungkapkan apa yang ada di
pikirannya, sehingga pikiran dan bahasa adalah alat untuk
berlakunya aksi.
Fungsi bahasa dibagi empat, yaitu:
1. Fungsi kognitif, bahasa berfungsi untuk menerangkan suatu kebenaran
2. Fungsi emotif, bahwa bahasa berfungsi menerangkan aspek emosi atau perasaan
terdalam manusia
3. Fungsi imperatif, bahwa bahasa berfungsi memerintah atau mengontrol suatu
perilaku
4. Fungsi seremonial, fungsi menghormati orang lain, berdoa dan ritual lainnya
(Hidayat, 2006)
 Jika cermat dalam menggunakan bahasa, kita akan cermat pula dalam
berfikir karena bahasa merupakan cermin dari logika dan daya nalar
(pikiran).
 Hasil pendayagunaan daya nalar itu sangat bergantung pada ragam
bahasa yang digunakan.
 Pembiasaan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar akan
menghasilkan buah pemikiran yang baik dan benar pula
PENALARAN
Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam
menarik sesuatu kesimpulan yang berupa
pengetahuan.
Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk yang
berpikir, merasa, bersikap, dan bertindak. Sikap dan
tindakannya yang bersumber pada pengetahuan
yang didapatkan melalui kegiatan merasa atau
berpikir.
Penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan
dengan kegiatan berpikir.
Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam
menarik sesuatu kesimpulan yang berupa
pengetahuan.

Jadi penalaran merupakan salah satu atau proses


dalam berpikir yang menggabungkan dua pemikiran
atau lebih untuk menarik sebuah kesimpulan untuk
mendapatkan pengetahuan baru.
Menurut Suhartono Manusia mempunyai
kemampuan menalar, artinya berpikir secara logis dan
analitis.
Kelebihan manusia dalam kemampuannya menalar
dan karena mempunyai bahasa untuk
mengkomunikasikan hasil pemikirannya yang abstrak,
maka manusia bukan saja mempunyai pengetahuan,
melainkan juga mampu mengembangkannya.
Proses Berfikir
Awal mulanya proses logika
Hakikat berfikir : menjamin ketepatan dan
keseksamaan dari proses berfikir agar kesimpulan
yang akan diambil tidak keliru.
Proses berfikir ini : penggerak mental dari suatu hal
kepada hal yang lain atau dari yang belum kita
ketahui kepada yang sudah diketahui atau
sebaliknya.
Prinsip dasar Berfikir

1. Prinsip identitas : segala sesuatu


punya identitas
2. Prinsip pembatalan : kontradiksi
3. Prinsip penyisihan kemungkinan
ketiga
4. Prinsip alasan mencukupi :
sesuatu itu harus ada alasan
keberadaannya.
Proses berfikir

TIMBUL RASA DEFENISI


DALAM TIMBUL
SULIT /
BENTUK HIPOTESA
MASALAH
MASALAH

PEMECAHAN SECARA
RASIONAL
SIMPULKAN
(KUMPULAN
DATA/INFORMASI)

DITEMUKAN PEMECAHAN
MASALAH
Berpikir Ilmiah

Berpikir ilmiah yaitu bersikap skeptik, analitik dan kritik


Berpikir skeptik : selalu menanyakan bukti & fakta yg
mendukung pertanyaan
Berpikir analitik : selalu menganalisis setiap pertanyaan
atau persoalan
Berpikir Kritik : selalu mendasarkan pikiran atau
pendapat pada logika & mampu menimbang berbagai hal
secara obyektif berdasarkan data, dan analisis akal
sehat
DEFENISI LOGIKA ILMIAH

Logika Ilmiah

Suatu metode yang memberikan kemampuan


kita melaksanakan kerja berfikir dengan
semestinya (betul, lurus, sahih)

Kemampuan Menguasai metode


terbangun
apabila Terlatih

Deduktif
Logika Ilmiah
Induktif
LOGIKA INDUKTIF
Penalaran induktif : Penalaran induktif, kadang
disebut logika induktif, adalah penalaran yang
berangkat dari serangkaian fakta-fakta khusus untuk
mencapai kesimpulan umum.
BERFIKIR INDUKTIF
Teori

Pembentukan konsep baru

Generalisasi empiris

Pengukuran

Pengamatan
PENJELASAN KOMPONEN INDUKTIF
1. Pengamatan :
 Proses pengumpulan informasi/ data
 Wasit utama dlm proses ilmiah (nagel)
 Pencarian langsung yg dilakukan
2. Pengukuran.
 Proses yg dilakukan pada pengamatan
 Pengukuran sampel
 Estimasi parameter analisa dr pengukuran spt : meringkas, merata-ratakan
(statistik)
3. Generalisasi empiris
 Pengambilan kesimpulan dr pengamatan
 Sering disebut generalisasi statistik (kuantitaif)
4. Pembentukan konsep baru
5. Bisa melahirkan teori baru
PENGUJIAN HIPOTESA
Teori

Logika kesimpulan

Menerima/menolak hipotesa

Pengujian hipotesa
LOGIKA DEDUKTIF
 Penalaran deduktif : Penalaran deduktif adalah penalaran yang membangun atau
mengevaluasi argumen deduktif.
 Argumen dinyatakan deduktif jika kebenaran dari kesimpulan ditarik atau
merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya.
 Argumen deduktif dinyatakan valid atau tidak valid, bukan benar atau salah.
 Sebuah argumen deduktif dinyatakan valid jika dan hanya jika kesimpulannya
merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya.
 Fenomena Umum Khusus
 Deduksi = silogisme = konklusi
 Silogisme : Kategori
Bersyarat
Alternatif
PRINSIP Disjungtif
DASAR  Tahap berfikir deduktif :
1. Akumulasi informasi
BERFIKIR 2. Tahap eliminasi
DEDUKTIF 3. Tahap seleksi
4. Tahap integrasi
5. Tahap konklusi
 Contoh profesi : Manager,detektif dan
dokter
 Kelemahan Deduktif :
a. Kesalahan materil Kesalahan premis
b. Kesalahan formal Jalan deduksi tdk
benar
LOGIKA DEDUKTIF ( TEORI HIPOTESA INSTRUMEN DAN SKALA)

Teori

Deduksi Logis

Hipotesa

Penjabaran instrumen
Skala, Sampel
a. Teori
 Hubungan sistematis antara berbagai fenomena sosial alam
 Informasi ilmiah yg diperoleh dr hubungan berbagai proposisi.
 Sumber dr tulisan ,dokumen dan pengalaman para ahli.
 Teori sebagai petunjuk utk membangun hipotesa dan membantu mencapai
tujuan dan arah pengamatan

b. Hipotesa
 Kesimpulan sementara yg ditarik oleh pengamatan /peneliti.
 Rumusan yg menyatakan harapan ttg adanya hub. dua fakta atau
lebih
 Sumber hipotesa dr teori, hasil penelitian, pengalaman para ahli.
c. Deduksi Proses penarikan kesimpulan sementara (hipotesa)
dari suatu teori
d. Insrumentasi :
 Alat utk pengamatan
 Hanya mengunakan organ indrawi Obsevasi dan
mengunakan organ indrawi + teknologi BB, TB,Kadar debu .
 Skala pengukuran hasil pengamatan Mis :
Nominal,Interval,Ratio,Ordinal.
 Sampel Representatif dr populasi yg hendak digeneralisasi
Deduktif Induktif
Jika semua premis benar Jika premis benar,
maka kesimpulan pasti kesimpulan mungkin benar,
benar. tapi tak pasti benar.

Semua informasi atau fakta Kesimpulan memuat


pada kesimpulan sudah ada, informasi yang tak ada,
sekurangnya secara implisit, bahkan secara implisit,
dalam premis. dalam premis.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai