Anda di halaman 1dari 17

UNSUR - UNSUR MEMBANGUN

LOGIKA ILMIAH

PPT By:
Agnestya Nurul Fergita
Kegiatan Berpikir Logika
 Dalam kegiatan berpkir, terdapat 3 kegiatan akal budi (the mind) manusia
Coceptus, proposisi, dan penalaran.

 Tidak akan ada proposisi tanpa pengertian, dan tidak akan ada penalaran tanpa
proposisi.

 Kemudian dari tiga kegiatan akal budi tersebut, dapat disebut sebagai kegiatan
akal budi tingkat pertama I, kegiatan akal budi tingkat II, dan kegiatan akal budi
tingkat III.
Kegiatan Akal Budi
Apresi
Kegiatan akal budi Tingkat I
Sederhana
(The first operation of the mind)
Konsep

Kegiatan akal budi Tingkat II Judgment


(The second operation of the mind)
Proposisi

Penalaran
Kegiatan akal budi Tingkat I
(The third operation of the mind) Argumen
Konsep (Conceptus ; consepiere)

 Pengertian atau konsep sebagai bentuk pemikiran pertama, adalah sesuatu


yang sifatanya abstrak.
 Istilah konsep berasal dari bahasa latin (concipere) berarti mencakup,
mengandung, menyedot, menangkap.
 Konsep adalah hasil tangkapan intelektual atau akal budi manusia. Konsep =
ide.
 Istilah ide berasal dari bahasa yunani (eidos) yang ada atau yang muncul
dalam intelek (akal-budi) manusia
 Dengan demikian idea atau konsep menunjukan pada representasi atau
perwakilan dari objek yang ada di luar subjek (benda; peristiwa; hubungan;
gagasan)
Ciri Konsep

Ciri ini menunjukan kepada


Ciri esensial keadaannya. Intinya ciri ini adalah ciri
(ciri pokok, ciri primer yang tidak boleh tida ada pada pada
ia adalah ia
sebuah objek, bila ciri esensila hilang,
ciri hakikat)
maka objek itu bukan objek itu lagi.

Ciri Ciri eksidental


(ciri sampingan, ciri Pelengkap Sifatnya yang melekat pada esensi
secondair) objek.
Konsep (pengertian) a priori

 Merupakan pengertian yang sudah ada pada budi sebelum pengalaman

 Kemampuan ini adalah sudah ada sejak lahir, sebagai kemampuan modal
pokok

 Kedudukan kemampuan ini adalah sebagai teori, konsep ini berlaku umum
Konsep (pengertian) a posteriori

 Pengertian yang baru ada pada akal budi setelah pengalaman

 Jenis pengertian ini merupakan hasil pengamatan terhadap sesuatu

 Pengetahuan tahu sesudah mengalami

 Kedudukannya sebagai praktek, konsep ini berlaku khusus


Konsep  Definisi

 Pada kegiatan akal budi tingkat ini, secara langsung manusia melihat,
mempersepsi, menangkap atau mengerti sesuatu objek tertentu  ide atau
gagasan untuk mewujudkan sesuatu agar menjadi sebuah konsep

 Selanjutnya mengumpulkannya menjadi definisi, proses inilah yang dinamakan


memindahkan ke dalam kalimat, atau menuliskan dan mengucapkannya

 Rumusan defensi itu harus benarbenar mewakili (menggambarkan)


pengertian objek yang ada
Aturan Membuat Definisi

 Definisi dapat dibolak-balik antara konsep dan rumusannya, jika setelah


dibolak-balik tidak ditemukan konsep lain, maka defenis tersebut sudah tepat.
 Defenisi tidak boleh menggunakan bentuk negatif, dengan menggunakan kata
“tidak” atau “bukan”.
 Defenisi tidak menyebutkan konsep dalam rumusan, Contoh rumah sakit
adalah tempat merawat orang sakit.
 Defenisi tidak menggunakan kata kiasan, atau kata-kata yang tidak
mengandung artin ganda atau bias.
Proposisi (Pernyataan)

 Manusia dalam memberikan pengertian atau konsep itu tidak hanya satu yang
kemudian terbentuklah rangkaian konsep (betuk pemikiran tingkat ke-II)

 Dalam setiap proposisi itu mengandung benar-salah

 Proposisi disebut dengan fakta melalui observasi yang dapat diverifikasi


atau diuji kecocokannya secara empirik

 Proposisi dapat dikatakan sebagai sebuah pernyataan tentang hubungan yang


didalamnya berlangsung pengiyaan atau penyangkalan
Penalaran (reasoning ; redenering)

 Penalaran sebuah proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang


berupa pengetahuan.
 Istilah penalaran menunjukan kepada akal budinya, sedangkan istilah argumen
menunjukan kepada hasil atau kegiatan penalaran.
 Apabila materi untuk kegiatan penalaran bersumber pada rasio atau fakta,
maka kemudian dikenal dengan istilah rasionalisme
 Apabila fakta-fakta itu bersumber dari pengalaman manusia, maka paham ini
disebut dengan emperisme.
Unsur Dalam Membangun Proses Berpikir Ilmiah

Teori

Pemb. Logika Deduksi


Konsep Kesimpulan Logis

Generalisasi Menerima
Hipotesa Hipotesa
Empiris

Pengujian Penjabaran
Pengukuran instrumen,
Hipotesa
skala, sampel

Pengamatan
Prinsip Berpikir Deduktif

 Fenomena umum  Khusus


 Teori, hipotesa, intsrumen, skala Teori
 Tahap Berpikir
1. Akumulasi informasi Deduksi
2. Tahap eliminasi Logis
3. Tahap seleksi
4. Tahap integrasi
5. Tahap konklusi Hipotesa

Penjabaran
instrumen,
skala, sampel
Prinsip Berpikir Induktif

 Pengamatan proses pengumpulan informasi / data


 Generalisasi empiris dengan pengambilan kesimpulan dari pengamatan
 Pengukuran : Proses yang dilakukan pada pengamatan
1. Pengukuran sampel
2. Estimasi parameter analisa dari pengukuran (statistik)
 Pembentukan konsep baru
 Bisa melahrkan teori baru
Berfikir Indiktif

Teori

Pembentukan Konsep Baru

Generalisasi empiris

Pengukuran
DAFTAR PUSTAKA
Ainur Rahman Hidayat. (2018). Filsafat Berpikir. Pamekasa, Jawa Timur : Duta Media Publishing

Dr. Agustinus W. Dewantara, S.S., M.Hum. (2019). Logika Seni Berpikir Lurus. Madiun : Penerbit
Wina Press

Dr. H. Muhhamad Rakhmat., SH.,M.H. (2013). Pengantar Logika Dasar. Bandung : Penerbit Logoz

Dr. Musa Darwin Pane, S. H., M. H., Dr. Sahat Maruli Tua Situmeang, S. H., M. H. (2018). Asas –
Asas Berpikir Logika Dalam Hukum. Bandung : Penerbit Cakra
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai