Percobaan
BAB I. DASAR ILMU PENGETAHUAN
Definisi Pengetahuan
Definisi : kajian keilmuan yang tersistematis sehingga menjadi teori ilmiah-obyektif
( dapat dibuktikan secara empiris ) dan prediktif ( menduga hasil empiris yang bisa
diperiksa sehingga bisa jadi hasilnya bersesuaian atau bertentangan dengan realita
empiris).
Kajian Filsafat Ilmu dan Metode Penelitian
Pengetahuan bersumber dari “Idea”.
1. Ide merupakan cikal bakal kaum rasionalis
2. Empiris
3. Realistis
4. Material
Ditinjau dari hakikat usahanya maka dalam rangka menemukan kebenaran, pengetahuan terbagi menjadi
a. pengetahuan yang didapatkan melalui usaha aktif dari manusia untuk menemukan kebenaran, baik
secara nalar maupun lewat kegiatan lain seperti perasaan dan intusi.
b. Kedua, pengetahuan yang didapat tidak dari kegiatan aktif menusia melainkan ditawarkan atau
diberikan seperti ajaran agama.
Hakikat Manusia merupakan mahluk yang berpikir, merasa, bersikap dan bertindak.
Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik sesuatu kesimpulan yang berupa pengetahuan.
Sikap dan tindakan yang bersumber pada pengetahuan yang didapat melalui kegiatan merasa atau
berpikir.
Penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan dengan kegiatan berpikir dan bukan dengan
perasaan.
Ciri Penalaran :
1. suatu proses berpikir logis,
2. sifat analitik
3. Langkah kerangka berpikir
Penarikan kesimpulan dianggap benar jika penarikan kseimpulan dilakukan menurut cara tertentu tersebut.
Cara penarikan kesimpulan ini disebut dengan logika.
SUMBER PENGETAHUAN
Pada dasarnya terdapat dua cara yang pokok bagi manusia untuk mendapatkan pengetahuan yang benar.
pertama, mendasarkan diri pada rasional dan kedua mendasarkan diri pada fakta.
Tetapi kita tdk boleh mengesampingkan Intuisi dan Wahyu.
Intuisi merupakan pengetahuan yang didapat tanpa melalui proses penalaran tertentu, seperti ”orang yang
sedang terpusat pemikirannya pada suatu masalah tiba-tiba menemukan jawabannya.
Wahyu itu adalah salah satu dari wujud “Ketuhanan” dan ilham atau intuisi adalah termanifestaasikan dalam
diri para nabi dan rasul. Sehingga para agamawan mengatakan bahwa kitab suci (wahyu) merupakan sumber
ilmu pengetahuan yang disampaikan oleh manusia pilihan Tuhan kepada umat manusia.
Hubungan antara Metode Ilmiah dan Metode Rancob
Metode Ilmiah adalah studi terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan logis.
Metode Percobaan adalah salah satu metode ilmiah dalam pengumpulan data empiris untuk
memperoleh pengetahuan baru. Jadi metode ilmiah itu bermacam-macam jenisnya salah satunya
adalah metode percobaan.
PERUMUSAN
MASALAH
KHASANAH PENYUSUNAN
PENGETAHUAN KERANGKA
ILMIAH BERFIKIR
PERUMUSAN
HIPOTESIS
PENGUJIAN
DITERIMA HIPOTESIS DITOLAK
METODE ILMIAH
Metode Ilmiah
Kriteria Langkah
Dalam memahami serta memberi arti terhadap fenomena yang kompleks, harus digunakan prinsip analisis. Semua
masalah harus dicari sebab-musabab serta pemecahannya dengan menggunakan analisis yang logis. Fakta yang
mendukung harus dicari sebab-akibat dengan menggunakan analisis yang tajam.
4. Menggunakan hipotesis
Hipotesis harus ada untuk mengedepankan persoalan serta menyatukan jalan pikiran ke arah tujuan yang ingin dicapai
sehingga hasil yang ingin diperoleh akan mengenai sasaran dengan tepat. Hipotesis merupakan pengangan yang khas
dalam menuntun jalan pikiran peneliti.
5. Menggunakan ukuran objektif
Kerja penelitian dan analisis harus dinyatakan dengan ukuran yang objektif. Ukuran tidak boleh dengan mengira-
ngira atau menuruti hati nurani. Pertimbangan-pertimbangan harus dibuat secara objektif dan dengan
menggunakan pikiran yang waras.
3. Memformulasikan hipotesis.
Setelah diperoleh informasi mengenai hasil penelitian ahli lain yang ada sangkut-pautnya dengan masalah yang ingin
dipecahkan, maka tiba saatnya peneliti memformulasikan hipotesis penelitian. Hipotesis tidak lain dari kesimpulan
sementara tentang hubungan sangkut-paut antar variabel atau fenomena dalam penelitian. Hipotesis merupakan
kesimpulan tentatif yang diterima sementara sebelum diuji.
4. Mengumpulkan data
Bergantung dari masalah yang dipilih serta metode penelitian yang akan digunakan, teknik pengumpulan data akan
berbeda-beda. Jika penelitian menggunakan metode percobaan misalnya, data diperoleh dari plot-plot percobaan yang
dibuat sendiri oleh peneliti. Pada metode sejarah ataupun survei normatif, data diperoleh dengan mengajukan
pertanyaan kepada responden, baik secara langsung ataupun dengan menggunakan questioner.
5. Menganalisis serta memberikan interpretasi
Sebelum analisis dilakukan, data tersebut disusun lebih dahulu untuk mempermudah analisis. Penyusunan data dapat
dalam bentuk tabel ataupun membuat coding untuk analisis dengan komputer.Sesudah data dianalisis, maka perlu
diberikan tafsiran atau interpretasi terhadap data tersebut.
6. Membuat generalisasi dan kesimpulan
Kesimpulan dan generalisasi ini harus berkaitan dengan hipotesis. Apakah hipotesis benar untuk diterima, ataukah
hipotesis tersebut ditolak. Apakah hubungan antar fenomena yang diperoleh akan berlaku secara umum ataukah
hanya berlaku pada kondisi khusus saja. Saran apa yang dapat ditarik dari hasil penelitian dan bagaimana
implikasinya untuk kebijakan.
7. Membuat laporan
Kerangka Teoretis/Konsepsual
Mengumpulkan Data
Analisis Data
Penafsiran Data
Generalisasi
Kesimpulan
Meskipun pemberian perlakuan telah ditentukan dan keadaan lingkungan telah diatur dengan cermat, tidak akan
luput dari gangguan keragaman alami yang khas dimiliki oleh setiap objek serta berbagai pengaruh faktor luar
yang memang tidak dapat dibuat persis sama bagi setiap objek dalam percobaan.
Dalam hal ini, statistika dapat membantu peneliti untuk memisahkan dan mengusut apa saja yang menimbulkan
keragaman respons yang terjadi, berapa bagian yang di sebabkan oleh perlakuan, berapa bagian yang disebabkan
oleh lingkungan, dan berapa bagian yang ditimbulkan oleh berbagai pengaruh yang tidak dapat diusut dengan
jelas.
Terdapat tiga hal penting yang perlu diperhatikan dalam suatu percobaan: (Variabel)
Keadaan tertentu yang sengaja diciptakan untuk menimbulkan respons (Rancangan Perlakuan) / Kendali
Keadaan lingkungan serta keragaman alami objek yang dapat mengaburkan/mengacaukan penelaahan mengenai
respons yang muncul (Rancangan Percobaan/Lingkungan) / Bebas.
Respons yang diberikan oleh objek (dikenal dengan Rancangan Respons) / Bergantung
Rancangan Perlakuan
Perlakuan dapat diartikan sebagai suatu keadaan tertentu yang diberikan pada satuan percobaan dan berkaitan dengan
bagaimana perlakuan-perlakuan tersebut dibentuk (Faktor tunggal, Split plot, Split blok ,Faktorial,).
Umumnya perlakuan dirancang dalam bentuk silang (crossed) atau tersarang (nested)
Perlakuan dirancang dalam struktur silang (crossed) atau pola faktorial apabila setiap level dari salah satu
perlakuan tampak pada setiap level perlakuan lainnya. Misalnya: Jika Perlakuan A ada 6 level, dan
Perlakuan B ada 3 level, maka rancangan perlakuan silangnya sebagai berikut:
A
B
1 2 3 4 5 6
1 x x x x x x
2 x x x x x x
3 x x x x x x
A
1 2 3 4 5 6
B B B B B B
123 123 123 123 123 123
xxx xxx xxx xxx xxx xxx
Apabila Perlakuan A dan Perlakuan B juga crossed terhadap Perlakuan C (misal: 2 level):
C
1 2
A A
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
B B B B B B B B B B B B
123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
Perlakuan B bersarang (nested) dalam Perlakuan A jika level yang berbeda dari perlakuan B muncul satu kali dalam
salah satu level Perlakuan A, sebagai contoh:
1 2 3 4
B B B B
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
x x x x x x x x x x x x
Jenis perlakuan menurut sifatnya, ada 2, yaitu:
kualitatif; misalnya nilai obesitas, derajat infeksi, dll
kuantitatif; misalnya dosis obat, volume obat, dll
Jenis Perlakuan menurut jumlahnya, ada 2, yaitu:
Faktor tunggal; hanya satu faktor yang diteliti.
Faktorial; terdiri dari 2 atau lebih perlakuan.
Prinsip utama
rancangan percobaan
Pengacakan
pengulangan
Pengendalian lokal
Prinsip Dasar dari Rancangan Percobaan
1. Pengulangan
Pengulangan adalah perlakuan yang muncul lebih dari satu kali dalam suatu percobaan.
Jika dalam suatu percobaan setiap perlakuan hanya muncul satu kali atau mempunyai
ulangan tunggal maka kita tidak dapat menduga galat dalam percobaan (galat: kesalahan
antara nilai sebenarnya dengan nilai yang diestimasi).
Tujuan dari pengulangan adalah untuk meningkatkan ketelitian karena jika jumlah
ulangan semakin banyak atau bertambah maka akan semakin meningkatkan ketelitian,
agar tidak salah dalam pengambilan keputusan karena pengulangan dapat menambah
cakupan penarikan kesimpulan, dapat mengendalikan ragam galat.
2. Pengacakan
Pengacakan adalah proses memasangkan masing masing level
pada tiap faktor dengan acak dalam sebuah percobaan. Pengacakan
dilakukan sebagai jaminan akan peluang yang sama bagi setiap satuan
percobaan untuk mendapat suatu perlakuan. Lebih jauh lagi, tanpa
pengacakan hampir semua rumusan statistika yang diterapkan dalam
analisis akan menjadi tidak valid karena digunakannya asumsi independensi
dalam setiap pengaruh galat yang muncul. Tanpa pengacakan tidak ada
jaminan bagi munculnya kovarians antar galat.
.
3. Pengendalian Tempat Percobaan
Menentukan perlakuan-perlakuan pada petak percobaan atau mengendalikan
keragaman yang muncul akibat keheterogenan kondisi lingkungan pada suatu
percobaan agar objek yang diteliti adalah objek yang homogen. Pengendalian lokal
dapat dikerjakan melalui cara : perancangan percobaan dengan melakukan
pengelompokan, menggunakan kovariabel atau variabel tambahan, memilih ukuran
satuan-satuan percobaan
Teknik Pengambilan Sampel
Sampel ?
Populasi
adalah
Sampel sesuatu hal
adalah yang dijadikan Populasi
sebagian sebagai unit N
dari analisis
Sampel
populasi penelitian n
Populasi bisa berupa
kumpulan manusia
atau benda
Alasan Pengambilan Sampel
1. Keterbatasan waktu, biaya, tenaga
yang dimiliki peneliti.
Jumlah
Sampel
Karak-
teristik
sampel
Ketika peneliti
bermaksud untuk
menggeneralisasikan Ketika peneliti
hasil penelitiannya tidak bermaksud untuk
maka ambilah sampel menggeneralisasikan
secara acak dan hasil penelitiannya
representatif atau ketika jumlah
populasi tidak di-
ketahui secara pasti
maka ambilah sampel
secara tidak acak
Teknik pengambilan sampel
Kalkulator / komputer
Penelitian Eksperimental
Menurut Supranto J (2000) untuk penelitian eksperimen
dengan rancangan acak lengkap, acak kelompok atau
faktorial, secara sederhana dapat dirumuskan:
(t-1) (n-1) > 15
dimana : t = banyaknya kelompok perlakuan
n = jumlah replikasi
Contoh Kasus Rumus Besar Sampel
Penelitian Eksperimen
Contohnya: Jika jumlah perlakuan ada 4 unit
(P1,P2,P3,P4), maka jumlah ulangan untuk
tiap perlakuan dapat dihitung:
(4 -1) (n-1) > 15
(n-1) > 15/3
n > 56
Jumlah sampel total yg diambil = 4x6 = 24 ekor (20ekor)
Sampel Acak Sederhana
Jika setiap unsur dalam populasi dianggap sama (homogen)
oleh peneliti. Atau perbedaan-perbedaan yang ada dalam setiap
unsur populasi tidak dianggap penting oleh peneliti, dan jumlah
unsur dalam populasi tidak begitu banyak.
Langkah-langkah :
1. Susun kerangka sampling
2. Tetapkan jumlah sampel
3. Tentukan alat pengambilan sampel
4. Pilih sampel sampai dengan jumlah sampel terpenuhi
Sampel Acak Distratakan
Jika unsur populasi heterogen Mis. heterogen dalam jenis kelamin,
pendidikan, pendapatan, status pekerjaan, dlsb; dan keanekaragaman
tersebut bermakna bagi analisis penelitiannya maka agar tidak
terambil hanya dari kelompok/strata tertentu saja, gunakan cara ini.
Langkah-langkah :
1. Susun kerangka sampling.
2. Bagi kerangka sampling ke dalam strata yang
dikehendaki.
3. Tentukan jumlah sampel secara keseluruhan.
4. Tentukan jumlah sampel dalam setiap stratum.
5. Pilih sampel dari setiap stratum secara acak.
Catatan : dalam menentukan jumlah sampel di setiap statum, dapat dilakukan
secara proporsional atau tidak proporsional
Sampel Sistematis
Jika jumlah unsur dalam populasi sedemikian besar dan dianggap
homogen, dan ketika peneliti tidak mempunyai alat pengambilan
sampel secara acak yang baik, pakailah cara ini. Peneliti menentukan
unsur dalam populasi yang “keberapa” yang akan diambil
sebagai sampel
Langkah-langkah :
1. Susun kerangka sampling
2. Tetapkan jumlah sampel yang akan diambil.
3. Tentukan kelas interval (k) dengan cara membagi jumlah
unsur dalam populasi dengan jumlah sampel yang
dikehendaki. Mis : N = 50000 orang, n = 500 orang maka
k = 10.
4. Pilih sampel ke satu dengan cara acak – mengundi unsur
populasi yang kesatu s/d kesepuluh. Kalau sampel kesatu
jatuh ke unsur populasi ketiga, maka sampel kedua adalah
unsur populasi yang ke 13
4. Selanjutnya pilih sampel berikutnya : no 23, 33, 43, 53, dst.
Sampel gugus
Jika yang akan diambil sebagai sampel adalah sekelompok orang,
bukan individual, maka sampel gugus bisa digunakan. Misalkan
ingin meneliti kinerja dosen berdasarkan fakultas.
Langkah-langkah :
1. Susun kerangka sampling yang unsurnya adalah gugus
(kelompok)
2. Tentukan berapa gugus yang akan diambil sebagai sampel
3. Pilih beberapa gugus yang akan dijadikan sampel dengan
cara acak
4. Telitilah setiap unsur yang dalam gugus
(dalam kasus/contoh di atas, telitilah kinerja dosen di setiap
fakultas, lalu cari rata-ratanya )
Sampel Wilayah
Ketika peneliti dihadapkan pada situasi di mana unsur populasi
tersebar di berbagai wilayah yang relatif saling berjauhan, maka
cara pengambilan sampel wilayah dapat diterapkan. Misalkan,
peneliti ingin mengetahui pandangan masyarakat Jawa Timur
terhadap program Inseminasi Buatan.
Langkah-langkah :
1. Susun kerangka sampel yang menggambarkan wilayah-
wilayah. Mis. Propinsi Jawa Timur yang
lengkap dengan Kota/Kabupaten, Kecamatan, dan Desa.
2. Tentukan wilayah yang akan dijadikan sampel – Kota/Kabupaten?,
Kecamatan?, Desa?
3. Tentukan berapa wilayah yang akan dijadikan sampel
4. Pilih wilayah yang akan dijadikan sampel dengan cara acak
5. Telitilah semua unsur sampel yang ada dalam
wilayah sampel penelitian.
Jika masih terlampau banyak, bagilah lagi wilayah penelitian
ke dalam wilayah yang lebih kecil lagi – misalnya “desa”
Sampel Tidak Acak
Langkah-langkah :
1. Tetapkan secara khusus populasi penelitian
2. Tetapkan jumlah sampel yang akan diambil
3. Pergilah ke tempat yang banyak terdapat unsur populasi
4. Bagikanlah kuesioner kepada setiap unsur populasi
yang dijumpai
Sampel berdasarkan
pertimbangan tertentu
Peneliti menentukan suatu unsur dalam populasi
dijadikan sampel, berdasarkan pertimbangan tertentu,
yaitu karena “kaya akan
informasi”