NIM: 2019031095
Jawab :
1. Sistematik
Sistematik berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai
dengan pola dan kaidah yang benar. Pelaksanaannya dimulai dengan menemukan masalah
penelitian, merumuskannya, dilanjutkan dengan langkah-langkah lain yang lebih kompleks
dan diakhiri dengan penyusunan laporan penelitian.
Masing-masing langkah tersebut harus pula dilaksanakan menurut pola tertentu, agar
diperoleh hasil penelitian yang dapat dipertanggung jawabkan.
2. Logik
Suatu penelitian ilmiah harus logik, yaitu dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empirik.
Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau hukum yang menjadi kaidah
bekerjanya akal yaitu logik. Prosedur penalaran yang dipakai adalah prosedur induktif (cara
berpikir untuk menarik kesimpulan secara umum dari berbagai kasus individual) dan
deduktif (cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang
umum). Akhir-akhir ini sudah dikombinasikan kedua jenis prosedur penalaran tersebut
menjadi prosedur penalaran yang dinamakan deducto hypothetico verivicatif.
3. Empirik
4. Replikatif
Suatu penelitian yang pernah dilaksanakan harus dapat diuji kembali oleh peneliti lain dan
harus memberikan hasil yang sama apabila dengan metode, kriteria dan kondisi yang sama.
Oleh karena itu, penyusunan definisi operasional variabel penelitian merupakan langkah
yang penting agar peneliti lain yang ingin mengulangi penelitian tersebut dapat mengetahui
dengan pasti metode, kriteria, maupun kondisi yang dimaksud peneliti pertama.
2. Jelaskan apa saja langkah dalam penelitian hipotesisdeduktif dengan menyertakan contoh
Jawab :
Tujuh langkah dalam metode penelitian hipotesis-deduktif yang diambil dari sebuah
rintangan-rintangan yang terjadi yaitu:
1. Pengamatan
Pengamatan pada masalah adalah proses pertama dalam penelitian, dalam proses ini
peneliti harus mengamati kasus yang terjadi untuk mengetahui seperti apa kasus yang
akan di teliti.
Proses mencari informasi tentang hal yang di amati guna untuk mengetahui sebab dan
penyebab terjadinya kasus tersebut, dalam proses pengumpulan informasi peneliti dapat
mengumpulkan informasi dengan cara observasi, kuesioner, interview, studi dokumentasi
dan lain-lain kepada sumber-sumber yang relevan. Setelah peneliti mengetahui atau
mendapatkan informasi maka peneliti dapat mengartikan factor-faktor yang telah di
identifikasi dalam tahap pengumpulan informasi dengan memilahnya bersama dalam
beberapa cara yang bermakna (Sekaran,2006).
3. Perumusan Teori
Perumusan teori dalah usaha untuk menggabungkan semua informasi dalam cara yang
logis, sehingga faktor-faktor yang berkaitan dengan masalah dapat di konseptualisasi dan
diuji. Kerangka teoritis yang dirumuskan sering dituntut oleh pengalaman dan intuisi.
Pada langkah ini, variabel kritis diuji kontribusi dan pengaruhnya dalam menjelaskan
mengapa masalah terjadi dan bagaimana hal tersebut dapat diselesaikan.
4. Penyusunan Hipotesis
Penyusunan hipotesis adalah langkah logis selanjutnya setelah perumusan teori. Dari
jaringan asosiasi teori diantara variabel, hipotesis atau perkiraan tertentu yang dapat diuji
pun bisa dihasilkan. Pengujian hipotesis disebut penelitian deduktif (deductive).
Terkadang, hipotesis yang tidak dirumuskan secara orisinil dihasilkan melalui proses
induksi (induction).
Setelah menyusun hipotesis, data yang terkait dengan setiap variabel dalam hipotetis
perlu dikumpulkan. Dengan kata lain, pengumpulan data ilmiah lebih lanjut adalah
diperlukan untuk menguji hipotesis yang dihasilkan dalam studi. Data dalam setiap
variabel dalam kerangka teoritis dimana hipotesis yang dihasilkan juga harus
dikumpulkan. Data tersebut kemudian menjadi dasar untuk analisis data lebih lanjut
(Sekaran, 2006).
6. Analisis Data
Analisis data adalah data yang diperoleh dari berbagai sumber yang dikumpulkan dan
dianalisis secara statistik untuk melihat apakah hipotesis terbukti yang bertujuan untuk
mengungkapkan data apa yang masih perli dicari, hipotesis apa yang perlu diuji,
pernyataan apa yang perlu dijawab, metode apa yang harus digunakan untuk
mendapatkan informasi baru dan kesalahan apa yang harus segera diperbaiki.
7. Deduksi
Deduksi adalah proses tiba pada kesimpulan dengan meninterprestasikan arti dari hasil
analisis data (Sekaran, 2006). Misalnya jika ditemukan dari hasil analisis data bahwa
memberikan discount serta hadiah dengan meningkatkan konsumen, maka seseorang
dapat menarik kesimpulan bahwa untuk meningkatkan kepuasan konsumen, cara
penjualan dan pemasaran harus memberikan dan menampilkan lebih baik.
Jawab :
Deduksi berarti penarikan kesimpulan dari keadaan yang umum atau penemuan yang
khusus dari yang umum. Dengan demikian, metode deduksi (atau penalaran
deduktif ,logika deduktif, deduksi logis atau logika “atas-bawah”) adalah proses
penalaran dari satu atau lebih pernyataan umum (premis) untuk mencapai kesimpulan
logis tertentu. Metode deduksi akan membuktikan suatu kebenaran baru berasal dari
Contoh :
Induksi adalah cara mempelajari sesuatu yang bertolak dari hal-hal atau peristiwa khusus
untuk menemukan hukum. (Kamus umum bahasa Indonesia hal. 444 W.J.S.
Induksi adalah ilmu eksakta mengumpulkan data – data dalam jumlah tertentu, dan atas
dasar itu menyusun suatu ucapan umum. Observasi dan eksperimen dilakukan untuk
mengenai gejala-gejala dengan tepat dan saksama, sedang hipotesis dan induksi membuat
rumusan dari hukum-hukumnya.
Contoh
• Seorang guru mengadakan eksperimen bersama siswanya tentang pemuaian pada logam.
Besi memuai setelah dipanaskan. Nikel memuai setelah dipanaskan. Tembaga memuai
setelah dipanaskan. Kuningan memuai setelah dipanaskan. Baja juga memuai setelah
dipanaskan.
4. Apakah yang dimaksud dengan penelitian tindakan serta gambarkan sebuah situasi spesifik
dimana penelitian tindakan diperlukan.
Jawab :
Penelitian tindakan adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan
nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang 'dicoba sambil jalan' dalam mendeteksi
dan memecahkan masalah.